You are on page 1of 8

PENUGASAN INDIVIDU :

1. Liat Hal. 72 di BPKM Manajemen keperawatan


BAB 1 : Devita, Siti annisa nur andani, Tahir
BAB 2 : Lutfiah, Endah, Pander

Sekretaris : Rini
Bendahara : Naili

Pengumpulan : Kamis, 13 Juni 2019, Sudah disatukan oleh RINI, dan dikirim ke
phyanhyun@gmail.com

MASING_MASING TULIS DI KERTAS FOLIO


Peran sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Anggota Tim
(Tapi tulisnya jangan digabung kertasnya antara kepala ruangan, ketua tim, dan anggota tim.
Di Beda2in)
a. Peran sebagai kepala ruangan
1) Fungsi:
a) Menentukan standar pelaksanaan kerja.
b) Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim.
c) Supervisi dan evaluasi tugas staf.
2) Uraian Tugas:
a) Perencanaan:
· Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.
· Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
· Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
· Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktifitas dan kebutuhan
pasien.
· Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
· Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
· Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian dan ketenagaan:
· Merumuskan metode penugasan keperawatan.
· Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan.
· Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
· Membuat rentang kendali diruang rawat.
· Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat roster dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan kondisi pasien.
· Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan dalam bentuk diskusi,
bimbingan dan penyampaian informasi.
· Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan
· Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
· Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
· Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c) Pengarahan:
· Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
· Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan keperawatan dan
fungsi-fungsi manajemen.
· Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan
keperawatan pasien.
· Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
· Melalui supervisi:
- Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pengamatan sendiri
atau laporan langsung secara lisan dari ketua tim.
- Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
- Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu juga.
· Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
· Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas dengan baik.
· Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan.
· Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan:
· Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
pasien.
· Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim dan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana keperawatan yang telah
disusun.
· Memberi umpan balik kepada ketua tim.
· Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
· Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
· Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik, pseudo demokartik,
situasional, dll
f) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.

b. Peran sebagai ketua tim


1) Peran
a) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh
kepala ruangan.
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota tim/pelaksana.
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota tim/pelaksana.
e) Menyelenggarakan konferensi
2) Uraian Tugas:
a) Perencanaan:
· Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala ruangan.
· Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota tim/pelaksana.
· Menyusun rencana asuhan keperawatan.
· Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
· Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan.
· Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
· Mengorientasikan pasien baru.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian dan ketenagaan:
· Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
· Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota tim/pelaksana sesuai dengan
perencanaan terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan.
· Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien.
· Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
· Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana.
· Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada anggota tim/pelaksana.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c) Pengarahan:
· Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
· Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
· Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
· Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan tugasnya dengan baik,
tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan kebutuhan pasien.
· Memberi teguran kepada anggota tim/pelaksana yang melalaikan tugas atau membuat
kesalahan.
· Memberi motivasi kepada anggota tim/pelaksana.
· Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d) Pengawasan:
· Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan anggota tim/
pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien.
· Melalui supervisi: melihat/ mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan dan catatan
keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta menerima/ mendengar laporan secara
lisan dari anggota tim/pelaksana tentang tugas yang dilakukan.
· Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu juga.
· Melalui evaluasi:
- Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
- Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan tugas.
- Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap.
· Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana.
· Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
· Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
· Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e) Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik, pseudo demokartik,
situasional, dll
f) Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.

c. Peran sebagai anggota tim/ pelaksana:


1) Perencanaan:
a) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima tugas.
b) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
c) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
d) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
e) Menerima pasien baru.
f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

2) Pengorganisasian dan ketenagaan:


a) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
b) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
c) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
d) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
e) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim/ pelaksana lainnya.
f) Melaksanakan asuhan keperawatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan.

3) Pengarahan:
a) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas setiap anggota tim/
pelaksana.
b) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan keperawatan.
c) Menerima pujian dari ketua tim.
d) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas atau membuat kesalahan.
e) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
f) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
g) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
4) Pengawasan:
a) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses evaluasi serta terlibat
aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.
b) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.

CONTOH BAB 1 (SILAHKAN DIKEMBANGKAN)


Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara
sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam
pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci, yang dibuktikan oleh
kenyataan bahwa 40-60 % pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan
hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit
maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. (Wiwiek, 2008)
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard
professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.
Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu
melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan
di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan perawatan. Manajemen
pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari sumber
daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang
dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999). Sedangkan menurut
Gillies (1986), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan
keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian.
Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan
teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang
bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa
setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar profesi
yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara
wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi
pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata
nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik. (Arwani, 2002)
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral pelayanana keperawatan, asuhan
keperawatan yang bermutu hanya dapat dicapai dengan pengelolaan asuhan keperawatan
yang profesional. Model pemberian asuhan keperawatan merupakan salah satu pendekatan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesional yang menjamin terwujudnya
kesinambungan dalam pemberihan asuhan keperawatan dan akuntabilitas. (Nursalam,
2002)
Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka dalam pengelolaan asuhan keperawatan
profesionalnya menerapkan model pemberian asuhan keperawatan dengan metode TIM,
melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat terwujud pemberian
asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap terhadap pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan mampu
memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial peserta
didik keperawatan selain mendapatkan materi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
juga melakukan praktek langsung di lapangan. Mahasiswa Program Profesi Ners, Program
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
melakukan praktek Stase Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Ruang Nusa
Indah RSUD Majalengka dengan arahan pembimbing klinik dan pembimbing akademik.

1.1 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan di
Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka mahasiswa mampu melakukan pengelolaan
pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab dan
menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman keperawatan selama
4 minggu di Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang keperawatan,
unsur input, unsur proses dan unsur output.
2. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur proses
dan unsur output.
3. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan masalah
tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
4. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah disusun.
1.2 Manfaat Penulisan
1.3.1 Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi ners
dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara
langsung.
1.3.2 Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang Nusa Indah RSUD
Majalengka untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang
mangacu kepada model praktek keperawatan profesional (MPKP).

You might also like