Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
FLORENCE CLAY MORA SIRAIT, S.Farm
1841012105
1
Halaman Pengesahan
Laporan Khusus
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
karuniaNya, menuntut langkah dan cara berpikir yang baik. Berkah dan karunia
tersebut terus penulis alami sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Khusus
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Mahakam Beta Farma yang
dilaksanakan pada 1 Juli – 10 Agustus 2018. Laporan ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Apoteker pada program Profesi Apoteker Fakultas
Dalam penyusunan laporan ini penulis tidak terlepas dari bimbingan, arahan,
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan.
2. Ibu Prof. Dr. Fatma Sri Wahyuni, M.Si, Apt dan Deni Noviza, M.Si, Apt
selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ketua Program Studi Profesi Apoteker
laporan ini.
ii
5. Seluruh karyawan dan staf PT. Mahakam Beta Farma. yang telah membantu
selamaPKPA.
6. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Fakultas Farmasi
Universitas Andalas.
pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis selama
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Khusus PKPA ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang membangun sangat
pengalaman dan pengetahuan selama PKPA dapat berguna bagi penulis di masa
depan dan laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4
2.1 Injeksi Cefazolin................................................................................................ 4
2.1.1Monografi Cefazolin ................................................................................ 4
2.1.2Parameter Klinis Cefazolin ...................................................................... 5
2.2 High Performance Liquid Chromatography (HPLC) ....................................... 6
2.2.1 Kelebihan HPLC ..................................................................................... 6
2.2.2 Komponen-komponen Utama HPLC ...................................................... 6
2.3Validasi Metode Analisa .................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................... 14
3.1Hasil.................................................................................................................. 14
3.2Pembahasan ...................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 21
4.1Kesimpulan ....................................................................................................... 21
4.2Saran ................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. Nilai faktor dan penetapan eksperimental kekuatan metode analisis .......... 12
v
BAB 1
PENDAHULUAN
persyaratan CPOB. Hingga tahun 2018, PT.Mahakam Beta Farma telah memperoleh
dapat memastikan mutu obat yang dibuat dapat dikendalikan secara konsisten.
Hasil analisis bahan baku diperlukan industri untuk menentukan supplier yang dapat
menyiapkan bahan baku sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Dengan analisis
obat jadi, industri memperoleh data yang dapat membantu mempertahankan mutu
produk, pengembangan produk, maupun inovasi produk baru. Oleh karena itu,
analisis menjadi faktor penting karena hanya metode analisis yang telah dibuktikan
1
validitasnya yang dapat digunakan dan dipertanggungjawabkan sebagai landasan
Saat ini penetapan kadar senyawa aktif banyak dilakukan dengan menggunakan
memberikan data yang lebih akurat dan teliti dibandingkan metode analisa lain
(Sugihartini N., et al, 2014). Namun pengaruh perubahan pengguna metode dan
sampel yang diuji tentu saja dapat menyebabkan perubahan signifikan pada hasil
analisis. Validasi dilakukan untuk menjamin kadar hasil analisis dari metode HPLC
dapat diandalkan.
farmasi yang memproduksi obat antibiotik. Diketahui bahwa kadar antibiotik dalam
killing; CDK) (Sharma KK et al., 2002). Industri akan gagal menghasilkan antibiotik
bermutu jika memproduksi antibiotik dengan kadar tidak mencukupi dosis yang
pengendalian mutu produk antibiotik “C” dry injection di PT. Mahakam Beta Farma.
Dalam validasi ini akan diuraikan beberapa parameter, antara lain akurasi, presisi,
2
selektivitas, linieritas, batas deteksi dan batas kuantitasi, robustness,ruggedness dan
kesesuaian metode analisis. Oleh karena itu, laporan ini diharapkan dapat menjadi
bukti kuat bahwa penetapan kadar senyawa aktif dengan metode HPLC dapat
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
yang sama dengan air comparison
Bakteri Endotoksin ≤ 0,15 unit/mg cefazolin Bacterial Endotoxin
Test (BET)
(USP 41/NF 36, 2018)
2.1.2 Parameter Klinis Cefazolin
Mekanisme kerja obat : Menghambat sintesis dinding sel bakteri (AHFS, 2011)
5
HPLC merupakan metode kromatografi yang fase geraknya dialirkan menuju
kolom secara cepat dengan bantuan tekanan dari pompa dan hasilnya dapat dideteksi
dengan detektor. HPLC digunakan untuk memperoleh hasil analisis (kuantitatif dan
1. Reservoir Solvent
lingkungan
2. Pompa
Pompa berfungsi untuk menyediakan aliran larutan dalam sistem secara konsisten
3. Injector
6
Ada tiga tie dasar injektor yang dapat digunakan. Pertama stop-follow (aliran
dihentikan) injeksi dilakukan pada sistem tertutup lalu aliran dilanjutkan lagi. Kedua
adalah septum, digunakan pada kinerja sampai 60-70 atmosfir. Tetapi septum ini
penyumbatan. Ketiga yaitu loop valve, digunakan untuk menginjeksi >10 µL dan
4. Kolom
Kolom merupakan jantung dari sistem HPLC, tempat fase gerak bercampur
dengan fase diam membentuk antarmuka yang besar. Kolom dibagi menjadi
2, yaitu kolom analitik dengan diameter 2-6 mm dan kolom preparatif dengan
5. Detektor
dipilih atau dalam rentang panjang gelombang tertentu. Detektor yang umum
dan lain-lain.
7
Validasi adalah konfirmasi melalui bukti-bukti pemeriksaan dan telah sesuai
dengan tujuan pengujian. Validasi harus dilakukan terhadap metode non-standar dan
1. Presisi
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata
jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari
yang sama pada kondisi sama dalam interval waktu yang pendek, intermediate
precision (presis antara) merupakan bagian dari presisi yang dilakukan dengan cara
mengulang pemeriksaan terhadap contoh uji dengan alat, waktu, analis yang berbeda,
keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda (Riyanto, 2014).
deviation (RSD) atau koefisien variasi (KV) 2% atau kurang. RSD dan KV dapat
8
∑(𝑦 − 𝑦𝑖)2
𝑆𝐷 = √
𝑛−1
𝑆𝐷
% 𝑅𝑆𝐷 = 𝑥 100%
𝑦𝑖
yi : Nilai rata-rata
n : Ulangan
2. Akurasi
dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
𝐶1 − 𝐶2
% Perolehan kembali (recovery) = 𝑥100
𝐶3
Keterangan :
9
1 < A ≤ 10% 97-103
0,1 < A ≤ 1% 95-105
0,001 < A ≤ 0,1 (%) 90-107
100 ppb < A ≤ 1 pp 80-110
10 ppb < A ≤ 100 ppb 60-115
1 ppb < A ≤ 10 ppb 40-120
3. Linearitas
hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bX.
Limit deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi
kuantitasi merupakan parameter pada analisis dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama. Nilai LOD dan LOQ dapat ditentukan secara
statistik melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai tersebut dapat
a. Batas deteksi
3 𝑥 𝑆𝐷
𝐿𝑂𝐷 =
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑏
10
b. Batas kuantitasi
10 𝑥 𝑆𝐷
𝐿𝑂𝑄 =
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑏
Keterangan
hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas ditentuka
dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa placebo (Riyanto, 2014).
Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Jika
cemaran dan hasil urai tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka
cemaran atau hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan
kelarutan fase, dan Differential Scanning Calorimetry. Derajat kesesuaian kedua hasil
11
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari
analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium,
analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, dan hari yang berbeda. Ketangguhan
lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan
pada kondisi operasi normal anatar lab dan antar analis (Harmita, 2004).
7. Kekuatan (Robustness)
metodologi yang kecil dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik
dengandata presisi dan akurasi. Sebagai contoh, perubahan yang dibutuhkan untuk
perubahan komposisi organik fase gerak (1%), pH fase gerak (± 0,2 unit), dan
A atau a A A A a
B atau b B B B B
C atau c C C c C
12
Identifikasi sekurang-kurangnya 3 faktor analisis yang dapat mempengaruhi
hasil bila diganti atau diubah. Faktor orisinal ini dapat diidentifikasi sebagai A, B,
#2)/2 dengan (#3 + #4)/2. Untuk efek perubahan B, bandingkan rata-rata hasil (#1 +
13
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. HASIL
Berikut adalah data hasil validasi penetapan kadar yang telah dilakukan
3.1.2. Spesifisitas
3.1.3. Akurasi
14
3.1.4. Presisi
Analisis
4.b RSD ≤ 2.0% 0.28% Memenuhi syarat
Repeatability
Presisi
4.c RSD ≤ 2.0% 1.15% Memenuhi syarat
Intermediet
3.1.5. Linearitas
3.1.7. Robustness
15
3.1.8. Rugedness
Metode tidak
Respon terhadap Terhadap Asam Kuat = 13.83%
terpengaruh oleh
perlakuan
8.2 perlakuan tambahan jika Terhadap Oksidasi = 8.79% Sebagai informasi
tambahan (sebagai
selisih konsentrasi
informasi) Terhadap Pemanasan = 1.64%
dengan standard ≤ 2.0%
16
3.2 PEMBAHASAN
dengan tujuan pengujian (Riyanto, 2014). Validasi metode penetapan kadar antibiotik
“C” dry injection ini menunjukkan hasil yang memenuhi kriteria pada semua
metode telah sesuai dengan sistem yang tersedia, antara lain waktu retensi, tailing
factor, dan area (USP 41/NF 36, 2018). Dari pengujian diperoleh hasil 0,69%, 0,10%,
dan 0,14% secara berurutan (syarat ≤ 2.0%), berarti memenuhi persyaratan sehingga
penetapan kadar dengan metode HPLC sesuai dengan sistem yang tersedia dan
yang hanya mengukur zat tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel (Riyanto, 2014). Proses
penentuan spesifisitas penetapan kadar antibiotik “C” dry injection dilakukan oleh
seorang analis. Spesifisitas yang dihasilkan yaitu sebesar 0,73% (syarat ≤ 2.0%),
17
Presisi menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji dengan penyebaran
rata-rata hasil uji jika prosedur diterapkan secara berulang (Riyanto, 2014). Pengujian
dilakukan oleh dua orang analis. Pengujian dilakukan dengan mengumpulkan data
jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam
metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda (Riyanto, 2014). Parameter yang
diuji pada presisi meliputi measuring repeatability, analisis repeatabilitas, dan presisi
intermediet dengan hasil 0,07%, 0,28%, dan 1,15% secara berurutan. Hasil tersebut
memenuhi syarat (RSD ≤ 2.0%) sehingga penetapan kadar dengan metode HPLC
menunjukkan keseksamaan jika dilakukan berulang kali pada kondisi yang sama
nilai r2> 0,995(Riyanto, 2014). Pengujian dilakukan oleh seorang analis dengan
membuat larutan standar dengan konsentrasi 70%, 80%, 90%, 100%, 110%, 120%,
dan 130%. Dari pengujian diperoleh hasil r2sebesar 0,9997 sehingga penetapan kadar
Batas deteksi dan batas kuantitas menunjukkan konsentrasi terendah yang bisa
digunakan. Nilai Batas deteksi dan batas kuantitasdapat ditentukan secara statistik
melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi(Riyanto, 2014), sehingga masih
18
merupakan kelanjutan dari pengujian linearitas. Dari pengujian diperoleh hasil
sebesar 2,0409 µg/mL untuk batas deteksi dan 6,1845 µg/mL untuk batas kuantitas.
Artinya, penetapan kadar dengan metode HPLC mampu mendeteksi sampel dengan
panjang gelombang yang berbeda, yaitu pada 249 nm, 254 nm, dan 259 nm. Panjang
(Harmita, 2004). Dari pengujian diperoleh hasil sebesar 0,35% (syarat: RSD ≤ 2.0%),
stabilitas sampel yang telah dipengaruhi oleh waktu dan suhu penyimpanan. Faktor
tambahan yang diukur antara lain, asam kuat, hidrogen peroksida (H2O2), dan
pemanasan yang masing-masing dilakukan pada larutan uji yang berbeda. Dari
pengujian diperoleh hasil bahwa metode analisis dipengaruhi oleh asam kuat (RSD=
HPLC tidak tangguh untuk sampel yang mangalami oksidasi dan sampel
ditambahkan asam kuat. Namun kadar sampel yang disimpan dalam ambient(suhu
19
ruang) dan refrigerator (2 – 80C) selama 24 jam dapat ditentukan menggunakan
syarat).
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
21
4.2 SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (Guidelines On Good
Manufacturing). Jakarta: BPOM; 2006
Harmita. Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan cara perhitungannya. Majalah
Ilmu Kefarmasian. 2004; 1(3): 117-135
Riyanto. Validasi dan Verifikasi Metode Uji. Yogyakarta: Deepublish; 2014
Sharma KK, Sangraula H, Mediratta PK. Some new concepts in antibacterial rug
therapy. Indian Journal of Pharmacology. 2002; 1(34): 390-396
23