You are on page 1of 5

Demam Dengue dan Demam Berdarah

Dengue
No Dokumen :
SOP
No Revisi : 000
Tgl Terbit :
Halaman : 1/4
UPTD Kornelius Rodja, SKM
PUSKESMAS NIP:1967051119980310
LADJA 01
1. Pengertian Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue dalam rangka
perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Ladja.
3. Kebijakan SK Kepala Kepala UPTD Puskesmas Ladja nomor: tentang jenis-
jenis pelayanan.
4. Referensi
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2016
5. Prosedur 1. Alat:
 Termometer
 Pengukur waktu (jam / stopwatch)
 Sfigmanometer
 Stetoskop
 Rekam medis
 Alat tulis
 Infus set
2. Bahan:
 Cairan RL
 Analgetik – Antipiretik : Paracetamol
6. Langkah - 1. Petugas menerima pasien.
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa:
 Keluhan
 Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.

 Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di


kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, atau
buang air besar berdarah.

 Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.

 Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut


(biasanya di ulu hati atau di bawah tulang iga)
 Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri
menelan, batuk, pilek.

 Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau


mengalami penurunan kesadaran.

 Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.


 Faktor Risiko
 Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan
sampah, timbunan barang bekas, genangan air yang
seringkali disertai di tempat tinggal pasien sehari-hari.
 Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di
tempat tinggal pasien sehari-hari.
 Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar
pasien.
3. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital :
Suhu > 37,5 derajat celcius
4. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien:
 Ptekie, ekimosis, purpura

 Perdarahan mukosa

 Rumple Leed (+)

 Hepatomegali

 Splenomegali

 Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-


tanda efusi pleura dan asites.

 Hematemesis atau melena


5. Penegakan diagnosis Demam Dengue dan Demam Berdaarah
Dengue
 Diagnosis Klinis Demam Dengue
 Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
menerus, bifasik.

 Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti


petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
tourniquet positif.

 Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.

 Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah


atau di sekitar rumah.
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya
dua atau lebih tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam
dengue dapat ditegakkan.
 Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue
 Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-
menerus (kontinua)

 Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti


petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan atau melena; maupun berupa uji
Tourniquette yang positif

 Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital


 Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan
sekolah, rumah atau di sekitar rumah
 Hepatomegali
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih
manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan
trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis Demam
Berdarah Dengue.
6. Penatalaksanaan
 Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol
3 x 500-1000 mg).

 Pemeliharaan volume cairan sirkulasi


 Penatalaksanaan pada Pasien Anak
 Bila anak dapat minum
 Berikan anak banyak minum
 Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok
makan tiap 5 menit.
 Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit,
jus buah, air sirup, atau susu.
 Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan
kebutuhan untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya
larutan kristaloid isotonik, seperti Ringer Laktat (RL)
atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat
badan sebagai berikut:
 Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
 Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
 Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
 Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus
kristaloid isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi
sedang sesuai dengan dosis yang telah dijelaskan di atas.

 Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,


laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
 Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai
keadaan klinis stabil.
 Bila terjadi perburukan klinis, lakukan
penatalaksanaan DBD dengan syok.

 Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15


mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.

 Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.


7. Petugas mencatat hasil anamnesa - tatalaksana di rekam medis
pasien.
7. Bagan alir -

8 Hal-hal  Karena keterbatasan fasilitas pemeriksaan penunjang untuk


yang perlu penyakit ini, maka penderita dengan terduga menderita
diperhatikan Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue
dipertimbangkan untuk dirujuk ke Fasililitas Pelayanan
Kesehatan Sekunder.
 Tanda bahaya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
syok pada pasien Demam Berdarah Dengue :
 Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
 Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
 Muntah persisten
 Letargi, gelisah
 Perdarahaan mukosa
 Pembesaran hati
 Akumulasi cairan
 Oliguria
 Kriteria Rujukan
 Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).

 Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15


ml/kg/jam kondisi belum membaik.

 Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim,


seperti kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.
9. Unit  Loket
terkait  UGD
 Poli umum
 Apotek
10. Dokumen  Rekam Medis
terkait  Resep
 Rujukan
11. Rekaman -
historis
perubahan

You might also like