You are on page 1of 4

Eklampsia

No Dokumen :
SOP
No Revisi : 000
Tgl Terbit :
Halaman : 1/4
UPTD Kornelius Rodja, SKM
PUSKESMAS
LADJA NIP:196705111998031001
1. Pengertian Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita pre-eklampsia
yang disertai dengan kejang menyeluruh da atau koma. Sama
halnya dengan pre-eklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante,
intra, dan post partum.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
Eklampsia dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas
Ladja.
3. Kebijakan SK Kepala Kepala UPTD Puskesmas Ladja nomor: tentang jenis-
jenis pelayanan.
4. Referensi
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2016
5. Prosedur 1. Alat:
 Termometer
 Pengukur waktu (jam / stopwatch)
 Sfigmanometer
 Stetoskop
 Rekam medis
 Alat tulis
 Tabung oksigen
 Nasal kanul / masker
 Infus set
 Spuit 10 cc
 Kateter dan pelengkapannya
2. Bahan:
 Oksigen
 Cairan infus
 MgSO4
 Ca glukonas
 Diazepam
6. Langkah - 1. Petugas menerima pasien.
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa:
Keluhan
 Kejang yang diawali dengan gejala-gejala prodromal
eklampsia, antara lain:
 .Nyeri kepala hebat
 Gangguan penglihatan
 Muntah-muntah
 Nyeri uluhati atau abdomen bagian atas
 Kenaikan progresif tekanan darah
 Riwayat pre eklampsia ringan dan berat dalam kehamilan
sebelumnya.
3. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital.
4. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien:
 Pemeriksaan keadaan umum: sadar atau penurunan
kesadaran Glasgow Coma Scale dan Glasgow-Pittsburg Coma
Scoring System.
 Pada tingkat awal atau aura yang berlangsung 30 sampai 35
detik, tangan dan kelopak mata bergetar, mata terbuka
dengan pandangan kosong.
 Tahap selanjutnya timbul kejang
 Pemeriksaan tanda vital
Adanya peningkatan tekanan darah diastol >110 mmHg
 Sianosis
 Skotoma penglihatan
 Dapat ditemukan adanya tanda-tanda edema paru
dan atau gagal jantung
5. Penegakan diagnosis Eklampsia
6. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan komperhensif
Perawatan dasar eklampsia yang utama adalah terapi
supportif untuk stabilisasi fungsi vital, dengan pemantauan
terhadap Airway, Breathing, Circulation (ABC)
 Non Medikamentosa
Pengelolaan Kejang
 Pemberian obat anti kejang.
 Masukan sudap lidah ke dalam mulut penderita.
 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg
untuk mengurangi risiko aspirasi.
 Katerisasi urine untuk pengukuran cairan dan
pemeriksaan proteinuria.
 Beberapa keluarga pasien membantu untuk menjaga
pasien tidak terjatuh dari tempat tidur saat kejang timbul
 Beri O2 4- 6 liter permenit.
 Medikamentosa
 MgSO4 diberikan intravena dengan dosis awal 4 g (10 ml
MgSO4 40%, larutkan dalam 10 ml akuades) secara
perlahan selama 20 menit, jika pemberian secara
intravena sulit, dapat diberikan secara IM dengan dosis
5mg masing bokong kanan dan kiri. Adapun syarat
pemberian MgSO4
 tersedianya CaGlukonas10%
 ada refleks patella,
 jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam
 frekuensi napas 12-16x/menit.
 Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g
MgSO4 (15ml MgSO4 40%, larutkan dalam 500 ml larutan
Ringer Laktat/ Ringer asetat) 28 tetes/ menit selama 6 jam
dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang
berat
 Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan
seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk
ibu segera ke fasilitas kesehatan sekunder
 Diazepam juga dapat dijadikan alternatif pilihan dengan
dosis 10 mg IV selama 2 menit (perlahan), namun
mengingat dosis yang dibutuhkan sangat tinggi dan
memberi dampak pada janin, maka pemberian diazepam
hanya dilakukan apabila tidak tersedia MgSO4
 Stabilisasi selama proses perjalanan rujukan
 Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi
tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi
pernapasan, refleks patella
 Bila frekuensi pernapasan < 16 x/menit, dan/atau
tidak didapatkan refleks tendon patella, danatau
terdapat oliguria (produksi urin <0,5 ml/kg BB/jam),
segera hentikan pemberian MgSO4.
 Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10
ml larutan 10%) bolus dalam 10 menit.
7. Petugas mencatat hasil anamnesa - tatalaksana di rekam medis
pasien.
7. Bagan alir -
8. Hal-hal Pentingnya Antenatal Care untuk mencegah terjadinya Eklampsia.
yang perlu
diperhatikan
9. Unit  Loket
terkait  Poli umum
 Apotek
10. Dokumen  Rekam Medis
terkait  Resep
 Rujukan
11. Rekaman -
historis
perubahan

You might also like