Professional Documents
Culture Documents
Keperawatan Keluarga
Disusun oleh :
JAKARTA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berasal dari asal usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar
dewantara Adu & Nur (2001), bahwa keluarga berasal dari bahasa jawa yang
terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga, kawula berati hambadan warga yang
dapat diartika menjadi anggota. Friedman (2010) menyatakan keluarga adalah dua
orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang menidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Depkes
(1988 dalam Sudiharto, 2014) bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal satu atap dalam keadan saling ketergantungan.
2
penyalahgunaan zat hingga penyakit menular / infeksi (Edelman & Mandle, 1986
dalam Setiadi 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah?
2. Apa pengertian anak sekolah?
3. Apa saja trend dan isue keperawatan keluarga?
4. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga berdasarkan teori?
5. Bagaimana pengkajian yang di lakukan terkait kasus?
6. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah.
2. Mengetahui apa pengertian anak sekolah.
3. Mengetahui apa saja trend dan isue keperawatan keluarga.
4. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga berdasarkan teori.
5. Mengetahui bagaimana pengkajian yang di lakukan terkait kasus.
6. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada usia sekolah dasar anak mencari jati diri dan akan sangat mudah
terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang pengaruhnya sangat kuat
seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan temannya, termasuk perubahan
kebiasaan makan. Peranan orang tua sangat penting.Selama pertengahan tahun
masa kanak-kanak, dasar-dasar peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan
interaksi sosial terbentuk. Negara-negara industri periode ini dimulai saat anak
mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun
merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah. Tugas perkembangan pada
masa anak usia sekolah berfokus pada kemampuan fisik, kognitif, dan psikososial
(Potter& Perry, 2005).
Selama tahap primer (6-7 tahun) anak laki-laki dan perempuan bermain
bersama, bergantung pada siapa yang bersedia dan siapa yang tertarik. Sekitar usia
8 tahun, kelompok sosial dengan teman sebaya berjenis kelamin sama mulai
4
terbentuk. “Kelompok” ini menyatakan kemandirian mereka dari peran orang tua,
dan membuat kode atau bahasa rahasia dan perilaku mereka sendiri.Periode
seringkali mengarah pada masyarakat rahasia dimasa kanak-kanak. Persahabatan
adolesense (10-12 tahun) dikarakterisasi dengan memiliki sahabat dengan jenis
kelamin yang sama. Hubungan ini mungkin sementara, tetapi hubungan mereka
sangat erat dan tercipta diskusi yang menyangkut seluruh area kehidupannya
(Potter& Perry, 2005).
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan selama periode ini rata-rata 3-3,5 kg dan 6cm atau 2,5
inchi pertahunnya. Lingkar kepala tumbuh hanya 2-3 cm selama periode ini,
menandakan pertumbuhan otak yang melambat karena proses mielinisasi
sudah sempurna pada usia 7tahun (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000).
Anak laki-laki usia 6 tahun, cenderung memiliki berat badan sekitar 21 kg,
kurang lebih 1 kg lebih berat daripada anak perempuan. Rata-rata kenaikan
berat badan anak usia sekolah 6 – 12 tahun kurang lebih sebesar 3,2 kg per
tahun. Periode ini, perbedaan individu pada kenaikan berat badan disebabkan
oleh faktor genetik dan lingkungan. Tinggi badan anak usia 6 tahun, baik laki-
laki maupun perempuan memiliki tinggi badan yang sama, yaitu kurang lebih
115 cm. Setelah usia 12 tahun, tinggi badan kurang lebih 150 cm (Kozier,
Erb, Berman, & Snyder, 2011).
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Moral
5
tersebut melakukan berbagai hal untuk menguntungkan diri mereka. (Kozier,
Erb, Berman, & Snyder, 2011).
4. Perkembangan Spiritual
6
5. Perkembangan Psikoseksual
6. Perkembangan Psikososial
7
B. Definisi Anak Sekolah
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih
kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua.
Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di mana apa
yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus
untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006).
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua
mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
8
c. Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan
kepada keluarga.
Berdasarkan pembincangan dengan perawat dan tulisan yang
disusun oleh perawat keluarga, terdapat kesepakatan umum bahwa
peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan ke
pasien atau keluarga perlu dilakukan. Kami percaya hal ini masih
menjadi sebuah isu penting pada pelayanan kesehatan saat ini. Menurut
Wright dan Leahey dalam Robinson, mengingatkan kita bahwa
terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang lebih besar dalam hubungan
antara perawat dan keluarg, hubungan kolaboratif yang lebih baik, dan
pemahaman yang lebih baik akan keahlian keluarga. Perkembangan
penggunaan Internet dan email telah memberikan banyak keluarga
informasi yang dibutuhkan untuk belajar mengenai masalah kesehatan dan
pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen telah memengaruhi pasien dan
keluarga untuk melihat diri mereka sebagai konsumen, yang membeli dan
mendaptkan layanan kesehatan seperti layanan lain yang mereka beli.
Dilihat dari kecenderungan ini, anggota keluarga sebaiknya diberikan
kebebasan untuk memutuskan apa yang baik bagi mereka dan apa
yang mereka lakukan demi kepentingan mereka sendiri.
d. Bagaimana bekerja lebih efektif dengan keluarga yang
kebudayaannya beragam.
Kemungkinan, isu ini lebih banyak mendapatkan perhatian dikalangan
penyedia pelayanan kesehatan, termasuk perawat, dibandingkan isu
lainnya pada saat ini. Kita tinggal di masyarakat yang beragam,yang
memiliki banyak cara untuk menerima dan merasakan dunia,
khusunya keadaan sehat dan sakit. Dalam pengertian yang lebuh luas, budaya
(termasuk etnisitas, latarbelakang agama, kelas sosial, afiliasi regional
dan politis, orientasi seksual, jenis kelamin, perbedaan generasi)
membentuk persepsi kita, nilai, kepercayaan, dan praktik.
e. Globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru yang
menarik bagi perawat keluarga.
Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai
globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan
menarik utnuk belajar mengenai intervensi serta program yang telah
diterapkan oleh negara lain guna memberikan perawatan yang lebih
baik bagi keluarga.
9
d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
g. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system ya
ng belum berkembang.
h. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
i. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasiyang cukup.
j. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.
3. Merokok
a. Pengertian Rokok
10
sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati diri
bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.
1. Mata pedih
2. Hidung beringus
3. Tekak yang serak
4. Pening / pusing kepala
1. Kanker paru-paru,
2. Serangan jantung dan mati mendadak,
3. Bronchitis akut maupun kronis,
4. Emfisema,
5. Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang
disebutkan di atas.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
12
3.000.000/bulan Jenis rumah (Permanen), Jenis bangunan (Beton), Luas bangunan (4×6 m2),
Luas pekarangan (tidak ada).
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Pengenalan Keluarga
No. Nama Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
1 Bp.O Laki-laki 40 Tahun Suami SMA Pegaai
Swasta
2 Ny.A Perempuan 28 Tahun Istri SMA Pegawai
swasta
3 An.Dk Laki-laki 10 Tahun Anak SD Pelajar
4 An.Ek Laki-laki 5 Tahun Anak TK Pelajar
Genogram :
1
2
Ket :
1. Bp.O
2. Ny.A
3. An.Dk
4. An.Ek 3 4
13
b. Tipe keluarga :
a) Jenis tipe keluarga : Nuclear Family
b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga : kurangnya perhatian dan
pegetahuan mengenai pergaulan remaja serta komunikasi yang tidak lancar
dan kurang terbuka di dalam keluarga.
c. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa : Jawa Tengah
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : klien beranggapan merokok
atau tidak merokok pun tidak ada pengaruhnya terhdap kehidupannya. Dan
kebiasaan dari orangtua yang menjadi pusat percontohan.
g. Data Lingkungan
Jenis rumah : Permanen
14
Luas bangunan : 4×6 m2
Luas pekarangan :-
h. Struktur Keluarga
Struktur komunikasi : hubungan antara Bp.O dan Ny.A berjalan dengan baik akan
tetapi hubungan dengan anak-anaknya komunikasi kurang berjalan dengan baik.
Struktur kekuatan: kekuatan dalam keluarga yang dapat digunakan untuk
meningkatkan derajat kesehatan adalah Bp.O cukup bijaksana untuk berhenti
merokok agar keluarga nya tidak ikut kecanduan seperti dirinya
Struktur peran: Bp.O sebagai kepala keluarga, Ny.A sebagai ibu rumah tangga,
An.Dk sebagai anak dan An.Ek sebagai anak
Berdasarkan garis keturunan: Patrilinear (keluarga sedarah yang terdiri dari
anak,saudara sedarah, dalam berbagai generasidimana hubungan itu menurut garis
keturunan ayah)
Berdasarkan jenis perkawinan:Monogami (keluarga dimana terdapat seorang
suami dan istri.)
i. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif: Tn SD mengatakan kurang menjaga keharmonisan antar anggota
keluarga
Fungsi sosialisasi: keluarga Bp.O dan Ny.A kurang berhubungan baik dengan
anggota keluarga dan sebaliknya
Fungsi Perawatan Keluarga : Ibu A mengatakan tidak tahu cara melakukan
perawatan di Rumah terhadap masalah perilaku merokok dalam keluarganya
j. Koping Keluarga
Bp.O dan Ny.A mulai memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan kedua
anaknya dengan ikut memberikan contoh perilaku yang baik kepada mereka
15
k. Peran
1. Ayah:
a. Sebagai suami dari Ny.A
b. Sebagai Ayah dari An. Dk dan An. Ek
c. Sebagai pencari nafkah
d. Sebagai pelindung dan pendidik Istri dan anak-anaknya
2. Ibu:
a. Sebagai istri dari Bp. O
b. Sebagai Ibu dari An. Dk dan An. Ek
c. Mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga
d. Membantu suami untuk mecari nafkah
3. Anak:
a. Sebagai pelajar
l. Tipe Keluarga
1. Rumah: Jenis rumah (Permanen), Jenis bangunan (Beton), Luas bangunan
(4×6 m2), Luas pekarangan (tidak ada)
2. Penghasilan:Jumlah Penghasilan Bp.O sean Ny.A besar Rp. 7.500.000/bulan
3.Kesejahteraan: termasuk ke dalam tipe keluarga Nucklear Inti Tradisional
karena krluarga tersebut dari sepasang suami istri dan seorang ank kandung dan
masuk kedalam kelompok sejahtera tahap 3 karena keluarga mampu memenuhi
kebutuhan dasar, kebutuhan pskologis, namun belum dapat memberikan
sumbangan atau bkontribusi maksimal kepada masyarakat
2. Analisa Data
No Analisa Data Masalah
1. DS : Perilaku Kesehatan
- Keluarga mengatakan Cenderung Beresiko
tidak paham lebih jauh pada keluarga Bp.O
tentang pengertian, khususnya An Dk
penyebab, tan ekda dan dengan masalah
gejala perilaku merokok perilaku Merokok
16
- Ibu A dan Bp.O
mengatakan anaknya
pernah kedapatan
merokok di warnet
- Ibu A mengatakan tidak
tahu cara melakukan
perawatan di rumah
terhadap masalah perilaku
merokok dalam
keluarganya
- Bp.O mengatakan ingin
berhenti merokok
sehingga ia tidak ingin
anaknya kecanduan rokok
seperti dirinya
DO :
- Anak EK terlihat sebelum
makan tidak mencuci
tangannya
- Anak Ek Terlihat perutnya
buncit
- Anak EK mengatakan
nafsu makannya
berkurang dan terlihat
anemis pada
konjungtivanya
- Anak EK mengatakan
malas mencuci tangan jika
ingin makan dan
mengatakan selama ini
suka gatal dibagian anus
anak EK.
17
2. DS : Ketidakefektifan
- Ibu mengatakan anak Dk Pemeliharaan
dan Ek pendiam, kalau Kesehatan pada
ditanya lebih sering Keluarga Bp.O
menjawab satu dua kata khususnya An. Dk dan
saja An. Ek dengan masalah
- Menurut Bp.O dan Ibu A Keterampilan
dari kecil anak Dk dan Ek Komunikasi yang Tidak
memang jarang bicara Efektif
- Bp.O dan Ibu A
mengatakan jarang
berkomunikasi
membicarakan hal-hal
yang santai atau bersenda
gurau
- Menurut ibu A, anak Dk
di sekolah juga pendiam
kata gurunya
- DO : Anak Dk dan Ek
tampak pendiam
- Berbicara lebih banyak
dengan kata-kata pendek
atau menganggukkan
kepala
- Anak Dk dan Ek kalau
berbicara jarang kontak
mata
3. DS : Ketidakefektifan
- Ibu A belum pernah Koping Keluarga pada
18
mendiskusikan kepada keluarga Bp. O
Bp.O untuk juga ikut khususnya Ny. A
memberikan contoh bagi dengan masalah
anak-anaknya sumber pemecahan
- Ibu A mengatakan jarang yang tidak adekuat.
duduk bersama anak- anak
untuk mengobrol mengisi
waktu luang
- Ibu A mengatakan anak
Dk dan Ek tidak dekat
dengan orangtuanya dan
jarang berkomunikasi dan
bercanda
DO :
- Anak Dk lebih mau
berbicara jika tidak di
depan orangtuanya
3. Skoring Masalah
a. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Bp.O khususnya An
Dk dengan Merokok
19
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2 = 1 - Keluarga Bp. O tidak memiliki
masalah pengetahuan yang cukup
dapa mengenai merokok dan keluarga
t diubah : Bp. O tidak berusaha mencari
sebagian informasi mengenai masalah
yang dihadapi. Namun, Bp.O
mendukung perubahan perilaku
dari An.Dk
3 Potensial 3 1 3/3 x 1 = 1 - masalah tidak dapat dicegah
masalah karena An. Dk mengatakan
untu merokok karena Bp.O dan Bp.O
tidak ingin merubah perilakunya
k dicegah:
tinggi
4 Menonjol 1 1 1/2x1 = ½ - An.Dk tidak pergi ke pelayanan
masalah: kesehatan untuk memeriksakan
masalah ada kesehatan. Karena An.Dk merasa
tapi tidak perlu masalah yang di hadapi bukan
segera merupakan masalah yang besar
ditangani
Jumla 3 1/2
h
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp.O khususnya An. Dk dan An.Ek
dengan masalah keterampilan komunikasi tidak efektif
20
3 Potensial 2 1 2/3 x 1 = - An. Dk dan An. Ek tidak berusaha
masalah 2/3 mencari pertolongan atas masalah
untu yang dihadapinya
k dicegah:
tinggi
4 Menonjol 1 1 1/2x1 = 1/2 - An. Dk dan An. Ek tidak merasa
masalah: masalah yang dihadapinya
masalah ada merupakan masalah berat karena
sudah terbiasa sejak kecil, namun
tapi tidak perlu Bp.O dan Ny. A merasakan
segera dampak dari masalah yang
ditangani dihadapinya
Jumla 2 5/6
h
Ketidakefektifan koping keluarga pada keluarga Bp.O khususnya Ny.A dengan sumber
pemecahan masalah tidak adekuat
Jumla 3 2
21
h /
3
a. Prioritas Masalah :
1. Ketidakefektifan koping keluarga pada keluarga Bp.O khususnya
Ny.A dengan sumber pemecahan masalah tidak adekuat.
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Bp.O
khususnya An Dk dengan Merokok
3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Bp.O
khususnya An. Dk dan An.Ek dengan masalah keterampilan
komunikasi tidak efektif.
22
4. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
23
- Keyakinan mampu
kesehatan memodif
- Berpartisip ikasi
asi dalam lingkung
memutuska an untuk
n perawatan mengem
kesehatan balikan
- Partisipasi fungsi
keluarga psikososi
dalam al dan
perawatan memfasil
profesional itasi
3. Keluarga perubaha
mempu merawat / n gaya
mampu - Bantuan
melaksanakan untuk
ADL berhenti
- Status merokok
kesehatan - Modifikasi
personal : perilaku
kesehatan lingkungan
fisik - Manajemn
- Kualitas lingkungan
hidup 4. Keluarga
akibat dari mampu
kebiasaan memanfa
merokok atkan
4.Keluarga mampu pelayana
memanfaatkan n
fasilitas pelayanan kesehata
kesehatan n
- Perilaku - Konsultasi
mencari - Rujukan
24
pelayanan - Bantuan
kesehatan sistem
- Partisipasi kesehatan
keluarga
dalam
pelayanan
keluarga
1. Keluarga
mampu
2. Setelah dilakukan Anggota
Ketidakefektifan Anggota Anggota mengenal
tindakan keluarga
Pemeliharaan keluarga keluarga masalah
keperawatan, mampu
Kesehatan mampu mampu - Pengajaran :
diharapkan: melakukan
Berhubungan mengenal hal- memahami individu
1. Keluarga hal-hal
Dengan hal dan mengerti - Pengajaran :
mampu untuk
Keterampilan meningkatkan tentang kelompok
memutuska mengevalua
Komunikasi keterampilan meningkatkan - Pengajaran :
n tindakan si
Tidak Efektif komunikasi keterampilan proses
dan keterampila
komunikasi penyakit
keyakinan n
2. Keluarga
keluarga komunikasi
mampu
untuk yang efektif
memutuskan
meningkatk
tindakan
an atau
keyakinan
memperbai
keluarga
ki
untuk
kesehatan
meningkatka
- Kepercayaa
n atau
n mengenai
memperbaik
kesehatan
i kesehatan
- Berpartisip
- Dukungan
asi dalam
pengasuhan
memutuska
- Dukungan
n perawatan
pengambilan
25
kesehatan keputusan
- Partisipasi
keluarga
dalam
perawatan 3. Keluarga
profesional mampu
2. Keluarga memanfaatk
mampu an
merawat pelayanan
keluarga kesehatan
- Perilaku - Konsultasi
kepatuhan : - Rujukan
diet yang di - Bantuan
anjurkan sistem
- Orientasi kesehatan
kesehatan
- Status 4. Keluarga
kesehatan mampu
personal memodifikas
3. Keluarga i lingkungan
mampu - Identifikasi
memanfaat resiko
kan fasilitas - Modifikasi
pelayanan perilaku
kesehatan
- Pengetahua
n tentang
sumber
sumber
kesehatan
- Perilaku
mencari
pelayanan
26
kesehatan
- Partisipasi
keluarga
dalam
pelayanan
keluarga
1. Keluarga
mampu
3. Setelah dilakukan
Ketidakefektifan Anggota Anggota Anggota memutuskan
tindakan
Koping keluarga keluarga keluarga : -
keperawatan,
Keluarga mampu mampu mampu Dukungan
diharapkan:
Berhubungan mengenal hal- memahami melakukan membuat
1. Keluarga
Dengan Sumber hal Sumber dan mengerti hal-hal keputusan
mampu
Pemecahan Pemecahan tentang untuk - Membangun
memutuska
Masalah Tidak Masalah yang Sumber mengevalua harapan
n untuk
Adekuat adekuat Pemecahan si Sumber - Dukungan
meningkatk
Masalah yang Pemecahan keluarga
an atau
adekuat Masalah /caregiver
memperbai
yang
ki
adekuat 2. Keluarga
kesehatan
mampu
- Berpatisipa
memodifikas
si dalam
i
memutuska
lingkungan:
n perawatan
- Mendengar
kesehatan
aktif
- Kesiapan
- Mediasi
caregiver
konflik
dalam
3. Keluarga
perawatan
mampu
dirumah
memanfaatk
- Kepercayaa
an fasilitas
27
n kesehatan pelayanan
- Partisipasi kesehatan:
keluarga - Konsultasi
dalam - Rujukan
perawatan - Mengunjung
professiona i fasilitas
l kesehatan
2. Keluarga
mampu
memodifika
si
linkungan :
- Komunikas
i
- Pengambila
n keputusan
- Proses
informasi
3. Keluarga
mampu
memanfaat
kan fasilitas
pelayanan
kesehatan:
- Pengetahua
n tentang
sumber-
sumber
kesehatan
- Perilaku
mencari
pelayanan
28
kesehatan
- Partisipasi
keluarga
dalam
perawatan
keluarga
29
Diagnosa Waktu Kegiatan / Implementasi Evaluasi
Keperawatan /Tempat Perawat Keluarga
1 Tempat : - Memberikan - Keluarga - S: Keluarga
Rumah edukasi tentang menyimak tentang mengatakan
keluarga pengertian, edukasi yang paham tentang
Bp.O penyebab, tanda diberikan apa yang
Pukul 10.00- dan gejala diedukasikan
sampai perilaku tentang
selesai merokok pengertian,
penyebab,
2
- Memberikan - Keluarga
tanda dan
edukasi untuk menyimak
gejala perilaku
mengenal hal- tentang
merokok
hal yang dapat edukasi
meningkatkan yang
- O: Keluarga
keterampilan diberikan
tampak pahan
komunikasi
dengan apa
yang
diedukasikan
- Keluarga
- Memberikan edukasi
3 diajarkan dan
bertanya
untuk mengenal hal-hal
yang dianjurkan
tentang
Sumber Pemecahan
tentang
sumber
Masalah yang adekuat
pengertian,
pemecahan
penyebab,
masalah
tanda dan
yang
gejala perilaku
adekuat
merokok
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
30
BAB V
PENUTUP
V.5.1 Kesimpulan
Metode dan pendekatan pengkajian komunitas terdiri dari dua yaitu: pengkajian fiedman dan
calgry. Pada pengkajian untuk asuhan keperawatan keluarga pada anak sudah sesuai antara teori
dan kasus hanya saja di teori tidak dijelaskan secara rinci.
Pada kasus yang terdapat di makalah ini mengangkat 3 diagnosa yang dilanjutkan dengan
analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, intervensi, implementasi serta evaluasi.
V.5.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentangkonsep keperawatan kesehatan sekolah.
Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawatkomunitas di pelayanan sekolah.
31
DAFTAR PUSTAKA
Sariningsih, Endang. 2012. Merawat Gigi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Faridan K, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada sisa
Sekolah Dasar Negeri Cempaka 1 Kota Banjarbaru. (Online),
(http://ejournal.litbang.depkes.g o.id/index.php/buski/article /view/3229/3200)
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html# .2017. diakses tgl 21 April 2019 pukul 15:00
32