Professional Documents
Culture Documents
َّلِل ْال َح ْم َدَّ إِن َِّ ِ ُ َونَ ْست َ ْغف ُِرَّهُ َونَ ْستَعِينُ َّهُ نَحْ َم ُدَّه، ُن بِ َِّه َونَعُو َّذ َّْ ِور م َِّ أ َ ْنفُ ِسنَا ش ُُر، ن َّْ ّللاُ يَ ْه ِدَِّه َمَّ َل َّ َضلَّ ف ِ لَ َّهُ ُم، ن َّْ ِل َو َمَّْ ضل ْ ُ لَ ي َّ َف
ََّ لَ َّه ُ هَاد، ن َوأ ْش َه َُّد
ِى َ َ
َّْ لَ أَّ ّللاُ إِلَّ إِلَه َ
َّ َّع ْب ُدَّهُ ُم َحمدًا َوأن َ ُسول َّه ُ ُ سلَ َّهُ َو َر َ
َ ق أ ْر ْ
َِّ ِيرا بِال َح ً ِيرا بَش ً ْن َونَذ ََّ ى بَي َِّ ع َِّة يَ َدَ السا، ن َّْ َم
ش ََّد فَقَ َّْد َو َرسُولَ َّهُ ّللاََّ يُطِ َِّع َ َر، ن َّْ ص ِه َما َو َم ِ غ ََوى فَقَ َّْد يَ ْع. ل َ
َُّ ن َربنَا ّللاََّ نَسْأ َ
َّْ ن يَجْ عَلَنَا أ َّْ سولَ َّهُ َويُطِ ي َُّع يُطِ يعُ َّهُ مِ م ُ َويَتبِ َُّع َر
ُِب ِرض َْوانَ َّه َ
َُّ س َخط َّه ُ َويَجْ تَن َ ن فَإِن َما َ َ }ِين أيُّ َها يَا
َُّ ْول َّهُ بِ َِّه نَح, َ ََّ ّللاَ اتقوا آ َمنُوا الذُ َّ ل َوقولواُ ُ ً َّ سدِيدًا قَ ْو َ (۷٠) ِح َّْ صل ْ ُلَكُ َّْم ي
ِر أ َ ْع َمالَ ُك َّْم َّْ سولَ َّه ُ ّللاََّ يُطِ َّْع َو َمن ذُنُوبَ ُك َّْم لَ ُك َّْم َويَ ْغف ُ از فَقَ َّْد َو َر ََّ َعظِ ي ًما فَ ْو ًزا ف َ } { ِين أَيُّ َها يَا ََّ سو ِل َِّه َوآمِ نُوا ّللاََّ اتقُوا آ َمنُوا الذ ُ بِ َر
ُْن يُؤْ تِك َّْم َ ْ
َِّ ورا لك َّْم َويَجْ عَل رحْ َمتِ َِّه مِن ِكفلي ُ ً ُ ُون نََّ ِر بِ َِّه ت َْمش ْ
َّْ ّللاُ لك َّْم َويَغف ُ َ َّ غفورَّ َو ُ َ َِّين أيُّ َها يَا {} رحِ يم َ ََّ ّللاََّ اتقوا آ َمنُوا الذ ُ
ُت ما نَ ْفسَّ َو ْلت َنظ َّْر َّْ ون بِ َما َخبِيرَّ ّللاََّ إِنَّ َواتقُوّللاَ ِلغَدَّ قَد َم ََّ ُت َ ْع َمل
Shalawat dan salam tak lupa pula kita doakan kepada junjungan agung
Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh
manusia yang tetap senantiasa istiqomah di jalan islam, yaitu jalan
perjuangan yang telah diperjuangkan Beliau.
Sebagai warga negara Indonesia, fakta yang tak bisa lepas dari kehidupan
sosial kita adalah kemajemukan. Berbagai macam suku, bahasa dan ras
menjadikan singgungan adat dan budaya tidak terelekkan di sekitar kita.
Tentu dengan begitu, maka bagi siapa yang bisa menjaga keutuhan
persatuan, keanekaragaman tersebut bisa menjadi sumber kekuatan.
Tetapi sebaliknya, bagi siapa yang tidak, maka persinggungan adat,
budaya dan agama akan menjadi sumber konflik di masyarakat.
Di dalam al-Qur’an sendiri, persoalan keragaman telah jelas dinyatakan
oleh Allah. Di antara ayat yang sering kita dengar terkait hal ini adalah
surat al-Hujurat ayat 13:
اسَّ يَاأَيُّ َها َّْ ِل شُعُوبًا َو َجعَ ْلنَا ُك َّْم َوأ ُ ْنثَى ذَكَرَّ م
ُ ن َخلَ ْقنَا ُك ْمَّ إِنا الن َ َن أَتْقَا ُك َّْم ّللاَِّ ِع ْن ََّد أ َ ْك َر َم ُك َّْم إِنَّ ِلتَع
ََّ ِارفُوا َوقَبَائ َّ ِّللا إ
ََّ َّعلِيم
َ ََّخبِير
Jika kita mau mendalami ayat di atas kaum muslimin sekalian, maka akan
ditemukan tuntunan bagi seorang muslim di dalam menghadapi
kemajemukan atau perbedaan. Dengan jelas ayat di atas menggambarkan
bagaimana Allah menciptakan manusia yang nantinya akan bersuku dan
berbangsa yang berbeda. Dengan begitu, maka islam mengakui
keberadaan keragaman tersebut, dan menjadikan hal itu sebagai bagian
dari kehendak Allah swt.
Pertama, karena orang bertakwa adalah orang yang paling mampu dan
bersedia untuk mematuhi aturan Allah, menjadi perpanjangan tangan
Allah untuk menyemaikan hukum Allah, menetapkan keadilan sesuai
ukuran Allah
Kedua, karena orang bertakwa adalah orang yang paling mampu
menyikapi keragaman dengan sikap yang tepat. Sebab di dalam Islam
salah satu syarat agar menjadi bertaqwa adalah bisa menghargai manusia
dari berbagai macam perbedaan. Ketaqwaan seseorang melahirkan
toleransi dan kepedulian di dalam dirinya.
Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjadi wujud nyata dari
sikap toleransi yang harus disemaikan oleh orang bertakwa. Di antaranya:
surat al-Hujurat ayat 10 dinyatakan umat muslim harus mampu
mengatasi konflik dan mendamaikan satu sama lainnya dengan asas
persaudaraan.
Jika konsep toleransi yang terkandung dari ayat-ayat di atas dipatuhi oleh
umat Islam, terkhusus kita di Indonesia ini, maka bukan menjadi hal yang
mustahil jika Indonesia bisa muncul sebagai negara yang tingkat keadilan,
dan kedamaiannya tertinggi dibanding negara-negara lain.
Aqidah ini adalah identitas kita sebagai orang Islam dan bertoleransi
bukan berarti menghilangkan aqidah kita sebagai muslim, jika terdapat
slogan bertoleransi dengan menyatakan semua agama benar itu adalah
toleransi yang tidak dibenarkan di dalam Islam.
Dalam hal aqidah Rasulullah saw sangat keras dan tegas. Bahkan dalam
beberapa riwayat Rasulullah selalu memerintahkan agar umat muslim
memiliki ciri khas agar berbeda dengan orang non muslim, nabi
senantiasa menyerukan khaliful yahudi.
Tetapi Allah langsung menegur nabi dengan menurunkan firman surat al-
Isra ayat tiga tuju dan tiga lima. Dari teguran tersebut kita dapat
mengetahui hikmah di balik pelarangan tersebut.
Nabi Muhammad sebagai panutan masyarakat Islam ketika itu, tentu akan
dilihat banyak pengikutnya. Dengan melihat perbuatan tersebut, jika nabi
mau melakukannya ketika itu, maka secara otomatis para sahabat akan
berpikiran dan beranggapan bahwa Rasul telah diperbolehkan Allah untuk
memperlonggar ibadah dan mengakui tuhan-tuhan berhala tersebut
sebagai imbas dari beliau mengusap patung di sekitar ka’bah setiap kali
ibadah.
Peristiwa ini tentu menjadi peringatan penting bagi kita muslim indonesia.
Dengan banyak bersinggungan dengan adat dan ritual ibadah agama lain,
kita harus lebih menjaga identitas agama kita.
Harus percaya diri terhadap keislaman kita, tidak malah justru melakukan
hal-hal yang bisa mengaburkan aqidah dan pandangan saudara-saudara
kita sesama muslim.
Sumber: https://www.tongkronganislami.net/khutbah-jumat-terbaru-
toleransi-antar-umat-beragama/