Professional Documents
Culture Documents
No Dokumen :
SOP
No Revisi : 000
Tgl Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD Kornelius Rodja, SKM
PUSKESMAS
LADJA NIP:196705111998031001
1. Pengertian Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan
kulit berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
Cutaneus Larva Migran dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja
di Puskesmas Ladja.
3. Kebijakan SK Kepala Kepala UPTD Puskesmas Ladja nomor: tentang jenis-
jenis pelayanan.
4. Referensi
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2016
5. Prosedur 1. Alat:
Termometer
Pengukur waktu (jam / stopwatch)
Sfigmanometer
Stetoskop
Rekam medis
Alat tulis
2. Bahan:
Albendazol
Etil Klorida
6. Langkah - 1. Petugas menerima pasien.
langkah 2. Petugas melakukan anamnesa:
Keluhan
Gatal dan panas pada tempat infeksi.
Pada awal infeksi, lesi berbentuk papul yang kemudian
diikuti dengan lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok
yang terus menjalar memanjang.
Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah
terpajan.
Faktor Risiko
Berjalan tanpa alas kaki
Sering berkontak dengan tanah atau pasir.
3. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital.
4. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien:
Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun
linear atau berkelok-kelok meyerupai benang dengan
kecepatan 2 cm per hari.
Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki,
bokong, genital dan tangan.
5. Penegakan diagnosis Cutaneus Larva Migran
6. Penatalaksanaan
Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan
sarung tangan pada saat melakukan aktifitas yang berkontak
dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain.
Terapi farmakologi dengan Albendazol 400 mg sekali sehari,
selama 3 hari.
Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan
penyemprotan Etil Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini
tidak membunuh larva.
Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan
tatalaksana pioderma.
7. Petugas mencatat hasil anamnesa - tatalaksana di rekam medis
pasien.
7. Bagan alir -