You are on page 1of 12

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal.

70 - 81 ISSN 2302-1713

ANALISIS BRAND EQUITY KECAP BANGO DAN KECAP ABC


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI SUPERMARKET
KOTA SURAKARTA

Mariana Yuni Susilawati, Joko Sutrisno, Bekti Wahyu Utami


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl.Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax.(0271) 637457
Email: Marianayuni.mys@gmail.com/Telp: 08568654634

Abstract: The aims of this research is to know the influence of variable brand equity that brand
awareness, the brand associations, the perceived quality, and brand loyalty against the decision of
the purchase of Bango or ABC soy sauce, knowing the variable brand equity that influence
consumer buying decision against dominant Bango or ABC soy sauce, as well as explain and
compare the differences of brand equity Bango and ABC soy sauce in supermarket of Surakarta.
Research techniques and the determination of each sample is the survey and judgement sampling
with a total sample of 50 for each brand. The technique of collecting data through observation,
interview and questionnaire that have tested the validity and reliability. The analysis of the data
used is the analysis of multiple regression test and Independent Sample T-test. The results of this
research indicate that: (1) variable brand equity influential simultaneously against a purchasing
decision of Bango soy sauce or ABC soy sauce with p value each amounting to 0.000 < 0.05 (2)
Variable association of the brand dominant and influential positive against the decision of the
purchase value as seen from Bango soy sauce beta coefficient regression of the most high and
namely 0.569. (3) the Variable perceived of quality dominant and influential positive towards
purchasing decision ABC soy sauce as seen from the value of the coefficient of the regression beta
of the most high and positive namely 0.433. (4) there is no significant difference between brand
equity Bango soy sauce and ABC soy sauce seen from equal variance assumed significance worth
0.261 > 0.05.
Keywords: Brand Equity, Bango soy sauce, ABC soy sauce, Decision of the purchase

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable ekuitas merek (brand
equity) yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian kecap Bango maupun ABC, mengetahui variabel ekuitas merek yang
berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen kecap Bango maupun ABC, serta
menjelaskan dan membandingkan perbedaan ekuitas merek kecap Bango dan kecap ABC di
supermarket Kota Surakarta. Teknik penelitian dan penentuan sampel masing-masing adalah
survei dan judgement sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 untuk masing-masing merek.
Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan kuesioner yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji
Independent Sample T-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) variabel ekuitas merek
(brand equity) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian kecap Bango maupun
ABC dengan nilai p value masing-masing sebesar 0,000 < 0,05 (2) Variabel asosiasi merek
berpengaruh dominan dan positif terhadap keputusan pembelian kecap Bango dilihat dari nilai
koefisien beta regresi yang paling tinggi yaitu 0,569. (3) Variabel persepsi kualitas berpengaruh
dominan dan positif terhadap keputusan pembelian kecap ABC dilihat dari nilai koefisien beta
regresi yang paling tinggi yaitu 0,433. (4) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara ekuitas
merek kecap Bango dan ABC dilihat dari signifikansi dengan equal variance assumed yang
bernilai 0.261>0,05.
Kata Kunci: Merek, Kecap ABC, Kecap Bango, Keputusan Pembelian

357
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan salah dan ABC karena kecap Bango dan
satu sektor penunjang bagi ABC adalah dua merek kecap yang
perekonomian bangsa berpredikattop brand indexseperti
Indonesia.Pembangunan pertanian yang tertera pada tabel 1.Kecap
harus ditingkatkan agar dapat Bango yang diakuisisi PT. Unilever
terwujud pembangunan nasional Tbk menjadi market leader dan
yang dapat meningkatkan mengalahkan kecap lainnya yang
kesejahteraan masyarakat dulu sempat mendominasi pasar
Indonesia.Salah satunya yaitu seperti Kecap ABC
dengan pengolahan hasil (http://Frontier.co.id, 2016).
pertanian.Kedelai merupakan salah Sebuah merek memiliki aset dan
satu hasil pertanian yang liabilitas merek yang menambah atau
memerlukan adanya proses mengurangi nilai yang diberikan oleh
pengolahan agar dapat meningkatkan sebuah barang atau jasa kepada
nilai tambah dari produknya (Pusat perusahaan atau para pelanggan
Data dan Informasi Pertanian,2014). perusahaan yang biasa disebut
Kecap merupakan salah satu ekuitas merek(brand equity.Ekuitas
produk turunan kedelai yang merek dapat dikelompokkan dalam
mengandung nilai gizi empat kategori yaitu kesadaran
tinggi.Kandungan gizi kecap per merek (brand awareness), asosiasi
100ml terdiri dari kalori sebanyak merek (brand associations), persepsi
92kal, protein sebanyak 11,7gr, kualitas (perceived quality), dan
lemak 2,6gr, karbohidrat 18gr, loyalitas merek (brand
kalsium 221mg, fosfor 187mg, zat loyalty).Perusahaan yang berorientasi
besi 10,4mg, dan air sebanyak pada konsumen harus mampu
67,5ml (Pusat Data dan Informasi mengetahui perilaku
Pertanian,2014). Pada umumnya konsumennya.Dalam mengambil
kecap digunakan sebagai penyedap keputusan pembelian,
makanan karena dapat memberikan konsumendihadapkan pada banyak
rasa dan aroma yang khas pada pilihan, antara lain mengenai merek
makanan atau masakan sehingga dimana konsumen harus memilih
mampu meningkatkan selera makan. satu dari beberapa alternatif merek.
Pasar industri kecap banyak yang Kecap merupakan salah satu
beredar secara lokal maupun produk olahan kedelai yang umum
nasional.Pada penelitian ini dikonsumsi masyarakat termasuk
difokuskan pada kecap merek Bango masyarakat Kota Surakarta.

Tabel 1.Top Brand Index Industri Kecap


Tahun
Merek
2012 2013 2014 2015 2016
Bango 43,3% 44,3% 47,9% 53,1% 55,2%
ABC 44,2% 44,0% 39,8% 33,7% 32,5%
Sedap 4,5% 4,8% 4,6% 5% 6,1%
Indofood 1,4% 1,8% 2,3% 3,3% 2,4%
Sumber: http://topbrand_award.com, 2016

358
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

Pada zaman moderen, supermarket sedangkan data yang dihasilkan oleh


menjadi salah satu tempat yang skala Likert merupakan jenis data
dipilih konsumen untuk melakukan ordinal dimana angka yangdidapat
pembelian termasuk pembelian bukan angka sebenarnya (angka
kecap karena kenyamanan sebagai simbol data kualitatif). Data
tempatnya, menyediakan banyak hasil skala Likert tersebut kemudian
pilihan varian dan kemasan, serta ditransformasikan menjadi data skala
ketersediaan produk secara terus- interval untuk memenuhi persyaratan
menerus.Kota Surakarta memiliki prosedur pengujian
banyak supermarket seperti Luwes, statistik.Transformasi data yang
Super Indo, Lottemart, Hypermart dilakukan ini akan menggunakan
dan Carefour.Semakin MSI (Method of Successive Interval).
berkembangnya industri kecap dan Uji instrument yang
ketatnya persaingan, makabanyak digunakan yaitu uji validitas dan
perusahaan yang menggunakan reliabilitas.Metode analisis data yang
pendekatan merek sebagai strategi digunakan dalam penelitian ini
pemasaran yang dilakukan oleh adalah 1) uji asumsi klasik yaitu uji
perusahaan kepada konsumen, normalitas, multikolonieritas dan
sehingga pemasaran produk lebih heteroskedastisitas.2)analisis regresi
dititik tekankan pada kekuatan merek berganda 3) Uji goodness of fit
mempengaruhi perilaku meliputi uji F, uji t, dan koefisien
konsumen.Hal inilah yang menjadi determinasi (R2) dan 4)
dasar pentingnya ekuitas suatu merek UjiIndependent Sample T-test.
pada sebuah produk dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
METODE PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan
Data primer mengenai bahwa 44 dari 50 responden kecap
tanggapan konsumen atas pengaruh ABC adalah berjenis kelamin
ekuitas merek kecap Bango maupun perempuan sedangkan sisanya
kecap ABC terhadap keputusan sebesar 6 orang berjenis kelamin
pembelian di supermarket Kota laki-laki. Sedangkan 45 dari 50
Surakarta diperoleh dengan survei responden kecap Bango adalah
menggunakan berjenis kelamin perempuan dan
kuisioner.Pengambilan sampel sisanya sebesar 5 orang berjenis
menggunakan metode judgement kelamin laki-laki. Hal ini sesuai
samplingdengan jumlah sampel dengan apa yang dikemukakan
sebanyak 50 untuk masing-masing Engel.,et al. (1995) yaitu untuk
merek. Penentuan lokasi secara produk makanan pada umumnya
purposive dipilih lima supermarket keputusan pembeliandilakukan oleh
sebagai daerah pengambilan sampel perempuan (istri), karema pada
berdasarkan lokasi.Kuisioner umumnya perempuan yang
menggunakan skala Likert (5 bertanggung jawab dalam
skala).Menurut Sarwono (2014)pada penyediaan konsumsi rumah tangga.
pengujian statistik seperti regresi
mengharuskan data berskala interval,

359
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

Berdasarkan umur meyoritas profesi.Pendapatan akan menentukan


konsumen kecap Bango dan ABC daya beli seseorang, dan selanjutkan
berasal pada kelompok umur 36-50 akan mempengaruhi pola
tahun.Hal ini karena pada usia konsumsinya. Berdasarkan jumlah
tersebut mereka tergolong usia paruh anggota keluarga dan sumber
baya dimana kemapanan telah penghasilan keluarga diketahui
dicapai, maka pada usia ini menjadi bahwa sebagian besar konsumen
sasaran banyak pemasarsehingga kecap ABC dan Bango adalah ibu
konsumen dihadapkan pada banyak rumah tangga yang tidak memiliki
pilihan produk dan merek. Pada usia pendapatan atau pendapatan kurang
paruh baya mereka juga sudah dari Rp 1.500.000,00.Daya beli
memiliki pertimbangan tertentu sebuah rumah tangga akan
dalam mengambil keputusan dan ditentukan oleh jumlah pendapatan
memiliki banyak informasi mengenai dari semua anggota rumah tangga
produk yang akan dibeli serta tersebut. Besarnya daya beli rumah
mengerti tentang merek produk tangga yang akan menjadi bahan
kecap yang akan dipilih. Berdasarkan pertimbangan responden dalam
tingkat pendidikan dan pekerjaan proses pengambilan keputusan
responden,yang menjadi sasaran pembelian serta pola konsumsi
kecap ABC adalah konsumen dengan terhadap produk kecap ABC dan
profesi sebagai ibu rumah tangga dan produk kecap Bango.
mempunyai tingkat pendidikan Uji Asumsi Klasik
menengah.Sedangkan sasaran kecap Uji asumsi klasik digunakan
Bango adalah konsumen dengan untuk mengetahui kondisi data yang
profesi sebagai ibu rumah tangga dan ada agar dapat menentukan model
mempunyai tingkat pendidikan analisis yang tepat.Uji asumsi klasik
tinggi.Responden dengan tingkat yang digunakan yaitu uji normalitas,
pendidikan menengah dan tingkat multikolonieritas dan juga uji
pendidikan tinggi umumnya lebih heteroskedastisitas.Uji normalitas
melek teknologi dan pandai, dapat diketahui dengan melihat
sehingga pencarian informasi akan grafik histogram dan grafik normal
sebuah produk lebih mudah P-Plot.Data terdistribusi normal pada
didapatkan secara lengkap.Hal pengujian grafik histogram dapat
tersebut menyebabkan mereka diketahui apabila puncak data berada
mampu untuk mengevaluasi berbagai pada titik nol. Sedangkan data
jenis produk khususnya produk terdistribusi normal pada pengujian
olahan kedelai seperti kecap merek grafik P-Plot dapat diketahui apabila
ABC maupun Bango dalam memilih data menyebar di sekitar garis
yang terbaik.Berdasarkan jenis diagonal dan mengikuti arah garis
pekerjaan dan pendapatan responden diagonal.Berdasarkan hasil analisis
diperoleh hasil bahwa kecap Bango pada sampel responden kecap ABC
maupun kecap ABC dapat dijangkau maupun sampel responden kecap
oleh semua kalangan dari yang Bango diperoleh hasil bahwa sebaran
berpenghasilan rendah hingga data memenuhi asumsi normalitas.
berpenghasilan tinggi, dan bisa Uji multikolinearitas
dinikmati oleh berbagai bertujuan untuk menguji apakah

360
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

model regresi ditemukan adanya berdasarkan niali variabel


korelasi antar variabel independen yang diketahui(Gujarati,
independen.Nilai VIF dapat dilihat 2003).Hubungan antara variabel-
melalui tabel coefficients pada ouput variabel ekuitas merek (brand
SPSS. Berdasarkan hasil pengujian equity) terhadap keputusan
pada sampel responden kecap ABC pembelian konsumen kecap ABC
maupun sampel responden kecap ditunjukkan dengan persamaan
Bango diperoleh hasil bahwanilai regresi berganda yang terbentuk
VIF masing-masing sampel dari adalah sebagai berikut:
setiap variabel independen(X1, Y= -0,4960 +0,230 X1 + 0,420 X2 +
X2,X3,X4)< 10. Hal tersebut 0,643 X3 + 0,253 X4 + e
menunjukan bahwa tidak ada Keterangan:
multikolinearitas antar variabel Y : keputusan pembelian kecap
independen dalam model regresi. ABC
Uji heteroskedastisitas X1 : kesadaran merek
bertujuan menguji apakah dalam X2 : asosiasi merek
model regresi terjadi ketidaksamaan X3 : persepsi kualitas
variance dari residual satu X4 : loyalitas merek
pengamatan ke pengamatan yang e : eror
lain. Berdasarkan grafik Hubungan antara variabel-
scatterplotpada responden kecap variabel ekuitas merek (brand
ABC dapat dilihat bahwa titik-titik equity) terhadap keputusan
menyebar secara acak serta tersebar pembelian konsumen kecap Bango
baik di atas maupun dibawah angka ditunjukkan dengan persamaan
0 pada sumbu y, begitu pun dengan regresi berganda yang terbentuk
sampel kecap Bango grafik adalah sebagai berikut:
scatterplot menyebar secara acak Y= 2.803 + 0,253 X1 + 0,585 X2 +
serta tersebar baik di atas maupun 0,266 X3 + 0,320 X4+ e
dibawah angka 0 pada sumbu y.Hal Keterangan:
ini menunjukan bahwatidak Y : keputusan pembelian kecap
terjadiheteroskedastisitas pada model Bango
regresi, sehingga model regresi layak X1 : kesadaran merek
dipakai untuk memprediksi X2 : asosiasi merek
keputusan pembelian kecap ABC X3 : persepsi kualitas
maupun keputusan pembelian kecap X4 : loyalitas merek
Bango. e : eror
Analisis Persamaan Regresi Uji Adj R2 (Koefisien Determinasi)
Berganda Uji goodness of fit yang
Analisis regresi pada dasarnya pertama yaitu uji Adj R2 (koefisien
adalah studi mengenai hubungan determinasi).Koefisien determinasi
variabel dependen (terikat) denga (R2) pada intiya mengukur seberapa
satu atau lebih variabel independen jauh kemampuan model dalam
(variabelbebas), dengan tujuan untuk menerangkan variasi variabel
mengestimasi danatau untuk dependen.Koefisien determinasi
memprediksi rata-rata populasi atau yang digunakan adalah nilai Adj R2
nilai rata-rata variabel dependen karena lebih dapat dipercaya dalam

361
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

mengevaluasi model regresiyaitu H1 diterima.Penelitian ini


dapat menggeneralisasikan R2pada menunjukkan bahwa semua variabel
populasi karena ada unsur estimasi yaitu kesadaran merek (brand
populasi di dalamnya.Besarnya awareness), asosiasi merek (brand
pengujian Adj R2 kecap ABC dalah asociation), persepsi
0,904. Hal ini berarti 90,4% variasi kualitas(perceived quality), dan
variabel dependen (keputusan loyalitas merek (brand
pembelian kecap ABC) dapat loyalty)mempunyai pengaruh yang
dijelaskan oleh variabel independen positif terhadap keputusan pembelian
yang terdiri dari kesadaran merek, kecap ABC.Berdasarkan pada hasil
asosiasi merek, persepsi kualitas, dan uji F yang dilakukan pada sampel
loyalitas merek. Sedangkan 9,6% kecap Bango diperoleh nilai P value
dijelaskan oleh faktor-faktor lain atau nilai probabilitas sebesar 0,000.
diluar model. Sedangkan besarnya Nilai p value sebesar 0,000 < 0,05
pengujian Adj R2 kecap Bango menyebabkan H0 ditolak dan H1
adalah 0,941. Hal ini berarti 94,1% diterima.Hal tersebut menunjukkan
variasi variabel dependen (keputusan bahwa variabelkesadaran merek
pembelian kecap Bango) dapat (brand awareness), asosiasi merek
dijelaskan oleh variabel independen (brand asociation), persepsi
yang terdiri dari kesadaran merek, kualitas(perceived quality), dan
asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek (brand loyalty)
loyalitas merek. Sedangkan 5,9% secara bersama-sama berpengaruh
dijelaskan oleh faktor-faktor lain terhadap keputusan pembelian kecap
diluar model. Bango.
Uji F Uji t
Uji goodness of fitselanjutnya Uji goodness of fitselanjutnya
adalah uji F. Uji F pada dasarnya adalah uji t. Uji t pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel menunjukkan seberapa jauh
independen yang dimasukkan ke pengaruh satu variabel independen
dalam model mempunyai pengaruh secara individual dalam
secara simultan terhadap variabel menerangkan variasi variabel
dependen. Berdasarkan pada hasil uji dependen (Ghozali, 2013).
F dengan SPSS menunjukan nilai P Berdasarkan hasil analisis
value atau nilai probabilitas sebesar diperoleh hasil bahwa semua
0,000. Nilai p value sebesar 0,000 variabel independen secara individu
<0,05 menyebabkan H0 ditolak dan atau parsial berpengaruh nyata

Tabel 2. Pengujian Parsial (t) Kecap ABC


Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -0.4960 1.866 -2.658 0.011
X1 0.230 0.071 0.151 3.262 0.002
X2 0.420 0.083 0.419 5.056 0.000
X3 0.643 0.132 0.443 4.884 0.000
X4 0.253 0.123 0.153 2.053 0.046

Dependent Variable: Keputusan Pembelian ABC

362
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

Sumber: Data primer yang diolah,2016


terhadap keputusan independen yaitu variabel X1
pembelian kecap ABC.Adapun nilai (Kesadaran Merek) adalah
signifikansi masing-masing variabel 0,010.Variabel X1 0,010< 0,05 (α).
independen yaitu variabel X1 Variabel X2 (Asosiasi Merek) adalah
(Kesadaran Merek) adalah 0,000. Variabel X2 0,000< 0,05 (α).
0,002.Variabel X1 0,002< 0,05 (α). Variabel X3(Persepsi Kualitas)
Variabel X2 (Asosiasi Merek) adalah adalah 0,002. Tingkat signifikansi
0,000. Variabel X2 0,000< 0,05 (α). variabel X3 0,002< 0,05 (α), dan
Variabel X3 (Persepsi Kualitas) variabel X4 (Loyalitas Merek) adalah
adalah 0,000. Variabel X3 0,000 < 0,001. Variabel X4 0,001< 0,05 (α).
0,05 (α).Dan variabel X4 (Loyalitas Dari keempat variabel Ekuitas Merek
Merek) adalah 0,046.Variabel X4 (Brand Equity) diperoleh hasil
0,046< 0,05 (α). Dari keempat bahwa variabel Asosiasi Merek
variabel Ekuitas Merek (Brand (Brand Association)berpengaruh
Equity) diperoleh hasil bahwa dominan terhadap keputusan
variabel Persepsi Kualitas (Perceived pembelian kecap Bango dilihat dari
Quality) berpengaruh dominan nilai koefisien beta regresi yang
terhadap keputusan pembelian kecap paling tinggi dan bernilai positif
ABC dilihat dari nilai koefisien beta yaitu 0,569.
regresi yang paling tinggi dan Independent Sample T-test
bernilai positif yaitu 0,443. Uji ini digunakan untuk
Berdasarkan pada Tabel 3 mengetahui ada atau tidaknya
Pengujian Parsial (t) Kecap Bango perbedaan brand equity (ekuitas
hasil analisis diperoleh hasil bahwa merek) antara dua kelompok sampel
semua variabel independen secara yang tidak berhubungan yaitu
individu atau parsial berpengaruh kelompok sampel konsumen kecap
nyata terhadap keputusan pembelian ABC dan kelompok sampel kecap
kecap Bango.Adapun nilai Bango.
signifikansi masing-masing variabel

Tabel 3. Pengujian Parsial (t) Kecap Bango


Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2.803 1.368 2.049 0.045
X1 0.253 0.094 0.118 2.686 0.010
X2 0.585 0.101 0.569 5.788 0.000
X3 0.366 0.109 0.292 3.366 0.002
X4 0.320 0.088 0.200 3.631 0.001

Dependent Variable: Keputusan Pembelian Bango


Sumber: Data primer yang diolah,2016

363
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

Tabel 4.Independent Sample T-testkecap ABC dan kecap Bango


Nilai Brand Equity
Equal variances Equal variances not
assumed assumed
Lavene’s Test for F 1.277
Equality of Variances Sig. 0.261
t-test for Equality of T 1.132 1.132
Means Df 98 96.810
Sig.(2-tailed) 0.260 0.260
Mean Difference 2.81330 2.81330
Std.Error Difference 2.48559 2.48559
95% Confidence Interval Lower -2.11927 -2.12003
of the Difference
Uper 7.74587 7.74662
Sumber: Data Primer yang diolah,2016
Berdasarkan uji kesamaan tersebut sesuai dengan
varian (homogenitas) pada table kebutuhannya.
Independent Sample T-test terdapat
kesamaan karena nilai probabilitas SIMPULAN
(signifikansi) dengan equal variance Simpulan yang didapat dari
assumed (diasumsikan kedua varian penelitian Pengaruh Brand Equity
sama) adalah 0,261 lebih besar dari Kecap Bango dan ABC Terhadap
0,05 maka Ho diterima, jadi dapat Keputusan Pembelian Di
disimpulkan bahwa kedua varian Supermarket Kota Surakarta adalah
adalah sama (varian brand equity 1) Produk kecap merek ABC di Kota
(ekuitas merek) kecap ABC dan Surakarta yang banyak dibeli oleh
kecap Bango adalah sama). Hal ini konsumen adalah jenis kecap manis
dikarenakan antara kecap Bango dan sedap mantap kemasan pouch 225 ml
ABC memiliki pangsa pasar yang dan kecap pedas manis kemasan
sama, keduanya merupakan merek botol plastik. Banyak konsumen
produk nasional yang pemasarannya yang lebih suka untuk membeli
hingga ke pelosok Indonesia kecap ABC dikarenakan memiliki
sehingga mudah diperoleh bagi banyak varian jenis, rasanya yang
semua konsumen, dan kedua merek enak, sesuai dengan selera dan cocok
tersebut gencar melakukan promosi. untuk digunakan sebagai tambahan
Promosi yang dilakukan beragam, bumbu masak maupun sebagai
ada yang melalui promosi langsung tambahan langsung pada makanan.
dengan konsumen maupun melalui Sedangkan produk kecap Bango di
media.Kecap Bango dan ABC hadir Kota Surakarta yang banyak dibeli
sebagai produk kecap skala nasional oleh konsumen adalah jenis kecap
yang memang didesain agar bisa manis kemasan pouch 225 ml.
diterima oleh semua lidah untuk Alasan konsumen membeli kecap
memenuhi selera. Kini kecap Bango Bango karena kecap Bango memiliki
dan ABC hadir dengan beragam kesesuaian rasa terhadap banyak
varian kemasan, mulai dari botol jenis masakan, kekantalan dan aroma
plastik, pouch hingga sachet yang pas. 2) Berdasarkan hasil uji F
sehingga memudahkan menggunakan SPSS 16.0 for
konsumenuntuk membeli produk windows variabel-variabel Ekuitas

364
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

Merek (Brand Equity) yaitu dominan terhadap keputusan


Kesadaran Merek (Brand Awarness), pembelian kecap ABC dilihat dari
Asosiasi Merek (Brand nilai koefisien beta regresi yang
Association),Persepsi paling tinggi dan bernilai positif
Kualitas(Perceived Quality), yaitu 0,433. 5) Berdasarkan uji
Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Independent Sample T-test
secara bersama-sama berpengaruh menggunakan SPSS 16.0 for
signifikan terhadap keputusan windows diperoleh hasil bahwa tidak
pembelian kecap Bango maupun ada perbedaan yang signifikan antara
kecap ABC dengan nilai p value Ekuitas Merek (Brand Equity) kecap
masing-masing sebesar 0,000 < 0,05 Bango dan Ekuitas Merek (Brand
yang menyebabkan H0 ditolak dan Equity) kecap ABC dilihat dari
H1 diterima. 3) Berdasarkan hasil uji signifikansi dengan equal variance
t menggunakan SPSS 16.0 for assumed yang bernilai 0.261>0,05
windows variabel-variabel Ekuitas yang menyebabkan H0 diterima.
Merek (Brand Equity) yaitu Adapun saran-saran yang dapat
Kesadaran Merek (Brand Awarness), disampaikan dalam penelitian ini
Asosiasi Merek (Brand Association), adalah1)PT.Unilever Tbk dan PT.
Persepsi Kualitas (Perceived Heinz ABC Indonesiaperlu
Quality), Loyalitas Merek (Brand mempertahankan kegiatan promosi
Loyalty) secara parsial atau individu yang sudah dibangun. Promosi
berpengaruh signifikan terhadap penjualan seperti Festival Jajanan
keputusan pembelian kecap Bango, Bango dan ABC Culinary Academic
dari keempat variabel Ekuitas Merek dapat diperluas jangkauan
(Brand Equity) diperoleh hasil wilayahnya dan tidak hanya
bahwa variabel Asosiasi Merek dilaksanakan dibeberapa kota besar
(Brand Association) berpengaruh saja, melihat antusias konsumen di
dominan terhadap keputusan Kota Surakarta yang cukup tinggi
pembelian kecap Bango dilihat dari terhadap kedua produk tersebut. 2)
nilai koefisien beta regresi yang PT.Unilever Tbk dan PT. Heinz
paling tinggi dan bernilai positif ABC Indonesiadiharapkan dapat
yaitu 0,569. 4) Berdasarkan hasil uji terus melakukan pengelolaan
t menggunakan SPSS 16.0 for terhadap berbagai dimensi dari brand
windows variabel-variabel Ekuitas equity, baik itu melalui peningkatan
Merek (Brand Equity) yaitu kualitas, pelayanan, pemasaran
Kesadaran Merek (Brand Awarness), merek produk, dan evaluasi brand
Asosiasi Merek (Brand Association), corporate secara berkala terhadap
Persepsi Kualitas (Perceived para konsumen kecap Bango maupun
Quality), Loyalitas Merek (Brand ABC, sehingga mampu
Loyalty) secara parsial atau individu meningkatkan brand awareness dari
berpengaruh signifikan terhadap masing-masing produk, mendorong
keputusan pembelian kecap ABC, minat beli konsumen, meningkatkan
dari keempat variabel Ekuitas Merek kepercayaan konsumen terhadap
(Brand Equity) diperoleh hasil kredibilitas kecap Bango maupun
bahwa variabel Persepsi Kualitas ABC dan pada akhirnya menjaga
(Perceived Quality) berpengaruh loyalitas konsumen. 3) Berdasarkan

365
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

hasil penelitian diperoleh bahwa memberi pelayanan yang berbeda


tidak ada perbedaan brand equity atau menciptakan image produk yang
antara kecap Bango dan kecap ABC, unik. Membangun brand equity dari
oleh karena itu PT.Unilever Tbk sebuah produk haruslah
danPT. Heinz ABC Indonesia harus menggunakan pendekatan secara
lebih berupaya dalam melakukan holistik. 4) PT.Unilever Tbk dan PT.
inovasi baik dari segi produk Heinz ABC Indonesiajangan hanya
maupun promosi untuk menciptakan fokus untuk menghasilkan produk
sebuah perbedaan yang jelas yang memiliki personal brand yang
sehingga persepsi kualitas antara menonjol dan kuat. Namun, juga
kedua produk tersebut berbeda diperlukan adanya penyelarasan
dibenak konsumen. Inovasi yang antara personal brand dengan
dapat dilakukan antara lain dengan company brand.
.
DAFTAR PUSTAKA Chasanah, N. 2010.Analisis Perilaku
Aaker, D.A. 1991. Managing Brand Konsumen dalam Membeli
Equity: Capitalization on the Produk Susu Instan di
Value of Brand Pasar Modern Kota
Name.The Free Press. New Surakarta.Skripsi. Program
York. Studi Agribisnis.Fakultas
1991. Manajemen Ekuitas Merek Pertanian. Universitas Sebelas
(Aris Ananda, Penerjemah). Maret Surakarta.Surakarta.
Mitra Utama. Jakarta. Departemen Perindustrian. 2005.
Anggita,W. 2015. Pengaruh Ekuitas Industri Pengolahan Kedelai.
Merek Jeruk Sunkist terhadap Jakarta.
Keputusan Pembelian di Draper, N. dan Smith, H.
Hypermart Kota 1992.Analisis Regresi
Surakarta.Skripsi. Program Terapan. Edisi Kedua.
studi Agribisnis Fakultas Terjemahan Oleh Bambang
Pertanian Universitas Sebelas Sumantri. Gramedia Pustaka
Maret Surakarta. Surakarta. Utama. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2015. Survei Engel, J.F., Roger D. B dan Paul
Sosial Ekonomi Nasional W.M. 1995. Perilaku
(SUSENAS). Konsumen, Alih Bahasa
http://bps.go.id/Diakses pada :F.X. Budiyanto, Jilid I.
19 Oktober 2015. Binarupa Aksara. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Gajjar,N.B. 2013. Consumer
Surakarta.2015.Kota Behaviour and the Process of
Surakarta dalam Angka Purchase
2015.http://surakartakota.bps. Decision.International
go.id/ Diakses pada 19 Journal of Research in
Oktober 2015. Management. 2 (3): 8-13.
2015. Statistik Kota Surakarta. Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis
http://surakartakota.bps.go.id Multivariate dengan Program
/Diakses pada 19 Oktober SPSS. BP Undip.Semarang.
2015.

366
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

Gujarati, N.D. 2003. Basic Sarwono, J. (2014). Mengubah Data


Econometrics.4th ed. Ordinal Ke Data Interval
McGraw-Hill Companies, dengan Metode Suksesif
Inc. New York. Interval (MSI).Yogyakarta.
Hamka. 2012. Analisis Ekuitas Singarimbun, M., dan Sofian E.
Merek Kecap di Kota Ternate. 1995.Metode Penelitian
Jurnal Agribisnis Kepulauan. Survei. LP3ES. Jakarta.
1 (1):29-41. Sumarwan,U.2003.Perilaku
HeinzABC. 2015. Sejarah Heinz Konsumen Teori dan
ABC.http://www.heinzabc.co.i Penerapannya dalam
d/history. Diakses Pemasaran.GhaliaIndonesia.J
tanggal 22 September 2015. akarta.
Keller, K.L. 2003.Strategic Brand Surakhmad, W. 2004.Pengantar
Management: Building, Penelitian Ilmiah Dasar,
Measuring, Managing Metode dan Teknik.Edisi
Brand Equity (2nded). New Revisi.TARSITO. Bandung.
Jersey. Pearson Education,Inc. Swasta, B., Handoko, H.
Kotler, P. 1997. Manajemen 2000.Manajemen Pemasaran
Pemasaran:Analisis, Analisa Perilaku
Perencanaan, dan Kontrol, Konsumen.BPFE.Jogjakarta.
Edisi Revisi. PT. Prenhallindo. Tjiptono, F. 2000. Perspektif
Jakarta. Manajemen dan Pemasaran
2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Kontemporer. Andi
Milinium. PT.Prenhallindo. Offset.Yogyakarta.
Jakarta. Top Brand Index. 2016. Top Brand
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Index Merek Kecap.
Pemasaran. Jakarta: Erlangga. http://topbrand-
Malik,M.E. et,.all. 2013. Importance award.com.Diakses pada 5
of Brand Awareness and Oktober 2015.
Brand Loyalty in assessing
Purchase Intentions of
Consumer. International
Journal of Business and Social
Science. 4 (5): 167-171.
PT. Unilever, Tbk. 2014. Laporan
Tahunan PT. Unilever, Tbk
Tahun2014.http://www.unileve
r.co.id/id/Images/Annual%20
Report%202014_tcm108-
426645.pdf.Diakses tanggal 22
September 2015.
Pusat Data dan Informasi Pertanian.
2014. Buletin Konsumsi
Pangan.Kementrian Pertanian.
Jakarta.

367
Mariana Yuni Susilawati : Analisis Brand Equity.....

368

You might also like