Professional Documents
Culture Documents
A. URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1.1. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan, dimana berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 159.b/Men.Kes/Per/II/1988
tentang Rumah Sakit, Bab V Pasal 19 dinyatakan bahwa “Setiap rumah sakit
harus mempunyai ruangan untuk penyelenggaraan rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, penunjang medic dan non medic serta harus memenuhi standarisasi
bangunan rumah sakit “.
Pengkatagorian rumah sakit dibedakan berdasarkan jenis penyelenggaraan
pelayanan yang terdiri dari rumah sakit umum (RSU) yaitu rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit dan rumah
sakit khusus (RSK) yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada
suatu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan kekhususannya.
Rumah sakit umum (RSU) diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh
beban kerja dan fungsi rumah sakit tersebut, yaitu rumah sakit kelas A, B, C dan
D. Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan sub spesialistik luas. Rumah
sakit kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub
spesialistik terbatas. Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis 4 spesialistik dasar.
Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis dasar dan minimal 2 spesialistik dasar.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pemangkat yang ditetapkan sebagai rumah
sakit tipe/kelas C berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1235/MENKES/SK/10/1997 tanggal 28 Oktober 1997, Selanjutnya pada
tanggal 28 Desember 2010 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pemangkat telah
mendapatkan Sertifikat ISO 9001-2008 sehingga kondisi tersebut menjadikan
RSUD Pemangkat harus siap dalam memberikan pelayanan dan menjadi
pelayanan utama masyarakat Sambas dalam memilih sarana pelayanan
kesehatannya.
3. Sasaran
Sasaran dari Pekerjaan ini adalah terbangunnya Gedung Rawat Inap Kelas III
5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: DAK Kabupaten Sambas Tahun
Anggaran 2019
B. Data Penunjang
7. Data Dasar dan Data Fisik Bangunan
Data dasar, data fisik dan rencana sarana adalah data-data yang bersumber dari hasil
perencanaan Konsultan Perencana Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III
8. Standar Teknis
8.1. Kriteria Umum
Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III ini harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan persyaratan bangunan gedung yang berlaku, baik segi
arsitektural, konstruksi, mekanikal/elektrikal maupun persyaratan-persyaratan
yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dengan sarana pendukung
bangunan lain, sebagai kelengkapannya antara lain
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata letak.
Menjamin pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III nantinya berfungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memberi manfaat untuk
peningkatan kesehatan masyarakat.
b. Menjamin kenyamanan serta keselamatan Pembangunan Gedung Rawat
Inap Kelas III dan masyarakat disekitar.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
a. Menjamin terwujudnya Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III
serta kawasannya berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud
bangunan, dan budaya lokal dengan sentuhan modern, sehingga
dihasilkan rancangan yang harmonis-menyatu dan adaptif dengan
lingkungan sekitarnya.
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin bangunan Gedung Rawat Inap Kelas III dan bangunan
gedung pendukungnya, dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
d. Arsitektur gedung Rawat Inap Kelas III, bangunan pendukung, serta
lansekapnya memberi kesan kesatuan serasi dan harmonis dengan
kawasan sekitarnya.
3. Persyaratan Struktur Bangunan
a. Menjamin terwujudnya bangunan Gedung Rawat Inap Kelas III yang
dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
4. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa, sehingga mampu memberi peringatan dini pada penghuni saat awal
terjadinya kebakaran.
b. Menjamin terwujudnya bangunan Gedung Rawat Inap Kelas III yang
dibangun sedemikian rupa sehingga mampu secara struktural stabil
selama kebakaran
5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
a. Menjamin terwujudnya bangunan Gedung Rawat Inap Kelas III yang
mempunyai akses yang layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan
dan fasilitas serta layanan di dalamnya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi petugas kesehatan dan pasien
dari kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat.
6. Persyaratan Kondisi Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem Peringatan
Bahaya (Alarm)
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan
gedung apabila terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin pengguna melakukan evakuasi secara mudah dan aman,
apabila terjadi keadaan darurat.
7. Persyaratan Instalasi Listrik dan Penangkal Petir
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai
dengan fungsinya terutama penerangan di ruangan bila terjadi kegiatan
malam hari.
b. Menjamin terwujudnya keamanan Gedung Rawat Inap Kelas III dan
penggunanya dari bahaya akibat petir.
8. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan pelayanan kesehatan dalam Gedung Rawat
Inap Kelas III dan bangunan penunjang sesuai dengan fungsinya.
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi pengguna dan Masyarakat disekitarnya.
c. Menjamin tidak ada genangan air di dalam bangunan dan lansekap
pendukungnya pada saat musim hujan.
d. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi
secara baik.
9. Referensi Hukum
1. Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung;
3. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;
4. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Bangunan Gedung
6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 441 / KPTS /
1998 Tentang Persyaratan Teknis Aksebilitas Pada Bangunan Umum dan
Lingkungan;
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 468 / KPTS /1998
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 10 / KPTS / 2000
Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan;
9. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 11 / KPTS
/ 2000 Tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan;
10. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 332 / KPTS / M /
2002 Tentang pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis
Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
16. Surat Edaran Nomor 16 / SE / M / 2010 tanggal 23 November 2010 tentang
Persyaratan Kualifikasi Usaha dan Nilai Paket Pekerjaan, serta Masa Berlaku
Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat Keahlian Kerja, dan Sertifikat Keterampilan
Kerja.
17. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
18. Permenkes RI No. 159b/MENKES/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit
19. Kepmenkes RI No. 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit
20. Kepmenkes No. 1204/KepMenkes/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
21. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Jasa Konstruksi.
C. RUANG LINGKUP
10. Lingkup Kegiatan
Nama Kegiatan : Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Umum Daerah Pemangkat.
Nama Pekerjaan : Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III
Untuk merencanakan penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Gedung Rawat Inap
Kelas III, kontraktor pelaksana harus dapat mengikuti proses dan lingkup tugas yang
harus dilaksanakan yang terdiri dari :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Balok dan Kolom
4. Pekerjaan Atap
5. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Ventilasi
6. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
7. Pekerjaan Plafond
8. Pekerjaan Pengecatan
9. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
10. Pekerjaan Sanitair
11. Pekerjaan lain-lain
13. Peralatan, Material, personil dan fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)
Tidak ada.
14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konstruksi
Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa berkewajiban
menyediakan seluruh sarana dan prasarana yang memadai demi terlaksananya
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
17. Personil
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga
yang memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari segi lingkup pekerjaan maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi Teknis pekerjaan yang terdiri
dari :.
Posisi Kualifikasi Pendidikan Sertifikat Ketrampilan
D. HAL LAIN-LAIN
18. Produksi Dalam Negeri
Produksi Dalam Negeri memuat semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK
ini harus dilakukan didalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan
lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
19. Persyaratan Kerja Sama
Persyaratan Kerjasama memuat jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi
lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi.