Professional Documents
Culture Documents
PELAKSANAAN PKPA
Untuk menjamin pembuatan obat yang sesuai dengan penggunaannya, memenuhi syarat
izin edar, bermutu, dan tidak menimbulkan risiko bahaya dalam penggunaannya maka
diperlukan suatu sitem, yaitu manajemen mutu. Konsep dasar pengawasan mutu, CPOB, dan
Kegiatan manajemen mutu di PT. Mahakan Beta Farma telah memenuhi CPOB.
Pengelolaan manajemen mutu dilakukan oleh divisi Quality Operation yang terbagi atas
departemen Quality Assurance dan Quality Operation. Ruang lingkup QA adalah pemastian
mutu, sedangkan QC adalah pengawasan mutu. Tugas utama QA adalah memastikan bahwa obat
yang dihasilkan mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. QC bertugas
mengontrol kualitas dari bahan awal (bahan baku dan bahan kemas) hingga ke produk jadi yang
siap dipasarkan dengan cara melalukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik, kimia, dan
mikrobiologi.
4.2. Personalia
Personalia merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan dan penerapan
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh sebab itu industri
a) Personil Kunci
Personil Kunci mencakup kepala bagian produksi, kepala bagian pengawasan mutu dan
kepala bagian pemastian mutu, posisi utama tersebut dijabat oleh personil purnawaktu
kepala bagian produski dan kepala bagian pemastian mutu harus independen satu trhadap
yang lain.
pengawasan mutu, manajemen mutu (pemastian mutu) dipimpin oleh orang yang berbeda
c) Pelatihan
Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil di dalam area
dan petugas kebersihan) dan bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada
mutu produk. Disamping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru
hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan spesifik
hendaklah diberikan kepada personil yan bekerja di area dimana pemcemaran merupakan
bahaya, misalnya area bersih atau area penanganan bahan berpotensi tinggi, toksi atau
bersifat sensitasi. Personil atau pegunjung yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya
produksi, QA, dan QC dipimpin oleh apoteker yang bersifat independen. Adapun jadwal kerja
karyawan di PT Mahakam Beta Farma, dibagi menjadi 3 shift. Shift 1 jam 06.30-15.00 dengan
jam istirahat 12.00-12.30, shift 2 jam 14.30-23.00 dengan jam istirahat 18.00-18.30, Shift 3 jam
22.30- 07.00 dengan waktu istirahat 00.00 - 00.30. Hari kerja yaitu hari Senin hingga hari Jumat
PT. Mahakam Beta Farma terletak di kawasan industri Pulo Gadung, dengan luas lahan
sekitas 10.000 m2. PT. Mahakam Beta Farma memiliki dua gedung produksi yang letaknya
terpisah berdasarkan produksinya yaitu produk non betalaktam dan sefalosporin. Pemisahan ini
sesuai dengan persyaratan CPOB untuk tujuan keamanan lingkungan dan mencegah terjadi
Area produksi non betalaktam terdiri dari area pengolahan yang terdiri dari produksi
liquid, semisolid, solid dan steril serta area pengemasan. Persyaratan ruang produksi meliputi
kebersihan ruangan (terhadap partikel dan cemaran mikroba), suhu, kelembaban dan perbedaan
tekanan udara. Area produksi menggunakan sistem pengendali udara untuk mencegah
Area gudang di PT. Mahakam Beta Farma terdiri dari gudang bahan baku, bahan kemas,
dan gudang obat jadi. Gudang sendiri memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan bahan baku,
bahan kemas, dan produk jadi untuk menujang proses produksi. Adapun proses yang dilakukan
PT. Mahakam Beta Farma saat barang datang, barang akan diterima di gudang, dicek secara fisik
dan kelengkapan dokumen oleh petugas gudang, dan beri tanda “karantina”. Setelah itu QC akan
melakukan sampling terhadap bahan tersebut, dan dilakukan pengujian, bila sesuai maka diberi
tanda “diluluskan”. Barang tersebut kemudian disimpan di gudang. Kondisi ruangan disesuaikan
dengan kondisi produk seperti suhu, tekanan dan kelembaban dan senantiasa dipantau serta
dikualifikasi. Ruang penyimpanan bahan narkotika dan psikotropika di tempatkan terpisah dan
Desain pada permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu dibuat kedap air, tidak
terdapat sambungan, dan mudah untuk dibersihkan untuk mengurangi pelepasan atau
pengumpulan partikel dan mencegah pertumbuhan mikroba. Permukaan lantai dilapisi dengan
cat epoksi. Lantai epoksi yang digunakan dalam bangunan merupakan lantai kedap air dan
digunakan sebagai pencegahan dari rembesan air tanah. Bentuk-bentuk sudut pada dinding
maupun lantai dihindari dan menggantinya menjadi bentuk lengkungan untuk mencegah
Pembagian area/kelas kebersihan ruang produksi di PT. Mahakam Beta Farma terdiri atas
white area, grey area dan black area dimana terdapat pengaturan perbedaan tekanan antar area
untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari area yang lebih kotor ke area yang lebih bersih.
Perbedaan tekanan, suhu, dan kelembaban ruangan diatur oleh fasilitas sistem pengolahan udara.
Pengaturan udara ini penting untuk mencegah terjadinya kontaminasi dengan menjaga tingkat
kebersihan area pembuatan produk serta untuk menjamin hasil produksi yang bermutu, terutama
Black area meliputi ruang penanggung jawab line produksi, ruang pengemasan sekunder,
dan ruang ganti pakaian menuju grey area. Grey area meliputi daerah yang berhubungan
langsung dengan proses produksi, seperti gudang timbang, koridor penghubung gudang timbang
dengan proses produksi, ruang proses produksi, ruang pengemasan primer, serta ruang buffer.
Pada white area khusus untuk memproduksi sediaan steril, meliputi ruang penyangga ruang
ganti pakaian, ruang penyemprot udara dan ruang pengisian (filling). Pergerakan barang dan
manusia diatur dalam lalu lintas yang berbeda untuk mencegah kemungkinan terjadiya
komtaminasi silang. Penghubung antar ruang atau kelas yang berbeda adalah ruang buffer atau
ruang antara, sedangkan untuk barang digunakan penghubung berupa kotak penghubung yang
disebut pass box. Khusus perpindahan antara grey area dengan white area terdapat air lock
yang dilengkapi air shower. Selain itu terdapat ruang work in process (WIP) untuk staging
4.4. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk produksi di PT. Mahakam Beta Farma memiliki
rancang-bangun dan konstruksi yang kuat, ukuran yang memadai, serta ditempatkan pada posisi
yang tepat. Masing-masing alat diberi penandaan agar memudahkan dalam identifikasinya.
Pemasangan dan penempatan peralatan diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Bahan yang digunakan untuk peralatan selama proses
produksi sebagian besar adalah baja tahan karat. Peralatan yang digunakan selalu dirawat secara
berkala agar tetap berfungsi dengan baik dan konsisten serta mencegah terjadinya pencemaran
Peralatan yang digunakan pada tiap line produksi disesuaikan dengan produk yang
dihasilkan dan ukuran bets dari masing-masing produk. Penempatan peralatan produksi
dilakukan mengikuti alur proses kerja sehingga produksi dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien. Pemisahan peralatan dilakukan untuk menghindari kontaminasi silang antara produk satu
dengan produk yang lain. Pencegahan terhadap kontaminasi debu yang dihasilkan pada saat
proses produksi dilakukan dengan menggunakan pengumpul debu. Tiap mesin diletakkan dalam
ruang sesuai dengan proses yang sedang berlangsung. Bila terdapat lebih dari satu alat dalam
satu ruangan maka peralatan diletakkan tidak berdekatan agar proses kerja dilakukan dengan
leluarsa dan mencegah terjadinya kontaminasi silang dan pencampuran antar bahan maupun
produk ruahan.
Keakuratan peralatan selalu dijaga dengan melakukan kualifikasi dan kalibrasi secara
teratur oleh Departemen Validasi. Peralatan dan mesin baru harus melalui tahapan kualifikasi
terlebih dahulu, yaitu kualifikasi instalasi, kualifikasi operasi dan kualifikasi kinerja. Pada
peralatan lama dilakukan kualifikasi secara periodik mengikuti yang terdapat dalam Rencana
Kalibrasi dilakukan pada periode tertentu yang sudah ditetapkan dan tercatat dalam
Jadwal Kalibrasi Alat. Kalibrasi dilakukan terhadap peralatan yang digunakan untuk menimbang,
mengukur, dan menguji. Setiap mesin yang telah dikalibasi dan memenuhi syarat diberikan label
terkalibrasi dan diberi label tidak boleh dipakai jika tidak memenuhi syarat
Selain itu, dilakukan pula validasi pembersihan untuk setiap rangkaian peralatan
(equipment train) yang digunakan dalam produksi suatu produk. Re-validasi pembersihan
dilakukan setiap periode tertentu yang tercatat dalam Jadwal Validasi Pembersihan dalam
Tingkat sanitasi dan hygiene yang tinggi harus dijaga pada setiap apek pembuatan obat.
Ruang lingkup sanitasi dan hygiene, meliputi personila, bangunan, peralatan, dan perlengkapan,
bahan produksi serta wadahnya, dan hal-hal lainnya yang dapat menjadi sumber pencemaran
produk. Sumber kontaminasi potensial hendaklah dihilangkan atau diminimalisir melalui suatu
program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu, serta program tersebut senantiasa
dievaluasi dan divalidasi secara berkala untuk menjamin efektifitasnya. Penerapan higiene
perorangan meliputi pemeriksaan kesehatan, menjaga kebersihan diri, memakai alat pelindung
diri atau APD dengan baik, menjaga kesehatan dan beberapa peraturan lain di area produksi.
Setiap personil PT. Mahakam Beta Farma harus menjalani pemeriksaan kesehatan, baik
sebeluum diterima menjadi karyawan maupun selama bekerja. Karyawan yang bertugas sebagai
pemeriksa visual diharuskan melakukan pemeriksaan mata secara berkala untuk memastikan
fungsi mata masih nerkerja secara optimal. Setiap karyawan yang mengidap penyakit yang dapat
merugikan kuaitas produk dilarag menangani bahan baku, bahan kemas, proses produksi, dam
Setiap personil tidak diperbolehkan makan dan merokok di dalam gedung produksi dan
kantor, khususnya di daerah yang berhubungan dengan produk, seperti daerah produksi dan
gudang. Toilet, tempat cuci tangan, kotak P3K, pantry (tempat minum) dibuat terpish dari ruang
Sanitasi yang dilakukan meliputi bangunan dan fasilitas. Setiap bangunan yang
digunakan untuk pembuatan obat hendaklah didesain dan dikonstruksi dengan tepat untuk
memudahkan sanitasi yang baik. Prosedur tersebut digunakan untuk mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap peralatan, bahan awal, wadah obat, tutup wadah, bahan pengemas dan
label atau produk jadi. Setiap kali sebelum dipakai, kebersihan peralatan diperiksa untuk
memastikan bahwa semua produk atau bahan dari batch sebelumnya telah dihilangkan. Prosedur
pembersihan, sanitasi, dan higiene hendaknya divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk
memastikan efektivitas prosedur. Selain itu, bahan yang digunakan untuk membersihkan dan
untuk sanitasi hendaklah dipilih sedemikian rupa sehingga tidak merugikan mutu produk (mudah
4.6. Produksi
Departemen produksi bertanggung jawab memproduksi prooduk sesuai target yang telah
departemen PPIC. Formula dan proses yang digunakan telah tervalidasi, yang sebelumnya telah
dilakukan oleh departemen RnD. Semua proses yang dikerjakan sesuai dengan prosedut tertera
dan bila ada perubahan dalam proses dilaporkan dalam Deviation Report.
Kontrol selama proses oleh bagian produksi dilakukan untuk menjamin kualitas produk.
Kontrol ini dilakukan terhadap parameter-parameter kritis kualitas produk. Kontrol proses ini
mengikuti Prosedur Pengolahan Induk (PPI), meliputi jenis uji yang dilakukan, banyak sampel
yang diambil, frekuensi pengambilan sampel, titik pengambilan sampel, dan batas-batas yang
masih memenuhi syarat untuk setiap spesifikasi uji yang dilakukan. IPC dilakukan oleh operator
produksi, yang kemudian diverifikasi oleh QA. Pengawasan mutu produk antara dan produk jadi
dilakukan oleh departemen QC. Produk antara boleh dikemas hanya jika sudah dinyatakan
Pada proses pengemasan produk PT. Mahakam Beta Farma dilakukan secara manual dan
otomatis. Hal ini disesuaikan dengan mesin yang digunakan pada masing-masing line produksi.
Setelah produk dikemas, kemudian dilakukan pemeriksaan oleh QA untuk menentukan apakah
produk dapat dirilis atau tidak. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil bahwa produk tidak
dapat dirilis, akan dilakukan tindakan lebih lanjut, baik berupa pengolahan ulang, rilis dengan
perubahan spesifikasi, ataupun pemusnahan. Pengolahan ulang untuk produk yang belum dirilis
bisa dilakukan bila ada pengajuan Deviation Report yang disetujui oleh Departemen Produksi,
RnD, QA, dan pimpinan perusahaan. Pengolahan ulang produk yang telah dirilis dilakukan
melalui Formulir Usulan Pengolahan Ulang dengan persujuan dari Departemen QA.
Apoteker memegang peranan penting proses produksi. Seserang apoteker yang menjadi
manajer produksi bertanggung jawab dalam pelaksaan pembuatan obat. Obat dibuat sesuai Cara
Pembuatan Obat yang Baik dan memenuhi spesifikasi kualitas yang ditetapkan dalam batas
waktu dan biaya yang telah ditentukan. Apoteker yang menjadi supervisior produksi akan
mengatur dan memastikan obat dibuat menurut prosedur pembuatan yang telah ditentukan dan
sesuai jadwal, memeriksa catatan pengolahan batch telah diisi dengan benar, serta membimbing
sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi.
bertanggung jawab menganalisa semua bahan baku dan produk jadi menggunakan metode
analisa yang telah disusun oleh bagian Analytical Development, departemen RnD. Selain itu
pengawasan mutu terhadap bahan kemas dan wadah menggunakan metoda analisa tertentu yang
memiliki sarana laboratorium pemeriksaan yang baik dan dilengkapi dengan peralatan yang
lengkap yaitu laboratorium di gedung non cephalosforin dan cephalosforin yang terpisah. Ada 2
Good Laboratory Practice dengan memakai alat pelindung diri dan alat pengaman seperti jas
lab, masker, googles, sepatu khusus laboratorium dan sarung tangan yang disesuaikan dengan
keperluannya. Selain itu juga laboratorium quality control menerapkan Good Documentation
Practice dimana semua hasil uji terdokumentasi debgan baik di logboook menggunakan pena
Di laboratorium kimia, pereaksi yang dibuat diberi label yang sesuai, seperti nama
pereaksi, konsentrasi, jenis pelarut, waktu pembuatan, batas waktu penggunaan dan tanda tangan
analis yang membuat pereaksi yang bersangkutan. Dengan demikian identitas seluruh pereaksi
yang digunakan dapat diketahui dengan jelas guna menjamin kebenaran hasil pengujian.
Penggunaan peralatan maupun pereaksi selalu dicatat pada logbook yang telah disediakan.
Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian bahan awal, produk ruahan dan produk jadi yang
didasarkan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Hasil pengujian kemudian dicatat dalam
catatan pemeriksaan yang kemudian dilaporkan dan diperiksa oleh QC supervisor. Selain itu,
water dan water forinjection untuk parameter konduktifitas, pH, dan TOC.
Laboratorium mikrobiologi terdiri dari white area dan grey area. Grey area meliputi
ruang pra-inkubasi dan ruang preparasi sedangkan white area merupakan area tempat
dilakukannya pengujian mikrobiologi terhadap bahan pengemas primer, bahan baku dan produk
jadi yang perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi berdasarkan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Uji yang biasa dilakukan antara lain uji TAMC (total anareob microba count),
TMYC (total mould yeast count), sterilitas, bioburden, endotoxin, dan cemaran mikroba
spesifik. Selain itu, pengujian yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi juga meliputi
pemeriksaan mikrobiologi purified water dan water forinjection serta pemantauan lingkungan
Untuk menilai keseuaian seluruh aspek produksi dan pengendalan mutu dalam industry
farmasi dengan ketentuan CPOB serta mengevaluasi dan menentukan tindakan apa yang harus
diambil sebagai langkah korektif jika terjadi suatu penyimpangan, maka diperlukan adanya
langkah mandiri dari industry tersebut, yaitu dengan melaksanakan inspeksi diri dan audit mutu.
Di PT. Mahakam Beta Farma internal audit dilakukan minimal setahun sekali untuk
masing-masing departemen atau berdasarkan pertimbangan dari criticality proses yang akan
diaudit, perubahan yang dapat mempengaruhi organisasi, hasil audit sebelumnya, dan/atau
adanya issue ketidaksesuaian yang berasal dari internal dan/ atau eksternal. Internal audit
dilakukan oleh personel yang terkualifikasi yang terdiri dari lead auditor dan auditor. Dalam
pelaksanaanya lead auditor dan auditor tidak boleh berasal dari departemen yang akan di audit.
Audit eksternal dilakukan oleh auditor dari Badan Sertifikasi Nasional yang menilai
kelayakan penerapan ISO 9001, inspeksi mendadak oleh Badan POM yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan CPOB. Hasil audit disusun
dalam rangkuman audit yang memuat mengenai langkah-langkah atau tindakan perbaikan.
Bahan awal dan bahan kemas di PT. Mahakan Beta farma berasal dari pemasok yang
memebuhi spesifiasi dan telah disetuji oleh bagian QA. Pemasok dapat berperan sebagai
distributor atau pembuat bahan awal. Pemasok hendaklah diaudit dan dievaluasi sebelum
ditetapkan sebagai pemasok yang disetujui. Evaluasi dilakukan dengan memeroleh pengetahuan
lebih dulu mengenai keadaan dan sistem mutu, serta penerapan GMP dari produsen dan
penerapan Good Distribution Practices / GDP (Cara Distribusi yang Baik) dari distributor.
Setelah pemasok disetujui perlu dibuat Quality Assurance Agreement / QAA antara industri
pengguna dan pemasok. Untuk evaluasi yang lebih efisien perlu dilakukan pra-audit dengan cara
a. Mutu bahan yang dipasok, apakah sering ditolak, sering ditemukan penyimpangan mutu
e. Harga
4.9. Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk, dan Produk
Kembalian
Keluhan dapat menyangkut mutu produk, efek samping yang merugikan, atau masalah
efek terapeutik. Keluhan dapat berasal dari distributor, konsumen, apotek, rumah sakit, toko
obat, maupun karyawan perusahaan sendiri sebagai pengguna atau penerima keluhan. Keluhan
dapat dilaporkan dengan mengirimkan laporan keluhan produk ke PT. Mahakam Beta Farma
Keluhan Reaksi Obat Yang Merugikan”, atau menggunakan “Pelaporan Keluhan Mutu Teknis
Produk”. Setelah diterima keluhan maka bagian QA akan memberikan penomoran keluhan dan
dilakukan investigasi.
Informasi minimal yang wajib dilaporkan pada formulir “Laporan Keluhan Mutu Teknis
Produk” adalah identitas produk (nama produk, nomor batch, tanggal kadaluarsa), nama
konsumen yang menyampaikan keluhan beserta alamat atau nomor telpon yang dapat dihubungi,
kondisi dari kemasan/tutup/seal ketika keluhan teramati, asal dari produk yang dikeluhkan
(distributor, toko obat, apotek, rumah sakit, dan lain-lain), deskripsi keluhan dan jumlah produk
yang dikeluhkan.
Informasi minimal yang wajib dilaporkan pada formulir “Laporan Keluhan Reaksi Obat
Yang Merugikan” adalah identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, riwayat medis, faktor resiko
dan riwayat KTD/ES), uraian peristiwa terjadinya KTD/ES (termasuk data laboratorium),
informasi obat yang diduga menyebabkan keluhan (nama produk, nomor batch, tanggal
Keluhan yang diinvestigasi adalah keluhan yang masuk akal, sedangkan yang tidak
masuk akal tidak akan dilakukan investigasi serta dianggap telah selesai jika diperlukan cukup
diberikan penjelasan melaui telepon, email, atau sarana komunikasi lainnya. Keluhan yang
diterima diinvestigasi bersama dengan departemen terkait dan lama waktu investigasi
berdasarkan kategori keluhan (dihitung dari saat keluhan pertama kali diterima oleh QA) yaitu
15 hari kalender untuk keluhan yang bersifat kritis dan 30 hari kalender untuk keluhan yang
Investigasi setiap keluhan yang diakibatkan oleh kualitas, baik dari formulasi, design
produk, proses produksi dan pengiriman harus dipimpin oleh QA Manager atau personel QA
yang ditunjuk dan ditangani bersama oleh seluruh departemen. Investigasi setiap keluhan yang
bersifat KTD dan/ atau ES harus dipimpin oleh Medical Affairs dan ditangani bersama oleh
Untuk keluhan yang terkait dengan mutu produk, keluhan yang diterima dikategorikan
Hasil pemeriksaan contoh pertinggal menunjukkan defect yang sama dengan keluhan
yang disampaikan
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, akar masalah dari keluhan dikarenakan
Tindak lanjut atas keluhan yang dapat merugikan pelanggang bisa dilakukan penarikan
kembali. Penarikan kembali obat dapat berua penarikan kembali satau atau lebih bets atau
seluruh obat tersebut. Penarikan kemali juga dapat dilakukan oleh PT. Mahakam Beta Farma
sendiri (voluntary) atau karena adanya Surat Perintah Penarikan Produk yang keluarkan oleh
Badan POM. Dengan adanya SPPP BPOM, maka dilakukan evaluasi terhadap contoh pertinggal
sesuai nomor bets yang dimaksud. Jika hasil evaluasi sesuai dengan SPPP BPOM, bagian QA
akan melakukan penarikan produk dari pasaran sesuai no bets pada SPPP BPOM, dibuat laporan
penarikan produk yang ditunjukan ke Badan POM, kemudian produk yang ditarik dapat
Produk kembalian merupakan produk yang dikembalikan dari semua mata rantai
distribusi ke pabrik. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kesalahan pemberian
indentitas produk, salah pengiriman, kadaluwarsa, keluhan reaksi merugikan, dan keluhan cacat
Pengembalian produk expired date dibatasi hanya dapat dikembalikan satu bulan sebelum
tanggal expired date dan satu bulan setelah tanggal expired date. Setelah itu,
pengembalian produk tidak dilayani. Produk expired date ini dikumpulkan di tempat
Produk yang rusak/cacat ini diperiksa oleh QC. Jika dari pemeriksaan QC produk tersebut
layak dijual kembali, dapat dilakukan reprosess atau repack. Sedangkan produk yang
tidak layak untuk dijual kembali dapat dikumpulkan untuk kemudian dimusnahkan.
penelitian, pemeriksaan dan pengujian oleh bagian Quality Control (QC) sesuai prosedur untuk
1. Produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan dapat dikembalikan ke gudang
3. Produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat diproses ulang
(reprocess)
perusahaan atas dasar pertimbangan yang seksama. Produk yang diproses ulang harus diberikan
4.10. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan aspek esensial dalam industry farmasi dalam rangka memenuhi
persyaratan CPOB. Dokumentasi di PT. Mahakam Beta Farma dibuat dan disusun oleh
departemen yang berkaitan dengan jenis dokumen yang dibuat. Dokumentasi seperti spesifikasi
dan metoda analisa pemeriksaan bahan atau produk jadi disusun oleh Departemen RnD bagian
Analytical Development, sedangkan document hasil pemeriksaan mutu dibuat oleh Departemen
Quality Control. Documen formula, prosedur pembuatan, metoda, dan instruksi dalam proses
produksi disusun oleh Formulation Development, bagian Departemen RnD yang kemudian
Selain sistem dokumen manual, PT. Mahakam Beta Farma juga menggunakan sistem documen
menggunakan jaringan komputer yang terintegrasi antarbagian yang dapat diakses oleh masing-
Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dilakukan dengan benar, disetuhui dan
dikendalikan untuk mengindari kesalahpahaman. Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan
Penerima Kontraj harus dibuat secara jelas untuk menentukan tanggung jawab dan kewajiban
Kontrak mengaudit calon Penerima Kontrak dengan menggunakan daftar periksa yang dapat
menyimpulkan bahwa calon Penerima Kontrak dapat melakukan pekerjaan pembuatan produk
yang akan dikontrakkan dengan memuaskan. Daftar periksa tersebut antara lain mencakup
engetahuan, pengalaman dan kompetensi personil. Di samping itu juga, untuk pembuatan produk
hendaklah diperiksa apakah sertifikat CPOB yang diterbitkan oleh Badan POM sesuai dengan
Quality assurance assistant manager membuat technical agreement antara PT. Mahakam
Beta Farma dengan pihak manufacturing eksternal yang mengadakan kontrak. Technical
agreement adalah perjanjian kerjasmaa untuk melakukan pekerjaan terkait dengan prosedur
produksi antara pemberi kontrak dan penerima kontrak dimana di dalamnya terdapat tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak secara teknis yang terkait dengan CPOB atau CPOTB dan
regulasi lainnya. Sedangkan Quality control manager membuat contract analysis antara PT.
Mahakam Beta Farma dengan pihak laboratorium eksternal. Contract anaysis adalah perjanjian
kerjasama untuk melakukan analisa antara pemberi kontrak (PT Mahakam Beta Farma) dan
penerima jasa analisa dimana di dalamnya terdapat tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak.
Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak (toll) terbagi menjadi dua, yaitu toll in dan
toll out. Suatu perusahaan melakukan toll disebabkan fasilitas di perusahaan tersebut belum
memadai untuk memproduksi obat tersebut, atau bisa juga disebabkan perusahaan tersebut telah
mengalami overload dalam memproduksi suatu obat. PT Mahakam Beta Farma masih
melakukan toll out produk pembuatan ceftriaxone serbuk injeksi pada PT Darya Varia
Laboratoria melakukan produksi obat dari mulai bahan baku sampai produk jadi dikarenakan
fasilitas cephalosporin PT Mahakam Beta Farma baru akan mulai berjalan. PT Mahakam Beta
Farma juga melakukan toll in produk Kamadol untuk PT Kimia Farma. Selain itu juga PT
Mahakam Beta Farma melakukan analisis dari pihak eksternal seperti uji cemaran logam berat di
Sarasvati dan uji kolagen di Universitas Indonesia dikarenakan belum tersedianya instrumen
1. Jika terdapat kerjasama dengan pihak eksternal, maka diperlukan kontrak tertulis antara
pihak pemberi kontrak dan penerima kontrak yang berisi tanggung jawab dari masing-
masing pihak yang berisi aspek teknis yang terkait dengan kegiatan CPOB atau CPOTB
untuk mengetahui kesesuaian fasilitas, quality system, serta pendukung lainnya dengan
3. Template perjanjian kerjasama dapat menggunakan template pada lampiran protap yang
dibuat Quality Assurance atau dapat menggunakan template dari pihak eksternal sesuai
4. Technical agreement dievaluasi kesesuaiannya setiap 2 tahun sekali dan bila tidak ada
5. Jika ada tambahan dari Technical Agreement yang sudah berlaku, dapat dibuat addendum
TA-(kode kerjasama)/XXX/YYYY
TA : Technical Agreement
TM : Toll Manufacturing/produksi
7. Setiap Technical Agreement yang sudah diberikan penomoran didaftarkan dalam logbook
sesuai template.
Validation. Kualifikasi yang dilakukan oleh PT. Mahakam Beta Farma melipti kualifikasi
terhadap ibat dan sustem menngunakan konsep model V. Adapun yang dikualifikasi adalah alat
terkait bagian produksi, QC, RnD, QA dan utility seperti HVAC, water system, compressed air,
boiler.
Dalam melaksanakan validasi, PT. Mahakam Beta Farma mengacu pada Rencana Induk
Validasi. Validasi yang dilakukan meliputi validasi proses, fasilitas dan sarana penunjang,
validasi pembersihan, serta validasi kompputer. Pelaksanaan validasi sesuai dengan urutan