Professional Documents
Culture Documents
SISTEM RESPIRASI
‘‘Edema Paru”
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnyalah sehingga kami dari kelompok V dapat
menyelesaikan tugas makalah sistem respirasi yang berjudul “EDEMA PARU”.
Namun kami manusia yang penuh dengan kekurangan menyadari akan
ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari teman-teman dan dari dosen mata
kuliah yang bersangkutan, demi kesempurnaan makalah kami.
Lebih dan kurangnya kami mengucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................5
B. Rumusan Masalah..................................5
C. Tujuan Penulisan....................................6
A. Pengkajian ..............................................17
B. Diagnosa Keperawatan............................18
C. Intervensi.................................................18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
pulmonary edema/ ACPE) Sering terjadi dan berdampak merugikan dan
mematikan dengan tingkat kematian 10-20 %.9
B. Rumusan Masalah
5
4. Bagaimana konsep dasar medis dan konsep dasar keperawatan
yang dapatdi berikan pada gejala penyakit Edema Paru pada
masyarakat?
5. Apakah diagnosa pertama pada penderita edema paru ?
C. Tujuan Penulisan
1. Makalah Askep Disusun untuk memenuhi tugas Di Kampus
2. Makalah Askep Dibuat untuk mengetahui kensep dasar medis dan
konsep dasar keperawatan yang terutama
3. Makalah Askep Dibuat untuk mengetahui diagnosa apa yang
pertama kita lakukan berserta intervensi seoerang perawat
4. Makalah Askep Dibuat untuk diketahui benar atau salahnya
penulisan yang dilakukan para mahasiswanya
6
BAB II
Acute lung oedema atau edema paru akut adalah akumulasi cairan
di paru-paru secara tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravascular.
Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran cairan dari darah ke ruang
intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi aliran, cairan
kembali ke darah atau melalui saluran limfatik.
B. Etiologi
1. Ketidakseimbangan :
a. Peningkatan tekanan kapiler paru
1) Peningkatan tekanan vena paru tanpa adanya gangguan
fungsi ventrikel kiri (stenosis mitral).
2) Peningkatan tekanan vena paru sekunder oleh karena
gangguan fungsi ventrikel kiri.
3) Peningkatan tekanan kapiler paru sekunder oleh karena
peningkatan tekanan arteria pulmonalis.
b. Penurunan tekanan onkotik plasma
Hipoalbuminemia sekunder oleh karena penyakit ginjal, hati,
penyakit dematologi atau penyakit nutrisi.
c. Peningkatan tekanan negative intersial :
1) Pengambilan terlalu cepat pneumothorak atau efusipleura.
2) Tekanan pleura yang sangat negatif oleh karena obstruksi
saluran nafas akut bersamaan dengan peningkatan end
7
expiratory volume (asma).
2. Perubahan permeabilitas membran alveolar-kapiler (AdultRespiratory
Distress Syndrom)
a. Pnemonia (bakteri, virus, parasit)
b. Bahan toksik inhalasi (phosfat, chlorine, asap teflon, NO,
dsb)
c. Bahan asing dalam sirkulasi (bisa ular, endotoksin bakteri)
d. Aspirasi asam lambung
e. Pneumonitis radiasi akut
f. Bahan vasoaktif endogen (histamin, kinin)
g. Disseminated Intravascular Coagulation
h. Imonologi : pneumonitis hipersensitif, obat nitrofurantoin,
leukoaglutinin
i. Shock paru oleh karena trauma di luar thoraks
j. Pankreatitis perdarahan akut
3. Insufisiensi Limfatik :
a. Post Lung Transplant
b. Lymphangitic Carcinomatosis
c. Fibrosing Lymphangitis (silicosis)
4. Tak diketahui/tak jelas
a. High Altitude Pulmonary Edema
b. Neurogenic Pulmonary Edema
c. Narcotic overdose
d. Pulmonary embolism
e. Eklampsia
f. Post Cardioversion
g. Post Anesthesia
h. Post Cardiopulmonary Bypass
8
Dari klasifikasi di atas edema paru dapat disebabkan oleh banyak
penyakit. Untuk pengobatan yang tepat tentunya harus diketahui penyakit
dasarnya.
C. Manifestasi Klinis
1. Stadium 1 :
Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen
akan memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit peningkatan
kapasitas difusi gas CO. Keluhan pada stadium ini mungkin hanya berupa
adanya sesak nafas saat bekerja .adanya ronkhi pada saat inspirasi
karena terbukannya saluran nafas yng tertutup pada saat inspirasi.
2. Stadium 2 :
3. Stadium 3:
9
pada kasus yang berat dapat terjadi huperkania dan acute respiratory
academia.
D. Patofisiologi
Dalam keadaan normal di dalam paru terjadi aliran yang kontinyu dari
cairan dan protein intravaskuler ke jaringan interstitial dan kembali ke
sistem aliran darah melalui saluran limfe yang memenuhi hukum starling
Q= K (Pc-Pt)-d (c-t).
10
Kejadian tersebut akan menimbulkan lingkaran setanyang terus
memburuk oleh sebab-sebab berikut :
11
E. Penyimpangan KDM
Kardiogenik Non
Edema
Kardiogen
paru
ik
Peningkatan
tekanan sekunder Kadar Infeksi
gangguan fungsi albumin paru
ventrikel kiri & arteri menurun
pulmonalis
Cairan keluar/ Pneumonia
Hipertensi merembes % ARDS
pulmonal dari pembuluh
darah
Reaksi
Beban Terjadi penimbunan
infeksi
jantung cairan diruang
meningkat intersisial antara
Gagal alveoli& pembuluh Membran paru Produksi
jantung darah meradang dan sekret
berlubang meningkat
Terhambatnya
aliran darah,
Suplai O2 Cairan keluar Gangguan
sebagian tertahan
terhambat masuk alveoli bersihan
diparu dan jantung
jalan napas
Cardiac
output Gangguan
menurun Kapasitas pertukaran
difusi gas
Paru berisi
menurun
cairan
Suplai O2 Sesak
periver
menurun
12
F. Penatalaksanaan Medis
1. Diagnosis banding edema paru kardiak dan nonkardiak
Pemeriksaan klinik:
Akral dingin Akral hangat
S3 gollop kardiomegali Pulsasi nadi meningkat
Dislensi vena jugularis Tidak terdengar gallop
Ronkhi basah Tidak ada distensi jugularis
Ronkhi kering
Terdapat penyakit dasar(peritonitis)
Test laboratorium : EKG:biasanya normal
Ekg iskhemiainfark Ro:distribusi edema perifer
Distribusi edema perifer Enzim jantung biasanya normal
Enzim jantung mungkin Tekanan diastolic arteri
meningkat pulmonalis<18mmhg
Tekanan diagnostic arteri
pulmonalis>18 mmhg
Cairan edema protein Cairan edema atau serum protein
serum<0,5 intapulmonary >0,7
shunting:meningkat ringan. Intrapulmo shunting:sangat
meningkat
13
sesak nafas yang berat pulsusparadoksus, lebih enak posisi duduk
dan wheezing merata yang menyulitkan auskultasi jantung. Pada
asma bronkhiale terdapat riwayat serangan asma yang sama dan
biasanya penderita susah tahu penyakitnya. Selama serangan akut
penderita tidak selalu banyak berkeringat dan hipoksial arterial
kalau ada tidak cukup menimbulkan sionosis. Dada nampak
hiperekspansi, hipersonor dan penggunaan otot pernapasan
sekunder nampak nyata. Wheezing nadanya lebih tinggi dan
musical, suara tambahan lain seperti ronkhi tidak menonjol.
Penderita edema paru akut sering mengeluarkan banyak keringat
dan sianotik akibat adanya desaturasi darah arteri dan penurunan
aliran darah ke kulit. Perkusi paru sering redup, tidak ada
hiperekspansi, pemakaian otot pernafasan sekunder juga tidak
begitu menonjol dan selain wheezing terdengar ronkhi basah.
Gambaran radiologi paru adanya gambaran edema paru yang
membedakan dengan asma bronkiale.
14
Pada Ingat Miokard akut jaringan otot yang sehat berkurang,
sedangkan kardiomiopati kongestif terdapat gangguan
kontraksi miokardium secara umum.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiografi
2. Laboratorium
3. Foto Thoraks
4. Ekokardiografi
15
H. Prognosis
Hingga saat ini mortalitas akibat edema paru akut termasuk yang
disebabkan kelainan kardiak masih tinggi. Setelah mendapatkan
penanganan yang tepat dan cepat pasien dapat membaik dengan cepat
dan kembali pada keadaan seperti sebelum serangan. Kebanyakan dari
mereka yang selamat menyatakan sangat kelelahan pada saat serangan
tersebut. Diantara beberapa gejala edema paru ini terdapat tanda dan
gejala gagal ginjal.
Prognosis jangka panjang dari edema paru akut sangat tergantung dari
penyakit yang mendasarinya, misalnya infark miokard akut serta keadaan
komorbiditas yang menyertai seperti diabetes melitus atau penyakit ginjal
terminal. Sedangkan prediktor dari kematian dirumah sakit antara lain
adalah : Diabetes, disfungsi ventrikel kiri,hipotensi atau syok dan
kebutuhan akan ventilasi mekanik.
16
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien:
Umur: Klien dewasa dan bayi cenderung mengalami
dibandingkan remaja/dewasa muda.
2. Riwayat masuk
a. Klien biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas,
cianosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi atau
tidak. Kesadaran kadang sudah menurun dan dapat terjadi
dengan tiba-tiba pada trauma. Berbagai etiologi yang
mendasar dengan masing-masing tanda klinik mungkin
menyertai klien.
b. Riwayat penyakit dahulu prediksi penyakit sistemik atau
berdampak sistemik seperti sepsis, pancreatitis, penyakit
paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan serta
penyakit ginjal mungkin ditemui pada klien.
3. Pemeriksaan fisik
a. Sistem Integumen
Subyektif: -
Obyektif : Kulit pucat, cianosis, turgor menurun(akibat
dehidrasi sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat,
kemerahan.
b. Sistem pulmonal
Subyektif: Sesak napas, dada tertekan, cengeng
Obyektif: Pernapasan cuping hidung, Hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot
jantung pernapasan, pernapasan diafragma dan perut
17
meningkat, laju pernapasan meningkat, terdengar strindor,
ronchi pada lapang paru.
c. Sistem kardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah
vasokontriksi, kualitas darah menurun, denyut jantung tidak
teratur, suara jantung tambahan.
d. Sistem neurosensori
Subyektif : Gelisah, penurunan kesadaran,kejang
Obyektif : GCS menurun,refleks menurun/normal,letargi
e. Sistem Muskuloskeletal
Subyektif : Lemah, cepat lelah
Obyektif :Tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi
paru dan penggunaan otot aksesoris pernapasan.
f. Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : Produksi urin menurun/normal.
g. Sistem Digesif
Subyektif : Mual, kadang muntah
Obyektif :Konsistensi feses normal/diare
h. Laboratorium penunjang
Hb : Menurun/normal
Analisa gas darah : Acidosis respiratorik, penurunan kadar
oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal.
Elektrolit: Natrium/kalsium menurun/normal.
B. Diagnosa keperawatan
18
Kriteria : suara nafas bersih, ronchi tidak terdengar pada seluruh
lapang paru.
Rencana Tindakan :
19
mungkin
menunjukan adanya
perlengketan jalan
nafas.
Berilah Lavase cairan garam faal Untuk memfasilitasi
6.
sesuai indikasi pembuangan secret.
Memfasilitasi
pengencaran dan
7. Beri fisioterapi dada sesuai indikasi pengeluaran secret
menuju bronkus
utara.
Memfasilitasi
pengeluaran sekret
8. Beri bronkodilator
menuju broncus
utama
Ubah posisi, lakukan postural
9.
drainage
20
Priode penyapihan
Monitor AGD atau oksimetris selama rawan terhadap
2.
priode penyapihan. prubahan status
oksigenasi.
Dalam berbagai kondisi,
Kaji apakan posisi tertentu
ketidaknyamanan dapat
3. menimbulkan ketidaknyamanan
mempengaruhi klinis
pernafasan.
penderita.
Hipoksia dan
hyperkapnea ditandai
dengan adanya gelisah
Monitor tanda hipoksia dan dan penurunan
4.
hyperkapnea. kesadaran, asidosis
hyperventilasi,
biaporesis dan keluhan
seksak meningkat
21
komunikasi yang sulit
antara klien dan perawat
2. Berikan bel atau papan catatan Sebagai media
serta alat tulis untuk komunikasi komunikasi antara klien
dan perawat.
3. Ajukan pertanyaan tertutup Menghindari komunikasi
tidak efektif
4. Yakinkan pasien bahwa suara akan Mengurangi kecemasan
kembali bila endotrakela dilepas yang mungkin timbul
akibat kehilangan suara
22
infeksi nosokomial
6. Palpasi sinus dan lihat membrane Perubahan membrane
mukosa selama demam yang tidak mukosa dan adanya
diketahui sebabnya. sinusitis mungkin
menjadi indikasi adanya
infeksi pernapasan.
7. Monitor tanda vital terhadap tanda Infeksi dapat dilihat dari
infeksi. tanda umum/khusus
organ
23
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Asus/Documents/Edema%20Paru/9368-22233-1-SM.pdf
file:///C:/Users/Asus/Documents/Edema%20Paru/6320-12312-2-PB.pdf
24