Professional Documents
Culture Documents
v=_AXsFSMf4vI
http://keepvid.com/?url=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch
%3Fv%3D_AXsFSMf4vI
http://www.youtube.com/watch?v=_AXsFSMf4vI
http://www.youtube.com/watch?v=38LEBQzgliw
Enam Langkah Cuci Tangan Menurut WHO
http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/08/alat-pelindung-diri.html
lat Pelindung Diri Pada Perawat
Pengertian
Universal precation adalah tindalakan pengendalian infeksi sederhana yang digunakan oleh
seluruh petugas kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada semua tempat, pelayanan dalam
Menurut Nursalam dan Ninuk (2007), kwaspadaan universal perlu diterapkan dengan tujuan:
b. Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak terdiagnosa atau tidak terlihat seperti resiko.
Universal precautions saat ini dikenal dengan kewaspadaan standar, adapun kewaspadaan standar
tersebut dirancang untuk mengurangi resiko infeksi terinfeksi penyakit menular pada petugas kesehatan
baik dari sumber terinfeksi yang dketahui maupun yang tidak diketahui (Depkes, 2008).
Menurut Depkes (2008), rekomendasi kewanpadaan standar, terutama setelah terdiagnosis jenis
a. Kategori IA
Sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit, telah didukung peneitian dan studi epidemiologi.
b. Kategori IB
Sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit dan telah ditinjau efektif oleh ahli dilapangan, dan
besar kesepakatan HICPAC (Hospital Infection Control Advisory Committee) sesuai dengan bukti rasional
c. Kategori II
Dianjurkan untuk dilaksanakna dirumah sakit. Anjuran didukung studi klinis, dan epidemiologik, teori
d. Tidak direkomendasikan
Masalahnya beelum ada penyeesaiannya. Belum ada bukti ilmiah yang menendai atau belum ada
Kategori I meliputi:
b. Alat pelindung diri (APD): sarung tangan, masker, google (kaca mata pelindung), face shield (pelidung
wajah), gaun.
d. Pengendalian lingkungan.
i. Lumbal pungsi.
Mencuci tangan adalah proses secra mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
Mencuci tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tidakan keperawatan
walaupun memakai sarung tangan dan alat pelindung diri lain. Tindakan ini penting untuk mengurangi
mikroorganisme yang ada di tangan sehngga penyebaran infeksi dapat dikurangi da lingkungan kerja
Indikator mencuci tangan digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi terjadinya
1) Sebelum melakukan tindakan, misalnya saat akan memeriksa (kontak langsung dengan klien), saat akan
memakai sarung tangan bersih maupun steril, saat akan melakukan injeksi dan pemasangan infus.
2) Setelah mealukan tindakan, misalnya setela memeriksa pasien, setelah memegang alat bekas pakai dan
Menurut Nursalam dan Ninuk (2007), ada tiga car cuci tangan yang dilaksanakan sesuai
kebutuhan. Yaitu:
1) Cuci tangan higienik atau rutin yaitu mengurangi kotoran dan flora yang ada ditangan dengan
antiseptik.
3) Cuci tangan bedah yaitu sebelum melakukan tindakan bedah, cara aseptik dengan antiseptik dan sikat
steril.
Disamping cara diatas ada alternatif cuci tangan yaitu cuci tangan berbasis alkohol, menurut
Depkes cuci tangan alternatif hanya menggantikan cuci tangan higienis/rutin, tidak dapat menggantikan
Menurut Depkes (2008), cuci tangan rutin atau membersihkan tagan dengan sabun dan air harus
d) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
g) Gosok ibu jari kir putaar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
h) Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
i) Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
j) Keringkan tangan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel sampai benar-benar kering.
k) Gunakan handuk sekali pakai atau tissue towel untuk menutup kran.
Gambar 1
hanya menggantikan cuci tangan higienis/rutin, tidak menggantikan cuci tangan bedah.
Dikerjakan hanya apabila tidak ada cuci tangan standar, misal tidak ada air mengalir (Depkes, 2008).
Menurut Tiedjen, dkk (2004), teknik untuk melakukan penggosokan tangan antiseptik adalah:
a) gunakanlah penggosok antiseptik secukupnya untk melumuri seluruh permukaan tangan dan jari jemari
b) Gosokanlah larutan tersebut dengan cara menekan pada kedua belah tangan, khususnya diantara jari
Penggosokan tangan antiseptik yang bersifat non-iritasi dapat dibuat dengan menambahkan baik
gliserin, propilen glikol atau sorbitol dengan alkohol (2 ml pada 100 ml dari 60-90% larutan etil atau
isopropil alkohol) (larson 1990; Pierce 1990) gunakan 5 ml (kira-kira satu sendok the penuh) untuk setiap
penggunaan dan lanjutkanlah penggosokan larutan itu diatas kedua tangan hingga kering.
Cuci tangan aseptik pada dasarya sama dengan cuci tangan biasa yaitu dengan menggunakan air
mengalir dan sabun atau deterjen yang mengandung bahan antiseptik (klorheksidin, iodofor atau
Menurut Tiedjen dkk (2004), tujuan cuci tangan bedah adalah menghilangkan kotoran, debu dan
b) Basahi kedua lengan bawah hingga siku, dengan sabun dan air bersih. (jika menggunakan sikat, sikat
harus bersih disterilisasi atau DDT sebelum digunakan kembali, jika digunakan spon harus dibunag
setelah digunakan).
e) Gunakan bahan antiseptik pada seluruh tangan dan lengan bawah sampai siku dan gosok tengan dan
f) Angkat tangan lebih tinggi dari siku, bilas tangan dan lengan bawah seluruhnya dengan air bersih.
g) Tegakkan kedua tangan keatas dan jauhkan dari badan, jangan sentuh permukaan atau benda apapun
dan keringkan kedua tangan itu dengan lap bersih dan kering atau keringkan dengan diangin-anginkan.
h) Pakailah sarung tangan bedah yang steril atau DDT pada kedua tangan.
Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko
pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta kulit yang tidah utuh dan selaput lendir
pasien. Jenis tindakan yang beresiko mencakup tindakan rutin, tindakan bedah tulang, otopsi
danperawatan gigi dimana menggunakan bor dengan kecepatan putar yang tinggi (Depkes, 2003).
Peralatan pelindung diri meliputi sarung tangan, masker/respirator, pelindng mata (perisai
1) Sarung tangan
Melindungi tangan dari bahan infeksius dan mellindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan
petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi dan harus
a) Sarung tangan bedah, dipaka sewaktu melakukan tindakan infasif atau pembedahan.
b) Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu malakukan
c) Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memprose peralatan, menangani bahan-bahan
2) Masker
Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang dan semua rambut
muka. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah cipratan darah atau cairan tubuh yang
terkontaminasi masik kedalam hidung atau mulut petugas kesehatan. Masker jika tidak terbuat dari
bahan tahan cairan, bagaimanapun juga tidak efektif dalam mencegah dengan baik.
3) Respirator
Masker jenis khusus, disebut respirator partikel, yang dianjurkan dalam situasi memfilter udara yang
tertarik nafas dianggap sangat penting (umpamanya, dalam perawatan orang dengan tuberculosis paru).
4) Pelindung mata
Melindungi staf kalau terjadi cipratan darah atau cairan tubuh lainya yang terkontaminasi dengan
melindungi mata. Pelindung mata termasuk pelindung plastik yan jernih. Kacamata pengaman,
pelindung muka. Kacamata yang dibuat dengan resep dokter atau kacamata dengan lensa normal juga
dapat dipakai.
5) Tutup kepala/kap
Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut tidak masuk dalam luka
6) Gaun
Gaun penutup, dipakai untuk menutupi baju rumah. Gaun ini dipakai untuk melindungi pakaian petugas
pelayanan kesehatan.
Gaun bedah, petama kali digunakan untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat di
7) Apron
Terbuat dari bahan karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di bagian depan dari petugas
kesehatan.
8) Alas kaki
Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau dari cairan yang
APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun
sebagai usaha akhir.
C. DASAR HUKUM
Surakarta.
Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan tenaga kerja terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit adalah dengan cara
memberikan Alat Pelindung Diri (APD). Pemberian Alat Pelindung Diri (APD)
kepada tenaga kerja, merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa (engineering)
dan cara kerja yang aman (work practices) telah maksimum dilakukan.
mengingat adanya faktor bahaya yang terpapar di lingkungan kerja, khususnya di unit
Penulisan ini didasarkan pada kerangka pemikiran yaitu adanya faktor bahaya
yang harus dikendalikan. Pengendalian tersebut antara lain dengan cara penggunaan
APD.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak semua APD harus dipakai,
tergantung dari jenis pekerjaan dan tingkat resiko dalam melakukan pekerjaan.
maksimal.
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari
Alat Pelindung Diri (APD) perlu sebelumnya dipilih secara hati-hati agar dapat
a. Alat Pelindung Diri (APD) harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat
terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga
kerja.
b. Berat alatnya hendaknya seringan mungkin, dan alat tersebut tidak menyebabkan
dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau karena salah dalam penggunaanya.
Pemakaian APD yang tidak tepat dapat mencelakakan tenaga kerja yang
APD. Oleh karena itu agar dapat memilih APD yang tepat, maka perusahaan harus
mampu mengidentifikasi bahaya potensial yang ada, khususnya yang tidak dapat
Alat Pelindung Diri (APD) ada berbagai macam yang berguna untuk
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari potensi bahaya di tempat kerja. Berdasarkan
fungsinya, ada beberapa macam APD yang digunakan oleh tenaga kerja, antara
rambut terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk melindungi kepala dari
bahaya terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda atau
percikan bahan kimia korosif, panas sinar matahari dll. Jenis alat pelindung
yang terjatuh, benturan kepala, terjatuh dan terkena arus listrik. Topi pelindung harus tahan terhadap
pukulan, tidak mudah terbakar, tahan
terhadap perubahan iklim dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Topi
maupun metal.
b) Tutup kepala
Alat ini berfungsi untuk melindungi/mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit
kepala petugas terhadap alat alat/daerah steril dan percikan bahan-bahan dari pasien. Tutup kepala ini
biasanya terbuat dari kain katun. (PK3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, 2006)
c) Topi/Tudung
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif, debu, dan kondisi cuaca buruk.
Tutup kepala ini biasanya terbuat dari
bahan kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara,
gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang
b) Goggles
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari gas, debu, uap, dan
dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun,
suatu alat pelindung pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi
tentang potensi bahaya atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja.
a) Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume, debu atau
kontaminan.
dan kulit.
1) Masker
Alat ini digunakan untuk mengurangi paparan debu atau partikel partikel yang lebih besar masuk
kedalam saluran pernafasan
2) Respirator
kabut, uap logam, asap, dan gas-gas berbahaya. Jenis-jenis respirator ini
antara lain:
a. Chemical Respirator
Merupakan catridge respirator terkontaminasi gas dan uap dengan
tiksisitas rendah. Catridge ini berisi adsorban dan karbon aktif, arang dan
padat, debu, kabut, uap logam dan asap. Respirator ini biasanya
dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menangkap debu dan kabut
dengan kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau partikel yang
tidak terlalu kecil. Filter pada respirator ini terbuat dari fiberglas atau wol dan serat sintetis yang dilapisi
dengan resin untuk memberi muatan pada
partikel
lainnya dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin,
kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung tangan antara lain:
tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput lendir
tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila tidak ada sarung
Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus
digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung tangan steril baru
dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi. (PK3 RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta, 2006)
a. Sarung tangan yang terbuat dari bahan asbes, katun, wool untuk
b. Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit untuk melindungi tangan dari
c. Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang dilapisi timbal (Pb) untuk
d. Sarung tangan yang terbuat dari bahan karet alami (sintetik) untuk
e. Sarung tangan yang terbuat dari bahan poli vinyl chlorida (PVC) untuk
melindungi tangan dari zat kimia, asam kuat, dan dapat sebagai oksidator.
tubuh dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dll. Jenis
1) Pakaian kerja
seperti bahan dari wool, katun, asbes, yang tahan terhadap panas
2) Celemek
terhadap cairan dan bahan-bahan kimia seperti bahan plastik atau karet.
3) Apron
Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan timbal yang dapat
benda panas, kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki (PK3 RSUP
1) Sepatu steril
2) Sepatu kulit
3) Sepatu boot
yang masuk ke dalam telinga. Jenis alat pelindung telinga antara lain:
untuk kedua telinga dari orang yang sama adalah bebeda. Untuk itu sumbat telinga (Ear plug) harus
dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
lonjong dan tidak lurus. sumbat telinga (Ear plug) dapat terbuat dari kapas,
plastik, karet alami dan bahan sintetis. Untuk Ear plug yang terbuat dari
kapas, spons, dan malam (wax) hanya dapat digunakan untuk sekali pakai
(Disposable). Sedangkan yang terbuat dari bahan karet plastik yang dicetak
dapat digunakan berulang kali (Non Disposable). Alat ini dapat mengurangi
Alat pelindung tangan jenis ini terdiri dari dua buah tutup telinga dan
sebuah headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang
waktu yang cukup lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena
bantalan dengan minyak dan keringat pada permukaan kulit. Alat ini dapat
luar telinga dari benturan benda keras atau percikan bahan kimia.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh APD agar dalam
pemakaiannya dapat memberikan perlindungan yang maksimal.
Menurut ILO (1989) dari beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh
semua jenis peralatan pelindung, maka hanya dua yang terpenting yaitu:
1) Apapun sifat dan bahayanya, peralatan atau pakaian harus memberikan cukup
2) Peralatan atau pakaian harus ringan dipakainya dan awet dan membuat rasa
7. Peraturan Perundangan
terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah diatur didalam
menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang, alat–alat
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk, memakai alat-alat pelindung
secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
akibat kerja.
Penggunaan APD di tempat kerja di sesuaikan dengan pajanan bahaya yang di hadapi di area
kerja. Berikut adalah jenis bahaya dan APD yang diperlukan:
1 Mata Percikan bahan kimia, debu, proyektil, gas, safety spectacles, goggles,
uap, radiasi faceshields, visors.
3 Sistem Debu, gas, uap, fume, kekurangan oksigen Respirator, masker, alat bantu
pernapasan pernapasan
4 Melindungi Panas berlebihan, tumpahan atau percikan Cover all, pakaian anti panas/api
badan bahan kimia
5 Tangan Panas, terpotong, bahan kimia, sengatan Sarung tangan, mitten, hand pad,
listrik sleeve
1. Enak dipakai
Bila dapat diterima oleh tenaga kerja, maka alat tersebut akan
digunakan secara rutin oleh tenaga kerja dan dapat dipastikan
mengurangi kecelakaan akibat kerja. Alat pelindung diri yang diterima
memiliki persyaratan sesuai dengan ukuran masing-masing tenaga kerja,
sehingga alat yang diinvestasikan sesuai dengan jumlah tenaga kerja.
Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan yang dalam campuran
tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan dapat mengakibatkan peledakan. Contoh:
Amonium nitrate, Amonium perchlorate, amonium picrate, detonator untuk ammunisi,
diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid, (TNT, Nitro Glycerine, Amunisi,
bubuk untuk blasting)
KELAS 2 : GAS-GAS
Terdiri dari :
Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl flouride, ethyl methyl ether,
butane, neopentane, propane, methane, methyl chlorodiline, thinner, bensin.
Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon, neon, nitrous oxide,
sulphur hexafolride)
Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron trichloride
carbonil sulfit, cyanogen, dll
Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan pingsan bahkan kematian
Contoh: petrol, acetone, benzene, butanol, chlorobenzene, 2 chloropropene ethanol, carbon disuliphide,
di-iso-propylane
Bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar seperti percikan api
atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan
Contoh: sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate, celluloid,
dinitrophenol, hexamine.
Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan (spontaneously Combustible Substances)
Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar untuk terbakar secara
spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala sendiri ketika lembab atau
kontak dengan udara lembab juga dapat menghasilkan gas beracun ketika terbakar
Contoh: carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls, phosphorus
Padatan atau cairan yang dapat menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air
Bahan ini juga meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam
Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride, calcium
manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.
Bahan ini dapat menimbukan api ketika kontak dengan material yang mudah terbakar dan dapat
menimbulkan peledakan.
Organic peroxides
Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar. Jika terpapar panas atau api pada
waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan. Jika bereaksi dengan material yang lain efeknya akan
lebih berbahaya. Dekomposisi dari bahan ini dapat menghasilkan racun dan gas yang mudah terbakar
Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate, peracetic acid.
Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak
dengan kulit
Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak dengan kulit
Contoh : tisue dari pasien, tempat pengembang biakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan
Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat memancarkan radiasi secara
spontan
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311061/BAB-2.pdf
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%205/Dian_1.pdf
ABSTRAK