You are on page 1of 11

FORMULASI SEDIAAN CHEWABLE GUMMY EKSTRAK MENIRAN (Phyllantus

niruri L.)
SEBAGAI IMUNOMODULATOR

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan chewable gummy yang mengandung
ekstrak meniran (Phyllantus niruri L.) dengan dosis 25 mg /tablet menggunakan gelatin,
gliserin, dan aquadest sebagai basis . Proses pembuatan yang dilakukan beradasarkan metode
peleburan. Formulasi chewable gummy yang dibuat terdiri dari empat formula dengan
konsentrasi sorbitol dan sukralosa yang berbeda terdiri dari empat formula dengan
konsentrasi sorbitol dan sukralosa yang berbeda yaitu F1 (5%:0,15%), F2 (10%:0,2%), F3
(15%:0,25%) dan F4 (20%:0,3%). Evaluasi sediaan chewable gummy terdiri dari uji
keseragaman bobot, uji penampilan umum, uji elastisitas, uji stabilitas dan uji kesukaan
(hedonic test). Hasil evaluasi sediaan chewable gummy menunjukan bahwa sediaan chewable
gummy memenuhi persyaratan. Hasil uji kesukaan pada responden menunjukkan bahwa F4
merupakan formula dengan nilai rata-rata kesukaan tertinggi.

Kata kunci : Meniran, Phyllantus niruri L., chewable gummy.


ABSTRACT

The research on chewable gummy formulation of meniran extract (phllantus niruri L.) has
been done by using a dose 25 mg/tablet. It used gelatin, glycerine, and aquadest as a base.
The process was carried out based on the melting method. The chewable gummy
formulation was made with 4 formulations. Each formulation has a different level of sorbitol
and sukralosa, they are F1(5%:0,15), F2(10%:0,2), F3(15%:0,25), F4(20%:0,3). The evalution
test consist of weightuniformity test, the general apperance test, elasticity test, stability test,
and hedonic test result show that F4 is the most favorite formula for the respondences
berbagai jenis unsur patogen, misalnya
bakteri, virus, fungi, protozoa dan
parasit yang dapat menyebabkan
infeksi pada manusia terutama pada
anak-anak. Kebiasaan anak yang sulit
untuk makan makanan yang bergizi
dan bermain di tempat-tempat yang
kurang bersih dapat menyebabkan
penurunan pada sistem imunnya. Oleh
karena itu, selain makanan yang biasa
dikonsumsi sehari-hari, anak juga
memerlukan asupan makanan yang
dapat meningkatkan sistem imun.
Salah satu yang bisa dilakukan untuk
memperkuat daya tahan tubuh antara
lain dengan mengonsumsi produk
kesehatan yang dapat mengatur sistem
kekebalan tubuh yang disebut
imunomodulator. Salah satu tanaman
obat yang berkhasiat sebagai
imunomodulator yaitu meniran
(Phyllanthus niruri L.). Meniran
berasal dari genus Phyllantus dengan
nama ilmiah Phyllantus niruri L.
(Heyne, 2001). Meniran (Phyllantus
niruri L.) merupakan salah satu
tumbuhan yang mengandung flavonoid
sebagai antioksidan yang dapat
menghambat terbentuknya radikal
bebas. Meniran juga mempunyai
manfaat sebagai imunostimulan yang
dapat memperbaiki sistem imun yang
fungsinya terganggu. Secara klinis
imunomodulator digunakan pada
pasien gangguan HIV/AIDS,
malnutrisi, alergi, dan lain-lain
(Sjahrurachman, 2004).
Sebagaimana kita ketahui
bahwa meniran mempunyai rasa yang
1. PENDAHULUAN
kurang menyenangkan. Dari
1.1 Latar Belakang kekurangan yang dimiliki oleh meniran
Tubuh manusia dibekali sistem (Phyllantus niruri L.) inilah muncul
pertahanan untuk melindungi dirinya suatu ide untuk membuat suatu sediaan
dari serangan benda asing yang dapat yang menarik dan rasanya disukai oleh
menimbulkan infeksi atau kerusakan masyarakat terutama anak-anak yaitu
jaringan, namun saat ini rendahnya chewable lozenges atau chewable
sistem imun merupakan salah satu gummy yang mengandung meniran
masalah penting yang sering terjadi (Phyllantus niruri L.). Chewable
pada manusia terutama anak-anak. gummy merupakan sediaan yang
Lingkungan di sekitar mengandung berbentuk kenyal dan mempunyai rasa
yang manis, tekstur kenyal ini 1. Untuk mengetahui bahwa
terbentuk dari basisnya. Basis yang ekstrak meniran (Phyllantus
akan digunakkan dalam formulasi niruri L.) dapat diformulasikan
chewable gummy adalah campuran menjadi sediaan chewable
gelatin dan gliserin. Gelatin merupakan gummy dengan kombinasi
bahan yang mampu mengembang Sorbitol dan Sucralose.
didalam air dan dapat membentuk 2. Untuk mengetahui pengaruh
sediaan yang kenyal atau gummy kombinasi konsentrasi Sorbitol
seperti gel dengan penambahan gliserin dan Sucralose sebagai pemanis
(Rowe, 2006). Bentuk dan rasanya terhadap sifat fisik sediaan
lebih disukai dan lebih mudah dalam chewable gummy.
penyimpanan serta penggunaan. Sangat 3. Untuk mengetahui tingkat
menguntungkan bagi konsumen yang kesukaan konsumen terhadap
kesulitan dalam menelan tablet beberapa variasi kombinasi
konvensional, karena cukup dengan Sorbitol dan Sucralose sebagai
mengulum sediaan secara perlahan pemanis yang digunakan untuk
serta tidak diperlukan air minum untuk membuat chewable gummy.
menelannya (Sesella, 2010).
Sediaan chewable gummy harus 1.4 Manfaat Penelitian
mempunyai rasa yang manis dan Penelitian ini bermanfaat untuk
disukai oleh konsumen. Pemanis yang pengembangan ektrak meniran
digunakan dalam formulasi ini adalah (Phyllantus niruri L.) sebagai tanaman
kombinasi Sorbitol dan Sukralosa, dari tradisional ke dalam bentuk sediaan
beberapa konsentrasi keduanya maka chewable gummy dengan kombinasi
akan muncul masalah berapa Sorbitol dan Sucralose sebagai pemanis.
kombinasi konsentrasi pemanis yang I. Metodologi Penelitian
digunakan dalam membuat chewable I.1 Alat Penelitian
gummy dengan kandungan meniran
Timbangan analitik, beaker glass, gelas
(Phyllantus niruri L.) yang paling baik
ukur, cetakan chewable gummy, water
dan disukai oleh para konsumen.
bath, kaki tiga, spatel, pipet, spirtus,
batang pengaduk, tabung reaksi, cetakan
1.2 Identifikasi Masalah chewabel gummy.
1. Apakah ekstrak meniran
(Phyllantus niruri L.) dapat 2.2 Bahan Penelitian
diformulasikan dengan Sorbitol
Ekstrak kering meniran, gelatin, gliserin,
dan Sucralose sebagai sediaan
aquadest, Sucralose, asam sitrat
chewable gummy ?
monohidrat, Sorbitol, Methylparaben,
2. Bagaimana pengaruh essence grape, pereaksi Mayer, pereaksi
kombinasi konsentrasi Sorbitol
Dragendorf, FeCl₃ , kloroform, HCl pekat,
dan Sucralose sebagai pemanis
NaCl 10 %, H₂SO₄ pekat,
terhadap sifat fisik sediaan
chewable gummy ?
3. Bagaimana tingkat kesukaan I.2Penapisan Fitokimia
responden terhadap beberapa Penapisan fitkomia meliputi golongan
jenis perbedaan konsentrasi senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
pemanis pada chewable gummy tanin dan polifenol , terpenoid , fenolat
? (Levitta, jutti., et.al., 2011).
4.
1.3 Tujuan Penelitian a. Uji alkaloid
Sampel diambil sedikit, ditambah dengan diamati perubahan yang terjadi. Jika
amonia , kemudian ditambahkan terbentuk warna hijau kehitaman atau hijau
kloroform, digeurs kuat-kuat. Lapisan kecoklatan pada filtrat B menunjukkan
kloroform disaring, kemudian adanya tannin dan terbentuk warna selain
ditambahkan asam hidroklorida 2N. warna-warna ini menunjukkan adanya
Campuran dikocok kuat-kuat hingga senyawa polifenol.
terdapat dua lapisan. Lapisan asam dipipet,
disasaring kemudian dibagi mennjadi tiga e. Uji terpenoid
bagian. Bagian I digunakan sebagai
pembanding (blanko). Bagian II Sampel ditambah vanilin dan H₂SO₄ pekat.
ditambahkan pereaksi dragendorff, diamati Terpenoid positif jika terjadi perubahan
endapan dan kekeruhan, apabila terdapat warna ungu.
kekeruhan dan endapan berwarna jingga
kuning, maka terdapat alkaloid. Bagian III f. Uji fenolat
ditambahkan pereaksi Mayer, diamati Sampel ditambahkan larutan FeCl₃.
endapan dan kekeruhan, apabila terdapat
Fenolat positif jika terjadi perubahan
kekeruhan dan endapan berwarna putih,
warna hijau, merah ungu, biru/hitam.
berarti terdapat senyawa alkaloid.

b. Uji flavonoid II. PEMBUATAN SEDIAAN


Sampel dilarutkan dalam etanol absolut CHEWABLE GUMMY EKSTRAK
dan dibagi menjadi 2 tabung, tabung 1 MENIRAN (Phyllantus niruri L.)
sebagai blanko dan tabung 2 untuk tabung 3.1 FORMULA (Lihat Tabel 3.1 )
uji. Tabung 2 ditambah dengan 2 tetes HCl Chewable gummy ekstrak meniran
pekat, diamati warna yang terjadi dan dibuat dalam empat formula dengan
dibandingkan dengan blanko. Tabung 2 variasi konsentrasi Sorbitol dan Sucralose
dihangatkan diatas penangas air selama 15 yang diharapkan mampu menghasilkan
menit, kemudian diamati perubahan yang sediaan yang disukai oleh masyarakat.
terjadi. Terbentuknya warna merah kuat Komposisi masing-masing formula untuk
atau violet, menunjukkan adanya senyawa seluruh chewable lozenges adalah seperti
flavonoid. pada tabel :
TABEL 3.3 FORMULA SEDIAAN
c. Uji saponin CHEWABLE GUMMY EKTRAK
1 mg sampel dimasukkan dalam tabung MENIRAN (Phyllantus niruri L.)
reaksi. Tambahkan 1 mL aquadest, Bahan F1 F2 F3 F4
kemudian dikocok dan didiamkan, jika Ekstrak 1,25 1,25 1,25 1,25
terbentuk buih yang tidak menghilang Meniran
selama 30 menit, maka bahan tersebut Gelatin 20 20 20 20
mengandung saponin.
Gliserin 62,4 57,4 52,3 47,3
8 3 8 3
d. Uji tanin dan polifenol
Air 10 10 10 10
Sampel tambah aquadest panas, kemudian
Asam sitrat 1 1 1 1
diaduk dan didinginkan. Tambahkan 5
tetes NaCl 10 % kemudian disaring. Filtrat Sucralose 0,15 0,2 0,25 0,3
dibagi menjadi 3 bagian, A, B, dan C. Sorbitol 5 10 15 20
Filtrat A digunakan sebagai blanko, ke Grape 0,02 0,02 0,02 0,02
dalam filtrat B ditambahkan 3 tetes essence
pereraksi FeCl₃ dan kedalam filtrat C Methylparab 0,1 0,1 0,1 0,1
ditambah larutan gelatin, kemudian en
Total % 100 100 100 100 Dilakukan pengujian terhadap setiap
chewable gummy yaitu dengan diamati
3.2 PROSES PEMBUATAN apakah ada tanda-tanda perubahan warna,
1. Masing-masing bahan ditimbang ada atau tidaknya bintik-bintik, ada atau
tidaknya pertumbuhan jamur. Pengamatan
2. Panaskan aquadest hingga mendidih
dicatat dan dilakukan selama 4 minggu.
3. Larutkan Methylparaben, Sukralosa,
Citric Acid Monohydrate dan Sorbitol,
aduk hingga larut sempurna. Uji Keseragaman bobot
4. Kembangkan Gelatin dalam air massa Sebanyak 20 chewable gummy
no. 3, lalu diamkan hingga ditimbang dan dihitung bobot rat-ratanya,
mengembang, kemudian aduk hingga kemudian ditimbang satu persatu.
homogen. Persyaratannya adalah tidak lebih dari dua
chewable gummy menyimpang lebih besar
5. Masukkan Gliserin sedikit demi sedikit
dari kolom A dan tidak satupun sediaan
ke dalam kembanngan Gelatin, lalu
meyimpang lebih besar dari kolom B
diaduk sambil dipanaskan di atas
(Depkes RI, 1979).
waterbath hingga homogen.
6. Basis ini dipanaskan lagi selama 45
menit, ekstrak meniran ditambahkan Uji Kesukaan
terakhir, diaduk hingga tercampur rata. Pengujian dilakukan terhdap 30 orang
7. Campuran dituangkan ke dalam cetakan panelis yang dimabil secara acak. Panelis
dan dibiarkan hingga dingin. Jika diminta untuk memberikan pendapatnya
campuran membeku saat dituangkan, terhadap rasa dari keempat formula
maka dapat dipanaskan lagi dan dituang berdasarkan selera mereka pada angket
kembali. yang telah diberikan. Uji ini
menggunakan 30 orang panelis dengan
tujuan untuk mewakili sampel (Morten
3.3 EVALUASI SEDIAAN CHEWABLE
dkk, 2000).
GUMMY
Evaluasi terhadap sediaan chewable
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
gummy meliputi uji penampilan umum,
uji keelastisan, uji stabilitas fisik, uji Penelitian ini akan dilaksanan pada
keseragaman bobot, dan uji kesukaan. bulan Juni-Juli 2014 , yang bertempat di
Laboratorium Farmasetika, Jurusan
Uji Penampilan Umum
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Parameter yang diamati yaitu bentuk,
Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.
warna , ada atau tidaknya bau, rasa, bentuk
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
permukaan dan ada atau tidaknya cacat
fisik (Lachmann dkk, 1994). Senyawa flavonoid yang ada dalam
meniran merupakan senyawa anti oksidan
yang lebih kuat dibandingkan dengan
Uji keelastisan
vitamin E. Senyawa ini mampu
Diambil secara acak chewable gummy merangsang kekebalan tubuh. Flavonoid
lalu dipegang masing-masing ujungnya, rutine dan quercetin mampu menghambat
ditarik perlahan kearah berlawanan, tangan sintesis histamin yang merupakan mediator
kiri menarik kearah kiri dan tangan kanan penting penyakit dermatitis alergika
menarik kearah kanan. Chewable gummy (eksim). Nirurin dan quercetin yang
direntangkan sampai terputus dan dicatat terdapat dalam meniran berkhasiat sebagai
berapa panjang dari chewable gummy. peluruh air seni (diuretik). Filantin,
Lalu bandingkan dengan yang ada hipofilantin, tanin berperan dalam
dipasaran. meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan
sebagai hepatoprotektor. Ekstrak meniran
Uji Stabilitas
merupakan salah satu imunomodulator dari Pada uji penampilan umum pada F1,
bahan biologi aktif nonsitokin yang tidak F2, F3 dan F4 mempunyai bentuk, warna
berefek samping. Selama ini obat-obatan dan bau yang sama. Sediaan tablet
imunomodulator banyak digunakan pada chewable gummy pada penelitian ini
pasien dengan gangguan pada sistem imun berbentuk hati, warna ungu dan berbau
tubuh yang banyak ditemukan pada pasien annggur. Mempunyai konsistensi yang
AIDS. Imunomodulator adalah obat yang konsisten dan pada keempat formula
bekerja dengan cara melakukan modulasi tersebut tidak terdapat cacat fisik.
pada sistem imun (Elfahmi 2006). Pengujian elastisitas dilakukan dengan
Pada pembuatan sediaan chewable menarik kedua ujung dari chewable
gummy, metode yang digunakan adalah gummy dan diukur panjangnya hingga
metode peleburan basis karena sesuai putus dengan menggunakan penggaris.
pemilihan bahan baku gelatin gliserin yang Hasil pengukuran dari F1, F2, F3 dan F4
harus dileburkan. Penggunaan gelatin berturut-turut yaitu 3,5;3,7;3,8;3,7 cm.
berfungsi sebagai gelling agent dan Panjang yang diperoleh dari tiap formula
gliserin berfungsi sebagai zat penstabil tersebut hampir sama dengan sediaan yang
yang mampu mempertahankan bentuk gel ada di pasaran (Fitkom Gummy) yaitu 4,1
pada sediaan sehingga tetap menjadi cm. Hal ini menunjukan bahwa kekenyalan
kenyal dan elastis. Air berfungsi F1, F2, F3 dan F4 memenuhi syarat
melarutkan dan mengembangkan pengujian.
gelatinyang bercampur dengan gliserin. Pengujian stabilitas pada sediaan
Asam sitra monohidrat berfungsi untuk chewable gummy untuk melihat ada atau
memberikan efek rasa asam dan untuk tidaknya pertumbuhan jamur. Pengujian
membedakan chewable lozenges dengan tersebut dilakukan selama empat minggu
lozenges yang lainnya. Sorbitol dan dan pengamatannya dilakukan setiap satu
sukralosa adalah pemanis yang digunakan minggu sekali. Hasil dari pengujian ini
untuk menutupi rasa yang kurang enak dari tidak ada pertumbuhan jamur, dari minggu
sediaan. Rasa manis yang dimiliki ke-1, 2,3 dan 4. Hal ini menunjukkan
sukralosa lebih manis 300 sampai 1000 bahwa nipagin yang digunakan baik
kali manis dari sukrosa dan tidak memilki sebagai bahan pengawet.
after taste. Selain sebagai pemanis, Hasil pengujian keseragaman bobot
sorbitol juga dapat berfungsi sebagai chewable gummy ekstrak kering Meniran
humektan sehingga sediaan menjadi lebih (Phyllantus niruri L.) pada F1, F2, F3 dan
kenyal. Nipagin berfungsi sebagai F4 memberikan hasil yang baik yang
pengawet untuk mencegah atau berarti memenuhi persyaratan Farmakope
menghambat pertumbuhan jamur. Untuk Indonesia III yaitu tidak boleh lebih dari 2
memperbaiki aroma dan rasa maka tablet yang masing-masing bobotnya
ditambahkan grape essence agar chewable menyimpang dari bobot rata-rata nya lebih
lozenges yang mengandung Meniran besar dari harga yang ditetapkan kolom A
(Phyllantus niruri L.) lebih disukai dan yaitu 5% dan tidak satu pun tablet yang
diterima dan diterima oleh anak-anak. menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
Formulasi yang dibuat pada sediaan besar dari harga yang ditetapkan apada
ini terdiri dari empat formula yaitu kolom B yaitu 10%. Uji keseragaman
F1(5% : 0,15%), F2 (10% : 0,2%), F3 bobot tablet dilakukan agar bobot dan
(15% : 0,25%) dan F4 (20% : 0,3) dengan dosis yang dihasilkan seragam. Hasil uji
jumlah konsentrasi sorbitol dan sukralosa keseragaman bobot diperoleh rata-rata
yang berbeda-beda. Evaluasi sediaan bobot F1, F2,F3 dan F4 berturut-turut
chewable gummy meliputi uji keseragaman 1,895 g ; 2,025 g ; 2,050 g ; dan 2,050 g
bobot, uji penampilan umum, uji dan tidak ada satupun chewable gummy
elastisitas, uji stabilitas, uji kesukaan.
yang menyimpang dari kolom A maupun
kolom B. FORMULA 1
Uji kesukaan untuk formula F1, F2, F3 FORMULA 2
dan F4 dihitung dengan angket untuk FORMULA 3
mengetahui formula yang lebih disukai FORMULA 4
oleh responden dan mengetahui perbedaan
dari setiap formula. Hasil pengujian uji
kesukaan kepala 30 responden dengan
metode angket dengan tingkat kepercayaan
95% menunjukkan bahwa formula 4 yang
paling disukai oleh responden.

suka; 56.7 sangat suka; 56.7


suka; 53.3

suka; 36.7
Persentase (%)

suka; 33.3

kurang
kurang
suka;
suka;
26.7
26.7 sangat suka; 26.7

tidak suka; 20.0


tidak suka; 16.7 kurang suka; 16.7 sangat suka; 16.7

kurang suka; 10.0

sangat suka; 3.3

sangat
sangat
sangat
tidak
sangat
tidak
tidak
suka;
tidak
suka;
suka;
suka;
tidak
tidak
suka;
suka;
0.00.0
Kriteria
0.00.00.00.0

GAMBAR GRAFIK UJI KESUKAAN CHEWABLE GUMMY EKSTRAK MENIRAN


(Phyllantus niruri L.)

TABEL 4.1 HASIL UJI PENAPISAN FITOKIMIA EKSTRAK MENIRAN

N PUSTAK HASIL
O GOLONGAN SENYAWA A PEMERIKSAAN
1 Alkaloid + +
2 Flavonoid + +
3 Saponin + +
4 Tanin + +
5 Terpenoid - -
6 Fenolat - -

TABEL 4.2 HASIL UJI PENAMPILAN UMUM SEDIAAN CHEWABLE GUMMY


EKSTRAK MENIRAN (Phyllantus niruri L.)

No Uji Penampilan Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4


Umum
1 Bentuk Hati Hati Hati Hati
2 Warna Ungu Ungu Ungu Ungu
3 Bau Anggur Anggur Anggur Anggur
4 Rasa Sedikit Sedikit Manis, Manis, Sedikit Manis, Sedikit
Manis,Sedikit Sedikit Asam, Asam, Rasa Asam, Rasa
asam,Rasa Rasa Anggur Anggur Anggur
Anggur
5 Bentuk Halus Halus Halus Halus
Permukaan
6 Cacat Fisik Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

TABEL 4.3 HASIL UJI ELATISITAS SEDIAN CHEWABLE GUMMY EKSTRAK MENIRAN

Elastisitas Produk yang di Pasaran F1 F2 F3 F4


Panjang 4 3,4 3,7 3,8 3,7
(cm) 4 3,5 3,8 3,9 3,8
4,3 3,7 3,5 3,7 3,6
Jumlah 12,3 10,6 11 11,4 11,1
Rata-rata 4,1 3,5 3,7 3,8 3,7

TABEL 4.4 HASIL UJI STABILITAS CHEWABLE GUMMY EKSTRAK MENIRAN


Formula Jumlah Pengamatan hari ke 0 hari ke-7 hari ke-14 hari ke-21 hari ke-28
warna Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu
F1 penampilan Menarik Menarik Menarik Menarik Menarik
Tumbuh Jamur Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
warna Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu
F3 Penampilan Menarik Menarik Menarik Menarik Menarik
Tumbuh jamur Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
warna Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu
F3 Penapilan Menarik Menarik Menarik Menarik Menarik
Tumbuh Jamur Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

V. KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian formulasi
chewable gummy ekstrak meniran (Phylnnatus
niruri L.) dengan menggunakan berbagai
konsentrasi sorbitol dan sukralosa dapat
disimpulkan bahwa ekstrak meniran
(Phyllantus niruri L.) yang dipakai, bisa
digunakan untuk membuat sediaan chewable
gummy. Sediaan chewable gummy yang telah
dibuat memiliki warna, kecerahan, elstisitas yan
stabil pada saat penyimpanan. Kekenyalan dan
elastisitas yang baik serta rasa manis yang
paling banyak disukai ditunjukan pada F4
berdasarkan hasil uji kesukaan pada 30 orang
responden menunjukan bahwa F4 yang lebih
disukai.

SARAN
Disarankan agar dilakukan formulasi
sediaan chewable gummy dengan menggunakan
basis selain gelatin dan gliserin untuk mendapatkan
kekenyalan yang lebih baik. Dibuat dengan
menggunakan pemanis selain sorbitol dan
sukralosa agar lebih bervariasi dan menghasilkan
rasa serta penampilan yang lebih menarik dan
disukai.
(12) Sesela, Alisa Dian. 2010. Formulasi
Sediaan Chewable Lozenges Ekstrak
DAFTAR PUSTAKA Kemangi (Ocimum sanctum L.) (skripsi),
Fakultas Farmasi Universitas
(1) Allen, Loyd V., 2002., The Art Science, Muhammadiyah Surakarta.
and Technology of Pharmaceutical
Compounding. Washington D.C: America
Pharmaceutical Association.

(2) Bratawijaja, Karnen Garna, 2000,


Imunologi dasar, Edisi Keempat, Balai
Penerbit Fakultas Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

(3) British Pharmacopoeia Commossion.,


2014 British Pharmacopeia 2013 .,
London: Crown ., Vol III: 75.

(4) Departemen Kesehatan Republik


Indonesia., 1979., Farmakope Indonesia
edisi III., Jakarta 6-7, 755.

(5) Departemen Kesehatan Republik


Indonesia., 1995., Farmakope Indonesia
IV ., Jakarta.

(6) Harahap, Arfan Andi. 2013. Formulasi


Sediaan Chewable Lozenges Ekstrak
Tanaman Jahe (Zingiber Officinale Rosc.)
yang Diintroduksi Fungi Mikoriza
Arbuskula. Prosiding Seminar Nasional
perkembangan Terkini Sains Farmasi dan
Klinik III 2013. Fakultas Farmasi Andalas.

(7) Heyne, K. 2001. (in Indonesia). Tumbuhan


berguna Indonesia (Useful Indonesian
Plants). Jilid III. Penerjemah : Badan
Litbang Kehutanan. Jakarta: Badan
Litbang Kehutanan.

(8) Irawan, D. W. 2011. Pengaruh Phyllantus


niruri L. (Flavonoid) Pada Sistem Imun
Tubuh. (skripsi). Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.

(9) Levita , Jutti et.al., 2011., Metode


Penelitian Tanaman Obat, Cetakan
Pertama , Penerbit Widya Padjadjaran,
Bandung.

(10) Lachman, L., Lieberman, H. A & Kanig, J.


L., The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy (2nd ed)., Philadelphia: Lea
dan Febiger., 648-662.

(11) Rowe, R.C., Sheskey, P., dan Owen, S.C.


(2005). Handbook of Pharmaceutical
Exipients. Sixth Edition. London.

You might also like