Professional Documents
Culture Documents
STROKE IINFARK
UJIAN KASUS
Kelemahan anggota
Keluhan utama:
gerak kanan
± 4 jam SMRS pasien mengalami kelemahan
anggota gerak kanan, muncul secara perlahan, pada
saat pasien beraktivitas.
Riwayat Kebiasaan
• Merokok : diakui sejak pasien remaja, 1 hari
menghabiskan ± 1 bungkus/12 batang.
• Minum Alkohol : disangkal
• Aktivitas kurang : disangkal
• Olahraga : pasien jarang olahraga
Anamnesis Sistem
Sistem • Nyeri kepala (-), penurunan kesadaran (-), pelo (-),
Serebrospinal perot (-), kejang (-)
Sistem • pucat (-), leher tegang (-), akral hangat (-), kebiruan
Kardiovaskuler (-), nyeri dada (-)
Vital Sign
• Tekanan darah : 150/60mmHg
• Nadi : 96 x/menit
• RR : 28 x/menit
• Suhu : 36,70C
• BB : 58 Kg
• TB : 155 cm
Status Lokalis
• CA (-/-), edema
• Ukuran/Bentuk: palpebra (-/-), • Bentuk normal
normocephal/ • Pupil: bentuk • Pembesaran
mesocephal, bulat , D= 3mm, KGB (-)
deformitas (-), isokor, reflek • JVP meningkat
hematoma (-) cahaya (+/+), (+5)
isokor, eye
movement (+)
Ekstremitas
– Cara berpikir : baik
– Orientasi : baik
– Perasaan hati : baik
– Tingkah laku : normoaktif Status Psikis
– Ingatan : baik
– Kecerdasan : baik
STATUS NEUROLOGI
• N. II (Optikus)
• N. III (Okulomotorius)
• N. IV (Troklearis)
• N. V (Trigeminus)
• N. VI (Abducens)
• N. VIII (Vestibulokoklearis)
• N. VII (Facialis)
Kerutan kulit dahi +/+
Kedipan mata +/+
Lipatan naso-labial +/+
Sudut mulut +/+
Mengerutkan dahi +/+
Mengerutkan alis +/+
Menutup mata +/+
Meringis +/+
Menggembungkan pipi +/+
Tiks fasial -/-
Lakrimasi +/+
Daya kecap lidah 2/3 depan +/+
Refleks Gabella -/-
Tanda Chovstek -/-
Bersiul +/+
• N. IX (Hipoglossus)
• N. X (Vagus)
• N. XI (Ascessorius)
• N. XII (Glossopharingeus)
PEMERIKSAAN MOTORIK
1) Badan
2) Anggota Gerak Atas
3) Anggota Gerak Bawah
(-)
Koordinasi, Langkah dan
Keseimbangan
• Cara berjalan : N
• Tes Romberg : (-)
• Diadokokinesis : (-)
• Finger to finger test : (+)
• Finger to nose test : (+)
• Nose finger to nose test : (+)
• Ataksia : (-)
• Dismetri : (-)
• Nistagmus : (-)
• Rebound phenomen : (-)
Fungsi Otonom :
• Tremor (-)
• Atetosis (-) • Miksi : dbn
• Defekasi : dbn
• Keringat berlebihan : (-)
Gerakan Abnormal • Berdebar – debar : (-)
:
Resume Pemeriksaan Fisik
6) Gerakan :
Terbatas/Bebas 7) Tonus R.Fisiologi
Terbatas/Bebas
1) Kesadaran : ↑ + ↑ +
compos mentis, Kekuatan otot:
444/555 ↑ + ↑ +
GCS E4V5M6
444/555
4) JVP meningkat
3) Pupil: bentuk
(+5), Pemeriksaan 9) Meningeal Sign :
bulat, D= 3mm,
Thoraks : kesan Kaku kuduk (-)
isokor, reflek
batas jantung
cahaya (+/+),
melebar
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis • Hemiparese Dekstra lesi UMN
Klinis • Hemihipestesia Dextra
Head
EKG CT Scan/
Arteriografi
Foto Rontgen
Thoraks PA
PENATALAKSANAAN
Non-
Medikamentosa
PROGNOSIS
Disability
Death :dubia Disease :dubia
:dubia ad
ad bonam ad bonam
bonam
Discomfort Dissatisfaction
:dubia ad :dubia ad
bonam bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Stroke iskemik ialah stroke yang disebabkan oleh
sumbatan pada pembuluh darah
servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak
oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis,
emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik
yang menimbulkan gejala serebral fokal,
terjadi mendadak, dan tidak menghilang
dalam waktu 24 jam atau lebih (Goetz, 2007).
Penyebab Stroke Infark
RIND
• Defisit neurologis akan menghilang dalam waktu
(Reversible Ischemic lebih dari 24 jam tapi kurang dari 21 hari
Neurologik Deficit)
• Penglihatan ganda (
nervus III,IV dan VI)
• Rasa baal di wajah
(nervus V)
• Kelemahan pada bagian
wajah ( nervus VII)
• Vertigo ( nervus VIII)
• Disfagia ( nervus IX dan X)
• Disartria
• Ataxia
• Kelemahan pada
ekstremitas
Serangan stroke jenis apa pun akan menimbulkan defisit
neurologis yang bersifat akut (De Freitas et al., 2009)
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Infark serebri
Emboli serebri
DIAGNOSIS KLINIS
• Untuk menegakkan diagnosis stroke, terlebih
dahulu dilakukan anamnesis mengenai gejala
awal, perkembangan gejala, riwayat penyakit
sebelumnya, faktor risiko yang ada, pengobatan
yang sedang diajalani. Berikutnya adalah
melakukan pemeriksaan neurologis lengkap
untuk mengetahui kemungkinan letak lesi.
• Pemeriksaan CT Scan kepala merupakan
pemeriksaan gold standar untuk menegakkan
diagnosis stroke (Rumantir, 2007).
• Diagnosis stroke emboli biasanya ditegakkan
secara inferensi. Pada beberapa kasus
ditemukan adanya obstruksi arteri melalui
pemeriksaan arteriografi. Penemuan yang
mendukung ke arah diagnosis stroke emboli
adalah awitan yang akut dan ditemukannya
sumber emboli (Harsono, 2005).
DIAGNOSIS BANDING
Ensefalitis, Neoplasma
Migrain
meningitis, otak
Transient
Ischemic
Attack (TIA)
Laboratorium
• Pemeriksaan darah
perifer lengkap,laju
endap darah, hitung Roentgen Toraks Elektrokardiografi
trombosit, masa
perdarahan, masa
pembekuan.
• Gula darah dan profil Duplex sonografi
lipid Karotis/ Trans
CT Scan / MRI otak
• Ureum, kreatinin, asam Cranial Doppler
urat, kolesterol total: (atas indikasi)
HDL/LDL, trigliserida,
fungsi hati : SGOT/SGPT,
urin lengkap
• Bila perlu pemeriksaan MRA (atas indikasi) EEG (atas indikasi)
gas darah dengan
elektrolit (Natrium,
Kalium)
PENATALAKSANAAN
Rehabilitasi
Pengobatan
Khusus
Pengobatan
Umum
Pengobatan Umum Stroke Infark
Letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala dan dada pada satu bidang;
ubah posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila
Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu
150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama.
Hipoglikemia (kadar gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala)
diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus
dicari penyebabnya.
Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan
sesuai gejala.
Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik
≥220 mmHg, diastolik ≥120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) ≥
130 mmHg (pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau
didapatkan infark miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal.
Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik ≤ 90 mm Hg, diastolik ≤70 mmHg,
diberi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan
500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum
terkoreksi, yaitu tekanan darah sistolik masih < 90 mmHg, dapat diberi
dopamin 2-20 μg/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥ 110 mmHg.
Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelanpelan selama 3 menit, maksimal
100 mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan per oral (fenitoin,
karbamazepin).
Dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus
dilakukan pemantauan osmolalitas (<320 mmol); sebagai alternatif, dapat
diberikan larutan hipertonik (NaCl 3%) atau furosemid.
Pengobatan Khusus
Prevensi
Prevensi primer
sekunder.
PROGNOSIS
10% penderita stroke
25% pulih dengan
mengalami pemulihan
kelemahan minimum
hampir sempurna
15% langsung
meninggal setelah
serangan stroke
BAB III
PEMBAHASAN
• Pasien Tn. P S, usia 70 Vital Sign dan
tahun, datang ke rumah
sakit dengan keluhan Pemeriksaan Fisik
mengalami kelemahan
anggota gerak kanan • Vital Sign, TD:
• RPD: hipertensi, baru 150/60mmHg, N:96
diketahui oleh pasien 1 x/menit, RR:28 x/menit,
bulan terakhir, pasien S: 36,7°C
tidak rutin berobat. • JVP meningkat (+5),
• Riwayat Kebiasaan Pemeriksaan Thoraks :
pasien adalah merokok kesan batas jantung
(+), pasien juga jarang melebar
berolahraga
Anamnesis
Pemeriksaan Neurologi
• Nervi cranialis: parese N.I (N.Olfactorius)
• Gerakan : Terbatas/Bebas
Terbatas/Bebas
• Kekuatan otot: 444/555
444/555
• Tonus :↑/+ R.Fisiologi : ↑/+
↑/+ ↑/+
• R.Patologi : Babinski (-/-)
• Meningeal Sign : Kaku kuduk (-)
Faktor Resiko
Hipertensi Merokok
Stroke Infark
Pemeriksaaan Nervi Cranialis
Pemberian obat2
anti‐thrombotik
Pemberian
antikoagulansia :
Fisioterapi /
rehabilitasi
Prognosis Stroke Ischemic
• Stroke dapat mempengaruhi tidak hanya pada fisik pasien,
tetapi mental dan emosional atau kombinasi ketiganya. Efek
dari stroke tergantung ukuran dan lokasi lesi di otak. Beberapa
kecacatan yang diakibatkan oleh stroke diantaranya paralisis,
mati rasa, gangguan bicara dan gangguan penglihatan
• Umur : prognosis jelek pada usia lanjut.
• Spasme, hipertensi, dan perdarahan ulang, semuanya
merugikan bagi prognosis
Daftar Pustaka
• Adams DH, Shaw S. Leukocyte-endothelial interactions and regulation of leukocyte migration.
Lancet 1994; 343: 831-836.
• AHA (American Heart Association/American Council on Stroke). Guidelines for Prevention of
Stroke in Patients with Ischemic Stroke or Transient Ischemic Attack. Stroke 2006;37:577-617.
• Albers GW, Caplan LR, Easton JD, et al.; for the TIA Working Group. Transient ischemic attack:
proposal for a new definition. N Engl J Med .2002;347:1713-1716.
• Becker KJ. Inflammation and acute stroke. Curr Opin Neurol. 1998;11:45-49
• Brown, M.M. Stroke : Epidemiology and Clinical Features. Medicine Int .2000. 4: 45-52.
• Burns DM. Epidemiology of smoking-induced cardiovascular disease. Prog. Cardiovasc. Dis.,
2003.46: 11- 29.
• Bustan, MN. Epidemiologi: Penyakit tidak menular. Jakarta:Rineka Cipta .2007.hal 79-99
• Challa V. Atherosclerosis of the Cervicocranial arteries. In Toole JF (ed) Cerebrovascular
disorders. 5th edition. Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, 1999.
• Cheung BM, Lauder IJ, Lau CP, Kumana CR. Meta-analysis of large randomized controlled trials
to evaluate the impact of statins on cardiovascular outcomes. Br J Clin Pharmacol
2004;57:640-651.
• Chalmer, J.. Global Impact of stroke. Heart Disease ; 2000.2 : S13-S17.