You are on page 1of 18

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

OBSESIF KOMPULSIF DISORDER

Disusun oleh:
Annisa Amalia 1710221085

Pembimbing
dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)
dr. Tribowo T Ginting, SpKJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’
JAKARTA
PERIODE 4 MARET– 6 APRIL 2019
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Annisa Amalia
NIM : 1710221085
Program Studi : S1 Fakultas Kedokteran
Tahun Akademik : 2019

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiarisme dalam penulisan laporan


kasus saya yang berjudul :

OBSESIF KOMPULSIF DISORDER

Apabila di kemudian hari saya terbukti melakukan plagiarisme , maka saya siap
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan sebenar-
benarnya.

Jakarta, 19 Maret 2019

Annisa Amalia
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. B
Usia : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Akuntan
Agama : Kristen
Tanggal periksa : Selasa, 19 Maret 2019

II. Riwayat Psikiatri


Pada tanggal 19 maret 2019 dilakukan autoanamnesis dengan Ny. B,
pukul 15.00 sd selesai di Poli Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta
dengan obat yang digunakan sudah habis

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke Poliklinik
Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan pukul 15.00
WIB. Pasien datang sendiri ke ruang pemeriksa. Pasien datang
menggunakan pakaian rapi, bersih, tidak berlebihan dan sopan sesuai
dengan usianya. Pasien datang tanpa menggunakan alat bantu untuk
berjalan. Ketika pasien masuk ke dalam poli pasien tampak tenang dan
tidak terdapat gerakan involunter kemudian pasien duduk di bangku
yang telah disediakan.
Pasien datang ke poli jiwa karena kontrol rutin dan mengeluhkan
obat yang dikonsumsinya telah habis selain itu pasien masih
mengeluhkan sering sulit untuk tidur dan pasien masih sering
melakukan kegiatan yang diulang-ulang
Pasien mengaku sering merasa sulit untuk masuk tidur, ketika tidur
mudah untuk dibangunkan dan saat ini pasien masih sering melakukan
hal yang sama dan secara berulang, seperti mengerjakan sesuatu yang
dicek berulang-ulang, cuci tangan berulang kali atau mandi beulang kali
karena merasa dirinya adanya yang kurang melakukan sesuatu dan
merasa belum bersih, dilakukan kegiatan tersebut hingga 5 kali atau
lebih. Menurut pasien kegiatan yang berulang kali lakukan membuat
pasien memberikan rasa nyaman kepada pasien. Pasien mengetahui apa
yang sedang dirasakan dan dilakukannya tersebut tidak benar, namun
pasien saat ini mulai merasa sudah berkurang karena mengkonsumsi
obat-obatan yang diberikan oleh dokter.
Menurut pasien bahwa pasien seseorang yang perfectionist dan
ingin segala sesuatu hal yang dia kerjakan itu sempurna. Selain itu
pasien juga pasien sering memperhatikan orang lain dan menilai
kekurangan yang ada di orang lain tersebut.
keluhan cemas yang bersifat terus-menerus timbul kembali kurang
lebih selama 2 minggu ini. Sehingga membuat pasien takut, sesak nafas,
berkeringat dingin dan ingin berteriak namun tidak tahu penyebab
pastinya. Pasien mengatakan awalnya pasien datang ke poliklinik jiwa
dengan keluhan cemas, pasien sudah berobat di poli jiwa kurang lebih
selama 3-4 tahun. Menurut pasien keluhan cemas timbul dirasakan
karena pasien memikirkan mengenai kedua anaknya dan suaminya yang
sudah meninggal.
Pasien tinggal dirumah orang tuanya bersama ibu dan kakanya, ayah
pasien sudah meninggal dunia sejak 2013 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan pasien sulit berkomunikasi dengan ibunya jika pasien ingin
bercerita tentang keadaan yang pasien alami karena ibu yang terlalu
sibuk mengurusi kakak pasien yang mengalami koban kekerasan oleh
suaminya. Pasien mengatakan dulu sempat bekerja di suatu perusahaan
dan pasien sering merasa kurang pede atau percaya diri dan merasa
kurang ilmu, sehingga pasien sering mengikuti seminar dan kuliah lagi
agar lebih baik ari sebelumnya, semata-mata agar pasien tidak
diremehkan oleh lingkungan sekitaarnya. Tetapi saat ini pasien sudah
tidak bekerja sehingga biaya hidup pasien ditanggung oleh dana pension
ayahnya. Menurut orang tua pasien, pasien lahih melalui persalinan
normal dan tumbuh kembang pasien normal sesuai dengan usia. Pada
keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Pendidikan terakhir pasien merupakan lulusan pascasarjana atau S2
selama sekolah dasar sampai sekolah menengah atas pasien dapat
mengikuti pelajaran dan kegiatan sehari-hari dan tidak pernah
mengalami tinggal kelas. Pasien mengatakan dapat bergaul
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar pasien dan berhubungan baik
dengan kerluarga dan tetangga pasien.
Setelah itu pasien diberikan beberapa pertanyaan. Ketika diberikan
pertanyaan artimatika, yaitu 100 dikurangi 7, pasien dapat menjawb 93,
lalu ditanyakan kembali 93 dikurangi 6 dan pasien mampu menjawab
86 dengan baik dan benar. Hal ini menunjukan fungsi kognitif dari
pasien baik. Kemudian pasien diberikan pertanyaan naik apa saat ke
ruma sakit, pasien menjawab pertanyaan yaitu menggunakan mobil. Hal
ini menunjukan daya ingat jangka pendek pasien baik. Selanjutnya
pasien diberikan pertanyaan mengenai pendidikan terakhir pasien,
pasien mampu menjawab bahwa pendidikan terakhir pasien yaitu S2 hal
ini menunjukan bahwa daya ingat jangka panjang pasien baik. Lalu
pasien diberikan pertanyaan melakukan kegiatan apa ketika hari natal
tahun lalu, pasien mampu menjawab pertanyaan yaitu pasien tidak
melakukan kegiatan saat hari natal. Dengan demikian daya ingat jangka
menengah pasien baik. Kemudian pasien diminta untuk menyebutkan
dan mengingat 3 nama benda yaitu meja, kertas, pulpen. Setelah itu
pasien diajak berbicara mengenai topik lain selanjutnya pasien
ditanyakan kembali mengenai ketiga nama benda tersebut dan pasien
mampu menjawab dengan tepat. Hal ini menunjukan daya ingat segera
pasien baik.
Saat pasien diberikan pertanyaan siapa presiden Indonesia
perempuan pasien menjawab megawati, lalu ibu kota Tokyo pasien
menjawab Jepang. Hal tersebut menunjukan bahwa pengetahuan umum
pasien baik. Selanjutnya untuk menilai orientasi tempat, waktu,
personal, dan situasi pasien diberikan beberapa pertanyaan. Pasien
ditanyakan sedang berada dimana, pasien menjawab di poliklinik jiwa,
ditanyakan waktu saat ini pasien menjawab siang menuju sore hari. Saat
ditanyakan pasien sedang apa dan bersama siapa saat ini, pasien
menjawab sedang berdiskusi bersama dokter dan dokter muda. Pasien
menjawab dengan baik dari beberapa pertanyaan, sehingga tidak ada ada
gangguan orientasi baik tempat waktu, personal atau situasi pada pasien.
Hal ini menunjukan pasien tidak memiliki disfungsi otak karena mampu
menjawab pertanyaan dengan baik meliputi pengetahuan umum,
memori dan orientasi.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan apa arti dari “kepala batu”
pasien mampu menjawab dengan benar. Selain itu pasien juga dapat
menjawab ketika diberi pertanyaan “apabila ada anak kecil ingin
menyebrang, apa yang harus pasien lakukan”. Hal ini menunjukan daya
nilai dan daya abstrak pasien baik.
asien mengaku tidak pernah mengkonsumsi NAPZA atau obat-
obatan lainnya, rokok maupun mengkonsumsi minuman ber alkohol
selama 12 bulan terakhir sehingga hal ini membuktikan bahwa pasien
tidak terdapat gangguan mental dan prilaku akibat zat psikoaktif.
Pasien mengaku tidak pernah mendengar hal-hal yang tidak bisa
didengar oleh orang lain atau melihat sesuatu yang tidak pernah dilihat
oleh orang lain.
Saat ditanyakan 3 harapan yang diinginkan pasien, pasien
menjawab:
1. Ingin sehat
2. Ingin kedua anaknya tinggal bersama pasien
3. Ingin beraktivitas seperti dahulu

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak mengalami gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien mempunyai riwayat fistula ani, tumor payudara
3. Riwayat Penggunaan NAPZA dan Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi NAPZA maupun rokok dan
minuman beralkohol
4. RiwayatGangguan Neurologi
Pasien tidak ada riwayat gangguan neurologi

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal
Pasien dilahirkan secara normal dan tidak ada kelainan saat proses
persalinan.
2. Riwayat Masa Anak-anak dan Remaja
Menurut pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap
lingkungannya
3. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah pascasarjana (S2)
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien merupakan seorang akuntan
5. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
6. Riwayat beragama
Pasien beragama Kristen
7. Aktifitas Sosial
Pasien dapat berinteraksi dengan lingkungan serta orang-orang di
sekitarnya. Selain itu hubungan pasien dengan orangtua dan
kakanya harmonis.
8. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa
9. Situasi social sekarang
Pasien seorang perempuan berusia 37 tahun. Pasien belum menikah
tinggal dirumah orangtuanya bersama ibu dan kakanya. Pasien
memiliki hubungan baik dengan keluarga dan lingkungan
sekitarnya. Pasien saat ini belum bekerja Karena ingin fokus pada
kesehatannya terlebih dahulu. Pasien berobat dengan BPJS. Kesan
ekonomi cukup.
10. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya:
Keinginan pasien saat ini
a. Ingin sehat
b. Ingin bekerja kembali
c. Ingin beraktivitas seperti dahulu

III. Status Mental


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan berusia 37 tahun, datang seorang diri ke RSUP
Persahabatan menggunakan pakaian rapih sesuai usia, tenang
dan sopan.
a. Kesadaran : Composmentis
b. Kontak psikis : Dapat dilakukan dengan baik dan
dapat berkomunikasi dengan baik
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Cara berpakaian : Baik, rapih
b. Cara berjalan : Pasien mampu berjalan sendiri
tanpa bantuan
c. Aktivitas psikomotor : Pasien tenang, kontak mata baik ,
menjawab pertanyaan dengann baik,
kooperatif, tidak ada gerakan
involunter.
3. Pembicaraan
a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab
pertanyaan dokter dan dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan
jelas.
b. Kualitas : Bicara spontan, volume cukup,
artikulasi jelas, pembicaraan terarah
dan isi pembicaraan dapat
dimengerti.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif

B. Keadaan Afektif
1. Mood : Baik
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Mood dan Afek serasi
4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh pasien

C. Fungsi Intelektual dan Kognitif


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien S2. Pasien dapat menjawab semua
pertanyaan dengan baik terkait pengetahuan umum yang
diajukan oleh pemeriksa
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti
wawancara dengan baik dari awal sampai akhir. Pasien dapat
menjawab hitungan aritmatika dan pasien dapat mengulang tiga
kata benda yang disampaikan.
3. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat menjawab siang menuju
sore hari
b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang
berada di poliklinik Jiwa RSUP
Persahabatan
c. Personal : Baik, pasien mengetahui sedang berbicara
dengan dokter dan dokter muda.
d. Situasi : Baik, pasien dapat menjawab sedang
Berkonsultasi dengan dokter.
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien mampu mengingat pendidikan terakhir pasien
b. Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien masih mengingat kegiatan hari natal kemarin.
c. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat kendaraan yang digunakan.
d. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang tiga kata yang sudah
disebutkan.
5. Pikiran abstrak
Saat ditanya arti kiasan “Kepala batu”, pasien dapat menjawab
dengan benar.
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatu dan mengurus
diri sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a. Halusinasi Auditorik : Tidak Ada
b. Halusinasi Visual : Tidak Ada
c. Halusinasi Taktil : Tidak Ada
d. Halusinasi Olfaktorik : Tidak Ada
e. Halusinasi Gustatorik : Tidak Ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
a. Depersonalisasi : Tidak Ada
b. Derealisasi : Tidak Ada

E. Pengendalian Impuls
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab
spontan
b. Kontuinitas : Pasien menjawab semua pertanyaan
dengan baik.

2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak Ada
b. Gangguan pikiran : Tidak Ada Waham

F. Pengendalian Impuls
Baik karena pasien tidak mengalami perubahan mood secara
mendadak saat anamnesis

G. Daya Nilai
1. Nilai Sosial
Baik. Pasien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya.
2. Uji Daya Nilai
Baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan dari pemeriksa
terkait pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana
pasien menilai sesuatu hal yang diajukan pemeriksa yaitu
bagaimana respon pasien apabila melihat seorang anak kecil
yang hendak menyebrang jalan
3. Penilaian Realita
Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita pada diri
pasien berupa halusinasi dan waham.

H. Penilaian Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien menyadari bahwa ia merasa sakit dan membutuhkan
pengobatan yang teratur.
I. Tilikan
Pasien ini memiliki tilikan derajat 6 karena pasien menyadari situasi
yang terjadi pada dirinya bahwa dirinya, pasien tahu penyebabnya
dan pasien ingin sembuh.

J. Taraf Dapat Dipercaya


Jawaban-jawaban yang telah diungkapkan pasien kepada pemeriksa
dapat dipercaya berdasarkan dari apa yang telah diutarakan pasien
kepada pemeriksa.

IV. Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Baik, Compos Mentis
2. GCS : E4V5M6
3. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 140/100
b. Nadi : 87
c. Frekuensi Pernapasan : 22
d. Suhu : 36,4 C
4. VAS :4
5. Resiko Jatuh : Tidak ada
6. Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada kelainan
7. Sistem Respirasi : Tidak ada kelainan
8. Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada kelainan
9. Sistem Gastrointestinal : Fistula ani
10. Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
11. Gangguan Khusus : Tumor payudara

B. Status Neurologis
1. Saraf kranial : Tidak Ada Kelainan
2. Saraf Motorik : Tidak Ada Kelainan
3. Saraf Sensorik : Tidak Ada Kelainan
4. Fungsi Luhur : Tidak Ada Kelainan
5. Gangguan Khusus : Tidak Ada Kelainan

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna


A. Pasien seorang perempuan, usia 37 tahun datang ke poli untuk
konsultasi dan berobat.
B. Pasien mengelukan sering melakukan kegiatan yang diulang-ulang
seperti mencuci tangan, mengecek pekerjaan yang sudah dikerjakan,
mandi. Selain itu, pasien sulit untuk tidur.
C. Pasien memiliki kesadaran penuh saat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari pemeriksa
D. Pasien tidak memiliki gangguan dalam fungsi kognitif, pengetahuan
umum, daya ingat, serta orientasi
E. Pasien tidak mengkonsumi NAPZA mapun rokok dan minuman
beralkohol.
F. Pasien tidak mengalami waham dan halusinasi
G. Pasien tidak merasa sedih atau gembira berlebihan
H. Pasien dilahirkan secara normal dengan latar pendidikan S2
menandakan tidak adanya retardasi mental pada pasien. Selain itu,
pasien tidak memiliki gangguan bersosialisasi dengan lingkungannya
I. Pasien memiliki riwayat penyakit fistula ani dan tumor payudara.
J. Pasien belum menikah
K. Kesan ekonomi pasien cukup.
L. Pasien berobat ke rumah sakit menggunakan BPJS
M. Pada pasien ini memiliki gejala dan disabilitas ringan, Pasien dalam
kondisi baik, dapat melakukan aktivitas sehari-hari sendiri.

VI. Formulasi Diagnostik


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada
pasien ini, terdapat sekumpulan gejala atau perilaku yang secara klinis
ditemukan bermakna sehingga menimbulkan penderitaan dan yang
berkaitan dengan terganggunya fungsi. Berdasarkan hasil tersebut, maka
pasien dikatakan menderita Gangguan Jiwa.
A. Diagnosis Aksis I
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan
tidak terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini
dapat dinilai dari tingkat kesadaran, fungsi kognitif, daya ingat atau
daya konsentrasi, dan orientasi pasien yang masih baik, sehingga
pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0).
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap
pasien tidak didapatkan riwayat mengkonsumsi atau menggunakan
NAPZA, riwayat merokok maupun minum beralkohol selama 12
bulan terakhir. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pasien ini bukan
penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif
atau Alkohol (F.1)
 Dari anamnesis tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai
realita berupa halusinasi dan waham. Maka pasien ini bukan
penderita Gangguan Psikotik (F.2)
 Pada pasien tidak ditemukan adanya elevasi afek atau euphoria,
aktivitas mental dan psikomotorik yang berlebihan. Sehingga dapat
disimpulkan pasien ini bukan penderita Gangguan Manik. Selain
itu, pasien ini tidak pernah merasakan kesedihan yang mendalam.
Sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Depresi. Dalam
hal ini, pasien tidak ditemukan adanya gangguan manik atau depresi,
maka pasien ini bukan penderita gangguan mood (F.3).
 Berdasarkan hasil anamnesis pasien sering kali mencuci tangan,
mandi atau mengerjakan sesuatu yang berulang-ulang. Jika tidak
dikerjakan membuat pasien merasa cemas dan tidak nyaman.
Dengan demikian pada pasien menunjukan bahwa pasien Obsesif
Kompulsif Disorder.
B. Diagnosis Aksis II
Pada masa kanak-kanak hingga dewasa pasien tumbuh dengan baik,
dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Pada pasien
tidak ditemukan adanya perilaku tidak fleksibel maupun mal-
adaptif, sehingga pasien tidak menderita gangguan kepribadian.
Pendidikan terakhir pasien adalah S2, fungsi kognitif pasien baik,
pengetahuan umum pasien baik, maka pasien tidak terdapat
gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan
kepribadian dan tidak terdapat gangguan retardasi mental, maka
diagnosis pada Aksis II adalah tidak ada diagnosis.

C. Diagnosis Aksis III


 Pasien memiliki riwayat penyakit fistula ani dan tumor payudara.
Oleh karena itu aksis III pasien adalah Fistula ani dan Tumor
payudara.

D. Diagnosis Aksis IV
Pasien tinggal di rumah ibunya bersama ibu dan kakanya. Pasien
belum menikah dan belum bekerja. Pasien memiliki hubungan dan
sosialisasi baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Kesan
ekonomi pasien cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pasien berobat
menggunakan sistem BPJS. Dengan demikian aksis V adalah Belum
menikah dan belum bekerja

E. Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam social, pekerjaan dan lain-lain. Maka pada
aksis V didapatkan GAF scale 70-61.
VII. Evaluasi Multiaksial
A. Aksis I : Obsesif Kompulsif Disorder
B. Aksis II : Tidak ada diagnosis
C. Aksis III : Tidak ada diagnosis
D. Aksis IV : Belum menikah dan bekerja
E. Aksis V : GAF Scale 70-61

VIII. Daftar Problem


A. Organobiologik : Tidak ada
B. Psikologis : pasien mengalami OCD
C. Sosio ekonomi : Pasien tidak bekerja

IX. Prognosis
A. Prognosis ke arah baik
 Pasien menyadari situasi tentang dirinya
 Pasien memiliki keinginan untuk sembuh
 Pasien patuh pada obat serta dosis yang ditetapkan dokter
 Respon terapi yang baik dan bagus

B. Prognosis ke arah buruk


 Pasien mengabaikan saran dokter
 Gejala muncul jika pasien tidak mengkonsumsi obat

Berdasarkan data data diatas, dapat disimpulkan prognosis:


Ad Vitam : ad bonam
Ad Functionam : ad bonam
Ada sanationam : dubia ad malam

X. Terapi
A. Psikofarmaka
 Setraline 1x50mg
 Clozapine 1x25 mg
B. Psikoterapi
 Edukasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan jiwanya dan
penyebabnya.
 Edukasi kepada pasien tentang kepatuhan minum obat sesuai dosis
dokter untuk mengatasi gangguan
 Edukasi pasien agar kontrol rutin untuk mengetahui kondisi pasien.
 Memperbanyak beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
 Perbanyak aktivitas-aktivitas positif
DAFTAR PUSTAKA

1. Elvira, Sylvia,dkk, 2015, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FKUI,


Jakarta
2. Maslim Rusdi, 2013, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Cetakan
Kedua, PT.Nuh Jaya, Jakarta
3. Maslim, Rusdi, 2007, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga,
PT.Nuh Jaya, Jakarta

You might also like