You are on page 1of 9

TUGAS RANGKUMAN

KIMIA ANALISIS II
“POTENSIOMETRI”

OLEH :

NAMA : AFIFAH AGRI ARYANA


NIM : O1A1 17 002
KELAS :A
DOSEN : Dr. MUHAMMAD ARBA, S. Si., M. Si

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
POTENSIMETRI

A. PENGERTIAN POTENSIOMETRI
Potensiometri merupakan metode analisis kimia berdasar hubungan
antara potensial elektroda relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel
kimia. Metode ini berguna untuk menentukan titik setara suatu titirasi secra
instrumental sebagai pengganti indikator visual. Alat yang digunakan untuk
melakukan percobaan ini adalah potensiometri atau pH meter dengan elektroda
kerja dan referensi yang tercelup dalam larutan yang diukur. Hasil pengukuran
berupa harga potnsional elektroda yang dapat dibuat kurva hubungan antara
potensial (E) dan volume pereaksinya.
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda
potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Pada potensiometri mempelajari
hubungan antara konsentrasi dengan potensial. Metode ini digunakan untuk
mengukur potensial, pH suatu larutan, menentukan titik akhir titrasi dan
menentukan konsentrasi ion-ion tertentu dengan menggunakan elektroda selektif
ion.
Prinsip kerja, elektroda dicelupkan ke dalam aquades dan hidupkan alat.
Biarkan stabil beberapa menit, bila telah stabil angkat elektroda dan celupkan ke
dalam larutan contoh yang akan diukur pH atau mV-nya. Aduk dan biarkan
beberapa menit. Larutan contoh akan mengadakan kontak dengan cairan yang
ada dalam elektroda menghasilkan sinyal listrik berupa tegangan listrik dalam
mV untuk larutan. Beda potensial yang dihasilkan dikonversikan oleh
microprocessor menjadi besaran pH. Sebelum mencatat pH atau mV larutan,
terlebih dahulu potensiometer atau pH meter distandarisasi dengan larutan
buffer.
Sel galvani adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya
energy listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. Reaksi redoks yang spontan
yang dapat mengakibatkan terjadinya energy listrik ini ditemukan oleh Luigi
Galvani.
Proses dalam elektroda yaitu reaksi redoks yang terjadi pada antarmuka
(interface) suatu logam atau padatan penghantar lain (elektroda) dengan larutan.
Dalam pengukuran potensial suatu sel elektrokimia, maka sejumlah
kondisi harus dipenuhi yaitu :
 Semua pengukuran dilakukan pada temperature 298 K
 Keberadaan analit dalam kapasitas sebagai aktivitas (misalnya 1 mol/L)
 Semua pengukuran potensial sel dibandingkan dengan potensial standar sel
dengan menggunakan elektroda standar hydrogen.

v +
Gas H2 Cu
1 atm

H+ (a = 1 M
Cu 2+ (a= 1 M)
)
B. PERSEMAAN NERSNT
Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst
dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi
arus nol. Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang
menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda, besarnya
potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan,
karena itu dengan memakai persamaan Nernst :
𝐸 = 𝐸0 + 𝐾 𝐿𝑜𝑔 (𝑐)
Keterangan :
E = sel potensial yang diukur
Eo = konstan selama pemberian suhu
C = konsentrasi yang ditentukan
𝑅𝑇 𝐿𝑜𝑔 (10)
K = 𝑛𝐹
Keterangan :
Dimana:
R = gas konstan
T = suhu absolut
F = suhu faraday konstan
N = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul yang ditentukan

Tetapi dalam kenyataan ( n ) tidak diperlukan, itu terjadi jika ( n )


merupakan muatan yang sama dan telah terbentuk menjadi ionic dari yang telah
ditentukan. Sehingga kepekatan ion dalam larutan dapat dihitung langsung dari
harga potensial yang diukur itu.
Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat
ditentukan dengan menggunakan elektroda indikator dengan elektroda
pembanding yang hanya memiliki harga potensial yang tetap selama
pengukuran.
Jika temperatur dalam laboratorium 298 K ,maka ln diubah ke log, maka
diperoleh persamaan berikut :

𝐸 = 𝐸0 − 0,05916 𝐿𝑜𝑔 𝑄

Dimana E dinyatakan dalam satuan volt Mengingat bahwa potensial dari


sel elektrokimia potensiometri adalah

𝐸𝑐𝑒𝑙𝑙 = 𝐸𝑐 − 𝐸𝑎

C. ELEMEN – ELEMEN POTENSIOMETRI


Beberapa hal penting yang dalam pemilihan suatu elektroda untuk
analisis spesies-spesies tertentu adalah:
1.Elektroda sebaiknya dapat merespon secara Nernstian besarnya aktivitas
spesies zat yang diukur.
2.Elektroda sebaiknya tidak merespon aktivitas spesies-spesies lain zat yang ada
bersama spesies yang diukur. Maka elektroda ini sifatnya spesifik.
3.Elektroda sebaiknya tidak bereaksi dengan spesies zat yang ada dalam larutan.
Maka elektroda ini disebut bersifat inert.
4.Permukaan elektroda sebaiknya tetap komposisinya (tidak berubah), meskipun
hanya dilewati arus yang kecil.
Sedikit elektroda yang memberikan hasil yang tepat, sehingga perlu
dipikirkan agar diperoleh nilai yang dapat diterima. Problem yang umum adalah
tentang kespesifikan. Banyak elektroda merespon yang cukup tinggi dari suatu
zat tertentu, tetapi juga merespon zat lain walaupun sedikit. Keadaan ini masih
bisa diterima dan kebanyakan elektroda bersifat lebih selektif daripada sifat
spesifiknya.
Elektroda yang merespon ion secara spesifik sering disebut sebagai
elektroda indikator dan pemilihan serta penggunaan elektroda merupakan kunci
keberhasilan dari sistem potensiometri. Apabila suatu logam dapat merespon ion
logam yang sejenis dalam larutan, ini tidak cukup selektif karena juga dapat
merespon ion-ion logam lain.
Elemen-elemen yang diperlukan dalam potensiometri antara lain adalah
elektroda pembanding ( acuan ),elektroda Indikator,alat pengukur.

1. Elektroda Pembanding
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu
elektroda dengan harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama
sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu
elektrode yang memenuhi persyaratan diatas disebut elektrode
pembanding (refference electrode ).
Syarat elektroda pembanding :
- Reversibel & mengikuti persamaan Nernst
- Potensialnya berharga tertentu & konstan dengan waktu
- Harus kembali ke harga potensial semulanya setelah terjadi pengaliran arus
listrik
- Sedikit berpengaruh (dapat diabaikan) terhadap pengaruh temperatur
- Bersifat sebagai elektroda tidak terpolarisasi ideal
- Tidak sensitif terhadap komposisi larutan

Ada dua jenis elektrode pembanding yang akan diuraikan berikut ini.
a. Elektroda pembanding primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standar.
Elektroda ini terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada
permukaan elektroda dapat terjadi secara maksimal, sehingga reaksi :
H2 ⇋ 2 H+ + 2 e
Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible. Potensial setengah sel
dari elektroda pembanding primer adalah nol volt. Elektroda standar hidrogen
jarang digunakan dalam proses analisis, tetapi hal ini penting karena elektroda
standart yang digunakan untuk menentukan standart potensial sel pada
standart setengah sel elektrokimia.
b. Elektroda pembanding sekunder
Elektroda standart sekunder adalal elektroda yang sering digunakan dan
banyak terdapat di pasar,karena penggunaannya yang lebih praktis. Tiga
buah jenis garam yang mempunyai kelarutan yang kecil yang sering dipakai
sebagai bahan elektroda pembanding adalah raksa (I) klorida (kalomel), perak
klorida dan raksa (I) sulfat. Secara detail akan dibahas dari masing-masing
elektroda dari tida jenis elektroda pembanding yang umum dipakai.
1) Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ±10
cm dan garis tengah 0,5 - 1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang
kontak dengan lapisan pasta Hg / HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian
dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2 dan KCl jenuh dan dihubungkan
dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
2) Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel,terdiri dari
suatu elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang
dijenuhkan dengan AgCI. Jika dibandingkan dengan elektroda kalomel,
elektroda perak lebih unggul dalam temperatur yang tinggi. Namun,
elektroda perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk bereaksi
dengan larutan membentuk kompleks perak yang tidak larut yang
memungkinkan menyumbat jembatan garam yang menghubungkan larutan
dan elektroda.
3) Elektroda Raksa, Raksa (I) sulfat
Elektroda ini hampir sama dengan elektroda kalomel jenuh. Elektroda ini
notasi selnya dapat dituliskan sebagai berikut:
KCl (jenuh) → Hg2SO4 (jenuh) + Hg
dan reaksi elektroda yang terjadi adalah:
Hg2SO4 (s) + 2e ⇋ 2 Hg (s) + SO42-
Besarnya nilai potensial sel dari elektroda ini adalah + 0,412 volt
dibandingkan dengan nilai potensial elektroda hidrogen standar (ehs) pada
temperatur 25°C.
Garam raksa (I) sulfat mudah terhidrolisis dan endapan kuning dari
garam dasarnya selalu kelihatan pada elektroda ini. Keuntungannya, reaksi
ini tidak mengganggu nilai potensial elektroda pada temperatur normal.

2. Elektroda Indikator
Elektroda indikator (elektroda kerja) adalah suatu elektroda yang
potensial elektrodanya bervariasi terhadap konsentrasi (aktivitas) analit yang
diukur. Elektroda indikator harus memenuhi beberapa syarat antara lain harus
memenuhi tingkat kesensitivan yang terhadap konsentrasi analit. Tanggapannya
terhadap keaktifan teroksidasi dan tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang
diramalkan dengan persamaan Nernst. Sehingga adanya perbedaan yang kecil
dari konsentrasi analit, akan memberikan perbedaan tegangan. Elektroda
indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam, elektroda inert,
dan elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam
elektroda jenis pertama (first kind), elektroda jenis kedua (second
kind), elektroda jenis ketiga (third kind).
a. Elektroda Ion Logam-Logam
 Elektroda jenis pertama
Beberapa logam seperti perak, raksa, tembaga, kadmium, seng, dan
timah hitam dapat bertindak sebagai elektroda indikator terhadap ion-ion
mereka. Misalnya potensial elektroda tunggal untuk sepotong kawat perak
yang dicelupkan kedalam suatu larutan garam perak berubah-ubah
menurut besarnya aktivitas ion perak sesuai dengan persamaan Nernst:
𝐴𝑔+ + 𝑒 ⇋ 𝐴𝑔

𝐸 = +0,80 − 0,0592 𝐿𝑜𝑔 (1⁄𝑎𝐴𝑔+ )

Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung


berkeseimbangan dengan kation yang berasal dari logam tersebut
Elektroda ini konstruksi dasarnya terdiri dari kawat perak, yang dilapisi
dengan lapisan tipis perak klorida yang dicelupkan dalam larutan KCl,
yang diberi beberapa tetes larutan perak nitrat. Larutan yang jenuh ini
kemudian akan berhubungan dengan AgCl. Larutan ini berfungsi sebagai
larutan dalam (inner solution) dan sebagai garam penghubung.
 Elektroda jenis kedua
Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal
dari elektroda endapan suatu ion kompleks yang stabil. Contoh
elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat ditulis,
AgCl(s) ⇋ Ag(s) + Cl
 Elektroda jenis ketiga
Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya
bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg
dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau
Cd2+ yang terdapat dalam larutan.
b. Elektroda inert
Logam mulia seperti platina, emas, dan paladium bertindak sebagai
elektroda indikator pada reaksi redoks. Fungsi logam semata-mata untuk
membangkitkan kecenderungan system tersebut dalam mengambil atau
melepaskan electron; logam itu sendiri tidak ikut serta secara nyata dalam
reaksi redoks, potensialnya merupakan fungsi Nersnt dari rasio
aktivasi aFe2+/aFe3+. Tentu saja, inert merupakan ukuran relatif, dan platina
tidak kebal dari serangan-seranga oksidator kuat, terutama dalam larutan
dimana kompleksasi bias menstabilkan Pt(II) melalui pembentukan spesies.
Platina juga bisa menimbulkan masalah dengan reduktor-reduktor yang
sangat kuat: reduksi H+ (atau H2O) kadang-kadang berlangsung sedemikian
lambat sehingga analit-analit bias direduksi lebih dahulu dalam larutan air
tanpa interfensi dari pelarutnya, tetapi karena H+ e = ½ Hkek2 dikatalis oleh
platina, keuntungan kinetik ini mungkin hilang.
3. Elektroda Membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup
luas,karena dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut
dengan elektroda selektif ion (ion selective electrode). Elektroda membran
juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur perbedaan potensial
antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang dianalisis.
a. Elektroda membran kaca
Komposisi Elektroda Kaca.
Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran kaca
terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6%
CaO,dan 72% SiO. Ketika dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada
bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10nm sampai beberapa jam.
Hasil hidrasi dari membran menghasilkan muatan negatif, hal ini merupakan
bagian dari fungsi kerja membran silika. Ion natrium, yang mampu bergerak
menembus lapisan hidrat berfungsi sebagai ion penghitung. Ion hidrogen dari
larutan berdifusi kedalam membran dan membentuk ikatan yang lebih kuat
dengan membran sehingga mampu menggeser keberadaan ion Na+ yang
mengakibatkan konsentrasi ion H+meningkat pada membran . Elektroda
membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara indikator dan
elektroda pembanding. Penggunaan satu elektroda sangat bermanfaat untuk
pengukuran pH.
Kelebihan Elektroda Kaca.
 Larutan uji tidak terkontaminasi
 Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak berinteferensi
 Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume
larutan yang sangat kecil
 Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh
kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.

Keterbatasan Elektroda Kaca.

yaitu pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M dengan pH
= 13) berakibat :

 Spesifisitas untuk H+ hilang


 Ketergatungan tegangan pH berkurang
 Potensial menjadi tergantung pada aNa+
b. Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal
garam anorganik. Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet
tipis Ag2S atau campuran dari Ag2S dan garam perak atau logam sulfida.
c. Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh
suatu dinding yang berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas senyawa
organik dengan berat molekul yang tinggi,tidak larut dalam air dan memiliki
struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion bebas
dalam larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat
kedudukan molekul cairan spesifik tersebut contoh: Na+ , K ,Ca2+ ,
d. Elektroda penunjuk gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut
dalam larutan
4. Alat Pengukur Potensiometri
a. Ph Meter

Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial


elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda
gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat
diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis
dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya
relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial
elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of
hidrogen.
b. Sumber arus
Sebagai sumber arus yang digunakan arus searah (DC)
c. Elektroda
Pada umumnya digunakan elektroda yang disebut dengan elektroda
kombinasi. Di samping menggunakan satu elektroda kadangkala peralatan
dilengkapi dengan thermometer loging untuk membaca suhu larutan.
d. Tahanan geser
Digunakan untuk menstandarisasi peralatan dengan menggunakan
larutan buffer (penyangga) yang pH nya telah diketahui.
e. Recorder
Digunakan untuk membaca atau mencatat besaran pH larutan maupun beda
potensial larutan dinyatakan dalam satuan mV (miliVolt).

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Keuntungan Motode Potensiometri
1. Bisa dilakukan untuk semua titrasi
2. Kurva titrasi berhubungan antara potensial terhadap volume titran
3. Digunakan bila :
Tidak ada indikator yang sesuai
Daerah titik equivalen sangat pendek

Kekurangan Metode Potensiometri


1. diperlukan pencampuran yang akurat dari volume standar maupun sampel yang
akan diukur.
2. diperlukan perhitungan yang lebih rumit.
3. konsentrasi sampel harus diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, [Online], https://kimiaituasik18.wordpress.com/potensiometri-2/materi-


potensiometri/, Diakses Tanggal 20 Mei 2019

Aura, M., 2012, Potensiometri, [Online],


https://muthiaura.wordpress.com/2012/06/16/potensiometri/, Diakses Tanggal
20 Mei 2019.

Dona, P., Potensiometri, [Online],


https://www.academia.edu/4640297/POTENSIOMETRI, Diakses Tanggal 20
Mei 2019

Suyanta, 2013, Potensiometri, UNY Press, Yogyakarta

Yuan, N., 2018, Potensiometri (Kimia Instrumen), [Online],


http://nabellaislamiyati.blogspot.com/2018/03/potensiometri-kimia-
instrumen_56.html?m=1, Diakses Tanggal 20 Mei 2019

You might also like