You are on page 1of 8

Review Analisis

Data yang digunakan dalam Design Expert menggunakan Box-behnken Design sebagai
berikut :

Tabel 1. Variabel penelitian

Independent Variable Symbol Coded variable level


Low Center High
-1 0 1
Pyrolisis temperature (OC) X1 350 400 450
Pyrolisis times (min) X2 75 90 105
Moisture content of wood X3 10 12.5 15

Tabel diatas merupakan variabel yang digunakan pada penelitian dengan jumlah design
experimen sebanyak 15 sampel.

Tabel 2. Variabel dan respon penelitian

Factor 1 Factor 2 Factor 3 Response 1


Std Run A:Pyrolysis B:Pyrolysis C:Moisture Production of
temperature times contens of wood Liquid smkoke
C min %
5 1 350 90 10 33,87
13 2 400 90 12,5 39,23
11 3 400 75 15 38,64
6 4 450 90 10 35,07
2 5 450 75 12,5 36,92
3 6 350 105 12,5 37,69
9 7 400 75 10 34,09
10 8 400 105 10 35,11
8 9 450 90 15 38,64
4 10 450 105 12,5 38,46
15 11 400 90 12,5 39
12 12 400 105 15 36,15
14 13 400 90 12,5 39,23
1 14 350 75 12,5 38,46
7 15 350 90 15 34,15

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai produksi asap cair berada pada range 34,1 % - 39,2%
dengan berbagai variabel yang digunakan yaitu temperatur pirolisis, waktu pirolisis dan
kandungan air pada bahan kayu.

Tabel 3. Fit summary rekomendasi model

Sequential Model Sum of Squares [Type I]


Sum of Mean F p-value
Source Squares df Square Value Prob > F
Mean vs Total 20513,55 1 20513,55 Suggested
Linear vs Mean 14,23 3 4,74 1,18 0,3621
2FI vs Linear 7,12 3 2,37 0,51 0,6856
Quadratic vs 2FI 30,87 3 10,29 8,22 0,0223 Suggested
Cubic vs Quadratic 6,22 3 2,07 117,62 0,0084 Aliased
Residual 0,035 2 0,018
Total 20572,02 15 1371,47
Dari hasil fit summary, model yang didapat untuk respon Box behnken Design adalah
Quadratic yang ditunjukkan dengan nilai p>f yang terkecil

Tabel 4. Hasil ANNOVA untuk respon produksi asap cair (%)

ANOVA for Response Surface Quadratic model


Analysis of variance table [Partial sum of squares - Type III]
Sum of Mean F p-value
Source Squares df Square Value Prob > F
Model 52,21 9 5,80 4,64 0,0530 not significant
A-Pyrolysis temperature 3,03 1 3,03 2,42 0,1807
B-Pyrolysis times 0,061 1 0,061 0,049 0,8337
C-Moisture contens of wood 11,14 1 11,14 8,90 0,0307
AB 1,33 1 1,33 1,07 0,3492
AC 2,71 1 2,71 2,16 0,2014
BC 3,08 1 3,08 2,46 0,1775
2
A 3,11 1 3,11 2,49 0,1757
2
B 0,46 1 0,46 0,37 0,5709
C2 29,01 1 29,01 23,18 0,0048
Residual 6,26 5 1,25
Lack of Fit 6,22 3 2,07 117,62 0,0084 significant
Pure Error 0,035 2 0,018
Cor Total 58,47 14

Dari Tabel 4. ANNOVA untuk produksi asap cair (5) menunjukkan bahwa variabel yang
memberikan pengaruh signifikan terhadap produksi asap cair yaitu temperatur pirolisis (A)
dan waktu pirolisis (B). Sedangkan kadar air yang terkandung pada bahan (C) tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi asap cair dilihat dari nilai Prob > F

Tabel 5. Persamaan parameter aktual produksi asap cair

Final Equation in Terms of Actual Factors:


Production of Liquid smkoke =
+39,15333
+0,61500 * Pyrolysis temperature
-0,087500 * Pyrolysis times
+1,18000 * Moisture contens of wood
+0,57750 * Pyrolysis temperature * Pyrolysis times
+0,82250 * Pyrolysis temperature * Moisture contens of wood
-0,87750 * Pyrolysis times * Moisture contens of wood
-0,91792 * Pyrolysis temperature2
-0,35292 * Pyrolysis times2
-2,80292 * Moisture contens of wood2

Persamaan yang didapat dari perhitungan adalah :

Y = 39.15 + 0.61 X1 – 0.09 X2 + 1.18 X3 – 0.92 X12 – 0.35 X22 + 0.58 X1.X2 + 0.82 X1.X3
– 0.88 X2.X3 – 2.81 X3.X3

Sedangkan persamaan yang didapat dari jurnal yaitu :

Y = 39.15 + 0.62 X1 – 0.09 X2 + 1.18 X3 – 0.92 X12 – 0.35 X22 + 0.52 X1.X2 + 0.82 X1.X3
– 0.88 X2.X3 – 2.81 X3.X3

Predicted vs. Actual


40

39

38
Predicted

37

36

35

34

33

33 34 35 36 37 38 39 40

Actual

Gambar 1. Perbandingan hasil produksi liquid smoke (%) antara actual dan predicted dari
respon surface
Tabel 1. Perbandingan hasil produksi liquid smoke (%) antara actual dan predicted dari
respon surface

OPTIMASI PROSES

Untuk mendapatkan kondisi maksimum produksi asap cair untuk ke tiga variabel, dari
solusi yang ditawarkan didapatkan saran kondisi optimum yang didapat dari Box-Behnken
design yaitu temperatur pyrolisis 414o C, waktu pyrolisis 76,1 menit, kandungan air 13,3%
dengan maksimum produksi asap cair sebesar 39,3%. Nilai ini memiliki sedikit perbeda dari
jurnal yaitu temperatur pyrolisis 421o C, waktu pyrolisis 72,9 menit dan kandungan air
13,95% dengan produksi asap cair maksimal sebesar 39,46%.

Tabel 6. Kondisi maksimum dari Design Box-behnken

Constraints
Lower Upper Lower Upper
Name Goal Limit Limit Weight Weight Importance
A:Pyrolisis temperature is in range 350 450 1 1 3
B:Pyrolisis times is in range 75 105 1 1 3
C:Moisture content of wood is in range 10 15 1 1 3
Production of Liquid smoke maximize 33,87 39,23 1 1 3

Solutions
Moisture
Pyrolisis Pyrolisis Production of
Number content of Desirability
temperature times Liquid smoke
wood
1 429,641 85,978 13,664 39,380 1,000
2 414,131 76,105 13,374 39,316 1,000 Selected
3 435,412 91,075 13,335 39,405 1,000
4 395,098 78,966 13,260 39,271 1,000
5 406,893 82,093 13,406 39,395 1,000
6 440,000 102,000 13,000 39,247 1,000
7 411,111 88,000 13,056 39,423 1,000
8 431,481 80,444 13,889 39,246 1,000
9 431,259 102,102 12,831 39,251 1,000

Kondisi maksimum yang dipilih yaitu pada temperature pyrolisis 414 o C, waktu
pyrolisis selama 76 menit dan kandungan air sebesar 13,3 %. Dasar pemilihan ini dilihat dari
nilai desirability yang bernilai 1. Pada kondisi nomor 2 lebih memungkinkan untuk dilakukan
lagi pada penelitian . Jika dilihat dari range suhu 414 o C masih memungkinkan untuk
dilakukan, karena kemungkinan senyawa Pah belum banyak terbentuk. Untuk menghindari
banyaknya senyawa Pah yang bersifat racun terbentuk pada suhu <420 o C. Jika dilihat dari
waktu pyrolisis nomor 2 lah yang tersingkat, semakin lama waktu pyrolisis maka kebutuhan
bahan bakar akan semakin banyak dan biaya menjadi lebih mahal. Jika dilihat dari kandungan
air nomor 1-9 rata-rata 13% dengan produksi asap cair pada persentase 39%.

40
Production of Liquid smoke (%)

39

38

37

36

35

34

33
105 450
99 430
93 410
87 390
B: Pyrolisis times (Mn) 81 A:
370 Pyrolisis temperature (C)
75 350

Gambar 2. Surface plot stationer dan contour plots pengaruh temperatur pyrolisis dan waktu
pyrolisis asap cair terhadap produksi asap cair (Y)

Pada Gambar 2 dapat dilihat grafik 3D yang berpengaruh terhadap produksi asap cair
ada dua variabel yaitu suhu pyrolisis dan waktu pyrolisis. Seiring meningkatnya suhu dan
waktu produksi asap cair yang dihasilkan juga semakin meningkat. Variabel temperatur
pyrolisis memberikan pengaruh yang signifikan dari pada waktu pirolisis dimana dapat
dilihat temperatur pirolisis berubah secara model quadratic. Produksi asap cair cenderung
mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya suhu pirolisis. Hal ini disebabkan pada
suhu yang tinggi dekomposisi bahan baku akan lebih sempurna sehingga menghasilkan
rendemen asap cair yang lebih tinggi pula. Namun peningkatan suhu pirolisis lebih lanjut dan
melebihi batas akan memecah ikatan polimer semakin kuat sehingga menghasilkan ikatan-
ikatan yang lebih kecil, sehingga produk yang dihasilkan lebih banyak dalam bentuk gas yang
sulit terkondensasi seperti CO2, CO, H2, dan CH4 dan menurunkan yield produk. Kondisi
optimum pada temperatur 400o C, waktu 90 menit dan moisture content 12,5%

Production of Liquid smkoke (%)


1,2
35,0492
36 36,5709
0,9
C: Moisture contens of wood

0,5

37,4603 38
38,7546
0,2
38,3394
39,2191
3

-0,2

-0,5

36,5709
-0,9 36
35,0492
34
-1,2
-1,2 -0,6 0 0,6 1,2

A: Pyrolysis temperature (C)

40,00
Production of Liquid smoke (%)

39,00

38,00

37,00

36,00

35,00

34,00

33,00

15 450
14 430
13 410
12 390
C: Moisture content of wood11 A:
370 Pyrolisis temperature (C)
10 350
Gambar 3. Surface plot stationer dan contour plots pengaruh temperatur pyrolisis dan
kandungan air terhadap produksi asap cair (Y)

Pada Gambar 3 dapat dilihat grafik 3D yang berpengaruh terhadap produksi asap cair
ada dua variabel yaitu temperature pyrolisis dan moisture content. Jika dilihat dari grafik,
variabel temperatur pyrolisis tidak memberikan pengaruh yang significan, moisture content
memberikan pengaruh yang lebih significant jika dilihat dari bentuk quadratic. Kondisi
optimum terjadi pada temperatur 399o C, moisture content 12,4 % pada waktu 90 menit.

Production of Liquid smkoke (%)


1,2
36

38
0,9
C: Moisture contens of wood

0,5

0,2

-0,2

38
-0,5

-0,9
36

34
-1,2
-1,2 -0,9 -0,5 -0,2 0,2 0,5 0,9 1,2

B: Pyrolysis times (min)

40,00
Production of Liquid smoke (%)

39,00

38,00

37,00

36,00

35,00

34,00

33,00

15 105
14 99
13 93
12 87
C: Moisture content of wood11 81 B: Pyrolisis times (Mn)
10 75
Gambar 4. Surface plot stationer dan contour plots pengaruh waktu pyrolisis dan kandungan
air terhadap produksi asap cair (Y)

Seperti yang terlihat pada Gambar 4. Nilai produksi asap cair sedikit bervariasi
terhadap waktu pirolisis dan kandungan air pada kayu. Moisture content lebih berpengaruh
secara significant dari pada waktu pirolisis. Dilihat dari bentuk moisture content lebih
quadratic. Kadar air yang tinggi akan menghasilkan asap cair yang lebih banyak, tetapi akan
mengurangi kualitas asap cair yang diproduksi karena tercampurnya hasil kondensasi uap air
dengan asap cair yang dihasilkan sehingga menurunkan kadar asam. Semakin tinggi kadar air
bahan baku yang digunakan, maka kualitas asap cair yang dihasilkan akan menurun. Semakin
lama waktu pirolisis, semakin banyak bahan baku yang terdekomposisi akibat lamanya waktu
kontak panas dengan bahan baku. Kondisi optimum pada temperatur 400o C, waktu 99,5
menit pada moisture content 14%.

You might also like