You are on page 1of 3

JADIKAN SABAR DAN SHALAT SEBAGAI PENOLONGMU

Setiap orang pasti pernah mempunyai masalah. Baik orang tua, muda, orang

kaya, maupun orang miskin pasti pernah menghadapi suatu permasalahan. Baik

permasalahan yang kecil, ataupun permasalahan yang besar.

Kadangkala, ketika kita menghadapi suatu permasalahan yang amat sangat berat,

kita merasa putus asa, kita tidak tau kepada siapa kita harus mengadu, kita tidak

tau kepada siapa kita meminta solusi, ketika tidak ada telinga yang mendengar

keluh kesah kita, ketika tidak ada tangan yang terulur untuk membangkitkan kita,

ketika tidak ada pundak untuk kita menumpahkan seluruh air mata, ketika itulah

kita benar benar merasa putus asa, entah apa lagi yang harus kita lakukan untuk

menyelesaikan permasalahan kita.

Ketika kita telah di ambang keputus-asaan, Allah menawarkan solusi terbaik

untuk menghadapi permasalahan kita. Allah berfirman :

‫ياأيها الذين آمنوا استعينوا بالصبر زالصالة إن هللا مع الصابرين‬

Ya ! Sabar dan sholat adalah solusi terbaik dalam menghadapi masalah, seberat

apapun masalah kita.

Asal arti kata sabar adalah ‘menahan’ atau ‘mengekang’. Menurut Imam Ghazali

adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya atas

dorongan ajaran Islam. Sedangkan konteks sabar dalam ayat ini menurut

Muhammad abduh dalam Tafsir al Manar adalah kemampuan seseorang untuk

berkonsisten dan beristiqomah dalam menegakkan kebenaran. Sabar tidak hanya

terbatas pada kemampuan seseorang untuk bertahan dalam menghadapi cobaan,

lebih jauh lagi –Sayyid Quthb mengatakan- namun juga berarti sabar dalam

keteguhan dan ketaatan kepada Allah, sabar dalam meninggalkan maksiat, sabar

dalam arti tegar dalam kesulitan karena Allah, sabar atas segala fitnah dan tipu
daya, sabar atas lambatnya pertolongan, sabar dalam menghindari tekanan, sabar

atas sedikitnya penolong, sabar atas panjangnya jalan orang yang membuat ragu,

sabar atas sulit dan beratnya jiwa, sabar atas beratnya kedurhakaan, dan sabar atas

serangan orang orang yang berpaling.

Namun demikian, ketika usaha sedemikian sulit, maka kadang kadang kesabaran

menjadi lemah. Karena itulah, diiringkan shalat dalam kondisi seperti ini. Sebab,

shalat adalah penolong yang tidak akan hilang dan bekal yang tidak akan habis.

Shalat juga merupakan penolong yang akan selalu memperbarui kekuatandan

bekal yang selalu memperbarui hati. Dengan shalat ini, kesabaran akan tetap ada

dan tidak akan terputus. Justru shalat akan mempertebal kesabaran, Sehingga,

akhirnya kaum muslimin akan ridha, tenang, teguh dan yakin.

Shalat menurut Muhammad Abduh dalam tafsir Al Manar adalah menghadapkan

diri kepada Allah dan menghadirkan hati kepada-Nya, serta tenggelam dalam

keagungan-Nya. Penghadapan diri kepada Allah inilah yang membut hati

dipenuhi hanya dengan keagungan-Nya sehingga manjadi mudahlah segala

kesulitannya dan ringanlah segala yang memberatkannya. Seseorang yang

didalam shalatnya hanya tergambar keagungan-Nya, tidak akan melihat apapun

lebih besar daripada Tuhan-Nya. Shalat adalah jalan penghubung antara manusia

dengan Allah.

Shalat adalah tempat kita meminta pertolongan ketika kita sudah mencurahkan

segala kekuatan yang terbatas dan ternyata tidak mampu.

Shalat merupakan penghubung langsung antara sesuatu yang lemah dan sesuatu

yang mahabesar dan abadi. Sholat adalah titik tolak dari dunia yang kecil dan

terbatas ke dunia yang besar. Ia adalah ruh, salju, dan naungan di kala jiwa diterpa
kepanasan. Ia adalah sentuhan kasih saying terhadap hati yang lelah dan letih.

Rasulullah pernah bersabda

‫جعلت قرة عيني في الصالة‬

“Ketenangan tertinggi kuraih dalam Shalat”

Kemudian, setelah itu Allah berfirman :

‫إن هللا مع الصابرين‬

Muhammad Abduh berpendapat bahwa arti Ma’iyyah dalam ayat ini adalah

pertolongan Allah (Ma’unah). Allah telah menjanjikan pertolongan-Nya kepada

orang orang yang sabar. Maka apabila Allah telah menjadi penolongnya, tidak

akan ada sesuatu pun yang akan mengalahkannya. Maka apalah yang perlu kita

takutkan lagi apabila Allah telah menjamin pertolongan-Nya ?

Oleh karena itu, tidak usahlah kita bersedih dan putus asa. Biarlah masalah

mewarnai hidup kita, apapun dan sebesar apapun. Semua itu pasti akan sirna

seiring kita memohon solusi dan pertolongan kepada Allah dengan sabar dan

shalat. Karena jika Allah sudah berjanji, mustahil Allah akan mengingkarinya.

Sumber: Tafsir al Madrasi, Tafsir Fi zhilal Al Qur’an

You might also like