Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Sebagai negara tropis, salah satu produk elektronik yang cukup tinggi tingkat konsumsinya
adalah kipas angin. Tingginya penggunaan kipas angin di Indonesia khususnya tipe stand fan,
berpotensi meningkatkan jumlah e-waste, dimana melalui fase hidupnya, produk elektronik
menghasilkan banyak dampak ke lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan pada masing-
masing fase hidup produk sangat dipengaruhi tahap desain produk. Meningkatnya kesadaran terhadap
pentingnya perlindungan lingkungan dan kemungkinan dampak yang ditimbulkan mendorong
pengembangan metode untuk memahami dan mengidentifikasi dampak lingkungan tersebut. Salah
satu metode yang telah dikembangkan adalah life cycle assessment (LCA). Dengan penilaian LCA,
dapat diketahui nilai dampak lingkungan dari masing-masing fase hidup produk, besar nilai eco-cost
serta alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan dari suatu produk.
Dari hasil perhitungan LCA kipas angin tipe wall fan 16, desk fan 12 dan stand fan 16, dan
kipas angin tipe stand fan wadesta dengan software simaPro metode eco- cost 2012 v1.00, nilai Eco-
cost untuk produk kipas angin dengan 3 fungsi berbeda dalam unit produk yang terpisah adalah
sebesar Rp.627.180,00 per unit produk. Sedangkan alternatif produk untuk menurunkan biaya eco-
cost dengan konsep integrasi produk 3 in 1 stand fan wadesta, memiliki nilai eco- cost sebesar Rp.
223.821,00 per unit produk. Nilai Eco-cost stand fan wadesta lebih kecil jika dibandingkan dengan
produk stand fan, wall fan dan desk fan dalam unit produk yang terpisah. Nilai eco-cost wadesta lebih
rendah dikarenakan jumlah material dan komponen yang digunakan lebih sedikit jika dibandingkan
dengan produk kipas angin dengan fungsi yang berbeda dalam unit produk yang terpisah. Penurunan
nilai eco-cost dengan produk stand fan wadesta adalah sebesar Rp.403.360,00 per unit produk.
Kata kunci: Kipas Angin, Dampak Lingkungan, Life Cycle Assessment, Eco- Cost
Abstract
As a tropical country, one of the electronic products is quite high level of consumption is the fan.
The high number of fan consumption potentially increasing the number of e-waste, in which by it life
phase, electronic product generate many environmental impact.environmental impact by each life
phase influencing by the design phase. The increased awareness of the importance of environmental
protection and the possible impacts have increased interest in the development of methods to better
understand and address these impacts. One of the techniques being developed for this purpose is life
cycle assessment (LCA).By LCA calculation, it can address the value of environmental impact of each
product’s life phase, the eco-cost value and the alternative strategy for reducing the environmental
impact of the product.
From the results of the LCA calculation by eco-cost 2012 method of simapro, between wall fan 16,
desk fan 12 and stand fan 16 and stand fan wadesta, show that the eco-cost value of wall fan 16, desk
fan 12 and stand fan 16 are Rp. 627.180,00 per unit of product. While the alternative products b
integration concept of 3 in 1 product, produce eco-cost value amount Rp. 223,281.00 per unit
product. The eco-cost value of wadesta stand fan is smaller cause this product using lesser material
and lesser components than if the product stand fan, wall fan and desk fan is a separate unit of
product. Stand fan wadesta can reduce the eco-cost value amount Rp.403.360,00 per unit product.
KeyWord : Electric Fan, Environmental impact, Life cycle assessment, Eco- Cost
I. PENDAHULUAN Meningkatnya kesadaran masyarakat
Berkembangnya perekonomian global terhadap perlindungan lingkungan dan mulai
berperan meningkatkan kinerja sektor industri. ketatnya peraturan perlindungan lingkungan,
Berdasarkan data kinerja industri dari menantang para desainer produk untuk
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia mempertimbangkan aspek lingkungan ke dalam
tahun 2010, sektor industri elektronik dan tujuan desain produk pada tahap awal desain
peralatan dengan tenaga listrik menunjukkan (Jong, 2010). Tahap paling awal dari proses
peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja sektor desain dipercaya merupakan tahap yang paling
industri tersebut menunjukkan bahwa industri berpengaruh dalam menentukan eco-factor
elektronik di Indonesia mengalami peningkatan produk. (Ulrich, 1999).
penjualan. Meningkatnya kesadaran terhadap
Salah satu produk elektronik yang termasuk pentingnya perlindungan lingkungan dan
kategori large household appliances yakni kipas kemungkinan dampak yang ditimbulkan dari
angin. Indonesia sebagai negara tropis dengan proses manufaktur produk, distribusi, konsumsi
jumlah penduduk yang sangat besar, dan pengelolaan limbah produk, mendorong
penggunaan kipas angin memiliki tingkat pengembangan metode untuk memahami dan
penggunaan yang cukup tinggi. Berdasarkan mengidentifikasi dampak lingkungan tersebut.
hasil survey pendahuluan, rata- rata tiap rumah Salah satu metode yang telah dikembangkan
tangga memiliki produk kipas angin sebanyak 1- adalah life cycle assessment (LCA) (Asari et al.,
2 unit. Dan tipe kipas angin yang banyak 2008; Besnainou and Coulon, 1994; ISO, 2000;
dimiliki adalah tipe stand fan. Rivela et al., 2006;)
Tingginya penggunaan kipas angin di Sejumlah konsep dan tools dalam rangka
Indonesia khususnya tipe stand fan, berpotensi penerapan konsep sustainabilitas antara lain
meningkatkan jumlah e-waste. E-waste cukup environmental impact assessment (EIA),
berbahaya, karena beberapa komponen produk strategic environmental assessment (SEA),
elektronik mengandung toxic bagi kesehatan positional analysis (PA), Cost-benefit analysis
manusia dan lingkungan.(wgbis.ces.iisc.ernet.in, (CBA), material intensity per unit service
2014) analysis (MIPS), Total material requirement
Menurut Rebitzer, G. dkk (2004), setiap analysis (TMR), ecological footprint
produk pasti memiliki fase hidup atau siklus (EF),exergy analysis, emergy analysis and risk
hidup, mulai dari tahap desain produk, ekstraksi assessment dan life cycle analysis (LCA).
raw material, proses produksi, fase penggunaan (Prek,2004)
oleh konsumen, dan fase end of life. Song, dkk Life cycle assessment (LCA) memiliki
(2012), menyebutkan bahwa melalui fase kemampuan untuk menemukan isu penting dari
hidupnya, produk elektronik menghasilkan aspek lingkungan. (Andrae,2010). Life cycle
banyak dampak ke lingkungan. Pada fase assessment (LCA) saat ini merupakan alat yang
manufaktur produk, membutuhkan sejumlah paling representatif untuk menganalisa dan
sumber daya alam. Pada fase penggunaan menghitung konsumsi sumber daya (resources)
produk membutuhkan energi listrik, dan dan dampak lingkungan di sepanjang daur hidup
sedangkan pada tahap disposal atau end of life produk. (Jong, 2013).
produk dapat memberikan dampak terhadap LCA memerlukan data rinci pengembangan
kesehatan manusia dan kualitas ekosistem produk yang tidak tersedia pada fase awal
ketika tidak dilakukan pengelolaan dengan baik. desain konseptual. Untuk mengatasi masalah
Dampak lingkungan yang ditimbulkan pada ini, konsep eco-design dimunculkan untuk
masing-masing fase hidup produk sangat membantu desainer produk mengurangi dampak
dipengaruhi oleh keputusan yang diambil pada lingkungan dengan membuat keputusan yang
tahap desain produk. Tahap desain telah diakui lebih baik pada tahap awal desain (Chiu, 2012).
secara luas sebagai fase kunci pada daur hidup Eco-design merupakan konsep produk yang
produk dalam penerapan konsep sustainabilitas mengintegrasikan aspek perlindungan terhadap
(Chiu, 2012). Desain suatu produk akan lingkungan pada tahap desain produk,
berpengaruh pada tahapan-tahapan setelahnya, merupakan cara terbaik untuk meningkatkan
antara lain material yang akan digunakan, performansi produk terkait dengan perlindungan
proses manufaktur, konsumsi energi pada saat lingkungan (Elijasioute, 2010). Life cycle
digunakan, serta berpengaruh pada tahap assessment (LCA) sering digunakan untuk
disposal produk (Rebitzer, dkk 2004). membandingkan alternatif produk terkait
dengan dampak lingkungan sehingga kemampuan fungsional dengan cara efisiensi
memudahkan untuk mengetahui alternatif mana energi, safe and secure technology, dan metode
yang paling ramah lingkungan (Kuan, 2007). manufaktur dengan cara minimasi produksi
LCA telah banyak digunakan untuk limbah dan emisi, dan meningkatkan aspek
mengevaluasi dampak lingkungan pada produk recovery, recyclability, reusability,
elektronik, antara lain pada consumer elektronik remanufacturability, dengan fitur redesign dan
(Andrae, 2010), air conditioning (Prek, 2004), semua hal yang bermanfaat untuk aspek sosial
TV CRT (Song, dkk, 2012), hetric lamp dan ekonomi.
(Pringgajaya, 2012), sound electric dan Product Design for Sustainability
peralatan elektronik (Besnainou dan Coulon, Pada 1990-an, konsep seperti eco-design dan
1994), desktop computer (Duan, 2009), media green product diperkenalkan sebagai strategi
elektronik (Hischier, 2014). perusahaan dalam rangka mengurangi dampak
Tujuan dari pembahasan LCA ini adalah lingkungan terkait dengan proses produksi
untuk mengetahui tahapan proses mana yang mereka. Salah satu metodologi yang
memberikan dampak terhadap lingkungan dikembangkan adalah eco- design, Design for
cukup besar dari proses produksi kipas angin, Sustainability (D4S), telah berkembang dari
serta mengetahui nilai eco-cost dari produk metode produksi bersih umum yang fokus pada
kipas angin yang saat banyak digunakan, produk dan dengan memasukkan unsur-unsur
kemudian dibandingkan nilai dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan produksi.
lingkungan serta nilai eco-costnya dengan Design for sustainable dapat dikembangkan
produk kipas angin alternatif. Sehingga akan dengan berbagai strategi, baik yang secara
diketahui apakah produk kipas angin alternatif langsung terkait dengan aktifitas desain produk
mampu mereduksi dampak lingkungan yang maupun yang tidak berkaitan secara langsung
serta nilai eco-cost dari kipas angina eksisting. dengan aktifitas desain produk
Life Cycle Assesment (LCA)
II. TINJAUAN PUSTAKA Life cycle assessment (LCA) adalah suatu
Sustainability Development konsep atau metodologi untuk mengestimasi
Istilah sustainable development menurut dan menilai dampak lingkungan yang
Catton(1986) diartikan sebagai peningkatan dikontribusikan dari masing-masing fase hidup
kualitas hidup masyarakat dengan produk (Rebitzer,dkk,2008). Life cycle
mempertimbangkan kemampuan regenerasi assessment (LCA) adalah metode yang
ekosistem lingkungan. Sedangkan menurut digunakan untuk mengevaluasi dampak
WCED (1987) Sustainable development lingkungan produk sepanjang daur hidupnya
didefinisikan sebagai pengembangan produk termasuk ekstraksi dan pengolahan raw
untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang material, tahap manufacturing, tahap distribusi,
tanpa mengabaikan kemampuan generasi masa tahap penggunaan, recycling dan disposal (Chiu,
mendatang untuk mencukupi kebutuhan mereka. 2012).
Ciegis, Remigijus.et al, (2009) menjelaskan LCA dijelaskan dalam seri ISO 14000 yang
Sustainable development bukanlah tentang terdiri atas pengumpulan data input-output dari
pilihan antara melindungi lingkungan dengan system produk yang relevan melalui evaluasi
kemajuan masyarakat, tetapi lebih tentang potensi dampak lingkungan sesuai dengan data
memajukan pengembangan sosial ekonomi yang input-output dan melalui interpretasi hasil
selaras dengan upaya perlindungan lingkungan. analisis data dan penilaian dampak. LCA
Sustainability pada Proses Manufaktur meliputi keseluruhan fase hidup produk.
Sustainable manufacturing adalah bagian (Prek,2004).
dari konsep sustainable development, yang Eco- Cost
dikembangkan pada awal 1980 sebagai bentuk Menurut Volgtlander (2010), Eco- Cost
respon untuk meningkatkan kepedulian terhadap merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk
lingkungan sebagai dampak dari perkembangan mengurangi pencemaran lingkungan
ekonomi dan ekspansi global dari sektor bisnis disesuaikan dengan kemampuan bumi (daya
dan perdagangan (Leahu, Silvia -Aluas.2010) dukung bumi). Eco-cost merupakan ukuran
Konsep dari Sustainable manufacturing yang mendeskripsikan tentang jumlah beban
menurut Jawahir (2008) adalah proses desain lingkungan dari suatu produk atas dasar
dan manufaktur dari produk dengan kualitas penanggulangan limbah tersebut.
performansi yang tinggi dengan meningkatkan
III. METODE PENELITIAN Berdasarkan komposisi material dan
Pengumpulan Data konsumsi energi, diagram pohon untuk produk
Pengumpulan data primer dilakukan dengan kipas angin 3 in 1 ditampilkan pada gambar 2.
observasi dan Dept-interview terkait proses 1p
wadesta 3 in 1
8.36% 91.4%
1. Perhitungan Life Cycle Assessment
Perhitungan metode Life Cycle Assessment
300 kg 1.2E3 m 2E3 kg 28 kg
(LCA), dilakukan dengan menggunakan Copper I Cable,
three-conductor
PP caps recycled
FAL
Capacitor,
unspecified, at
software SimaPro v 7.1. 8 dengan tujuan untuk 47.1% 18.7% 8.4% 9.69%
3 in 1. 50
40
250
tabel 3.
Tabel 3. Penurunan Nilai Eco-Cost (per unit)
kDKK99
200