You are on page 1of 3

Exanthematous Drug Eruption

No Dokumen :
SOP
No Revisi : 000
Tgl Terbit :
Halaman : 1/3
UPTD Kornelius Rodja, SKM
PUSKESMAS
LADJA NIP:196705111998031001
1. Pengertian Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi
alergi ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang
sifatnya sistemik. Obat yang dimaksud adalah zat yang dipakai
untuk menegakkan diagnosis, profilaksis, dan terapi. Bentuk reaksi
alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV (alergi selular tipe
lambat) menurut Coomb and Gell. Nama lainnya adalah erupsi
makulopapular atau morbiliformis.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
Exanthematous Drug Eruption dalam rangka perbaikan mutu dan
kinerja di Puskesmas Ladja.
3. Kebijakan SK Kepala Kepala UPTD Puskesmas Ladja nomor: tentang jenis-
jenis pelayanan.
4. Referensi
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2016
5. Prosedur 1. Alat:
 Termometer
 Pengukur waktu (jam / stopwatch)
 Sfigmanometer
 Stetoskop
 Rekam medis
 Alat tulis
2. Bahan:
 Kortikosteroid topikal
 Antihistamin
 Bedak salicil
6. Langkah - 1. Petugas menerima pasien.
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa:
Keluhan
 Gatal ringan sampai berat yang disertai kemerahan dan bintil
pada kulit. Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai
pengobatan. Biasanya disebabkan karena penggunaan
antibiotik (ampisilin, sulfonamid, dan tetrasiklin) atau
analgetik-antipiretik non steroid. Kelainan umumnya timbul
pada tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak, kemudian meluas
dalam 1-2 hari.
 Gejala diikuti demam subfebril, malaise, dan nyeri sendi yang
muncul 1-2 minggu setelah mulai mengkonsumsi obat, jamu,
atau bahan-bahan yang dipakai untuk diagnostik (contoh:
bahan kontras radiologi).
3. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital.
4. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien:
 Erupsi makulopapular atau morbiliformis.
 Kelainan dapat simetris.
 Tempat predileksi
 Tungkai
 Lipat Paha
 Lipat Ketiak
5. Penegakan diagnosis Exanthematous Drug Eruption
6. Penatalaksanaan
Farmakoterapi yang diberikan, yaitu:
 Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari dibagi
dalam 3 kali pemberian per hari selama 1 minggu.
 Antihistamin sistemik:
 Setirizin 2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan, atau
 Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan
 Topikal:
 Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol 0.5% - 1%)
7. Petugas mencatat hasil anamnesa - tatalaksana di rekam medis
pasien.
7. Bagan alir -
8. Hal-hal Pasien perlu dirujuk apabila:
yang perlu  Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa dan
diperhatikan dikhawatirkan akan berkembang menjadi Sindroma Steven
Johnson.
 Bila diperlukan untuk membuktikan jenis obat yang diduga
sebagai penyebab.
 Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan pengobatan
standar dan menghindari obat selama 7 hari.
9. Unit  Loket
terkait  Poli umum
 Apotek
10. Dokumen  Rekam Medis
terkait  Resep
 Rujukan
11. Rekaman -
historis
perubahan

You might also like