Professional Documents
Culture Documents
( TRANSDERMAL )
OLEH :
KELOMPOK VI
RACHMAH ISLAMI
NURHAINUN IBRAHIM
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
TRANSDERMAL
sediaan farmasi/obat berupa krim, gel atau patch (koyo) yang digunakan pada
pelangsing).
diberikan secara oral bisa memberi efek samping yang tidak diinginkan. Misalnya
efek penggumpalan darah akibat estrogen oral, atau iritasi lambung pada obat-obat
Kulit yaitu organ terbesar dari tubuh manusia dengan tebal 0,5 - 5 mm yang
Struktur kulit manusia terdiri dari tiga lapisan yang masing-masing tersusun dari
berbagai jenis sel dan memiliki fungsi bermacam-macam. Ketiga lapisan itu adalah
lain stratum basale, stratum spinosum, stratum granulosum dan stratum korneum.
Di bagian dalam lapisan epidermis terdapat sel-sel berbentuk kubus yang cepat
membelah diri sementara sel-sel di lapisan luar mati dan menggepeng. Sel-sel
epidermis berikatan erat satu sama lain melalui desmosom titik yang berhubungan
Komponen utama epidermis adalah protein keratin yang dihasilkan oleh sel-
sel keratinosit. Keratin adalah bahan yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi serta
tidak larut dalam air. Keratin mencegah hilangya air tubuh dan melindungi
Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel
ini mengenali zat asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan memulai
Lapisan yang menyusun epidermis dari yang terdalam hingga paling luar:
a. Stratum basale
Lapisan yang terdiri dari lapis tunggal sel muda yang tidak terdiferensiasi dan
b. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri dari sel berbentuk poligonal masih memiliki nukleus dan organel
namun mengandung filamen keratin lebih banyak dibandingkan sel yang ada di
stratum basale. Antar sel dihubungkan oleh desmosom yang dapat pecah sehingga
c. Stratum granulosum
Lapisan ini merupakan tempat terjadinya aktivitas biokimia dan perubahan bentuk
morfologi sel sehingga pada zona ini terdapat campuran sel yang hidup dengan sel
lapisan spinosum yang bergerak pada zona transisi menjadi molekul serat keratin
d. Stratum korneum
Lapisan terluar dari kulit ini merupakan barier pertama untuk difusi zat-zat termasuk
air. Memiliki ketebalan 10-20 µm saat kondisi kering dan dapat menebal saat
kondisi basah. Tersusun atas 10-25 lapisan sel yang kompak, rata, kering dan sel
keratin. Sel-sel lapisan stratum korneum secara fisiologi tidak aktif dan akan selalu
digantikan dari lapisan epidermis di bawahnya. Kulit manusia terdiri dari 10-70
folikel rambut dan 200-250 kelenjar keringat untuk setiap cm2 luas tubuh. Bagian
kulit yang mengandung komponen di atas hanya 0,1 % dari total luas kulit manusia,
walaupun demikian zat asing terutama yang larut dalam air kemungkinan dapat
berpenetrasi ke dalam kulit melalui bagian kulit tersebut lebih cepat dibandingkan
kontak dengan stratum korneum.
kekuatan), 4 % serat elastin (untuk peregangan) dan 0,4 % serat retikulin. Serat-
serat kolagen dan elastin tersusun secara acak dan menyebabkan dermis teregang
dan memiliki daya tahan. Asam hialuronat yng disekresikan oleh sel-sel jaringan
ikat memiliki mekanisme kerja melapisi protein dan menyebabkan kulit menjadi
pembuluh limfe, folikel rambut serta kelenjar keringat dan sebasea (minyak).
Pembuluh darah dalam lapisan ini berfungsi sebagai regulator temperatur dan
tekanan serta menyalurkan dan membuang bahan makanan serta sisa ekskresi.
Pada dermis pula terdapat sel mast yang mengeluarkan histamin selama
Lapisan yang terletak dibawah dermis ini terdiri dari lemak dan jaringan ikat
yang berfungsi sebagai peredam kerja dan insulator panas. Selain itu lapisan ini
ABSORPSI PERKUTAN
Absorpsi perkutan adalah masuknya molekul obat dari luar kulit ke dalam
jaringan di bawah kulit untuk kemudian memasuki sirkulasi dalam darah. Molekul
obat yang berkontak dengan kulit dapat terpenetrasi dengan tiga jalur penetrasi
potensial, yaitu melalui kelenjar keringat, melalui folikel rambut dan kelenjar minyak
Obat masuk melalui kelenjar keringat dan folikel rambut disebabkan karena
Rute appendageal mengakibatkan waktu difusi yang pendek dan untuk molekul
polar.
Jalur appendageal hanya mencakup 0,1% area untuk penyerapan pada kulit,
kulit terutama melalui jalur appendagal memiliki hambatan elektrik yang lebih
rendah.
Pada kulit normal, jalur utama penetrasi obat umumnya melalui lapisan
tergantung luas permukaan tempat yang dioleskan dan tebal membran. Lalu rute
transepidermal ini disebut sebagai jalur utama penetrasi obat karena luas
permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih luas dari permukaan kelenjar
Secara mikroskopik bagian antar sel di dalam stratum korneum berisi bahan lemak
yang amorf dan volumenya mencapai 5 % dari volume total. Adanya lemak, keratin,
dan lapis ganda yang bermuatan listrik dapat menghambat proses absorpsi obat.
hidrogen dengan bagian protein dalam lapisan filamen protein, sedangkan molekul
yang tidak polar di mana kelarutannya dalam minyak lebih besar akan larut dalam
lemak yang terdapat pada filamen. Komponen lemak yang ada pada stratum
stratum korneum. Jalur difusi melalui stratum korneum melalui dua jalur yaitu : jalur
transeluler dan jalur interseluler. Jalur transeluler bekerja dengan menembus sel
sedangkan jalur interseluler melewati ruang antar sel. Rute yang lebih umum
adalah melalui rute interseluler. Bahan obat melintasi membran lipid antara
korneosit.
Umumnya, jumlah obat yang diabsorpsi secara perkutan per unit luas permukaan
per satuan waktu akan meningkat, bila kosentrasi obat pada sistem
2. Obat dengan bobot molekul antara 100-800 dengan kelarutan dalam lemak dan
air seimbang dapat berpermeasi pada kulit. Bobot molekul yang ideal untuk
3. Harga koefisien partisi obat yang tergantung dari kelarutannya dalam air dan
Koefisien partisi dapat diubah dengan memodifikasi gugus kimia dalam struktur
bersifat lipofil.
5. Profil pelepasan obat dari pembawanya, tergantung dari afinitas obat terhadap
7. Adanya efek depot pada lapisan tanduk atau stratum korneum sehingga dapat
terjadi ikatan yang bersifat irreversibel dan dapat memodifikasi permeasi kulit.
11. Waktu kontak obat dengan kulit. Semakin lama waktu kontak sediaan dengan
12. Luas permukaan tempat obat dioleskan. Obat akan diabsorbsi dalam jumlah
yang lebih banyak bila luas permukaan tempat yang dioleskan diperbesar.
a. Enhancer kimia
Air
yang bebas dan jaringan dapat mengubah kelarutan dari permeant, dan dengan
membran.
Sulfoksida
konformasi dari keratin intraseluler dari bentuk helical menjadi bentuk sheet. DMSO
struktur dari amida siklik (struktur pirolidon) dengan alkilsulfoksida. Azone paling
konsentrasi antara 1% hingga 3%. Azone memiiliki efek yang lebih besar terhadap
Struktur Azone yang memiliki kepala polar yang besar dengan rantai alkil yang
konformasi dari lipid bilayer. Sifat non polar Azone menyebabkannya tidak dapat
bekerja pada protein keratin. Namun demikian, Azone dapat mempengaruhi struktur
struktur lipid secara acak sehingga mencegah terbentuknya struktur yang kompak
dan solid.
Pirolidon
pirolidon (2P). Pirolidon memiliki efek yang lebih besar terhadap zat-zat hidrofilik
Asam Lemak
Ada banyak jenis asam lemak rantai panjang yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kelarutan zat dan penetrasi alkohol ke dalam lapisan horny dapat
Surfaktan
Surfaktan dapat melarutkan lipid pada stratum korneum, membuat stratum korneum
mengiritasi kulit, dan Sodium Lauryl Sulfat (SLS) adalah iritan yang paling kuat.
dan nonionik.
Urea
Kombinasi urea dengan amonium laktat dapat menghidrasi stratum korneum dan
Jenis yang non polar lebih baik untuk zat lipofilik, sedangkan jenis yang polar lebih
baik untuk zat hidrofilik. Terpen berukuran kecil lebih potensial daripada terpen
ukuran besar. Mengubah kemampuan melarutkan dari stratum korneum dan saat
Fosfolipid
Contoh: lecithin
Analog ceramida
Analog ceramida terdiri dari 8 kelompok polar dan 6 rantai berdasarkan L-serin dan
glisin (ceramida merupakan bagian penting dari lipid interselular). Konsepnya
ceramida.
Contoh: C2 ceramida
b. Cara-cara Fisika
Iontophoresis
Sistem penghantaran transdemal memiliki kekurangan, yaitu hanya zat aktif yang
poten, kecil, dan lipofilik saja yang dapat dihantarkan, tetapi dengan adanya teknik
iontophoresis ini, maka zat aktif yang dapat dihantarkan secara transdermal
menjadi bertambah, yaitu asam lemah, basa lemah, dan beberapa obat baru
keamanan, dan potensial untuk mengatur traspor obat melalui pelindung biologis.
Iontophoresis adalah salah satu teknik untuk meningkatkan penetrasi obat melalui
kulit secara fisika dengan menggunakan medan listrik yang berkekuatan lemah
(biasanya digunakan arus listrik 0,1-0,5 mA dan tegangan listrik kurang dari 10 V)
dan dapat diaplikasikan pada penghantaran obat secara transdermal. Zat aktif yang
baik untuk teknik iontophoresis ini adalah zat aktif yang polar dan dapat terionisasi.
Kemudian zat yang telah terionisasi akan melewati kulit melalui interaksi langsung,
Gambar 6. Model peralatan teknik iontophoresis dan gambaran yang terjadi pada
Electroporation
menggunakan listrik dengan tegangan tinggi dalam waktu singkat yang akan
Sonophoresis
area pengaplikasian transdermal dan efek dari jaringan dimanfaatkan pada terapi
medis. Penelitian menyatakan bahwa efek dari gelombang energi dengan jaringan
menyebabkan cavitation yang terjadi pada bilayer interselular dari stratum korneum.
c. Vesicular Enhancer
Transfersome
konsentrasi air yang tinggi dan permukaan yang kering dari kulit. Transfersome
serta kortikosteroid.
Ethosome
Ethosome adalah vesicular carrier halus, lunak yang tersusun atas fosfolipid,
alkohol (dalam konsentrasi yang tinggi), poliglikol, lemak, serta air. Komposisi yang
alkohol : air atau alkohol-poliol : air. Fosfolipid yang sering digunakan adalah soya
1%. Etanol adalah enhancer yang efisien dan digunakan pada konsentrasi 20-50%
lapisan lemak maka vesicle tidak bisa mengandung terlalu banyak etanol.
keberadaan alkohol pada ethosome dalam jumlah yang tinggi. Penggunaan etanol
penetrasi yang baik. Etanol konsentrasi tinggi tersebut dalam formulasi ethosome
Mekanisme dari ethosome ini berkaitan dengan efek etanol (alkohol), dimana
masuknya etanol pada lipid interseluler dapat meningkatkan fluiditas lipid dan
menurunkan densitas lipid multilayer. Etanol dapat membantu melewati inter lipid
menuju sistemik, berkaitan dengan bentuknya yang lunak mudah dibentuk dan
Salah satu bentuk alat yang digunakan untuk menghantarkan obat secara
digunakan untuk pengobatan, diletakkan pada kulit untuk menghantarkan zat aktif
Secara kasat mata, patch terdiri atas 2 sisi. Sisi pertama adalah bagian
dimana zat aktif atau komponen lain tidak dapat berdifusi ke dalamnya. Sisi lainnya
adalah bagian patch yang akan berkontak dengan kulit. Pada sisi tersebut terdapat
pelapis yang harus dibuka terlebih dahulu sebelum digunakan pada kulit. Diantara
kedua sisi tersebut terdapat berbagai macam sistem, yakni sistem reservoir
Semua jenis sistem ini bermaksud untuk memastikan zat aktif menembus
Komponen Patch :
Release Liner
merupakan bagian yang melindungi patch selama penyimpanan. Liner ini harus
dilepaskan sebelum digunakan. Biasanya liner yang digunakan adalah silicon dan
Zat aktif
Zat yang memiliki efek terapi, merupakan bagian dari sistem patch.
Adhesive
merupakan bagian yang melekatkan komponen dari patch dan juga melekatkan
pacth dengan kulit. Pada umumnya polimer adhesive yang digunakan adalah
Membran
merupakan bagian yang mengontrol pelepasan zat aktif pada sistem reservoir atau
multi layered.
Backing
adalah bagian patch yang tidak berkontak langsung dengan kulit. Melindungi patch
dari lingkungan luar. Backing layer terbuat dari polyester film, ethylene vinyl alcohol
1. Adhesive Patch
Sistem ini hanya terdiri dari satu lapisan polimer adhesive yang mengandung zat
aktif. Sistem ini dapat menahan sejumlah zat aktif. Namun tak jarang, kontrol
pelepasan zat aktif dari sistem ini sangat rendah, dan stratum korneumlah yang
Contoh obat yang menggunakan patch dengan sistem adhesive antara lain litium
Sistem ini sedikit lebih kompleks dibandingkan sistem adhesive sederhana. Sistem
ini menyerupai sistem adhesive. Pada sistem ini digunakan polimer yang berbeda
untuk menahan laju pelepasan zat aktif. Perbedaannya terletak pada penambahan
Pada lapisan matrix, zat aktif terjerat didalam matrix sehingga dapat menjadikannya
sediaan lepas terkendali. Sistem matrix ini memiliki lapisan matrix semisolid yang
mengandung larutan zat aktif atau suspensi zat aktif. Lapisan adhesive melapisi
sebagai stimulan sistem saraf pusat, fentanil sebagai obat analgesik pada terapi
kanker, vitamin B12 untuk mencukupi kebutuhan vitamin B12 dalam tubuh.
Berbeda dengan ketiga sistem diatas, pada sistem reservoir lapisan zat aktif adalah
kompartemen cair yang mengandung larutan zat aktif atau suspense. Kecepatan
merokok.
Tabel berikut berisikan beberapa obat yang dibuat dalam sediaan transdermal,
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan
Kelebihan:
pencernaan atau pada hati), dan dibutuhkan untuk dosis harian yang lebih kecil
- Mengurangi variabilitas antar pasien atau pada pasien itu sendiri, yaitu terjadi
pada saat pelepasan zat aktif dari patch transdermal lebih lambat daripada difusi
- Kadar obat pada sirkulasi sistemik dapat diatur dengan therapeutic window (di
atas kadar efektif minimum (MEC) dan di bawah kadar yang menimbulkan efek
- Karena masa kerja obat menjadi lebih panjang, maka akan mengurangi frekuensi
pemberian
- Penghentian obat dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan melepaskan patch
Kekurangan:
perlindungan kulit, yaitu jumlah zat aktif yang dapat melalui kulit dengan luas
permukaan tertentu. Kekurangan lainnya adalah metode ini terbatas hanya untuk
molekul zat aktif yang poten, dimana dosis hariannya kurang dari 10 mg atau
Walaupun zat aktif tersebut cukup poten, namun masih ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi, yaitu sifat fisikokimia zat aktif tersebut, yaitu memiliki berat molekul
yang cukup kecil, harus larut dalam lingkungan yang lipofilik maupun hidrofilik agar
dapat mencapai mikrosirkulasi dermal dan pada akhirnya dapat mencapai sirkulasi
sistemik.
terkini. Transdermal Drugs Delivery system merupakan teknoogi lebih tinggi untuk
Dulu kita hanya tahu kalo sakit dikasih obat obat dalam bentuk sediaan
tablet, kapasul, sirup, suntik (injection), bucal (dimasukkan lewat dubur), pake krim,
atau gel. Dengan teknologi baru ni, obat dapat langsung dihantarkan sampai
tujuannya dan tidak perlu melewati proses berliku-liku seperti jalur utama proses
pencernaan. *makanya disebut kaya delivery order hehehe*. selain itu utnuk
perlu menelan obat, cukup ditempelkan dipermukaan kulit dan tidak harus minum
Berhubung teknologi baru ini cukup mahal, tidak semua obat bisa dibuat
dalam bentuk transdermal drugs delivery system ini. Umumnya obat ini secara
2. Woman’s health. Bagi para ibu yang ingin menunda kehamilannya dengan diberi
Nitroglycerin patches.
1. Estradiol Petrolatum 5
2. Klonidin Petrolatum 1
Petrolatum 9
4. Nitrogliserin Petrolatum 2
5. Nikotin Air 10
6. Testosteron Petrolatum 5
7. Fentanyl*
1. Estradiol
yang telah menopause. Pada 100 pasien yang menggunakannya, dilaporkan terjadi
reaksi kulit sekitar 5-35%. Reaksi yang terbanyak adalah mild erythema atau
Selain itu ditemukan juga iritasi dan dermatitis pada penggunaan sediaan
selulosa, enhancer, seperti alkohol, ada dalam reservoir, sama seperti estrogen
memperlihatkan dermatitis, namun lebih jarang terjadi.
2. Klonidin
dermatologi yang terjadi adalah sebesar 5-42%. Reaksi kulit yang membuat
Penggunaan klonidin jangka panjang telah dievaluasi 102 pasien selama 5 tahun.
Efek samping lokal yang terjadi terutama pada minggu ke - 4 sampai 26. Kemudian
3. Skopolamin
4. Nitrogliserin
vasodilatasi. Selain itu dapat juga menyebabkan iritasi ringan yang akan hilang
5. Nikotin
sebagai suplemen selama proses mengubah tingkah laku dari perokok menjadi
tidak perokok. Efek samping penggunaan nikotin pacth antara lain gatal-gatal (16 -
6. Testosteron
pada pria. Penggunaannya ditujukan pada skrotum dan harus diganti setiap hari.
Tiga dari sembilan pria yang menggunakan placebo patch dilapokan mengalami
transdermal.
7. Fentanyl
Efek sampingnya pada kulit adalah erythema. Reaksi dermatologi yang disebabkan
Kita tahu bahwa segala sesuatu yang bersentuhan dengan kulit memiliki
berlangsung segera atau tertunda, kronis atau akut, iritan atau alergi.
Reaksi toksik yang akut dapat disebabkan oleh pemberian single maupun berulang
dari material yang sangat toksik. Hubungan material tersebut dalam menyebabkan
reaksi terkadang membingungkan. Tipe reaksi tersebut terjadi setelah kulit kita
Berbeda dengan reaksi toksik yang akut, iritasi dermatitis terjadi setelah
patch, dan tidak seperti reaksi alergi, iritasi dermatitis biasanya menghilang segera
imun. Dua tipe alergi dermatitis adalah reaksi hipersensitivitas tipe segera dan
alergen pada kulit, reaksi tersebut dikenal sebagai allergic contact urticaria.
merupakan yang paling banyak dilaporkan sebagai efek samping obat topikal.
Pada sediaan topikal reaksi yang tidak diinginkan tersebut dapat disebabkan
oleh pembawanya dan bukan obat itu sendiri. Pada sediaan transdermal proses
fisik pelepasan patch dari kulit dapat menginduksi trauma mekanik pada
pasaran. Uji-uji dilakukan pada kulit manusia karena manusia memiliki kulit dengan
Sebelum dilakukan tes pada manusia, semua resiko yang mungkin terjadi harus
dinilai terlebih dahulu. Evaluasi ini harus dilakukan berdasarkan seluruh informasi
yang sudah diketahui, baik dari uji hewan maupun in vitro, yang terdapat dalam
literatur.
Hal utama yang harus dipastikan sebelum tes pada manusia adalah bahwa zat
tersebut bukan racun akut atau agen korosif, dan terbukti tidak memiliki potensi
sebagai sensitizers.
Tes-tes yang dilakukan pada manusia, secara etis pada proses pelaksanaannya
dapat dilakukan tes patch yang sederhana, misalnya tes iritasi 48 jam atau tes
Tes ini terdiri dari dua kali pemberian berturut-turut 24 jam pada tempat yang
sama. Penilaian dapat dilakukan pada akhir periode 48 jam dan pada jam ke 72.
Untuk kontrol positif digunakan senyawa yang telah diketahui sebagai iritan,
tipe kulit, umur, atau keadaan hormonal. Untuk menguji apakah patch tersebut
menyebabkan iritasi, tes iritasi merupakan tes yang paling utama dilakukan karena
dapat mendeteksi iritasi yang ditimbulkan pada pemberian yang pertama maupun
yang kedua. Hasil negatif dari tes ini tidak berarti bahwa produk tersebut aman
untuk digunakan karena iritasi dapat ditimbulkan pada pemakaian yang berulang-
ulang.
Tes ini merupakan tes yang lebih baik karena dapat membandingkan dan
Ada beberapa variasi pada tes iritasi kumulatif yaitu tipe patch, jumlah subyek,
dan durasi tes. Tes ini dilakukan dengan melakukan pemberian berulang pada
tempat yang sama, dan biasanya menggunakan 25-30 subyek dengan periode
diperdebatkan karena dianggap pada pemberian yang sebentar saja telah dapat
mendeteksi adanya iritan yang lemah. Namun pada sediaan patch yang prolonged
Produk patch dapat melewati tes iritasi kumulatif, tetapi masih dapat
menyebabkan masalah untuk pemakainya. Hal ini mungkin dapat terjadi akibat
kesalahan pemakaian yaitu pada area yang sensitif, misalnya muka. Pada kejadian
ini biasanya terjadi gatal-gatal namun tanda-tanda iritasi seperti erythema tidak
tampak pada situasi ini. Kejadian ini terjadi akibat kulit di muka sangat permeable
Metode untuk menilai kapasitas stinging material topikal adalah sebagai berikut;
subyek yang sensitif terhadap sensasi stinging dari asam laktat dipilih sebagai
panelis untuk mencoba produk-produk baru. Respon yang terjadi dan skala
populasi umum.
2. Tes Sensitisasi
Reaksi alergi yang terjadi pada pemberian topikal jauh lebih sedikit
dibandingkan reaksi iritasi (mungkin kurang dari 1% populasi). Tes ini dibagi atas
pemberian yang berulang, pemakaian tanpa henti, seperti protokol iritan kumulatif,
atau intermittent (24 jam diberikan, 24 jam tidak diberikan patch). Contoh
pelaksanaannya :
masing pada tempat baru, misalnya digunakan pada patch nikotin transdermal.
Periode induksi selama 21 hari, terdiri dari 9 x 24 jam dipakai, 24 jam tidak dipakai,
Periode induksi selama 15 hari, terdiri dari 6 x 48-72 jam pemakaian pada tempat
yang sama.
Pada fase tantangan ini hanya terdapat sedikit variasi pada protokol-
protokolnya. Perbedaan utama adalah pengunaan single 48 jam atau dua berturut-
turut 48 jam. Sedikitnya ada dua penilaian pada fase tantangan ini, yaitu sekitar 15-
30 menit setelah patch dilepas, dan penilaian kedua dilakukan setelah 48 jam untuk
menentukan reaksi yang tertunda. Tempat pemakaian untuk fase ini harus berbeda
semakin besar namun membutuhkan biaya yang lebih besar dan juga
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan hasil tes sensitisasi antara lain
tempat pemberian patch, variasi frekuensi pada fase induksi, pelepasan obat yang
buruk dari pembawanya, dan dosis yang digunakan. Reaksi sensitisasi dipercaya
dipengaruhi oleh dosis, dimana semakin besar dosis maka semakin besar juga
kemungkinannya mengsensitisasi.
/23.jpg
3. (sumber : http://xelpharmaceuticals.com/technology-TDS.php)
4. (sumber : http://xelpharmaceuticals.com/technology-TDS.php)
7. (sumber : http://xelpharmaceuticals.com/technology-TDS.php
8. (sumber : http://pffc-online.com/disposables/paper_drug_dispensers/)
9. (sumber : http://pffc-online.com/disposables/paper_drug_dispensers/)