Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu perbedaan sistem Islam dengan sistem Kapitalis adalah bahwa sistem
Kapitalis memandang persoalan sosial dan rumah tangga dianggap sebagai masalah
ekonomi, sedangkan sistem Islam masalah-masalah di atas dibahas tersendiri dalam
hukum-hukum seputar interaksi pria-wanita (nizhâm al-ijtima’iyyah). Misalnya dalam
sistem kapitalisme tidak ada istilah zina jika laki-laki dan perempuan melakukan
hubungan suami isteritanpa ikatan pernikahan asal dilakukan suka-sama suka atau
saling menguntungkan sebaliknya disebut pelecehan seksual dan pelakunya dapat
diajukan ke pengadilan jika seorang suami memaksa dilayani oleh seorang isteri
sementara isterinya menolak.
Karena itu alam persoalan pakaian antara penganut sistem kapitalis dan sistem
Islam jelas perbeda. Dalam sistem kapitalis pakaian dianggap
sebagai salah satu ungkapan kepribadian, sebagai unsur penarik lawan
jenis dan karena itu memiliki nilai ekonomis. Bentuk tubuh seseorang
apalagi wanita sangat berpengaruh terhadap makna kebahagiaan dan masa,
depan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa isi dari surat al-a ‘raf ayat 26?
2. Apa adab berpakaian?
3. Apa batas-batas aurat wanita dan laki-laki?
4. Apa hukum berpakian bagi wanita maupun laki-laki?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pakaian
Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia di samping
makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan). Selain berfungsi menutup tubuh, pakaian
juga dapat merupakan pernyataan lambang status seseorang dalam masyarakat. Sebab
berpakaian ternyata merupakan perwujudan dari sifat dasar manusia yang mempunyai
rasa malu sehingga berusaha selalu menutupi tubuhnya.
Busana menurut bahasa adalah segala sesuatu yang menempel pada tubuh dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Menurut istilah, busana adalah pakaian yang kita
kenakan setiap hari dari ujung rambut sampai ujung kaki berserta segala
pelengkapannya, seperti tas, sepatu, dan segala macam perhiasan/aksesoris yang
melekat padanya.
Dalam ajaran Islam, pakaian bukan semata-mata masalah budaya dan mode.
Islam menetapkan batasan-batasan tertentu untuk laki-laki maupun perempuan. Khusus
untuk muslimah, memiliki pakaian khusus yang menunjukkan jatidirinya sebagai
seorang muslimah. Bila pakaian adat umumnya bersifat lokal, maka pakaian C
muslimah bersifat universal. Dalam arti dapat dipakai oleh muslimah di manapun ia
berada.
للا
ّ ت َ اس الت َّ ْق َو
ِ ى ذَلِكَ َخي ٌْر ذَلِكَ ِم ْن آيَا ُ َس ْو َءاتِ ُك ْم َو ِريشا ً َو ِلب َ يَا بَنِي آدَ َم قَ ْد أَنزَ ْلنَا
َ علَ ْي ُك ْم ِلبَاسا ً ي َُو ِاري
َلَعَلَّ ُه ْم يَذَّ َّك ُرون
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Al-A’RAF 26)
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa pakaian bani Adam ada itu ada tiga
macam, yaitu:
3
yang dikecualikan, tidak tembus pandang, tidak ketat sehingga membentuk lekuk tubuh,
tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tidak menyerupai pakaian 'khas' milik orang
kafir atau pakaian orang fasik. Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku Jilbab Al
Mar'ah Al Muslimah fil Kitabi wa Sunnah (Syaikh Al Albany), beberapa syarat yang
wajib dipenuhi agar dapat berbusana harmonis dan tentunya syar'i:
Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan Syarat.
Terdapat dalam surat An Nuur ayat 31 Allah berfirman: "Katakanlah kepada wanita
yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara
kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang
(biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada
mereka, dan janganlah menampakkan Prhiasan mereka.'"
Juga firman Allah dalam surat Al-Ahzab:59 yang berbunyi: "Hai Nabi
katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin:
'Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'" Ayat ini
menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh adalah kewajiban setiap wanita
muslimah (mukminah) dan merupakan tanda keimanan mereka. Menutup aurat adalah
salah satu dari kewajiban yang telah ditetapkan bagi muslimah, sedangkan menuntut
ilmu adalah kewajiban lain yang berlaku untuk seumur hidup.
Al-Qurthubi berkata: "Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan.
Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah
bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis.
Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya: "Wahai Asma!
Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada
bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.' Kemudian beliau menunjuk wajah dan
(telapak) tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya."
orang jahiliyah." Berhias diri seperti orang-orang jahiliyah disini artinya bertabarruj.
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta
segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki.
(Fathul Bayan VII/19).
orang kafir. Barangsiapa yang mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang
mumin, sedangkan tindakan menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal yang
dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan.
ظ َه َر ِم ْن َها َ ظنَ فُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَت َ ُه َّن ِإ ََّل َما ْ اره َِّن َو َيحْ َف َ ضضْنَ ِم ْن أ َ ْب
ِ ص ُ ت َي ْغ ِ َوقُل ِلّ ْل ُمؤْ ِمنَا
َ َو ْل َيض ِْربْنَ ِب ُخ ُم ِره َِّن
علَى ُجيُو ِب ِه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَت َ ُه َّن إِ ََّل ِلبُعُولَتِ ِه َّن أ َ ْو آ َبائِ ِه َّن أ َ ْو آ َباء بُعُولَتِ ِه َّن أ َ ْو
8
4. Tidak berbahan sutera Hadits riwayat Hudzaifah bin yaman ra, bahwasanya
rasulullah saw bersabda :
“ Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan
pakaian sutera, sebab pakaian sutera itu untuk mereka ( orang kafir ) didunia dan untuk
kalian di akhirat pada hari kiamat. “ ( HR Muslim ). Para lelaki jelas dilarang memakai
pakaian sutera, namun ada pengecualian bagi mereka yang sakit kulit untuk memakai
sutera ( karena pakaian lain memicu penyakit mereka ) sebagaimana keringanan yang
diberikan nabi saw kepada Abdurahman bin Auf dan Zubair bin Awwam.
10
5. Emas Rasulullah bersabda, “ diharamkan memakai sutera dan emas bagi kalangan
laki – laki umatku dan diperbolehkan bagi kalangan wanitanya “ ( HR Abu Dawud,
tirmidzi, An – Nasa’I dan Ibnu Majah ), jadi walau bagaimanapun indahnya emas laki –
laki tidak boleh memakainya, tapi perak boleh dipakai.
yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin.
Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini.
ٌاريَاتٌ ُم ِميَلَت
ِ سا ٌء كَا ِسيَاتٌ َع َ َّب ْالبَقَ ِر يَض ِْربُونَ بِ َها الن
َ ِاس َون ِ ط َكأَذْنَا
ٌ ار لَ ْم أَ َر ُه َما قَ ْو ٌم َمعَ ُه ْم ِسيَا
ِ َّان ِم ْن أ َ ْه ِل الن
ِ َص ْنف
ِ
َ ت ْال َمائِلَ ِة َلَ يَدْ ُخ ْلنَ ْال َجنَّةَ َوَلَ يَ ِجدْنَ ِري َح َها َوإِ َّن ِري َح َها لَيُو َجد ُ ِم ْن َم ِس
يرةِ َكذَا َو َكذَا ِ س ُه َّن َكأ َ ْس ِن َم ِة ْالب ُْخ
ُ َمائَِلَتٌ ُر ُءو
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:
[1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan
[2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak
akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
(HR. Muslim no. 2128)
Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada
di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan
seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya
zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh
Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi
terjadi dan kerusakannya lebih parah.
An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas
mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-
Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan
kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan
kepada Allah. Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya,
sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang
berpakaian tetapi telanjang Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis
sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pakaian untuk menutupi aurat yaitu perkara yang dianggap buruk bila terlihat.
Perhiasan ialah perkara untuk keindahan lahiriah. Akramah berkata bahwa pakaian
takwa ialah busana yang dipakai oleh orang-orang yang takwa pada hari kiamat.Kata
zinah yang secara bahasa berarti perhiasan, tetapi bukanlah perhi asan yang biasa
dipakai orang tetapi makna zinah di sini adalah anggotabadan yang merupakan tempat
perhiasan (mahaluzzinah), karena illa mâzhahara minha yang dimaksud adalah yang
biasa nampak pada saat itu (saat ayat ini turun) yaitu muka dan telapak tangan.
B. Penutup
Demikianlah makalah ini kami sampaikan dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini dikarenakan
kami masih dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan guna mendukung proses pembelajaran kami agar
lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://ariesjubed.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2
Fitem
http://blog.re.or.id/hukum-berpakaian-muslimah.htm
http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Halal/202.html
Muhammad nasib ar-rifa’I, 1999, Ringkasan Ibnu Katsir II, Jakarta, Gema Insane Press.