You are on page 1of 4

1

Naskah Materi Khutbah Jumat Terbaru


Toleransi antar Umat Beragama

Khutbah pertama

Alhamdulilah-Alhamdulillah- nahmaduhu wanastainuhu wanastaghfiruhu wanastahdihi


wana’udzu billahi min syururi anfusina wamin syaiatina ‘amalina. Mayahdillahu falamudillalah
wamayudlil falaha diyalah.

Ashahadu alla ilaha ilalloh washhadu anna Muhammadan abduhu warosuluh. Ala nabiya
ba’dah

Allohumma sholli wasalam wabarik ala Muhammadin wa ala alihi washohbihi wamanihtada
bihudahu illa yaumil qiyamah.

Qolallohu ta’ala fil qur anil karim, Audzubillahiminassyaithonirojim :

WATAJAWWADU FAINNA KHOIROJJADIT TAQWA. WATAQUNI YA ULIL ALBAB

"Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-
Ku wahai orang-orang yang berakal". (QS. Al-Baqoroh: 197)

Kaum Muslim, Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah swt.

Marilah kita bersyukur kepada Allah Rabbul ‘Alamin, yang Alhamdulillah hingga hari ini, masih
berkenan membuka hati kita untuk tetap dan senantiasa menerima Iman dan Islam sebagai
pedoman hidup kita.

Bila kita mengingat sabda Rasulullah, bahwa terdapat manusia yang paginya beriman, namun
sore-nya iman itu lepas dari dirinya hingga ia berakhir dalam keadaan kafir. Oleh karena itu
kaum muslimin, kesyukuran terbesar di dalam kehidupan kita ini adalah Allah memilih kita
menjadi orang yang berhak mendapatkan hidayah keimanan tersebut

Shalawat dan salam tak lupa pula kita doakan kepada junjungan agung Nabi Muhammad
saw, beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh manusia yang tetap senantiasa istiqomah di
jalan islam, yaitu jalan perjuangan yang telah diperjuangkan Beliau.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Sebagai warga negara Indonesia, fakta yang tak bisa lepas dari kehidupan sosial kita adalah
kemajemukan. Berbagai macam suku, bahasa dan ras serta agama menjadikan singgungan
adat, budaya dan agama tidak terelekkan di sekitar kita.

Tentu dengan begitu, maka bagi siapa yang bisa menjaga keutuhan persatuan,
keanekaragaman tersebut bisa menjadi sumber kekuatan. Tetapi sebaliknya, bagi siapa yang
tidak, maka persinggungan adat, budaya dan agama akan menjadi sumber konflik di
masyarakat.

Di dalam al-Qur’an sendiri, persoalan keragaman telah jelas dinyatakan oleh Allah. Di antara
ayat yang sering kita dengar terkait hal ini adalah surat al-Hujurat ayat 13:

   


   
   
     
    
2

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan
perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling
mengenal satu sama lain. sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah
yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha lagi maha
mengenal”

Jika kita mau mendalami ayat di atas kaum muslimin sekalian, maka akan ditemukan tuntunan
bagi seorang muslim di dalam menghadapi kemajemukan atau perbedaan. Dengan jelas
ayat di atas menggambarkan bagaimana Allah menciptakan manusia yang nantinya akan
bersuku dan berbangsa yang berbeda. Dengan begitu, maka islam mengakui keberadaan
keragaman tersebut, dan menjadikan hal itu sebagai bagian dari kehendak Allah swt.

Bahkan kaum muslimin sekalian, di ayat tersebut diperlihatkan bagaimana seharusnya umat
Islam menyikapi perbedaan dan keragaman tersebut. Hal itu dapat diketahui dari perkataan
inna akramakum ‘indallah atqakum’ (sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian
adalah orang yang bertakwa).

Kalimat tersebut, selain menjadi sebuah pemberitahuan juga menjadi sebuah dorongan, di
mana seorang Muslim harus menjadi orang yang bertakwa dalam berkehidupan sosial dalam
keberaneka ragaman

Dengan kata lain, ketakwaan adalah solusi terbaik menghadapi kemajemukan dan
perbedaan. Mengapa demikian? Sebab orang bertakwa dalam konteks ayat tersebut memiliki
dua keistimewaan, seperti yang dijelaskan oleh Abu Bakar al-Jaza’iry.

Pertama, karena orang bertakwa adalah orang yang paling mampu dan bersedia untuk
mematuhi aturan Allah, menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menyemaikan hukum Allah,
menetapkan keadilan sesuai ukuran Allah

Kedua, karena orang bertakwa adalah orang yang paling mampu menyikapi keragaman
dengan sikap yang tepat. Sebab di dalam Islam salah satu syarat agar menjadi bertaqwa
adalah bisa menghargai manusia dari berbagai macam perbedaan. Ketaqwaan seseorang
melahirkan toleransi dan kepedulian di dalam dirinya.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjadi wujud nyata dari sikap toleransi
yang harus disemaikan oleh orang bertakwa. Di antaranya: surat al-Hujurat ayat 10 dinyatakan
umat muslim harus mampu mengatasi konflik dan mendamaikan satu sama lainnya dengan
asas persaudaraan.

Pada ayat ke sebelas, Allah melarang orang mukmin mencela dan menjuluki dengan julukan
yang tidak disukai oleh satu kelompok, lalu pada ayat 12, Allah juga melarang umat muslim
berburuk sangka, karena berburuk sangka adalah pangkal kecelakaan yang besar, di ayat
yang sama, Allah juga melarang umat muslim mencari-cari kesalahan dan menggunjing.

Jika konsep toleransi yang terkandung dari ayat-ayat di atas dipatuhi oleh umat Islam,
terkhusus kita di Indonesia ini, maka bukan menjadi hal yang mustahil jika Indonesia bisa
muncul sebagai negara yang tingkat keadilan, dan kedamaiannya tertinggi dibanding
negara-negara lain.

Di samping itu, memang sudah menjadi kewajiban muslim untuk selalu menebar kedamaian di
mana-mana, sehingga jika terdapat sekelompok orang melakukan tindak teror mengatas
namakan Islam, berarti itu adalah kesalahan yang besar.
3

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Namun kaum muslimin sekalian, selain toleransi dan kepedulian terhadap sesama yang harus
kita junjung tinggi, tidak kalah pentingnya untuk menjaga aqidah kita, dan aqidah saudara-
saudara kita sesama umat muslim.

Aqidah ini adalah identitas kita sebagai orang Islam dan bertoleransi bukan berarti
menghilangkan aqidah kita sebagai muslim, jika terdapat slogan bertoleransi dengan
menyatakan semua agama benar itu adalah toleransi yang tidak dibenarkan di dalam Islam.

Dalam hal aqidah Rasulullah saw sangat keras dan tegas. Bahkan dalam beberapa riwayat
Rasulullah selalu memerintahkan agar umat muslim memiliki ciri khas agar berbeda dengan
orang non muslim, nabi senantiasa menyerukan khaliful yahudi. Berbedalah kamu dengan
kaum yahudi,

Dalam persoalan agama juga, Rasul tidak segan-segan menyatakan, man tasyabbaha bi
qoumin fahuwa minhum. Barang siapa yang mengikuti atau memirip-miripkan dirinya dengan
suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut.

Di dalam tafsir at-Thabari pernah diceritkan bahwa suatu ketika Nabi diminta oleh para
pemuka quraisy untuk mengusap hajar aswad sebagai wujud penghormatan atas tuhan-tuhan
mereka setiap hendak melakukan ibadah di dekat ka’bah.

Dengan balasan dakwah Nabi tidak akan diganggu bahkan dikatakan mereka akan
mengikutinya juga. Tentu tawaran ini sangat menguntungkan untuk dakwah Islam ke
depannya, sehingga hampir-hampir Rasulullah mau melakukannya. Tetapi Allah langsung
menegur nabi dengan menurunkan firmanNya, surat al-Isra ayat 35 dan 37. Dari teguran
tersebut kita dapat mengetahui hikmah di balik pelarangan tersebut.

Di antaranya adalah, meskipun persoalan tersebut secara kasat mata sepele, di mana Nabi
Muhammad cuma mengusap patung setiap beribadah di sekitar ka’bah, tetapi akibatnya
sangat besar dan bersinggungan dengan Aqidah.

Nabi Muhammad sebagai panutan masyarakat Islam ketika itu, tentu akan dilihat banyak
pengikutnya. Dengan melihat perbuatan tersebut, jika nabi mau melakukannya ketika itu,
maka secara otomatis para sahabat akan berpikiran dan beranggapan bahwa Rasul telah
diperbolehkan Allah untuk memperlonggar ibadah dan mengakui tuhan-tuhan berhala
tersebut sebagai imbas dari beliau mengusap patung di sekitar ka’bah setiap kali ibadah.

Peristiwa ini tentu menjadi peringatan penting bagi kita muslim indonesia. Dengan banyak
bersinggungan dengan adat dan ritual ibadah agama lain, kita harus lebih menjaga identitas
agama kita.

Harus percaya diri terhadap keislaman kita, tidak malah justru melakukan hal-hal yang bisa
mengaburkan aqidah dan pandangan saudara-saudara kita sesama muslim.

Muslimin rohima kumulloh

Sebagai implentasinya marilah kita menjaga diri kita dan anak-anak kita sebagai amanahNya
untuk tidak terjerumus dengan kebiasaan-kebiasaan, tata cara, dan perayaaan-perayaan
serta ritual yang dikemas dalam gemerlapnya kemodernan. Janganlah keluarga kita
khususnya anak-anak terjebak dengan perayaan-perayaan seperti hari valentine,
penyambutan tahun baru masehi yang berlebih-lebihan, dan kebiasaan-kebiasaan yang
sesungguhnya mendatangkan kemaksiatan dan kemudhotan yang akan menjauhkan kita dari
aqidah yang diajarkan Nabi kita, Muhammad SAW.
4

Sekalipun ditengah hiruk pikuknya pesta demokrasi dinegara kita dengan adanya agenda
pilkada dan pilpres, marilah kita selalu menjaga persatuan dan kesatuan ini dengan senantiasa
bertoleransi dalam menjaga aqidah dan tetap selalu menjalankannya sesuai dengan
tuntunan dari pembawa rahmat sekalian alam…rahmatan lil alamin.

Barokallohu li walakum fil qur’anil adhim, wanafa’ani wa iyakum bima fihi minal ayati wadzikril
hakim wataqoballohu mini waminkum innahu huwas sami’ul alim.

Aqulu qouli hada wastaghfirullohal adzim li walakum. Innahu huwal gofururrohim

Khutbah kedua:

ALHAMDULILLAHILLADZI HADANA LI HADZA WAMA KUNNA LINAHTADIYA LAULA AN


HADANALLOH’

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...

Sebagai muslimin, marilah kita senantiasa menjaga ukhuwah islamiyah dengan selalu
mengajak pada kebenaran dan berusaha mencegah dari kemungkaran dengan senantiasa
kita tetap menjaga toleransi dalam bernegara, beragama dan tetap selalu menjaga menjaga
aqidah kita.

Marilah kita sama-sama berdoa dengan penuh keikhlasan, untuk memohon ampunan Alloh,
dan meminta perlindungan Alloh agar selama menjalani hidup didunia ini selalu diberikan
hidayah dan petunjuk Alloh selalu dalam tuntunan, lindungan, kasih sayang serta Ridhonya,
agar kita bisa selalu menjaga aqidah dalam persatuan dan keanekaragaman. Aamiin ya Alloh
ya Robbal alamin

AUDZUBILLAHI…Innallloha wamalaikatahu

Allohmaghfir lil muslimina walmuslimat, wal mu’minin wal mu’minat al ahya imin hum wal
amwat, wa sami’ul qoribun mujibu da’wat wa qo diyal hajat.

ALLOHUMAGH FIRLANA DUNUBANA WA DUNUBA WALIDAINA WARHAMHUMA KAMA


ROBBAYANA SHIGORO.

ROBBANAGH FIRLANA WAL IKHWANINALLADZINA SABAQUNA BIL IMAN WALA TAJA’AL FI


QULUBINA GHILALLADZINA AMANU. ROBBANA ROUFURROHIM

ROBBANA DHOLAMNA ANFUSANA WAILAM TAGHFIRLANA WATARHAMNA LANAKUNA MINAL


KHOSIRIN

Ya Alloh ampunilah dosa kami, dosa ibu bapak, anak-anak, guru-guru, pemimpin …

Ya Alloh lindungilah aqidah kami, jangan campurkan aqidah dan aqidah kami dengan
kemaksiatan dan kemungkaran.

Ya Alloh berilah kami kekuatan untuk menjalani kehidupan ini dengan rahmat dan kasih
sayangmu serta ridhoMu

ROBBAN ATINA FIDUNYA HASANAH…

IBADALLOHU INALLOHA YA’MURUKUM BIL ADLI WAL IHSAN WA ITA IDIL QURBA WAYANHA ANIL
FAHSYA IWAL MUNKAR WAL BAGH YA IDUKUM LA’ALAKUM TADAKARUN, FADKURULLOHAL
ADHIM, YADKURUKUM WA ASLAHU MIN FADLIHI YU’TIKUM WADZIKRULLOHIL AKBAR. WASALAMU
ALAIKUM WAR.WAB

You might also like