Professional Documents
Culture Documents
net/publication/326344331
CITATIONS READS
0 17
1 author:
Herispon Herispon
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Pekanbaru
24 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Causes of Micro, Small and Medium Enterprises Do Not Have Financial Reports (Case in Pekanbaru City, Indonesia) View project
All content following this page was uploaded by Herispon Herispon on 12 July 2018.
Financial Inclusion, and the Role of the Non-Bank Financial Industry in the
Development of Micro, Small and Medium Enterprises
HERISPON
1. Latar Belakang
Istilah inklusi keuangan sebagai hasil dari laporan Social
pertama kali muncul tahun 1993 dari Exclusion Unit “Bringing Britain
seorang ahli geografi yang prihatin Together : sebuah strategi nasional
tentang penutupan cabang bank, yang untuk pembaharuan lingkungan. Salah
mengakibatkan akses yang terbatas satu tim tersebut bertugas
kelayanan perbankan, dari munculnya mengembangkan strategi untuk
ide ini sampai sekitar tahun 1998 meningkatkan akses kelayanan
istilah ini pertama kali digunakan keuangan bagi orang-orang yang
dalam arti luas untuk menggambarkan dirampas haknya. Dari sinilah titik
siapa saja yang mengalami akses awal inklusi keuangan terjadi di
terbatas kelayanan utama keuangan. Inggris, dari tahun 2000 sampai
Pada tahun yang sama satgas Credit sekarang inklusi keuangan telah
Union didirikan oleh HM Treasury menjadi penting dalam layanan
dan 14 tim aksi kebijakan didirikan lembaga keuangan (dikutip dari
650
Financial Inclusion, And The Role Of The Non-Bank Financial Industry In The
Development Of Micro, Small And Medium Enterprises (HERISPON)
Selanjutnya bila sianak sudah diambil dari fiolosofi ini adalah terjadi
dewasa (umur 20 tahun) sudah dapat dan berlakunya perhatian serta
mandiri, sianak sudah dapat pengawasan orang tua yang
menentukan arah kehidupan mana berkesinambungan tanpa mengenal
yang akan ia tempuh. Inti yang dapat putus asa agar sianak menjadi orang
bermanfaat bagi orang-orang
sekitarnya. Berikut deskripsi filosofi
sianak dengan sektor usaha.
Gambar 1.
Hubungan Filosofi Sianak dengan Sektor Usaha
Usaha Besar
Usaha Menengah
dapat dipahami dari pepatah ini, j. Laporan keuangan dari usaha tak
bahwa teori, konsep, strategi dan ada
metode dari berbagai sudut pandang
ilmu yang dikemukakan oleh Dari persoalan dan
Pemerhati, Peneliti, Akademisi, permasalahan yang dihadapi oleh
Pemerintah dan lembaga yang terkait sektor usaha mikro dan kecil ini siapa
untuk pengembangan UMKM, mereka yang peduli, seperti pedulinya orang
hanya dapat melihat, merasakan tua terhadap anaknya, bila sianak
dengan tidak melakukan atau mereka lapar dia akan menangis, lalu orang
tidak masuk sebagai pelaku dari usaha tua meletakkan makan atau minum
mikro dan kecil tersebut, sehingga dihadapan anaknya, dapatkah
masalah dan kendala tetap menjadi dipastikan makan dan minum akan
rutinitas yang melekat pada usaha dimakan atau diminum oleh sianak,
mikro dan kecil. bisa saja sianak akan membuang atau
Apa kaitan filosofi anak mempermainkan makan dan minuman
manusia dengan usaha mikro dan yang diberikan tadi, jadi disinilah
kecil, tentunya kita dengan cermat makna perhatian, pembinaan dan
harus dapat melihat apa saja pengawasan orang tua terhadap sianak
permasalahan-permasalahan yang dan orang tua harus memastikan
dihadapi oleh sektor usaha mikro dan bahwa makanan dan minuman tadi
kecil ini, permasalahan tersebut antara dapat konsumsi oleh sianak apakah
lain : dengan menyuapinya atau mengajari
a. Modal yang kecil ; berkaitan anak menyuap makanan sendiri.
dengan akses ke industri Kaitan uraian ini dengan usaha
perbankan atau IKNB yang sulit, mikro dan kecil yang cenderung
persyaratan administrasi, berjalan menurut alur nalurinya dan
penyediaan jaminan, suku bunga lebih banyak berpikir berapa banyak
yang tinggi, plafon pinjaman yang produk yang terjual hari ini, berapa
tidak sesuai, penolakan proposal untung atau rugi serta tidak berfikir
pinjaman, informasi keuangan lebih komplek lagi tentang prospek
terutama tentang pinjaman yang bisnis kedepannya. Jadi bagaimana
minim. industri perbankan (IP) dan industri
b. Manajemen usaha yang sederhana keuangan non bank (IKNB)
c. Masalah supply bahan bahan baku menyikapi persoalan dan
d. Alat dan teknologi yang masih permasalahan yang dihadapi oleh
sederhana sektor usaha mikro dan kecil ini. Bila
e. Pemasaran yang terbatas diasumsikan pemerintah, IP dan IKNB
f. Tempat dan lokasi usaha yang sebagai orang tua, serta sektor usaha
tidak kondusif mikro dan kecil sebagai sianak yang
g. Akomodasi dan tampilan tempat masih kecil (balita) mampukah
usaha seadanya pemerintah, IP dan IKNB berlaku
h. Legalitas usaha (izin usaha, seperti orang tua kepada anak kecilnya
higenitas usaha) tak punya yang memperhatikan, melindungi,
i. Akses informasi bisnis yang membimbing, mengawasi, dan
rendah membantu sianak dari balita, anak-
anak, remaja, dan sampai dewasa ?,
655
Financial Inclusion, And The Role Of The Non-Bank Financial Industry In The
Development Of Micro, Small And Medium Enterprises (HERISPON)
karena orang tua melakukan ini tak permasalahan yang dihadapi oleh
kenal lelah dan tanpa pamrih. Jika IP sianak. Dalam hal ini keterlibatan,
dan IKNB tak mampu melakukan ini keberpihakan pemerintah, IP, dan
maka teori, konsep, strategi, dan IKNB yang mengaplikasikan teori,
metode pengembangan UMKM hanya konsep, strategi, metode yang telah
sebatas penyenang hati UMKM dan dicanangkan untuk pengembangan
setengah jalan karena tidak mengena UMKM dapatkah berlaku seperti
pada sasaran intinya, yaitu pembinaan orang tua kepada sianaknya ?.
dan pemberdayaan yang berkelanjutan Permasalahan dan persoalan yang
dari ketidak berdayaan sektor usaha sering dihadapi oleh UMKM bila
mikro dan kecil tersebut, sedangkan berhubungan dengan IP atau IKNB
pemerintah, IP dan IKNB berharap dalam akses permodalan maupun
sektor usaha mikro dan kecil dapat pendanaan masih dihadapkan pada
tumbuh berkembang sekaligus dapat hambatan serta kesulitan tertentu.
bertransformasi dari usaha mikro kecil Beberapa peneliti yang membahas
menjadi usaha menengah selanjutnya tentang inklusi keuangan seperti ;
menjadi usaha besar. Leyshon (1995) menyoroti
Menyikapi permasalahan dan pengecualian dari beberapa kelompok
persoalan yang dihadapi UMKM ini dan individu dari mendapatkan akses
penulis mengemukakan konsep ke sistem keuangan formal, sementara
sederhana dizaman orde baru dikenal Sinclair (2001) fokus pada ketidak
nama Gerakan Nasional Orang Tua mampuan untuk mengakses layanan
Asuh (GN-OTA) atau Gerakan keuangan yang diperlukan dalam
Nasional Pemberdayaan (GNP) jika bentuk yang tepat. Sebaliknya,
diaplikasikan pada UMKM menjadi Amidžić, Massara, dan Mialou (2014)
GN-OTA UMKM atau GNP-UMKM menyatakan bahwa inklusi keuangan
yang fokus dalam masalah pokok 3 P, ekonomi di mana kondisi individu dan
yaitu Permodalan yang berkelanjutan, perusahaan tidak diberi akses ke
Pembinaan yang berkelanjutan, dan layanan keuangan dasar dan Sarma
Pengawasan yang berkelanjutan, yang (2008) mendefinisikan secara
sangat mungkin dapat diaplikasikan langsung inklusi keuangan yang
pada sektor UMKM, dengan memandang inklusi keuangan sebagai
penjelasan sebagai berikut : proses yang menjamin kemudahan
1). Permodalan yang berkelanjutan. akses, ketersediaan, dan penggunaan
Disini penulis fokus pada dua layanan keuangan semua anggota
hal yaitu, bantuan modal yang masyarakat (dalam Young Park, et al,
berkelanjutan dari IP atau IKNB dan (2015). Persoalan dan permasalahan
suku bunga yang ditanggung oleh yang dihadapi oleh UMKM saat
UMKM. Terhadap akses permodalan akses permodalan dengan IP atau
pada sektor usaha mikro dan kecil, IKNB sebagai berikut :
sesuai filosofi yang diuraikan 1) Wibowo, M (2007) mengenai
sebelumnya siapa yang peduli dengan hambatan ke layanan akses
perkataan anak kecil, rintihan anak pinjaman meliputi ; prosedur dan
kecil hanya orang tua yang peduli dan persyaratan yang rumit, suku
perhatian terhadap anaknya yang bunga yang tinggi, frekuensi
dengan cepat akan menangani pembayaran, jangka waktu
656
Financial Inclusion, And The Role Of The Non-Bank Financial Industry In The
Development Of Micro, Small And Medium Enterprises (HERISPON)
IP
sasaran, karena dapat saja terjadi ditempuh oleh IP atau IKNB adalah
kesalahan dan penyimpangan, atau mengawasi dan memonitor bantuan
kolusi antara pihak IP atau IKNB modal tersebut atau mengganti
dengan oknum di sektor usaha bantuan dari bentuk uang tunai
yang dibiayai karena hubungan kebentuk barang atau jasa yang
pertemanan, keluarga, dan lainnya dibutuhkan oleh sektor usaha yang
demi kepentingan pribadi. dibantu, tapi efektifkah bantuan
Penjelasan 2 : seperti ini dan bagaimana kesiapan
Bila IP atau IKNB memberikan dari pihak IP, IKNB atau penerimaan
bantuan permodalan sebesar Rp 20 UMKM itu sendiri.
juta, Rp 50 juta, Rp 100 juta dan Penjelasan 3 :
seterusnya kepada satu sektor UKMK, Ada kecenderungan IP atau IKNB
maka pihak IP atau IKNB harus dapat dalam memberikan bantuan
memastikan bantuan tersebut memang permodalan ke sektor UMKM lebih
digunakan dan dipakai untuk mengacu kepada prediksi dan
pengembangan usaha yang kelancaran pembayaran kembali
dimaksudkan. Karena disini ada (payback) oleh UMKM, pada hal
indikasi bantuan permodalan yang bantuan permodalan yang diberikan
diberikan disalahgunakan oleh oknum digunakan untuk kepentingan lain dan
UMKM, maklum tidak biasanya tidak pada pengembangan usaha yang
memegang uang tunai dalam jumlah dimaksud, jadi sasaran dari program
jutaan rupiah dapat merubah pikiran, yang dijalankan IP atau IKNB juga
bantuan modal tersebut digunakan menjadi tidak tepat sasaran yang
untuk membeli TV LED, Kulkas, melemahkan fungsi dari pembinaan
Mesin Cuci, Sepeda Motor, Mobil berkelanjutan dan pengawasan
setengah pakai (second) dan lainya berkelanjutan.
yang selama ini tidak dapat dipenuhi Penjelasan 4 :
dari keuntungan dari usaha yang Tentang biaya yang ditanggung oleh
dijalankan. Maka bantuan permodalan UMKM tepatnya beban bunga (cost of
yang diberikan tidak efektif dan tidak fund) dari IP atau IKNB ada dua
tepat sasaran yang justru memperbesar fenomena yaitu ; bunga ideal dan
kemungkinan kegagalan usaha bunga tidak ideal.
UMKM itu sendiri. Solusi yang dapat
6% 6%
atau atau
11 % 11 %
Dana
Peme IP / IKNB UMKM
rintah
Dalam kondisi ideal suku bunga yang yang ditetapkan oleh IP atau IKNB,
ditanggung oleh UMKM adalah sesuai misal suku bunga pinjaman 6 %, 11
659
Financial Inclusion, And The Role Of The Non-Bank Financial Industry In The
Development Of Micro, Small And Medium Enterprises (HERISPON)
6% 24 %
atau atau
11 % 25 %
Dana
Peme IP / IKNB UMKM
rintah
Koperasi. A
UED-SP. A
Lembaga. A
Kantor. A
dst
Ada indikasi yang terjadi dilapangan bantuan permodalan ini melalui pihak
atau ditingkat bawah, bahwa terjadi lain (misal koperasi A, Kantor A,
pengaburan, jelasnya informasi Lembaga A) sehingga kenyataannya
tentang suku bunga sengaja ditutupi suku bunga yang ditanggung oleh
bila bantuan permodalan yang UMKM menjadi 24 % atau 25 %.
diberikan melalui pihak kedua atau Timbul pertanyaan apakah suku bunga
ketiga, ada anggapan tabu rasanya bila 24 % atau 25 % ini ideal untuk
pihak UMKM menanyakan secara UMKM.
detail tentang suku bunga kepada Jadi maksud dari permodalan
penyalur bantuan tersebut, intinya berkelanjutan adalah memberikan
mau bantuan atau tidak, ditambah bantuan pemodalan secara berjenjang
dengan persyaratan administrasi yang (hierarkis) dan bekesinambungan
cukup banyak. Kondisi ini (sustainability) dengan suku bunga
menimbulkan ekses bahwa sebagian yang benar-benar berpihak pada usaha
pihak UMKM melirik sumber bantuan mikro dan kecil ( misal 6 %, 9 %, 11
permodalan yang lain (seperti %) jika bisa lebih rendah lagi,
rentenir) proses cepat, administrasi disamping masalah penyediaan
ringan, jumlah sesuai dengan yang jaminan oleh sektor usaha mikro dan
dibutuhkan, walaupun dengan bunga kecil suku bunga masih tetap menjadi
yang tinggi. Kondisi bunga pinjaman hambatan dalam pembiayaan dari IP
yang menurut pemikiran penulis tidak atau IKNB sampai saat ini, karena
ideal adalah IP atau IKNB suku bunga ditetapkan sepihak oleh IP
menetapkan besaran suku bunga atau IKNB dengan memperhitungkan
adalah 6 %, 11 %, 16 %, karena
660
Financial Inclusion, And The Role Of The Non-Bank Financial Industry In The
Development Of Micro, Small And Medium Enterprises (HERISPON)