You are on page 1of 78

TUGAS PERBAIKAN

MATA KULIAH ILMU KOMUNIKASI

 Amalia Mahardhika 1513411003


 Cahya Berliana 1513411008
 Isnaini Nuroktavia 1513411018

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2016
Edisi 2010

BUKU PEDOMAN

PRAKTIKUM DASAR PENYULUHAN


DAN KONSULTASI GIZI

Disusun oleh :

Tim Penyusun Buku Pedoman


Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi

Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
BUKU PEDOMAN
PRAKTIKUM DASAR PENYULUHAN
DAN KONSULTASI GIZI

Disusun oleh :
Tim Penyusun Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan
Konsultasi Gizi

1. Dra. Rosmida M. Marun, M.Kes.


2. Antonius Sri Hartono, MPS
3. Dr. Maria Poppy Herlianty, M.Epid
4. Augustina Hendrorini, MPS
5. Ayu Dyah Purbaningrum, MPH (M)
6. Drs. Tugiman A, M.Kes

Buku ini dibiayai dari DIPA Politeknik Kesehatan Jakarta II Tahun 2010
KATA SAMBUTAN

Penerbitan tentang Buku Pedoman Praktikum 2010 ini merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar pada Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta 11. Buku ini disusun oleh para pengajar yang telah
berpengalaman dalam menekuni bidangnya.

Dengan menggunakan Buku Pedoman Praktikum ini, maka proses


membimbing pelaksanaan praktikum baik bagi mahasiswa maupun pengajar akan
lebih terstruktur dengan lebih baik, sehingga target kompetensi yang ingin dicapai
menjadi lebih konkrit. Dengan adanya buku Pedoman Praktikum, maka tahapan
kegiatan perencanaan, persiapan dan pelaksanaan praktik, serta kegiatan paska
praktik dapat diperhitungkan dengan lebih cermat, baik berkaitan dengan bahan
yang diperlukan, prosedur yang akan digunakan, jumlah anggota kelompok
praktikum, keamanan selama praktikum serta waktu yang diperlukan. Namun
demikian, sebagai bagian kegiatan dari Ilmu pengetahuan, perkembangan akan
selalu mengikuti, sehingga suatu saat ditemukan hal baru berkaitan dengan Buku
Pedoman Praktikum ini. Oleh karena itu kritik dan saran atas Buku Pedoman
-praktikum ini selalu terbuka setiap saat.
Harapan kami, Buku Pedoman Praktikum 2010 memberikan manfaat nyata
bagi para penggunanya. Marilah kita tingkatkan kualitas lulusan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II dengan ketekunan, kerja keras dan takwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.

Jakarta, Oktober 2010


Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Direktur,

Antonius Sri Hartono, MPS


N I P. 19521107 198010 1 001

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa


dengan tersusunnya Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi
Gizi ini. Buku pedoman praktik ini disusun dalam usaha melengkapi bahan materi
untuk mahasiswa dan dosen serta instruktur dalam praktikum mata kuliah Dasar
Penyuluhan dan Konsultasi Gizi.

Buku pedoman ini merupakan pegangan untuk dosen, instruktur praktikum


dan mahasiswa dalam melakukan praktikum secara terbatas. Terdiri dari 10 Bab.
Masing-masing berisi tujuan umum, tujuan khusus, latar belakang teori, alat dan
bahan, prosedur kerja, penugasan, pertanyaan dan daftar rujukan. Beberapa materi
dilengkapi dengan contoh-contoh. Setiap mahasiswa sebaiknya menguasai tujuan
dari latar belakang teori dan prinsip kerja, sedangkan pertanyaan-pertanyaan
dibahas dalam setiap kelompok dan dicantumkan dalam laporan praktikum atau
presentasi.

Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini, penyusun
tidak lupa mengucapkan terima kasih. Penyusun menyadari bahwa buku pegangan
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima
kritikan ataupun saran yang bertujuan untuk perbaikan buku pedoman ini agar dapat
lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata penyusun mengharapkan semoga buku pedoman praktikum ini
dapat bermanfaat baik bagi mahasiswa, instruktur ataupun dosen dalam
menjalankan proses belajar mengajar di Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Gizi
Jakarta. “Selamat Praktikum”

Jakarta, Nopember 2010,

Tim Penyusun

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... i
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. ii
KATA SAMBUTAN ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1


BAB II. PEMBUATAN LEAFLET .................................................................... 5
BAB Iil. PEMBUATAN BOOKLET .................................................................. 10
BAB IV. PEMBUATAN POSTER ................................................................... 13
BAB IV. PEMBUATAN MEDIA UPGK ............................................................ 20
BAB VI. PENYULUHAN GIZI ........................................................................ 39
BAB VII. KONSELING GIZI ........................................................................... 45
BAB VIII. PEMBUATAN MEDIA OHP ............................................................ 52
BAB IX. PEMBUATAN RADIO SPOT ............................................................ 59
BAB X. PEMBUATAN PAMERAN.................................................................. 65

FORMULIR PENILAIAN ................................................................................ 71

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


1

BAB I
PENDAHULUAN

Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi merupakan salah satu bidang studi
yang harus dikuasai oleh setiap lulusan D-III Gizi di Indonesia. Bidang studi ini
membahas berbagai teknik penyuluhan kesehatan dan gizi, juga teknik konseling
dilengkapi dengan pembuatan berbagai jenis media (alat bantu) yang digunakan
dalam penyuluhan dan konseling gizi. Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik
dan terarah, setiap orang yang terlibat dalam praktikum bidang studi ini diharuskan
memiliki buku pedoman ini.

Buku pedoman ini dipergunakan untuk dosen, instruktur praktek dan


mahasiswa. Setiap mahasiswa harus mempelajari dan memahami topik yang akan
dipraktekkan terlebih dahulu sebelum peserta memasuki kelas praktik, sehingga
praktikum dapat berjalan lancar. Oleh sebab itu sebelumnya mahasiswa harus
mempersiapkan diri dengan mempelajari topik yang akan dipraktekan bukan hanya
dari buku pedoman ini saja, melainkan buku rujukan lainnya.

Setiap topik terdiri dari tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus, prinsip, latar belakang teori, bahan dan alat; prosedur umum, penugasan,
pertanyaan dan daftar pustaka. Setiap praktik mahasiswa akan diarahkan oleh
instruktur praktek/dosen, kemudian mahasiswa membuat beberapa media dan
mempresentasikannya dirialam kelas. Hasil presentasi dinilai oleh teman mahasiswa
lainnya, instruktur praktik dan dosen.

Alat Bantu (Media) Pendidikan


Yang dimaksud alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini sering
disebut “alat peraga”, karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu
dalam proses pendidikan/pengajaran.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


2

Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada tiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak
indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin
jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat
peraga dimaksudkan untuk mengarahkan indera sebanyak mungkin pada suatu
objek, sehingga mempermudah persepsi.

Alat bantu/media/alat peraga akan membantu dalam melakukan penyuluhan


dan konseling gizi, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas, dan
masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas dan tepat pula.
Dengan alat peraga orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap
rumit, sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi
kehidupan.

Manfaat Alat Bantu (Media) Pendidikan:

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan;


2. Mencapai sasaran yang lebih banyak;
3. Membantu mengatasi hambatan bahasa;
4. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan
dan gizi;
5. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat;
6. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima
kepada orang-orang lain;
7. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik/
pelaku pendidikan;
8. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan;
9. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan
akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik;
10. Membantu menegakkan pengertian diperoleh.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


3

Pada dasarnya ada tiga macam alat bantu pendidikan (media):

1. Alat Bantu Lihat (Visual Aids)


Digunakan dalam menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya
proses pendidikan. Contohnya: leaflet, poster, booklet, lolly puppet, dan
sebagainya.

2. Alat-Alat Bantu Dengar (Audio Aids)


Digunakan dalam menstimulasi indera pendengar pada waktu proses
penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya radio spot.

3. Alat Bantu Lihat-Dengar


Lebih dikenal dengan “Audio Visual Aids” (AVA), misalnya: televisi, kaset video.
Alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut pembuatan dan
penggunaannya:-

a. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, dan sebagainya yang
memerlukan listrik dan proyektor;

b. Alat peraga yang sederhana yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-bahan
setempat yang mudah diperoleh seperti: bambu, karton, kertas koran dan
sebagainya.
Contoh : Leaflet, booklet, poster terbuka, poster tertutup, loly puppet, kartu
jodoh, ular tangga, monopoli, dan sebagainya.

Dalam praktik DPKG ini, akan dibuat alat bantu/media yang sederhana.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


4

Daftar Pustaka:

1. Prof. DR.Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penerbit


Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
2. Departemen Kesehatan R.I., Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, I.B.
Mantra, Strategi Penyuluhan Kesehatan, Jakarta, 1997
3. Abubakar Baraja, Psikologi Konseling dan Teknik Konseling, Sebagai Cara
Menyelesaikan Masalah Psikologis, Pribadi, Orang Lain dan Kelompok, Studia
Press, Jakarta, 2008.
4. Prof.Dr.Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010
5. Dr. Arief Sadiman, M.Sc.,Drs.R.Rahardjo,M.Sc, dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2009
6. Dr: Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1993

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


5

BAB II
PEMBUATAN LEAFLET

Tujuan Instruksional Umum;

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat membuat Leaflet


tentang Gizi dan Kesehatan.

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :


a. Menyebutkan prinsip pembuatan leaflet;
b. Menerangkan langkah-langkah dalam pembuatan leaflet;
c. Menyusun spesifikasi program leaflet;
d. Mempresentasikan hasil yang dibuat.

Prinsip:
Leaflet dibuat dari _selembar kertas berisi informasi- yang cukup lengkap,dibagikan
pada peserta sebagai salah satu media/alat bantu pendidikan sehingga pesan
mudah dimengerti.

Latar Belakang Teori:

 G. Moss mengungkapkan bahwa 100 % pesan yang kita tangkap, 75 % berasal


dari sumbangan mata, 13 % sumbangan telinga dan 12 % dari berbagai indera
lainnya.

 Laeflet berasal dari kata leaf (daun) adalah media cetak yang merupakan
selebaran atau edaran lepas. Media cetak ini merupakan satu lembar kertas
tunggal berbentuk lembaran atau lipatan, biasanya berisi 400 kata.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


6

 Leaflet sering digunakan untuk menyampaikan informasi kepada sasaran, yang


berisi pesan tertulis, biasanya disertai gambar, grafik, diagram, bagan ataupun
foto tentang pengenalan produk, peraturan atau tata cara melakukan suatu
tindakan.

Bahan dan Alat:


a. Kertas sesuai dengan ukuran yang akan dibuat
b. Alat tulis (pensil, penghapus, pensil warna, krayon, cat air, dsb)
c. Komputer + Printer

Prosedur:

1. Perlu perencanaan matang, sehingga memiliki daya guna yang tinggi;

2. Berisi topik atau pokok persoalan yang dibahas, sasaran/kelompok orang yang
dituju serta tujuan yang diharapkan untuk merubah perilaku (pengetahuan, sikap
dan tindakan);

3. Pesan yang disusun berisi informasi yang dapat menjawab tujuan dibuatnya
leaflet. Secara umum mengandung 4 W 1 H yaitu What (apa), Why (mengapa),
When (kapan), Where (dimana) dan How (bagaimana);

4. Pesan disusun secara efektif dan efisien sesuai dengan karakteristik sasaran
(tingkat pendidikan, minat, budaya dan lain-lain);

5. Gunakan kata-kata yang sederhana dan atraktif;

6. Kata, kalimat dan paragraf disusun pendek, sistematik dan logis sehingga dapat
dipahami dengan mudah;

7. Ilustrasi pesan dalam bentuk foto atau gambar harus sesuai dan mendukung
penafsiran pesan tertulis;

8. Gunakan huruf yang mudah dibaca, variasi huruf besar dan kecil, penebalan
huruf, penggunaan warna, tanda-tanda baca dan pengaturan jarak ruang;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


7

9. Aturlah pesan dengan tata letak yang menarik, sistematis agar mudah diikuti dan
dimengerti;

10.Perhatikan jumlah kolom, penempatan judul, sub judul dan logo;

11. Penggunaan warna agar diperhatikan untuk mempercantik penampilan,


memperjelas gambar;

12.Penggunaan jenis huruf, ilustrasi dan pewarnaan harus bermakna, karena itu
jangan dilakukan sesuka hati;

13.Sebelum diperbanyak, lakukan uji coba penerimaan pesan, sebaiknya kepada


kelompok sasaran untuk mengetahui apakah pesan kita dipahami sesuai tujuan;

14.Lakukan pemeriksaan ulang (penyuntingan) oleh orang yang menguasai pesan


dan teknik penulisan, kemudian pesan dapat digandakan.

Penugasan:
1. Langkah membuat leaflet harus tepat;
2. Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan;
3. Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui kelemahannya dan cepaf
diperbaiki.

Pertanyaan:
1. Jelaskan prinsip membuat leaflet!
2. Bagaimana langkah-langkah membuat leaflet?

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


8

Contoh Spesifikasi Program Media Leaflet :

1. Bidang : Kesehatan.
2. Pokok Bahasan : Gizi-Anemia Gizi Besi
3. Topik : Pencegahan dan penanggulangan Anemia Gizi Besi
pada anak usia sekolah.
4. Sasaran : 1) Anak Usia Sekolah- Remaja (6-18 tahun)
2) Sekunder : Guru, Orang tua murid.
3) Tersier : petugas, toma
5. A. Tujuan Umum :
Sasaran dapat mengerti tentang pencegahan dan penanggulangan masalah
anemia gizi besi pada anak usia sekolah dan remaja.
B. Tujuan Khusus :
Setelah membaca leaflet, sasaran dapat menjelaskan :
1. Pengertian anemia gizi besi;
2. Penyebab dan akibat anemia gizi besi;
3. Siapa yang dapat terkena anemia gizi besi;
4. Tanda-tanda anemia gizi besi;
5. Bahan makanan alami sumber zat besi;
6. Kaitan anemia dengan prestasi.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


9

Contoh Gambar:

Daftar Pustaka:
1. Dr. Arief S Sadiman, M.Sc., Drs. R.Rahardjo, M.Sc, dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT Radja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000.
2. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


10

BAB III
PEMBUATAN BOOKLET

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mempelajari materi Booklet mahasiswa mampu memahami dan menerapkan
teknik Booklet

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mempelajari materi Booklet mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian Booklet;
2. Menyebutkan prinsip Booklet;
3. Menyebutkan kelemahan Booklet;
4. Menyebutkan kekuatan Booklet;
5. Membuat Booklet;
6. Mempraktekkan Booklet

Pengertian Booklet:
Booklet adalah suatu bentuk -media cetak komunikasi massa yang bertujuan
untuk menyampaikan pesan kesehatan yang bersifat promosi, anjuran,
larangan-larangan kepada khalayak massa seperti perilaku hidup bersih dan
sehat, keluarga sadar gizi, HIV-AIDS, reproduksi sehat dsb .

Prinsip :
Isi pesan booklet sederhana, harus indah/menarik dan dapat dengan mudah diserap
pembaca agar masyarakat yang sebagai obyek memahami dan menuruti pesan
yang terkandung dalam media komunikasi massa tersebut.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


11

Latar Belakang Teori


Booklet sebagai salah satu media komunikasi high technology yang
menyuguhkan keefektifan dan keefisienan dalam hasil dan prosesnya. Booklet
merupakan media cetak berwujud sebuah buku kecil atau kumpulan halaman,
memberikan informasi produk atau pesan singkat namun padat. Penyajiannya
menarik sehingga memikat pembaca untuk membaca hingga tuntas. Sederhana agar
memudahkan pembaca mengerti dengan cepat. Isi pesan dikemas sedemikian rupa
agar pembaca tergerak mengikuti pesan yang dimaksud.

Kelemahan Booklet :
1. Booklet ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena disebabkan
keterbatasan penyebaran booklet;
2. Tidak langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik dari obyek;
kepada penyampaian pesan tidak secara langsung (tertunda);
3. Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya.

Kekuatan Booklet
1. Biaya lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan media audio dan
visual juga audio visual;
2. Proses booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa dilakukan
sewaktu-waktu;
3. Proses penyampaiannya juga bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada
Lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas tentang pesan
yang disampaikannya.

Langkah-langkah .
Tentukan topik program dengan cermat;
Perhatikan sifat-sifat sasaran kita;
Rumuskan tujuan yang ingin dicapai melalui booklet;
Tentukan pokok-pokok materi booklet;
Menulis naskah dan rencana grafis;
Membuat booklet.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


12

Penugasan:
- Buat kelompok kecil terdiri dari 3 orang;
- Pilih/tentukan 1 buah topik untuk booklet;
- Persiapkan materi dan mulailah menyusun naskah;
- Pada had praktek lakukan peragaan di dalam kelas;
- Beri waktu sesuai dengan kebutuhan kurang lebih 30 menit;
- Pada saat 1 kelompok memperagakan pemanfaatan, maka kelompok lain
menyimak dan mencatat hal-hal yang perlu dikomentari sebagai bahan masukan
untuk perbaikan kelompok yang berpraktek;
- Sesudah selesai peragaan, diberi komentar oleh kelompok lain;
- Sesudah semua kelompok memberi komentar/masukan/saran/pujian maka
instruktur 1 dosen mengulas semuanya.

Evaluasi/Pertanyaan :
Evaluasi dilakukan berkenaan dengan teori booklet serta praktek yang dilaksanakan.

Daftar Pustaka:
1. Pusat promosi Kesehatan Dep Kes RI, Modul Dasar Penyuluh Kesehatan
Masyarakat Terampil, Jakarta, 2002
2. http://en.wikipedia.org/wiki/booklet
3. http://smashing magazine.com12008106/16/beautiful-brochures-
4. www.createfomhildren.org/communication.../pdf/Too114.pdf
5. When you create a booklet
6. Booklet sebagai alat promosi

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


13

BAB IV
PEMBUATAN POSTER

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat membuat poster
berkaitan dengan Gizi dan Kesehatan

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :
a. Menyebutkan prinsip pembuatan poster
b. Menerangkan langkah-langkah dalam pembuatan poster
c. Menyusun spesifikasi program poster
d. Mempresentasikan hasil yang telah dibuat.

Prinsip:
Poster dibuat dari selembar karton manila berisi informasi yang cukup lengkap, untuk
dibaca oleh para peserta sebagai salah satu media/alat bantu pendidikan, sehingga
mempermudah pemahaman terhadap materi yang diberikan.

Latar Belakang Teori:


Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi ia mampu
mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster dapat
dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan semacamnya. Pemasangannya
bisa dikelas, di luar kelas, di pohon, di tepi jalan dan di majalah.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


14

Ukurannya bermacam-macam tergantung kebutuhan. Namun secara umum,


poster yang baik hendaklah:
a. Sederhana;
b. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok;
c. Berwarna;
d. Slogannya ringkas dan jitu;
e. Tulisannya jelas;
f. Motif dan disain bervariasi.

Pesan dan Penyajian Poster


Poster disajikan dalam berbagai bentuk, warna, ukuran. Pesan Poster diusahakan
menarik perhatian sasaran . Setelah mengamati poster tersebut, diharapkan sasaran
mengerti isi pesan. Selanjutnya sasaran diharapkan berkehendak dan akhirnya mau
melakukan sesuatu, sesuai dengan makna pesan yang tergambar dan tertulis pada
poster tersebut.

Ada 3 prinsip agar poster memiliki fungsi penyampaian pesan maksimal :


a. Simple : bentuk gambar dan tulisan pesan simpel, tidak rumit, sederhana.
b. Understood : makna gambar dan tulisan mudah dimengerti
c. Seen by All : poster tersebut kalau dipasang dapat dilihat dengan jelas oleh
seluruh sasaran. Poster yang biasa digunakan, umumnya terlihat
jelas dari jarak 3 meter.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


15

Sifat Pesan :
Pesan dalam poster memiliki berbagai sifat, yaitu :
Informatif : memberi tahu.
Promotif : menawarkan.
Persuasif : membujuk.
Instruktif. : menganjurkan, memaksa

Jenis Poster:
Dalam perkembangannya, ada beberapa jenis poster yang sekarang dikenal antara
lain :
1. Poster Tunggal : selembar poster, dengan pesan tunggal;
2. Poster Seri : beberapa poster mengandung pesan berkaitan;
3. Poster Lipat : poster dengan bentuk berlipat, sering menyajikan 2 hal yang
kontradiksi.

Dari berbagai jenis poster ini dikenal pula poster yang bersifat
a. Poster Terbuka
Poster terbuka adalah poster tanpa pesan, hanya gambar.
b. Poster Tertutup
Poster tertutup adalah poster dengan pesan gambar dan tulisan.

Pada klasifikasi media menurut Edgar Dale, Poster merupakan media yang masuk
dalam kelompok no.3, bersama :
- dengan foto
- diagram
- buku dan
- media cetak lainnya

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


16

Secara umum , poster yang baik hendaklah :


a. Sederhana;
b. Menyajikan satu ide untuk mencapai satu tujuan pokok;
c. Berwarna;
d. Slogannya ringkas dan jitu;
e. Tulisannya jelas;
f. Motif dan disain bervariasi.

Perencanaan dan Pembuatan Poster:

1. Setiap poster yang akan dibuat harus direncanakan dulu, sehingga media
tersebut memiliki daya guna yang tinggi. Perencanaan poster ini secara ringkas
termuat dalam Spesifikasi Program;

2. Dalam spesifikasi program termuat Topik atau pokok persoalan yang dibahas ,
Sasaran atau kelompok orang yang dituju berkaitan dengan pokok bahasan ,
tujuan yaitu harapan perubahan perilaku dari sasaran ;

3. Setelah hal-hal tersebut ditetapkan, maka dapat dirancang desain poster, baik
pesan tulisan maupun gambar;

4. Diuji coba dan dievaluasi.

Bahan dan Alat:

1. Ambil kertas Art paper/ karton , ukuran kertas : seri A, B, C;

2. Dalam percetakan sering digunakan seri A Dalam praktek sekarang gunakan A 7;

3. Ditoko kertas , sering dijual dengan nama art paper, ukuran piano 79 x 107 cm,
berat 150 gr;

4. Piano Karton 280 gr, pilih kertas tersebut;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


17

5. Pensil warna, krayon, spidol atau cat air,kuas dan piring cat air kertas,
penghapus;

6. Papan flannel untuk menampilkan poster.

Cara Membuat Poster:

1. Pelajari spesifikasi program poster yang telah ditetapkan. Tentukan kalimat pesan
utama, anak pesan, dan gambar yang sesuai pesan;

2. Siapkan peralatan : kertas, pensil, penghapus, cat poster, kuas berbagai ukuran,
piring cat poster untuk melarutkan cat;

3. Buat garis tepi 2 cm. Buatlah kapling pada kertas untuk pesan utama, pesan
gambar dan anak pesan;

4. Mulailah membuat pesan tulisan dan gambar (sketsa) pada kapling yang telah
ditentukan, kemudian tegaskan dengan garis tepi yang tak larut dengan air.
Misalnya dengan spido! waterproof Tanyakan pada tentang lainnya tentang isi
poster, apakah mudah dipahami?

5. Anda bebas menggunakan teknik gambar tangan, foto, sablon atau komputer;

6. Berilah warna sesuai dengan kaidah poster.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


18

Contoh gambar poster:

Pertanyaan:
1. Jelaskan prinsip membuat poster!
2. Bagaimana langkah-langkah membuat poster?

Contoh: Spesifikasi program media poster:


1. Bidang : Kesehatan.
2. Pokok Bahasan : Gizi-anemi

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


19

3. Topik : Promosi pencegahan anemia gizi besi melalui bahan


makanan sumber zat besi.

4. Sasaran : anak usia sekolah- Remaja (6-18) tahun

5. Tujuan

A. Umum : setelah mengikuti penyuluhan anak sekolah dapat


mengetahui tentang Anemia Gizi.

B. Khusus :

1. Mengetahui sumber zat besi hewani, seperti ikan, telur, hati, daging warna
merah, unggas;

2. Mengetahui sumber zat besi nabati, seperti kacang-kacangan dan hasil


olahnya. Misalnya tempe, tahu;

3. Mengetahui sayuran segar sebagai sumber zat besi : bayam, kangkung,


daun singkong, sawi hijau;

4. Mengetahui buah segar sebagai sumber vitamin C yang membantu


penyerapan zat besi, misalnya: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas,
mangga.

Daftar Pustaka:
1. Dr. Arief S Sadiman, M.Sc., Drs. R.Rahardjo, M.Sc, dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000.
2. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


20

BAB V
PEMBUATAN MEDIA UPGK

1. Permainan Teka-Teki Gizi Diare

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu membuat media yang tepat.

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu :

a. Memahami prinsip pembuatan media teka-teki diare;

b. Membuat media teka-teki diare;

c. Mendemonstrasikan media teka-teki yang telah dibuat.

Prinsip
Media teka-teki digunakan dalam diskusi kelompok yang terdiri dari 8-10 orang.
Keaktifan peserta untuk mengemukakan pendapat tentang diare sangat diharapkan,

Latar Belakang Teori:

 Diare atau mencret adalah berak cair. Diare jangan dianggap enteng walaupun
hanya sekali berak cair.

 Penyebab diare adalah makan tanpa cuci tangan dengan sabun; minum air
mentah, makan makanan yang dihinggapi lalat, dan lingkungan kumuh-kotor.

 Apapun penyebabnya, diare adalah penyakit yang sangat berbahaya dan dapat
mengakibatkan kematian balita.

 Penderita diare harus diberi banyak minum.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


21

 Penderita diare dengan tanda-tanda berikut harus segera dirujuk ke Puskesmas:


o Penderita gelisah dan tampak kehausan
o Kulit perutnya bila dicubit, kembali ke asal berlangsung pelan.
o Penderita muntah terus menerus
o Tinjanya (buang air besar) mengandung darah
o Mata dan ubun-ubun tampak cekung
o Mulut dan bibirnya kering
o Keadaan sangat lemah, tak mau minum dan makan.
o Panas badannya tinggi (demam)

Bahan dan Alat :


1. 1 lembar karton manila dibagi 16 kotak, , 8 kotak diatas dan 8 kotak dibawah. 8
kotak diatas diisi pertanyaan tentang diare.
2. Siapkan 16 lembar kartu jawaban ukuran 14x12 cm.
3. Alat tulis.

Prosedur/Cara Bermain :
1. Siapkan alat permainan;
2. Bentuk kelompok diskusi;
3. Buka karton manila dan baca pertanyaan2 yang ada;
4. Bagikan kartu jawaban pada peserta dan biarkan mereka membacanya;
5. Peserta memilih kartu jawaban yang sesuai dan tempatkan di kolom lembar
jawaban, secara urut, sampai kolom lembar jawaban terisi seluruhnya. (Sisa kartu
ada 8 lembar);
6. Setelah tersusun rapih, balikan jawaban, kalau tersusun ada gambar anak
bermain layang-layang, maka jawaban tepat.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


22

Penugasan:
1. Langkah membuat teka-teki harus tepat;
2. Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan;
3. Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui pertanyaan yang sulit
dipahami dan cepat diperbaiki.

Pertanyaan :
1. Jelaskan prinsip membuat teka-teki diare !\
2. Bagaimana langkah-langkah membuat teka-teki diare?

2. Permainan Teka-Teki Gizi Kurang Darah (Anemia)

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu membuat media teka-teki gizi
Kurang Darah.

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu :
a. Memahami prinsip pembuatan media teka-teki kurang darah;
b. Membuat media teka-teki kurang darah;
c. Mendemonstrasikan media teka-teki yang telah dibuat.

Prinsip : :
Media teka-teki digunakan dalam diskusi kelompok yang terdiri dari 8-10 orang.
Keaktifan peserta untuk mengemukakan pendapat tentang kurang darah sangat
diharapkan.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


23

Latar Belakang Teori :

 Tanda-tanda kurang darah atau anemia: berkunang-kunang, lemah, badan lesu,


cepat lelah, mudah mengantuk, lidah, bibir, kuku pucat sekali, wajah/muka pucat;

 Bahaya kurang darah bagi ibu hamil akan membahayakan jiwa ibu terutama
waktu melahirkan, mengganggu perlumbuhan bayi dalam kandungan dan dapat
pula membahayakan jiwanya;

 Bahaya kurang darah bagi ibu menyusui akan menyebabkan tubuh ibu lemah,
lemas, bisa juga mengganggu perlumbuhan anak yang sedang disusui;

 Penyebab kurang darah adalah kurang makan sayuran hijau, buah berwarna dan
lauk pauk. Sebab lainnya : pendarahan akibat sering melahirkan, jarak kelahiran
anak terlalu dekat, ibu hamil bekerja terlalu berat, adanya cacing tambang dalam
usus;

 Cara mencegah kurang darah: setiap hari makanlah sayuran berwarna hijau,
kacang2an dan lauk pauk secara beraneka ragam. Setiap ibu hamil minum 1 pil
(tablet) tambah darah, sampai masa nifas.

Bahan dan Alat:


1. 1 lembar karton manila dibagi 12 kotak, 6 kotak diatas dan 6 kotak dibawah. 6
kotak diatas diisi pertanyaan tentang kurang darah;
2. Siapkan 12 lembar kartu jawaban ukuran 14x12 cm;
3. Alat tulis.

Prosedur/Cara Bermain :
1. Siapkan alat permainan;
2. Bentuk kelompok diskusi;
3. Buka karton manila dan baca pertanyaan2 yang ada;
4. Bagikan kartu jawaban pada peserta, biarkan mereka membaca kartunya
masing-masing;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


24

5. Pilih kartu jawaban yang sesuai dan tempatkan di kolom lembar jawaban, secara
urut, sampai kolom lembar jawaban terisi seluruhnya. (Sisa kartu ada 6 lembar);
6. Setelah tersusun rapih, balikan jawaban, kalau terbaca `kurang darah” maka
jawaban tepat.

Penugasan:

1. Langkah membuat teka-teki harus tepat;

2. Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan;

3. Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui pertanyaan yang sulit
dipahami dan cepat diperbaiki.

Pertanyaan:
1. Jelaskan prinsip-membuat teka-teki kurang darah !
2. Bagaimana langkah-langkah membuat teka-teki kurang darah ?
3. Seri Poster Terbuka

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu membuat media Seri Poster
Terbuka.

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu :

a. Memahami prinsip pembuatan Seri Poster Terbuka;

b. Merangsang para peserta untuk berdaya cipta dan menyampaikan cerita-cerita


mereka sendiri mengenai keberadaan mereka sebagai bagian dari proses
pengenalan masyarakat atau penjajagan permasalahan dan kebutuhan;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


25

c. Memunculkan berbagai pandangan yang berbeda dari cerita yang berbeda yang
dapat menunjukkan sudut-sudut pandang yang berbeda yang masing-masing
mengandung kebenaran serta mempunyai daya berlakunya sendiri;

d. Membuat media seri poster terbuka;

e. Mendemonstrasikan media seri poster terbuka yang telah dibuat.

Prinsip :
Media seri poster terbuka digunakan dalam diskusi untuk memperkuat materi yang
disampaikan. Keaktifan peserta untuk mengemukakan pendapat dan memberi
tanggapan kepada peserta lain sangat diharapkan.

Latar Belakang Teori :

 Poster terbuka biasanya dibuat tanpa kalimat atau pesan verbal, namun berupa
gambar sehingga persepsi peserta akan berbeda-beda.

 Keaktifan peserta dalam mengemukakan pendapat dan tanggapan antar peserta


sangat diharapkan.

 Peserta diarahkan untuk mengemukakan masalah yang dihadapi dan mencoba


mencari jalan keluarnya, pemimpin diskusi hanya sebagai fasilitator.

Bahan dan Alat:


a. Karton manila ukuran 25 x 35 cm.
b. Cat air/krayon/pensil warna/spidol.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


26

Prosedur/Langkah-Langkah Penggunaan :
1. Para peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, atau jika jumlah peserta
terbatas setiap orang dapat bekerja sendiri. Setiap kelompok atau orang diberi
satu set poster yang sama;
2. Ubahlah susunan setiap set poster sebelum yang dibagikan sehingga semua set
berbeda susunannya;
3. Mintalah para peserta untuk memilih sejumlah tertentu poster dari set tersebut,
(misalnya 6 buah dari antara 10 atau 15 poster), dan mengarang suatu cerita
dengan mempergunakan semua poster yang telah dipilihnya. Tekankanlah bahwa
tidak ada cerita yang “benar” atau “salah”. Tentukanlah batas waktunya; kira-kira
10 atau 15 menit sudah cukup;
4. Mintalah mereka untuk membuat catatan-catatan atau suatu garis besar jalan
cerita, atau jika waktu mengijinkan mereka dapat menuliskannya secara lengkap;
5. Sete(ah waktu yang te(ah ditetapkan habis, mintalah setiap kelompok atau orang
untuk menceritakan kembali cerita yang telah dikarangnya dengan
memperlunjukkan poster-poster menurut urutan yang telah disusunnya;
6. Setelah setiap orang atau kelompok mendapat giliran untuk menyampaikan
ceritanya, -adakanlah diskusi pembahasan dan analisa mengenai masing-masing
cerita itu serta- perbandingan antara cerita-cerita itu;
7. Pada dasarnya cerita yang dikemukakan merupakan ungkapan dan cerminan
perasaan, pandangan, keinginan dan cara pemecahan akan suatu masalah. Dari
ungkapan-ungkapan tersebut dapat kita kumpulkan permasalahan, keinginan
atau tujuan dan cara pemecahan menurut pandangan masyarakat. Dengan
demikian kita telah menampung apa yang menjadi pemikiran dan kemauan
masyarakat;
8. Buat daftar semua permasalahan, pemecahan maupun tujuan yang dikehendaki
masyarakat berdasar ungkapan-ungkapan tersebut;
9. Seri Poster Terbuka adalah seperangkat poster yang terdiri dari 10 sampai 15
poster yang berukuran kira-kira 25 x 35 cm. masing-masing poster menggambar
satu keadaan, kejadian atau agenda yang mencerminkan lingkungan para warga
belajar;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


27

10. Ada beberapa tokoh yang tampil dalam hampir semua poster, dan tokoh inipun
harus dapat mencerminkan karakteristik penduduk desa agar mereka dapat
mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh atau tokoh-tokoh tersebut;
11. Seri poster ini disebut terbuka karena dua hal, pertama-tama setiap poster
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditafsirkan bermacam-macam oleh
pengamatnya, dan kedua, susunan atau urutan poster-poster itu sendiri dapat
diubah-ubah menurut kehendak pemakainya.

Penugasan :
1. Langkah membuat poster terbuka harus tepat.
2. Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan.
3. Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui apakah poster sulit
dipahami ? Bila ya, cepat diperbaiki kembali:

Pertanyaan :
1. Jelaskan prinsip membuat poster terbuka !
2. Bagaimana langkah-langkah penggunaan poster terbuka ?

4. KUNCI NASEHAT GO

Tujuan Instruksional Umum :


Kunci nasehat ini dipakai dimeja 4 bersama Lembaran Balik Menuju Keluarga Sehat
(MKS). Kunci nasehat ini memberi petunjuk pada halaman berapa dari Lembaran
Balik perlu dibuka untuk diperagakan kepada ibu sesuai hasil penimbangan.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


28

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu :

a. Memahami prinsip pembuatan Kunci nasehat gizi;

b. Merangsang para peserta untuk menyampaikan masalah gizi yang mereka


hadapi;

c. Memunculkan berbagai pandangan yang berbeda dari masalah gizi yang berbeda
yang dapat menunjukkan sudutsudut pandang yang berbeda yang masing-
masing mengandung kebenaran serta mempunyai daya berlakunya sendiri;

d. Membuat media kunci nasehat gizi;

e. Mendemonstrasikan media kunci nasehat gizi yang telah dibuat.

Prinsip :
Media kunci nasehat gizi secara umum digunakan dalam meja penyuluhan di Pos
Pelayanan Terpadu (posyandu). Ibu balita dapat menanyakan masalah gizi yang
dihadapi balita/keluarganya.

Latar Belakang Teori:

1. Meja 4 dalam kegiatan Posyandu adalah melayani penyuluhan dan konseling gizi
bagi ibu balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia dengan permasalahan yang
dihadapi.

2. Selain ibu mengetahui perkembangan dan keadaan kesehatan anaknya, juga


dapat berkonsultasi dengan petugas kesehatan tentang masalah gizi dan
kesehatan yang dihadapi.

3. Kunci nasehat gizi ini memudahkan penyuluh dalam memberikan


masukan/nasehat bagi ibu yang memerlukan bantuan.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


29

Bahan dan Alat:

a. Karton manila berbentuk lingkaran, ukuran disesuaikan dengan rencana


kelompok.

b. Cat air/krayon/pensil warna/spidol.

c. Alat tulis.

Prosedur /Langkah-Langkah Penggunaan :

1. Geserlah kunci nasehat dengan hasil penimbangan, misalnya: Umur 0-3 bulan
tidak naik 1 x sesuai dengan K1111S anak. Perhatikan pesan singkat yang terlihat
pada jendela bagian atas beserta petunjuk halaman dari Lembaran balik Menuju
Keluarga Sehat.

2. Buka lembaran balik Menuju Keluarga Sehat sesuai dengan halaman yang
ditunjukkan kunci diatas dan baca pesannya serta tunjukkan gambar dalam
lembaran balik. Berikan penjelasan seperlunya hingga ibu paham pesan tersebut.

Penugasan :
 Langkah membuat kunci nasehat gizi harus tepat.
 Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan
 Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui pertanyaan yang sulit
dipahami dan cepat diperbaiki

Pertanyaan :
 Jelaskan prinsip membuat kunci nasehat gizi !
 Bagaimana langkah-langkah penggunaan kunci nasehat gizi?

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


30

5.Lembar Balik

Tujuan Instruksional Umum :

Lembaran balik dipakai dimeja 4 bersama Kunci nasehat ini memberi petunjuk pada
halaman berapa dari Lembaran Balik perlu dibuka untuk diperagakan kepada ibu
sesuai hasil penimbangan.

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu :

a. Memahami prinsip pembuatan lembar balik;

b. Merangsang para peserta untuk bertanya dan menyampaikan masalah gizi yang
mereka hadapi;

c. Membuat media lembar balik gizi;

d. Mendemonstrasikan media lembar balik gizi yang telah dibuat.

Prinsip :
Media lembar balik gizi secara umum digunakan dalam meja penyuluhan di Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu). Ibu balita dapat menanyakan masalah gizi yang
dihadapi balita/keluarganya.

Latar Belakang Teori:

a. Strategi utama untuk mewujudkan Keluarga Sadar Gizi adalah pemberdayaan


keluarga melalui revitalisasi Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan
pemberdayaan masyarakat melalui revitalisasi posyandu. Salah satu kegiatan
yang dilakukan adalah penyuluhan/konseling gizi sehingga Ibu balita memperoleh
kemudahan dalam menangani masalah gizi yang dihadapi.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


31

b. Merupakan alat peraga untuk para Kader Gizi dalam kegiatan pendidikan gizi
masyarakat. Pemakaian lembar balik ini dijelaskan dengan terperinci dalam Buku
pedoman Petugas Lapangan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Oleh karena itu,
lembaran balik ini hendaknya dipakai bersama-sama dengan buku Pedoman
tersebut.

c. Setiap lembar balik berisi informasi, bagian depan gambar dan kalimat singkat
untuk dilihat oleh pasien. Sedangkan bagian belakang berisi informasi lengkap
yang akan dibacakan oleh konsultan dalam memberikan informasi pada pasien.

Bahan dan Alat:


a. Karton manila berbentuk persegi panjang, ukuran disesuaikan dengan
b. rencana kelompok;
c. Cat air/krayon/pensil warna/spidol;
d. Alat tulis;
e. Komputer.

Lembar balik merupakan alat peraga untuk para- Kader Gizi dalam kegiatan
pendidikan gizi masyarakat. Pemakaian lembar balik ini dijelaskan dengan terperinci
dalam Buku pedoman Petugas Lapangan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Oleh
karena itu, lembaran balik ini hendaknya dipakai bersama-sama dengan buku
Pedoman tersebut atau dengan kunci nasehat gizi yang dibuat lebih sederhana.
Setiap lembar balik berisi informasi , bagian depan gambar dan kalimat
singkat untuk dilihat oleh pasien. Sedangkan bagian belakang berisi informasi
lengkap yang akan dibacakan oleh konseling dalam memberikan informasi pada
pasien.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


32

Cara Menggunakan Lembar Balik :

1. Terimalah dengan terbuka menerima keluhan/masalah gizi yang dihadapi;

2. Lakukan penyuluhan dengan menggunakan lembar balik. Klien ditunjukkan


gambar yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, sementara penyuluh
membaca informasi yang ada di balik gambar;

3. Lakukan Tanya jawab untuk mengetahui apakah klien sudah mengerti atau
belum. Bila belum, informasikan kembali agar klien dapat menjalankan informasi
yang diberikan.

Penugasan:
 Langkah membuat lembar balik harus tepat.
 Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan
 Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui hal yang sulit dipahami dan
cepat diperbaiki

Pertanyaan :
 Jelaskan prinsip membuat lembar balik !
 Bagaimana langkah-langkah membuat lembar balik?

6. Monopoli Perbaikan Gizi

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu membuat media monopoli yang
tepat.

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mempelajari materi ini peserta diriik mampu :
a. Memahami prinsip pembuatan media monopoli perbaikan gizi;
b. Membuat media monopoli perbaikan gizi;
c. Mendemonstrasikan media monopoli gizi yang telah dibuat.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


33

Prinsip:
Media monopoli perbaikan gizi ini digunakan dalam diskusi kelompok yang terdiri dari
8-10 orang. Keaktifan peserta untuk mengemukakan pendapat tentang masalah gizi
dan upaya perbaikannya sangat diharapkan.

Bahan :

1. Papan permainan

2. Kartu kesempatan

3. Kartu pilihan

4. Kartu nomor

5. Sebuah dadu

6. 4 buah biji permainan

Cara Bermain :
1. Dimainkan oleh 2-4 orang atau kelompok;
2. Tiap pemain berurutan memajukan biji permainannya, melangkah sesuai dengan
angka dadu yang diperolehnya;
3. Seorang pemain yang melangkah, ia mempunyai 3 kemungkinan:
a. Masuk ke kotak bernomor dengan gambar dirialammnya. IN disebut kotak
Nomor. Dalam hal ini pemain tersebut diminta mengambil sebuah dari
tumpukan Kartu Nomor dan membacanya keras-keras. la harus menjawab
sesuai dengan pertanyaan tersebut.
b. Masuk ke kotak pilihan :Pemain membaca keras-keras.
c. Masuk ke kotak kesempatan , begitu juga Pemain membacanya keras-keras.
d. Pemain berakhir bila semua pemain telah menyelesaikan langkahnya
melewati “selesai”. Pemenang adalah pemain yang memperoleh koin
terbanyak.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


34

e. Masing-masing kartu tersebut akan menentukan apakah pemain akan


mendapat hadiah koin ataukah dirienda. Kecuali kartu nomor ketentuan
hadiah koin atau denda ditentukan oleh para pemain sendiri, berdasarkan
benar tidaknya jawaban. Untuk perhitungan koin, biasa dipakai biji kedele atau
kancing baju ataupun ditulis saja diatas kertas.
f. Dalam permainan ini yang dipentingkan adalah pembahasan atas jawaban-
jawaban yang diminta oleh kartu- kartu tersebut.

Penugasan:
1. Langkah membuat monopoli perbaikan gizi harus tepat;
2. Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan;
3. Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui kelemahannya dan cepat
diperbaiki.

Pertanyaan:
1. Jelaskan prinsip membuat monopoli perbaikan gizi !
2. Bagaimana langkah-langkah membuat monopoli perbaikan gizi?

7.POSTER LIPAT

Tujuan Instruksional Umum:

Poster lipat ini dapat dengan mudah dipergunakan oleh fasilitator sebagai media
instruksional, artinya poster itu dipakai untuk memperagakan keadaan sekarang
yang “buruk” dan keadaan yang sebaiknya disertai dengan penjelasan eksplisit
mengenali kebaikan dan keburukan tersebut.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


35

Tujuan Instruksional Khusus:

Pengembangan kesadaran kritis atau kemampuan analisa atau penalaran dan


penyadaran atau penjajagan permasalahan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Prinsip :

Poster lipat sebenarnya merupakan dua poster yang masing-masing


menggambarkan suatu keadaan yang kontras dengan yang lainya., kedua poster itu
disatukan sedemikian rupa sehingga fasilitator dengan cepat dan mudah dapat
memperlihatkan kedua poster itu secara bergantian pada warga belajar.

Prosedur/Cara Penggunaan:

1. Fasilitator memperlihatkan poster pertama dan memfasilitasi diskusi mengenai


poster tersebut. Tahap analisis dapat dicapai dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara bertahap pula, misalnya : Pertanyaan tahap pertama atau
tahap deskriptif :

- Apakah yang anda lihat disini?

- Apakah yang sedang dikerjakan oleh tokoh dalam poster ini ?

- Apa sebabnya keadaan seperti ini terjadi ?

2. Fasilitator dapat saja mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lain mengikuti


perkembangan jalannya diskusi. Yang penting disini adalah kesadaran fasilitator
untuk sedapat mungkin memfasilitasi proses diskusi tanpa mengarahkan menurut
kehendak penafsiran atau tata nilainya sendiri.

3. Setelah pembahasan mengenai poster pertama dirasakan cukup fasilitator


memperlihatkan poster kedua dan memfasilitasi diskusi dengan cara yang sama.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


36

4. Pada langkah ketiga ini diskusi diarahkan pada perbandingan kedua keadaan
yang digambarkan masing-masing poster tadi. Pertanyaan yang dapat diajukan
fasilitator : “Apakah perbedaan antara kedua keadaan itu?” Keadaan yang
manakah yang lebih baik atau lebih buruk. Apa sebabnya? Dan sebagainya?

5. Dalam diskusi selanjutnya diharapkan fasilitator dapat mengarahkan diskusi


untuk menghubungkan hasil diskusi sebelumnya dengan keadaan konkrit
kehidupan warga belajar. Pertanyaan yang dapat diajukan misalnya:”Adakah
keadaan seperti ini dalam poster tadi disini? “Apakah keadaan itu tepat sama
ataukah ada perbedaan-perbedaan?

6. Adakah keadaan seperti tergambar dalam poster ini ingin diusahakan atau
dihindarkan? Bagaimanakah caranya? Dan seterusya...Jika diskusi tersebut
dilanjutkan seperti itu maka media ini bertujuan pula sebagai awal tahap kegiatan
perencanaan partisipatif.

7. Diskusi sebaiknya ditutup dengan kesimpulan dam penegasan kembali beberapa


kesimpulan penting oleh fasilitator. Sekali lagi fasilitator perlu berhati-hati untuk
tatap mencerminkan pendapat, pandangan dan wawasan masyarakat
sebagaimana yang terungkap selama diskusi.

Cara membuat poster lipat:

1. Pertimbangkan dalam merancang poster lipat;

2. Pertimbangan yang terutama adalah bahwa poster itu harus realistis, harus
mencerminkan kenyataan yang ada atau suatu keadaan ideal yang berada dalam
jangkauan masyarakat. Jika yang digambarkan adalah kasus atau keadaan yang
ekstrim maka walaupun mungkin proses penafsiran dan analisanya akan lebih
mudah, para warga belajar akan sukar mengidentifikasikan dirinya dengan
keadaan yang digambarkan itu serta tidak akan menghubungkan dengan
keberadaan dirinya sendiri;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


37

3. Pertimbangan lain adalah kesederhanaan gambarnya; artinya jangan


memasukkan terlalu banyak hal sekaligus dalam satu poster, tetapi di lain pihak
poster itu juga jangan terlampau sederhana sehingga hanya dapat ditafsirkan
secara tunggal. Disamping itu kejelasan objek-objek dalam gambar perlu
diperhatikan.

4. Kertas manila karton dibagi empat kolom, 2 kolom berisi pesan yang baik, 2
kolom lagi berisi pesan yang buruk, dapat dibuat secara vertikal atau horizontal;

5. Kolom manila dapat berupa gambar/grafik/diagram.

Penugasan:
1. Langkah membuat poster lipat harus tepat.
2. Buat draf lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan
3. Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui kelemahannya dan cepat
diperbaiki

Pertanyaan:
1. Jelaskan prinsip membuat poster lipat !
2. Bagaimana langkah-langkah membuat poster Iipat?

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


38

Daftar Pustaka :
1. Prof. DR.Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
2. Departemen Kesehatan R.I., Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, I. B.
Mantra, Strategi Penyuluhan Kesehatan, Jakarta, 1997
3. Abubakar Baraja, Psikologi Konseling dan Teknik Konseling, Sebagai Cara
Menyelesaikan Masalah Psikologis, Pribadi, Orang Lain dan Kelompok, Studia
Press, Jakarta, 2008.
4. Prof.Dr.Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010
5. Dr. Arief Sadiman, M.Sc.,Drs. R.Rahardjo, M.Sc, dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2009
6. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1993

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


39

BAB VI
PENYULUHAN GO

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mempelajari materi penyuluhan, mahasiswa mampu memahami dan
menerapkan teknik penyuluhan gizi

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari materi penyuluhan mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan pengertian penyuluhan;
b. Menyebutkan prinsip penyuluhan;
c. Menyebutkan syarat-syarat penyuluhan;
d. Menyebutkan bahan dan alat bantu penyuluhan;
e. Menyebutkan manfaat penyuluhan;
f. Menyebutkan sasaran penyuluhan;
g. Menyebutkan langkah-langkah penyuluhan;
h. Mempraktekan penyuluhan;
i. Menyebutkan evaluasi penyuluhan;

Prinsip:
Agar penyuluhan berjalan dengan baik dan efektif maka perlu:
 Keterbukaan, jujur, berterus terang;
 Empati;
 Berperilaku positip;
 Percaya diri;
 Kemampuan menumbuhkan kebersamaan;
 Kemampuan berinteraksi agar ada kepuasan;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


40

Latar Belakang Teori:

Menurut World Health Organization (WHO), tujuan penyuluhan kesehatan


adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang
kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian esensial dari program
kesehatan. Dalam penyuluhan kesehatan, tujuan yang ingin dicapai adalah
perubahan cara berpikir dan perilaku di bidang kesehatan. Untuk mencapai tujuan
yang diharapkan, maka perlu disusun strategi penyuluhan yang baik, meliputi:
a. Analisa Masalah Kesehatan dan peritku; b. Menetapkan sasaran;
b. Menetapkan tujuan;
c. Menetapkan strategi;
d. Menetapkan pesan pokok;
e. Menetapkan metode dan saluran komunikasi;
f. Menetapkan kegiatan operasional;
g. Menetapkan pemantauan dan penilaian.

Sasaran Penyuluhan, ada tiga yaitu:

a. Sasaran Primer
adalah sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti
yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku
tersebut

b. Sasaran Sekunder
Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran primer.
Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan
kepada sasaran.

c. Sasaran Tersier
Adalah para mengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang
berpengaruh di berbagai tingkatan.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


41

Teknik dalam Memberikan Penyuluhan :

Penampilan harus meyakinkan, tidak ragu; Gunakan bahasa yang mudah dipahami
peserta; Suara cukup keras dan jelas;
 Pandangan tertuju pada seluruh peserta; Berdiri di depan pertengahan, tidak
duduk;
 Gunakan alat bantu semaksimal mungkin, misal poster, leaflet, dsb; •:• Gunakan
alat peraga;
 Hindari membelakangi peserta; Berikan kesempatan bertanya; Siapkan humor
yang sesuai.

Pelaksanaan Penyuluhan :

a. Buat Spesifikasi program penyuluhan, dengan format sebagai berikut :

- Bidang :

- Pokok Bahasan :

- Topik :

- Sasaran : - - Tujuan Umum dan Khusus :.

b. Perencanaan mengelola kelas:

c. Mempersiapkan bahan belajar :

d. Melaksanakan kegiatan penyuluhan:

e. Evaluasi kegiatan penyuluhan:

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


42

Evaluasi Penyuluhan:

Penilaian atau evaluasi ialah proses menentukan nilai atau keberhasilan


dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Meliputi evaluasi input,
evaluasi proses, evaluasi hasil (outcome) dan evaluasi dampak (impact). Evaluasi
menunjukkan apakah suatu penyuluhan telah memberikan pengaruh terhadap
perubahan perilaku? Caranya dapat dilakukan pengamatan, wawancara, diskusi
kelompok terarah, survey cepat, dll.

Beberapa Kriteria Evaluasi Penyuluhan:


a. Membuat perencanaan evaluasi;
b. Melakukan evaluasi;
- Kehadiran peserta
- Keaktifan peserta
- Kelancaran kegiatan
- Sarana dan prasana yang digunakan
c. Penutup.

Penugasan :

 Langkah membuat penyuluhan harus tepat;

 Buat draf lebih dulu atau spesifikasi program penyuluhan untuk memperbaiki bila
ada kekurangan;

 Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui materi yang sulit dipahami
dan cepat diperbaiki;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


43

 Lakukan penyuluhan di dalam kelas:


- Buat kelompok kecil terdiri dari 5-6 orang
- 1 orang menjadi penyuluh, yang lain menjadi sasaran penyuluhan
- Pilih/tentukan 1 buah topik untuk penyuluhan
- Persiapkan materi, serta alat bantu yang dibutuhkan sesuai topi, contoh :
membuat leaflet atau lembar balik
- Pada had praktek lakukan peragaan di dalam kelas
- Beri waktu sesuai dengan kebutuhan kurang lebih 10-15 menit.
- Pada saat seseorang memberikan penyuluhan, maka yang lain menyimak dan
mencatat hal-hal yang perlu dikomentari sebagai bahan masukan untuk
perbaikan bahan penyuluhan yang dipraktekan.
- Sesudah selesai peragaan, diberi komentar oleh kelompok lain.
- Sesudah semua kelompok memberi komentar/masukan/saran/pujian maka
instruktur / dosen mengulas semuanya.

Pertanyaan
 Jelaskan prinsip penyuluhan !
 Bagaimana langkah-langkah dalam memberikan penyuluhan?

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


44

Daftar Pustaka:
1. Pusat penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, dr Ida Bagus Mantra,
Perencanaan Penyuluhan kesehatan Masyarakat, Jakarta, 1994
2. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI, IB Mantra,
Strategi Penyuluhan Kesehatan, Jakarta, 1997
3. Promosi Kesehatan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Departemen
Kesehatan RI, Penerapan Promosi Kesehatan Dalam Pemberdayaan keluarga,
Jakarta, 2000

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


45

BAB VII
KONSELING GIZI

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mempelajari materi Konseling mahasiswa mampu memahami dan
menerapkan teknik konseling

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari materi Konseling mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian konseling;
2. Menyebutkan prinsip konseling;
3. Menyebutkan syarat-syarat seorang konselor;
4. Menyebutkan bahan dan alat bantu konseling;
5. Menjelaskan kemampuan dasar konselor;
6. Menyebutkan manfaat konseling;
7. Menyebutkan sasaran konseling;
8. Menyebutkan ciri-ciri seorang konselor;
9. Menyebutkan prosedur konseling;
10. Mempraktekkan konseling;

Prinsip .
Agar konseling berjalan dengan baik & efektif maka perlu:
 Keterbukaan, jujur, berterus terang
 Empati
 Berperilaku positip
 Percaya diri
 Kemampuan menumbuhkan kebersamaan
 Kemampuan berinteraksi agar kedua pihak puas

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


46

Latar Belakang teori

Konseling berasal dari kata 'guidance dan counseling”. Guidance, berasal dari
kata guide (bimbingan); yang mempunyai arti rnenunjukkan jalan, menuntun,
mengatur, mengarahkan, memberikan nasehat. Sehingga bimbingan adalah
memberikan informasi dengan cara menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan
untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil
memberikan nasehat, atau mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan.

Konseiing adalah proses membantu seseorang untuk mengerti keadaan


dirinya, lingkungan dan hubungan keduanya dalam membangun kebiasaan baik
termasuk makan  menjadi sehat, atraktif dan produktif. Dapat juga dikatakan
konseling adalah bentuk dialog seseorang agar memperoleh pengertian yang lebih
baik tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi sehingga mampu mengambil
langkah untuk mengatasinya.

Counseling atau konseling disebut terjadinya komunikasi antarpribadi,


merupakan pertemuan antara konselor dengan kliennya yang memungkinkan
terjadinya dialog dan bukannya pemberian terapi atau treatment. Konseling
membantu klien-mengenali dan mendorong terjadinya penyelesaian masalah oleh
diri klien sendiri.

Kemampuan melakukan konseling merupakan salah satu kompetensi ahli gizi


yang diperlukan untuk menolong individu atau keluarga dalam memecahkan
masalah yang dihadapi mereka. Kemampuan melakukan konseling harus dipelajari
dan dikembangkan di dalam proses pendidikan. Asessment untuk konseling:
Sebagian besar diiakukan dengan wawancara yang sifatnya non directive. Non
directive ; klien diperbolehkan memegang kendali, mengontrol tujuan, pertanyaan
jenis terbuka dan netral pada umumnya yang digunakan oleh konselor

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


47

Bahan dan Alat bantu :

Ruang terpisah dengan ruangan lain agar proses komunikasi berlangsung


nyaman

Besar ruangan tergantung jumlah mahasiswa yang praktek serta pendengar

Dalam ruangan tersedia peralatan yang cukup memadai antara lain alat timbang
berat badan dan pengukur tinggi badan, poster, food model, buku pedoman,
lembar balik, leaflet, alat media tepat guna, media elektronik (kaset, CD, VCD)

 Syarat seorang konselor :


- menguasai materi kesehatan (khususnya gizi);
- mengetahui dasar2 konseling ;
- dibekali ketrampilan melakukan konseling;
- kreatif dalam membuat media tepat guna.

 Kemampuan dasar petugas konseling


- Komunikasi interpersonal;
- Menjadi pendengar yang baik.

 Manfaat Konseling membantu klien untuk:

 Mengenali permasalahan gizi;

 Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah;

 Menetapkan prioritas alternatif pemecahan masalah, melakukan kajian


tentang konsekuensi dan keuntungan terhadap alternatif yang dipilih;

 Meningkatkan kemampuan klien untuk memutuskan & bertindak;

 Mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masa(ah yang dapat


dilakukan;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


48

 Meningkatkan kemampuan klien untuk mampu berfikir positip & optimis.


 Prosedur Konseling (Satu Tuju):

 Salam (Sa)
Beri salam, menciptakan hubungan yang baik dengan klien,menciptakan rasa
aman dan nyaman, dan dan mampu membuat klien percaya terhadap konselor.
Mulai dengan memperkenalkan diri, diikuti dengan tingkah laku non verbal yang
sesuai diikuti dengan senyum, anggukan atau jabat tangan.

 Tanyakan (T)

- Percakapan ringan (small talk) tentang cuaca, kenalan, keluarga, olahraga,


kondisi mutakhir dll.

- Menanyakan dan menggali masalah yang sedang dialami oleh klien,


menangkap emosi dan pikiran dari klien. Mengumpulkan informasi kualitatif
dan kuantitatif

- Pengumpulan data (data Berat Badan,Tinggi Badan, anamnesa gizi, data


klinis, hasil pemeriksaan laboratorium serta data lain yang menunjang.

- Intrepretasi informasi perilaku yang mungkin dapat dilakukan perubahan

- Memfasilitasi perubahan yang berarti

- Menetapkan perubahan perilaku jangka pendeklpanjang

 Uraikan (U)
Sampaikan informasi gizi yang berkaitan dengan masalah klien. Upayakan klien
untuk memahami permasalahan yang dihadapinya Gunakan media / alat peraga
untuk mempermudah pemahaman klien

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


49

 Bantu (TU)
Bantu klien untuk menyesuaikan permasalahan yang dihadapi dengan
kemungkinan pilihan untuk memperbaiki keadaannya. Bantu klien untuk
memutuskan pilihan cara pemecahan masalah yang akan dilaksanakan

 Jelaskan (J)
Jelaskan kepada klien segala informasi baik sumber daya yang tersedia untuk
memudahkan pemecahan masalah.
Diskusikan cara mengatasi kesulitan/hambatan yang akan dihadapi. Gunakan
media KIE & alat peraga saat memberikan penjelasan

 Ulangi (U)
Mengulangi dan memberikan kesempatan untuk merenungkan keputusan yang
akan diambil: Memberi semangat pada pilihan yang diambil kemudian tawarkan
untuk kembali bertemu. Buat janji untuk pertemuan berikutnya. Ucapkan terima
kasih & penghargaan kepada klien

 Ciri-ciri konselor yang baik


- Menjaga hubungan yang baik ;
- Menunjukkan sikap, perhatian & kepedulian dalam membina hubungan yang
baik ;
- Mampu memahami keadaan & kebutuhan klien;
- Peka & mampu memberikan perhatian ;
- Mengerti perasaan orang lain;
- Mampu menumbuhkan empati;
- Menjaga kerahasiaan & kepercayaan ;
- Mendengar secara aktif;
- Dapat melakukan percakapan/dialog kedua pihak.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


50

Sasaran Konseling :

Konseling harus dilakukan terhadap :


a. Orang yang mengalami masalah kesehatan & gizi
b. Orang yang sedang menjalani pengobatan di puskesmas
c. Orang yang ingin melakukan tindakan pencegahan penyakit
d. Orang yang ingin meningkatkan kesehatannya

Penugasan
- Buat kelompok kecil terdiri dari 3 orang;
- 1 orang menjadi konselor, 1 orang menjadi pasien/klien, 1 orang menjadi
pendamping;
- Pilih/tentukan 1 buah topik untuk konseling;
- Persiapkan materi, serta alat bantu yang dibutuhkan sesuai topik. Contoh :
membuat leaflet atau lembar balik;
- Pada had praktek lakukan peragaan di dalam kelas;
- Beri waktu sesuai dengan kebutuhan kurang lebih 30 menit - 1 jam;
- Pada saat 1 kelompok memperagakan proses konseling, maka kelompok lain
menyimak dan mencatat hal-hal yang perlu dikomentari sebagai bahan
masukan untuk perbaikan kelompok yang berpraktek.
- Sesudah selesai peragaan, diberi komentar oleh kelompok lain;
- Sesudah semua kelompok memberi komentar/masukan/saran/pujian maka
instruktur / dosen mengulas semuanya.

Evaluasi/Pertanyaan .
Evaluasi dilakukan berkenaan dengan teori konseling serta praktek yang
dilaksanakan.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


51

Daftar Pustaka:
1. Abubakar Baraja, Psikologi Konseling dan Teknik Konseling: Studiapress,
Jakarta, 2008
2. Dr. Ida Bagus Mantra, MPH, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Departemen Kesehatan R.I., Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta, 1994

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


52

BAB VIII
PEMBUATAN MEDIA OVER HEAD PROJECTOR (OHP)

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mempelajari materi media ini ; mahasiswa mampu membuat media OHP
dengan baik.

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :
a. Menyebutkan prinsip media OHP;
b. Menerangkan langkah-langkah dalam pembuatan media OHP;
c. Menyusun spesifikasi media OHP;
d. Mempresentasikan hasil yang telah dibuat.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


53

Prinsip:

 Over Head Proyektor (OHP) adalah proyektor yang berfungsi untuk


memproyeksikan pesan yang ada pada transparansis ke layar;

 Peralatan ini perlu diketahui 4 dikuasai penggunaannya oleh fasilitator ;

 Fasilitator juga perlu menguasai ketrampilan teknis dalam membuat pesan


dalam transparansis;

 Mulai digunakan 1945 US.Army -1990-an di pendidikan/kantor.

1. Besarnya wattage ruangan cukup memadai untuk watage OHP, dan sesuai
voltage-nya;

2. Socket kabel OHP sesuai dengan sumber arus;

3. Tombol menghidupkan /mematikan OHP ;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


54

4. Lens-housing, atau rumah lensa yang dapat mengatur tinggi rendahnya gambar
dilayar;

5. Focusing knob, tombol pengatur focus ketajaman tulisan atau gambar dilayar.

Latar Belakang Teori :

Media transparansi atau overhead transparency (OHT) sering kali disebut


dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP (Overhead Projector). Media
transparansi adalah media visual proyeksi, yang dibuat diatas bahan transparan.
Sebagai perangkat lunak, bahan transparan yang berisi pesan-pesan tersebut
memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya yaitu OHP.

Karakteristik OHP :

a. Mempertahankan komunikasi tatap muka;

b. Relatif dapat digunakan di ruangan yang terang;

c. Sederhana, mudah dioperasikan;

d. Banyak variasi Penyajian menggunakan OHP sehingga menarik;

e. Dapat untuk kelompok kecil dan besar dalam ruangan kelas;

f. Pesan ditulis di gambar di transparan yang dapat digunakan berulang.

Keterbatasan OHP

a. Perlu listrik;

b. Perlu transparans;

c. Perlu keterampilan membuat transparan.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


55

Cara Membuat Tranparans:

1. Cara langsung : menulis atau menggambar langsung pada plastik bening maupun
pada plastik khusus transparans . Gunakan spidol `marker warna warni yang
tidak dapat dihapus dengan air, tapi dapat dengan spiritus, thinner, bensin dll,
atau tulisan spidot yang dapat dihapus dengan lap kain,

2. Reproduksi : dengan fotocopy atau cetak komputer. Perlu plastik khusus yang
tahan panas atau yang dapat menyerap tinta komputer. Dapat full color.

Teknik Transparan :

1. Teknik Transparans tunggal (single transparans).

Pesan tunggal ditulis dalam lembar-lembar transparans

2. Teknik transparans tumpang tindih (overlay tranparancy).

Pesan yang menguraikan proses atau tahapan, bagan sering menggunakan


model ini.

3. Teknik transparans jendela (masking transparancies) terdiri :


a. Spot Masking  menutup bagian yang sedang tidak dijelaskan.
b. Sliding Mask  membuka bagian yang akan dijelaskan dengan menarik turun
mask, sehinnga semua yang telah dijelaskan tetap tampak.
c. Circle Mask  biasanya digunakan untuk menyajikan besaran proporsi,
seperti Pie Chart chart.

4. Transparans Model Kerja (Working Model transparancy)


Merupakan teknik transparans untuk menyajikan cara bekerjanya suatu obyek
atau prinsip tertentu

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


56

Presentasi Menggunakan Transparan:

1. Periksa tegangan sumber listrik dan sesuaikan tegangan pada peralatan;

2. Hubungkan OHP dengan sumber listrik, tekan tombol ON/OFF ke posisi ON;

3. Dalam penyajian transparan, lampu transparan dihidupkan/dimatikan sesuai


keperluan presentasi, termasuk untuk menarik perhatian audiens. Nyala Lampu
transparan memiliki durasi pemakaian. Letakkan transparansi pada posisi yang
benar (di atas stage);

4. Gunakan alat penunjuk pada transparan, bukan pada layar, kecuali


menggunakan penunjuk sinar lasser;

5. Gunakan warna, atau bentuk tulisan yang bervariasi untuk pesan yang
diproyeksikan;

6. Bila sudah selesai, matikan sumber listrik dengan menekan tombol ke posisi OFF.

Hal-Hal Penting Membuat Transparan:

1. Ruang gambar  sesuaikan panjang dan lebar plastik sesuar dengan ruang
proyeksi. Dulu sering ditambah bingkai karton pada pinggir transparans.

2. Tinggi huruf minimal 0,6 cm, atau jelas terlihat seluruh audiens kelas;

3. Huruf dan gambar Jelas, simple, tak rumit dan rapi. Gunakan variasi penggunaan
huruf (ukuran, jenis) dan bila ada gunakan warna;

4. Agar simpel, kemukakan pokok-pokok bahasan saja. Atau uraian menggunakan


6-7 kata tiap baris dan hanya 6-8 baris huruf tiap transparans.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


57

Contoh: Spesifikasi program media OHP:

 Bidang : Kesehatan.

 Pokok Bahasan : Gizi-anemi

 Topik : Promosi pencegahan anemia gizi besi melalui bahan


makanan sumber zat besi.

 Sasaran : anak usia sekolah- Remaja ( 6-18) tahun

 Tujuan:

A. Umum : setelah mengikuti penyuluhan anak sekolah dapat mengetahui


tentang Anemia Gizi.
B. Khusus :

Penugasan:
1. Langkah membuat transparan harus tepat.
2. Buat draf /sketsa lebih dulu untuk memperbaiki bila ada kekurangan
3. Lakukan penilaian pada teman, agar segera diketahui daya terimanya dan cepat
diperbaiki

Pertanyaan:
1. Jelaskan prinsip membuat media OHP !
2. Bagaimana langkah-langkah presentasi menggunakan transparan?

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


58

Daftar Pustaka :
1. Dr. Arief S Sadiman, M.Sc., Drs. R.Rahardjo, M.Sc, dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT Radja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000.
2. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


59

BAB IX
PEMBUATAN RADIO SPOT

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mempelajari materi radio Spot mahasiswa mampu memahami dan
menerapkan teknik radio spot

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mempelajari materi Radio Spot mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian Radio Spot;
2. Menyebutkan prinsip Radio Spot;
3. Menyebutkan kelemahan Radio spot;
4. Menyebutkan kekuatan Radio Spot;
5. Menjelaskan istilah - istilah dalam naskah Program Audio;
6. Menyebutkan langkah-langkah dalam penulisan naskah Radio Spot;
7. Membuat naskah Radio Spot;
8. Mempraktekkan Radio Spot.

Pengertian Radio Spot:


Radio Spot adalah suatu bentuk program Audio yang dipancarkan melalui radio,
dapat diriengarkan oleh orang banyak yang memiliki atau mendengarkan siaran
radio

Prinsip:
- Program Audio Media searah;
- Durasi 90 sampai 150 detik;
- Setiap radio spot hanya memuat sebuah pesan;
- Buat pesan yang menyentuh perasaan, natural dan spontan terhadap individu;

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


60

- Struktur Piramida Terbalik


o lead atau kepala berita berisi fakta inti
o penjelasan dari lead
o penjelasan tambahan.

Latar Belakang teori

Radio sebagai suatu media, mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan


media lain, yaitu :

a. Harganya relatif murah dan variasi programnyalebih banyak daripada TV;

b. Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindahkan dari satu ruang
ke ruang lainnya dengan mudah;

c. Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi


problem jadual karena program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita;

d. Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak;

e. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa


boleh menggambar, menulis; melihat peta, menyanyi ataupun menari;

f. Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada
bunyi dan artinya.

g. Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik, dan
bahasa;

h. Radio dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia di luar kelas;

i. Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; jangkauannya luas.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


61

Radio spot adalah gabungan teks dengan musik serta atmosfir suasana.
Biasanya digunakan untuk mengiklankan sesuatu pesan/produk , dalam bidang
kesehatan misalnya: pesan-pesan kesehatan, imunisasi, hyangiene dan sanitasi,
HIV-AIDS. Bila pesan lebih dari satu maka dibuat serangkaian spot dimana setiap
spot hanya memuat sebuah pesan.

Kelemahan Radio Spot:


- Hanya menggunakan suara;
- Hanya selintas;
- Satu arah.

Kekuatan Radio Spot:


- Cepat;
- Nuansa personal (alami dan akrab);
- Menciptakan daya imaginasi;
- Sederhana;
- Murah dan mudah;
- Jangkauan luas.

Istilah-istilah dalam naskah program radio Spot :

1. Penyiar /Announcer:
Orang yang menyampaikan pemberitahuan kepada pendengar tentang
program yang akan disiarkan, sapaan “selamat pagi” dsb, membuka dan
menutup program

2. Presenter/narrator :
Yang menyampaikan materi program dalam bentuk uraian pendahuluan,
menghubungkan bagian satu dengan lain program atau kesimpulan isi
program

3. Musik :
Petunjuk bagi sutradara dan juru teknik bahwa bagian itu harus diisi ilustrasi
musik

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


62

4. Fx:
Petunjuk bagi sutradara dan juru teknik bahwa bagian itu harus diisi sound
effect

5. Cross Fade:
Petunjuk bagi sutradara dan juru teknik bahwa ada 2 buah musik yang
berpapasan. Musik pertama makin lama makin lemah sedangkan musik ke
dua makin lama makin keras bunyinya. Pada suatu saat kedua musik tadi
terdengar bersama-sama. Setelah musik pertama tidak terdengar, musik ke
dua terdengar makin mengeras untuk beberapa detik kemudian melemah dan
menghilang.

6. In : petunjuk bahwa musik masuk dengan halus


Up: petunjuk bahwa musik harus dikeraskan
Down: petunjuk bahwa musik harus diperlemah
Out: petunjuk bahwa musik harus keluar dengan halus
Under: petunjuk bahwa musik masuk harus diperdengarkan dengan lembut
untuk melatarbelakangi pembacaan naskah

7. Off Mike:
Petunjuk bahwa pemain harus membaca dengan arah mulut tidak menghadap
ke mike

8. On mike:
Petunjuk bahwa pemain harus membaca dengan arah mulut menghadap ke
mike

9. Fade In:
Petunjuk bahwa pemain harus membaca naskah dengan posisi mulut mula-
mula tidak menghadap ke mike tetapi kemudian perlahan-lahan mulutnya di
arahkan ke mike

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


63

10. Fade Out:


Petunjuk bahwa pemain harus membaca naskah dengan posisi mulut mula-
mula menghadap ke mike tetapi kemudian perlahan-lahan mulutnya di
arahkan menjauhi mike

Langkah-langkah .
Tentukan topik program dengan cermat;
Perhatikan sifat-sifat pendengar kita;
Rumuskan tujuan yang ingin dicapai melalui program itu;
Tentukan pokok-pokok materi program;
Menulis naskah.

Penugasan :
- Buat kelompok kecil terdiri dari 3 orang;
- Pilih/tentukan 1 buah topik untuk radio spot durasi 90 - 150 detik;
- Persiapkan materi dan mulailah menyusun naskah serta alat bantu yang
dibutuhkan untuk merekam bunyi sesuai topik; Pada hari praktek lakukan
peragaan di dalam kelas; Beri waktu sesuai dengan kebutuhan kurang lebih
10 =15 menit;
- Pada saat 1 kelompok memperagakan radio spot, maka kelompok lain
menyimak dan mencatat hal-hal yang perlu dikomentari sebagai bahan
masukan untuk perbaikan kelompok yang berpraktek.
- Sesudah selesai peragaan, diberi komentar oleh kelompok lain;
- Sesudah semua kelompok memberi komentar/masukan/saran/pujian maka
instruktur / dosen mengulas semuanya.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


64

Evaluasi/Pertanyaan .
Evaluasi dilakukan berkenaan dengan teori radio spot serta praktek yang
dilaksanakan.

Daftar Pustaka :
1. Pusat promosi Kesehatan Dep Kes RI tahun 2002. Modul Dasar Penyuluh
Kesehatan Masyarakat Terampif
2. www.createforchildren.org/communication.../pdf/Too194.pdf
3. www.tvlesson.com/.../22995_how-to-write-a-radio-spot.html
4. Tata Danamihardja Mantan Penyiar dan Pemerhati Radio
5. Dr. Arief S Sadiman, M.Sc., Drs. R.Rahardjo, M.Sc, dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT Radja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000.
6. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2010

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


65

BAB X
PEMBUATAN PAMERAN

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mempelajari materi pameran mahasiswa mampu mernaharni dan


menerapkan teknik pameran yang baik

Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mempelajari materi pameran mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian Pameran ;
2. Menyebutkan prinsip Pameran;
3. Menyebutkan macam-macam Pameran;
4. Menyebutkan fungsi umum Pameran;
5. Menjelaskan langkah-langkah dalam Pameran;
6. Membuat penilaian Pameran.

Pengertian Pameran :
Pameran adalah pertunjukkan suatu hasil karya seni, barang hasil produksi yang
dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau
keunggulannya.

Prinsip:
Pameran gizi dan kesehatan dilakukan untuk memahami masalah gizi dan
kesehatan yang ada serta potensi desa yang dimiliki dalam mencari jalan keluar
mengatasi permasalahan yang ada melalui pemberdayaan masyarakat desa.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


66

Latar Belakang Teori :

Pameran menurut macamnya dibagi atas beberapa hal:

a. Menurut jumlah pesertanya:

- Pameran tunggal yaitu pameran yang diselenggarakan secara individual;

- Pameran kelompok/bersama yaitu pameran yang diselenggrakan oieh


beberapa kelompok.

b. Menurut sifatnya:

- Pameran insidental yaitu pameran yang diselenggarakan secaraberkala


berdasarkan kebutuhan yang ada, misalnya menjelang Had Raya Idul Fitri.

- Pameran rutin, yaitu pameran yang diselenggarakan pada periode tertentu


secara tetap dan bekelanjutan, misalnya pentas seni setiap akhir semester.

- Pameran permanen; yaitu pameran yang diselenggarakan secara tetap


terbuka dan terus menerus.

c. Menurut tempat berlangsungnya :

- Pameran terbuka, yaitu pameran yang diselenggarakan di luar ruangan di


tempat terbuka.

- Pameran tertutup, yaitu pameran yang diselenggarakan dalam


ruangan/gedung

- Pameran bergerak, yaitu pameran yang menggunakan alat bergerak,


misalnya mobil.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


67

d. Menurut ragam dan jenis karya yang digelar

- Pameran Homogeny, yaitu pemeran yang menggelar hanya satu jenis karya
seni.

- Pameran Heterogen, yaitu pameran yang menggelar berbagai jenis karya


seni.

Fungsi Pameran secara umum :

a. Sebagai saran edukasi;

b. Sebagai sarana informasi dan komunikasi;

c. Sebagai sarana rekreasi dan apresiasi;

d. Meningkatkan daya kreativitas di bidang seni;

e. Menumbuhkembangkan sikap rasa cinta terhadap karya orang lain;

f. Memupuk semangat kekeluargaan, kegotongroyongan dan kerjasama antar


sesama;

g. Memperluas pergaulan dan cakrawala budaya nusantara di bidang kesenian:

Mahasiswa akan melakukan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Intervensi


Gizi (PKL-MIG) di masyarakat. Mahasiswa diharapkan mampu menyelenggarakan
pameran gizi dan kesehatan yang melibatkan lintas program yang ada di
masyarakat. Dalam pameran ini selain menampilkan masalah gizi dan kesehatan
yang ada di setiap desa, namun juga memamerkan potensi desa yang dapat
dikembangkan untuk kemajuan masyarakatnya dalam bidang gizi dan kesehatan
termasuk ketrampiian seni dari tiap masyarakat.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


68

Langkah-Langkah dalam Perencanaan Pameran :

1. Pengumpulan data dasar untuk mengetahui permasalahan gizi dan kesehatan


yang terdapat di desa masing-masing;

2. Analisa data yang ada berdasarkan pengamatan dan studi literature sehingga
didapatkan data yang akurat;

3. Menyusun proposal pameran;

4. Membentuk dan mengorganisir Kepanitiaan;

5. Pembagian dan analisa tugas masing-masing panitia;

6. Koordinasi dengan lintas sektoral terkait (Aparat Pemerintah, Tokoh Masyarakat,


Kader dan warga setempat);

7. Distribusi topik stand masing-masing desa;

8. Persiapan jadual acara pameran;

9. Rencana pelaksanaan pameran

10.Evaluasi pameran.

Langkah-langkah
Tentukan tema pameran;
Rumuskan tujuan kegiatan pameran;
Tentukan sasaran pameran;
Tentukan bentuk kegiatan pameran;
Penetapan waktu dan tempat pelaksanaan pameran;
Pembuatan denah pameran;
Tentukan panitia pelaksanaan pameran;
Tetapkan undangan ;
Rumuskan susunan acara pameran;
Estimasi dana yang dibutuhkan;
Rumuskan media promosi dan sponsor pameran;
Tetapkan ketentuan umum pameran.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


69

Kriteria Evaluasi Pameran:

a. Membuat perencanaan evaluasi pameran;

b. Melakukan evaluasi;

- Kehadiran peserta dan pengunjung pameran

- Keaktifan peserta dan pengunjung pameran -Kelancaran kegiatan pameran

- Dukungan sarana dan prasana yang digunakan

c. Melaporkan Kegiatan Pameran.

Penugasan

- Buat kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang; Pilih/tentukan 1 buah topik untuk
pameran; Persiapkan materi dan menyusun rencana serta alat bantu yang
dibutuhkan dalam pameran sesuai topik;

- Pada had praktek lakukan presentasi di dalam kelas;

- Beri waktu sesuai dengan kebutuhan kurang lebih 10 - 15 menit;

- Pada saat 1 kelompok mempresentasikan rencana pameran, maka kelompok


lain menyimak dan mencatat hal-hal yang perlu dikomentari sebagai bahan
masukan untuk perbaikan kelompok;

- Sesudah selesai presentasi , diberi komentar oleh kelompok lain;

- Sesudah semua kelompok memberi komentar/masukan/saran/pujian maka


instruktur / dosen mengutas semuanya.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


70

Evaluasi/Pertanyaan .
Evaluasi dilakukan berkenaan dengan teori pameran yang telah diberikan dan hasil
diskusi kelompok.

Sumber Pustaka:
1. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga,
Balai Pustaka, Jakarta, 2002.
2. Mbyarts's.Wordpress. com. Oktober.2010

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


71

FORMULIR PENILAIAN POSTER / BOOKLET

Karakteristik Penilaian (Nilai 60-100)

Pesan
Tulisan dan Menarik dan
No. Pesan simpel
gambar sesuai indah Nilai
Kelompok Tulisan dan Total
dengan Warna tulisan rata-
gambar mudah Nilai
spesifikasi dan gambar rata
dimengerti
program (tujuan kontras, berani
dan sasaran)
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Anggota : 1. 2.

3. 4.

5. 6.

Ketua Klp : (.............................)

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi


72

FORMULIR PENILAIAN PENYULUHAN

No.
Karakteristik Penilaian (Nilai 60-100)
Kelompok
Pesan Menarik dan
Tulisan dan indah
Pesan simpel
gambar sesuai Warna tulisan Nilai
Tulisan dan Total
Judul dengan dan gambar rata-
gambar mudah Nilai
spesifikasi kontras, berani rata
dimengerti
program (tujuan Penampilan
dan sasaran) baik
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Anggota : 1. 2. 3.

Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi

You might also like