You are on page 1of 26

ANALISA ERGONOMI TERHADAP KEGIATAN

DAN FASILITAS UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA


KARAWANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Perancangan


Sistem Kerja II
Dosen Pengampu: Dene Herwanto, S.T., M.T.

Disusun oleh kelompok


Syahrial Yusuf 1710631140009
Dede 1710631140013
Jidan Ahmad Danil 1710631140016

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah berjudul
Analisa Ergonomi Terhadap Kegiatan dan Fasilitas Universitas Singaperbangsa
Karawang dengan tepat waktu. Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak
mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang telah membantu, membimbing
dan mengarahkan mulai dari pelaksanaan pembelajaran di kelas sampai dengan
terwujudnya karya tulis ini. Maka dari pada itu penyusun mengucapkan kata
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Bapak Dene Herwanto, S.T., M.T. sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Perancangan Sistem Kerja 2.
2. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dorongan dan doa yang bermanfaat
bagi penyusun. Sehingga mampu memotivasi untuk semangat belajar.
3. Seluruh mahasiswa-mahasiswi program studi teknik industri angkatan 2017
yang juga turu tmembantu serta mendukung penyusun untuk menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Hal ini
dikarenakan terbatas nya kemampuan penyusun yang masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
kami butuhkan dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membaca. Terimakasih.

Karawang, 21 Mei 2019


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................. 1
1.4 Batasan Masalah .................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 3
2.1 Pengertian Ergonomi ........................................................... 3
2.2 Antropometri ........................................................................
2.3 Biomekanika ........................................................................
2.4 Fisiologi Kerja......................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................
3.1 Flowchart .............................................................................
3.2 Deskripsi Pemecahan Masalah ............................................
BAB IV PENGOLAHAN DATA ....................................................
4.1 Definisi .........................................................................................
4.2 Perhitungan Mengembalikan Kondisi Suhu Optimal Kerja ........
4.2.1 Pengukuran Suhu Ruangan .................................................
4.2.2 Perancangan Penambahan Ekshaust pada Lantai 4 ............
4.2.3 Desain Penempatan dan Pemasangan Ekshaust .................
4.3 Display .........................................................................................
4.3.1 Deskripsi .............................................................................
4.3.2 Pengolahan Data .................................................................
4.3.3 Rancangan Display .............................................................
4.3.4 Penempatan Display............................................................

ii
4.4 Analisis Intensitas Pencahayaan di Ruang Kuliah H. Opon ........
4.4.1 Pengukuran Ruang Kuliah ..................................................
4.4.2 Saran dan Solusi ..................................................................
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN .....................................
BAB VI PENUTUP ..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pekerjaan atau aktivitas lainnya akan mudah dengan hadirnya fasilitas
yang disediakan oleh kampus atau pihak universitas, dalam rangka
mendukung dan mewadahi mahasiswa untuk berkembang. Fasilitas memiliki
frekuensi penggunaan yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi
kondisi seseorang yang menggunakannya. Permasalahannya adalah
kesesuaian fasilitas untuk digunakan menjadi pengaruh tersendiri apalagi
bersentuhan langsung dengan fisik dan mental manusia. Akibat yang
ditimbulkan adalah bisa fatigue (kelelahan), cacat bahkan kematian.
Redesain merupakan solusi dalam memperbaiki kondisi fasilitas kerja
yang ada dalam lingkungan kampus. Tujuannya adalah menyesuiakan dengan
kebutuhan baik fisik maupun mental sehingga terciptanya produktivitas yang
baik. Proses ini dapat melalui kajian ergonomi yang didalamnya terdapat
beberapa bahasan seperti antropometri, biomekanika dan fisiologi kerja.
Beberapa sub ilmu tersebut memberikan penilaian terhadap keergonomisan
fasilitas yang ada di kampus dan dengan adanya redesain bisa memberikan
peluang berkurangnya beberapa masalah diatas yang akan dialami oleh
pengguna fasilitas.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana perhitungan secara ergonomi agar fasilitas sesuai dengan
kebutuhan.
b. Bagaimana redesain fasilitas yang dianjurkan agar tetap ergonomis.
c. Kenapa harus ada redesain atau solusi yang dihasilkan hasil dari penilaian
dan perhitungan yang dilakukan.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui dan memahami perhitungan dari sub ergonomi dalam
perancangan fasilitas yang ergonomis.
b. Mampu membuat dan memberi solusi dalam fasilitas yang perlu
diperbaiki melalui perhitungan dan penilaian secara ergonomis.

1
c. Mampu menalar kebutuhan dan proses pada masa depan setelah
melakukan proses perhitungan dan penilaian secara ergonomi.
1.4 Batasan Masalah
Masalah yang diangkat dalam makalah ini terbatas pada fasilitas yang ada
dalam wilayah kampus Universitas Singaperbangsa Karawang untuk
memudahkan dalam media pembelajaran untuk penerapan ergonomi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ergonomi


Menurut Bridger (2009), ergonomi merupakan kajian interaksi antara
manusia dan mesin, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuannya
adalah meningkatkan kinerja sistem secara keseluruhan. Sedangkan menurut
Iridiastadi (2017), menyatakan ergonomi adalah ilmu yang mempelajari
berbagai aspek dana karakteristik manusia (kemampuan, kelebihan,
keterbatasan, dan lain-lain) yang relevan dalam konteks kerja, serta
memanfaatkan informasi yang diperoleh dalam upaya merancang produk,
mesin, alat, lingkungan, serta sistem kerja yang terbaik. Dengan beberapa
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan suatu ilmu
yang mempelajari manusia berhubungan dengan kerja dan digunakan dalam
merancang produk, alat, mesin, lingkungan dan sistem kerja yang lebih baik.
Tujuan utama yang hendak dicapai adalah tercapainya sistem kerja yang
produktif dan kualitas kerja terbaik, disertai dengan kemudahan, kenyamanan
dan efisiensi kerja, tanpa mengabaikan kesehatan dan keselamatan kerja.
Dalam perkembangannya, kata “kerja” dapat dikonotasikan sebagai semua
tempat di mana manusia melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai
tujuannya. Perbaikan kerja, dalam konteks ergonomi, antara lain dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki proses interaksi yang terjadi, merancang
pekerjaan sehingga cocok dengan karakteristik manusia penggunanya,
memperbaiki lingkungan fisik kerja serta merancang lingkungan organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan psikologis dan sosiologis manusia.
Tujuan penerapan ergonomi dapat pula dibuat dalam suatu hierarki
(Kroemer et al., 2004), dengan tujuan yang paling rendah adalah sistem kerja
yang masih dapat diterima (tolerable) dalam batas-batas tertentu, asalkan
sistem ini tidak memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan dan nyawa
manusia. Tujuan yang lebih tinggi adalah suatu keadaan ketika pekerja dapat
menerima kondisi kerja yang ada (acceptable), dengan mengingat
keterbatasan yang bersifat teknis maupun organisatoris. Pada tingkat yang

3
paling tinggi, ergonomi bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang
optimal, yaitu beban dan karakteristik pekerjaan telah sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan individu pengguna sistem kerja.
Ergonomi merupakan suatu pendekatan yang bersifat multidisiplin.
Beberapa bidang ilmu yang terkait antara lain adalah rekayasa, matematika
dan statistik, anatomi dan fisiologi, psikologi terapan, serta sosiologi.
Ergonomi diharapkan dapat membantu menyelesaikan sejumlah masalah di
tempat kerja. Beberapa masalah berikut merupakan indikasi bahwa ergonomi
dapat berkontribusi positif.
a. Rendahnya produktivitas kerja.
b. Kecelakaan kerja, insiden, serta keterbatasan medis.
c. Pelatihan, kualitas kerja, bottle neck, dan rework.
d. Absen, turnover pegawai, pekerja yang umumnya berusia muda.
e. Lembur, kurangnya fleksibilitas sistem produksi.
f. Keluhan pekerja dan sebagainya.
Dapat dikatakan bahwa potensi permasalahan ergonomi akan dapat
ditemui pada setiap sistem, di mana manusia pengguna memiliki peran dalam
keberhasilan sistem untuk mencapai tujuannya. Implementasi ergonomi di
tempat kerja diharapkan berdampak pada tercapainya tujuan individu maupun
organisasi secara bersamaan. Manfaat penerapan ergonomi di tempat kerja
telah banyak didiskusikan di literatur. Sejumlah manfaat penting yang dapat
diperoleh antara lain adalah peningkatan produktivitas kerja, perbaikan
kualitas proses dan produk, peningkatan keselamatan kerja serta tingkat
kepuasan kerja. Ergonomi juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan
kinerja finansial perusahaan. Bukti bahwa penerapan ergonomi yang
dilakukan secara cermat dapat meningkatkan kinerja perusahaan disampaikan
oleh Hendrick (1996) pada konferensi ergonomi internasional ke-40 di
Amerika Serikat.
2.2 Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos, yang berarti manusia dan
metrikos, yang berarti pengukuran. Singkatnya, antropometri merupakan ilmu

4
yang berhubungan dengan aspek ukuran fisik manusia. Aspek fisik ini tidak
hanya dimensi linear, tetapi juga berupa berat badan.
Antropometri dapat dibagi atas antropometri struktural (statis) dan
antropometri fungsional (dinamis). Antropometri statis adalah pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam posisi diam pada dimensi-dimensi
dasar fisik, meliputi panjang segmen atau bagian tubuh, lingkar bagian tubuh,
massa bagian tubuh dan sebagainya. Antropometri dinamis adalah
pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia ketika melakukan gerakan-
gerakan yang mungkin terjadi saat bekerja, berkaitan erat dengan dimensi
fungsional, misalnya tinggi duduk, panjang jangkauan dan lain-lain. Dalam
penerapannya, kedua antropometri ini tidak dibedakan. Hasil pengukuran
baik pada keadaan statis maupun dinamis secara umum disebut data
antropometri
Bila antropometri hanya dipandang sebagai suatu pengukuran tubuh
manusia semata, maka hal tersebut tentu dapat dilakukan dengan mudah dan
sederhana. Namun kenyataannya, banyak faktor yang harus diperhatikan
ketika data ukuran tubuh ini digunakan dalam perancangan. Salah satunya
adalah adanya keragaman individu dalam ukuran dan dimensi tubuh. Variasi
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya (Wickens, 2004; Kroemer,
2003)
a. Usia
Tinggi tubuh manusia terus bertambah mulai dari lahir hingga usia
sekitar 20-25 tahun. Usia saat berhentinya pertumbuhan pada perempuan
lebih dini daripada laki-laki. Berbeda dengan tinggi tubuh, dimensi tubuh
yang lain, seperti bobot badan dan lingkar perut mungkin tetap bertambah
hingg usia 60 tahun. Pada tahap usia lanjut, dapat terjadi perubahan bentuk
tulang seperti bungkuk pada tulang punggung, terutama pada perempuan.
b. Jenis Kelamin
Pengamatan kita sehari-hari menunjukkan adanya perbedaan
antropometri antara laki-laki dan perempuan. Di usia dewasa, laki-laki
pada umumnya lebih tinggi daripada perempuan, dengan perbedaan sekitar
10%. Namun perbedaan ini tidak terlihat saat usia pertumbuhan. Tingkat

5
pertumbuhan maksimum perempuan terjadi pada usia sekitar 10-12 tahun.
Pada usia ini, perempuan cenderung lebih tinggi dan lebih berat
dibandingkan laki-laki seusianya. Sampel data Lab. Rekayasa Sistem
Kerja dan Ergonomi ITB menunjukkan perbedaan sekitar 4% antara laki-
laki dan perempuan. Pada laki-laki, tingkat pertumbuhan maksimum
terjadi pada usia sekitar 13-15 tahun. Selain lebih tinggi dan lebih berat,
pada umumnya tubuh laki-laki juga lebih besar dibandingkan perempuan.
Namun pada beberapa dimensi, perbedaan ini tidak berarti seperti paha
dan pinggul. Selain dalam hal ukuran, perbedaan juga terlihat pada
proporsi bagian-bagian tubuh dan postur tubuh.
c. Ras dan Etnis
Ukuran dan proporsi tubuh sangat beragam antar ras dan etnis yang
berbeda, misalnya antara Negroid (Afrika), Kaukasoid (Amerika Utara dan
Eropa), Mongoloid atau Asia dan Hispanik (Amerika Selatan). Perhatikan
data berikut yang diambil dari Kroemer (2003). Tinggi rata-rata orang
Cina (Bagian selatan) adalah 166 cm (laki-laki) dan 152 cm (perempuan).
Bandingkan dengan rata-rata orang Amerika Utara dengan tinggi badan
sekitar 179 cm untuk laki-laki dan 165 cm untuk perempuan. Orang Asia
biasanya mempunyai postur yang berbeda dengan Amerika dan Eropa,
dengan proporsi kaki yang lebih pendek dan punggung lebih panjang.
d. Pekerjaan dan Aktivitas
Perbedaan dalam ukuran dan dimensi fisik dapat dengan mudah
kita temukan pada kumpulan orang yang mempunyai aktivitas kerja
berbeda. Sebagai contoh, petani di desa yang terbiasa melakukan kerja
fisik berat memiliki antropometri yang berbeda dengan orang-orang yang
tinggal di kota dengan jenis pekerjaan kantoran yang hanya duduk di
depan komputer. Orang yang berolahraga secara rutin juga mempunyai
postur tubuh yang berbeda dengan mereka yang jarang olahraga.
e. Kondisi Sosio-Ekonomi
Faktor kondisi sosio-ekonomi berdampak pada pemberian nutrisi
dan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan badan. Selain itu, faktor ini
juga berhubungan dengan kemampuan untuk mendapatkan pendidikan

6
yang lebih tinggi. Mahasiswa memiliki tinggi tubuh yang lebih tinggi
daripada teman seusianya yang bukan mahasiswa. Panero dan Zelnik
(1979) menggambarkan hubungan yang linear antara rata-rata tinggi badan
dan bobot anak-anak di Amerika Serikat dengan pendapatan keluarga dan
tingkat pendidikan terakhir orang tuas. Berbagai penilitian menunjukkan
terjadinya peningkatan pada tinggi tubuh rata-rata manusia antargenerasi.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya kemakmuran
dan asupan gizi yang lebih baik dibandingkan generas sebelumnya.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart

8
3.2 DeskripsiPemecahanMasalah
a. Studipendahuluan
Displayadalah bagian dari lingkungan yang perlu memberikan
informasi kepada manusia (pekerja) agar tugas – tugasnya menjadi lancar.
b. Menentukan Rumusan Masalah, Tujuan Dan Batasan Masalah
1) Rumusan masalah
a) Bagaimana cara mengukur pembuatan display
b) Bagaimana cara menghitung pembuatan display
2) Tujuan
a) Mampu cara mengukur pembuatan display
b) Mampu cara menghitung pembuatan display
3) Batasan masalah
Batasan masalah adalah membuat satubuah display untuk tempat
yang telahd itentukan.
c. Identifikasi lingkungan
Lingkungan yang diamati adalahhimpunanmahasiswajurusan (HMJ)
fakultasteknikuniversitassingaperbangsakarawang.
d. Pengumpulan data
Melakukanpengumpulan dan perekapan data – data yang
dibutuhkanuntukpembuatan display tersebut.
e. Pengolahan data
Melakukan pengolahan data dari hasil peninjauan lingkungan yang
sesuai degan display. Adapun rumus untuk membuat sebuah display
antara lain:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑐𝑎
1) Tinggi (T)= 200
1
2) Tebal huruf= x T
6
2
3) Jarak antar kata = 3 x T
2
4) Lebarhuruf = 3 𝑥 𝑇
1
5) Jarakantarhuruf = 5 𝑥 𝑇

6) Jumlah Lebar Huruf= Jumlah kata pada tulisan x Lebar huruf


7) Jumlah Tebal Huruf = Jumlah huruf I x Tebal huruf

9
8) Jumlah Jarak antar Huruf= Jumlah kata pada tulisan x Jarak
9) Jumlah Jarak antar Kata= Jumlah huruf I x Jarak antar kata
10) Allowance Panjang & Allowance Tinggi
11) Tinggi Display = Tinggi (T) + Allowance tinggi
12) Panjang Display = Jumlah Lebar Huruf + Jumlah Tebal Huruf+
Jumlah Jarak antar Huruf +Jumlah Jarakantar Kata + Allowance
Panjang

10
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Definisi
Pengolahan data adalah manipulasi dari data kedalam bentuk yang
lebih berguna dan berarti, merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan masukan berupa data dan menghasilkan informasi. Pengolahan
data yang dilakukan pada penelitian kali ini, antara lain:
1. Perhitungan dalam Mengembalikan Kondisi Suhu Optimal Kerja di
Lantai 4 Gedung H. Opon.
Untuk mendapatkan hasil perancangan fasilitas atau perbaikan
yang sesuai, maka dilakukan beberapa pengolahan data sebagaiberikut;
a. Pengukuran Suhu Ruangan
b. Perancangan Penambahan Ekhaust pada Lantai 4
c. Desain Penempatan dan Pemasangan Ekshaust Fan
2. Display
Suatu display dapat dibuat dengan menggunakan rumus
diantaranya sebagai berikut;
a. Tinggi huruf,
b. Lebar huruf,
c. Tebal huruf,
d. Jarak antar huruf,
e. Jarak antar kata, dan
f. Warna latar dan huruf.
3. Analisis Intensitas Pencahayaan di Ruang Kuliah Gedung H. Opon
Untuk mendapatkan hasil perancangan fasilitas atau perbaikan
yang sesuai, maka dilakukan beberapa pengolahan data sebagai berikut;
a. Pengukuran Ruang Kuliah
b. Saran dan Solusi

11
4.2 Perhitungan dalam Mengembalikan Kondisi Suhu Optimal Kerja di
Lantai 4 Gedung H. Opon.
4.2.1 Pengukuran Suhu Ruangan
Hasil pengukuran suhu pada lantai 4 gedung H. Opon selama 14 hari

Tabel 4.1 Pengukuran Suhu Ruangan Lantai 4


Hari ke- Suhu
1 32
2 31,8
3 31,5
4 33
5 32,8
6 31
7 30
8 30,2
9 31
10 30,9
11 33
12 30,4
13 32
14 31

Dengan perhitungan tersebut maka dianalisis bahwa respon fisik dari


mahasiswa yang berada di luar kelas memiliki beberapa tanda
diantaranya adalah
1. Sekresi Pkeringat secara berlebih
2. Gelisah
3. Mulai kehilangan fokus
4. Pening dan mengantuk.
Menurut Wyon (1979), Kondisi suhu optimal suhu ruangan kerja
berada pada 26oC – 28oC. Ia meneliti efek stres moderat yang
ditimbulkan pada suhu ruangan terhadap fisik dan psikologis

12
manusia. Kerja manusia akan berada pada posisi optimal saat suhu
bernilai 26oC dan akan menurun seiring dengan bertambah dan
menurunnya suhu. Astrand menemukan bahwa terjadi penurunan
kesiagaan dalam sikap tanpa sadar.

4.2.2 Perancangan Penambahan Ekhaust pada Lantai 4


Ekshaust merupakan salah satu alat yang memiliki prinsip kerja
membuang suhu ruangan ke luar untuk mengurahi tingkat suhu
dalam ruangan. Selain itu, heksos berfungsi juga dapat meredam
udara yang memiliki bau pada ruangan. Dengan memasang dua
Ekshaust Fan diharapkan bahwa ruangan dapat kembali pada suhu
optimal untuk mendukung kerja manusai secara maksimum pada
suhu 26oC.

4.2.3 Desain Penempatan dan Pemasangan Ekshaust Fan

Gambar 4.2 Pemasangan Ekshaust Fan pada dinding dekat


tangga lantai 4
Penempatan dan pemasangan dilakukan tepat di areal dinding
sebelah atas tangga bertepatan dengan jendela. Karena hanya
terdapat sisi kosong pada wilayah tersebut. Keuntungan yang
didapat adalah ekshaust akan mengeluakan suhu panas ruangan ke
luar gedung sehingga dalam ruangan tersebut mendapat suhu
optimal. Selain itu, secara ekonomis penggunaan daya akan

13
sangat efisien karena tidak memerlukan zat pendukung lainnya.
Kekurangannya adalah penggunaan listrik yang harus
ditingkatkan untuk menangani masalah panas ruangan tersebut.

4.3 Display
4.3.1 Deskripsi display
Pembuatan display ini ditujukan untuk lingkungan di sekitar
kampus. Display yang dibuat adalah penunjuk arah tempat-tempat
yang berada di lingkungan Universitas Singaperbangsa Karawang
yang bertujuan untuk menunjukan kepada pengunjung ataupun
mahasiswa baru agar tidak kebingungan dalam pencarian lokasi.
Selain penunjuk arah, diperlukan juga display larangan parker
karena banyak pengguna-pengguna kendaraan yang memarkirkan
kendaraannya bukan pada tempatnya. Display larangan parkir juga
ditujukan untuk membedakan area yang tidak boleh terparkir
kendaraan.

4.3.2 Pengolahan Data

1. Perhitungan Display

Jarak Visual (mm) 10000


a. Tinggi Huruf (H) = = = 50 mm
200 200

1 1
b. Tebal Huruf Besar = 𝐻 = 𝑥 50 𝑚𝑚 = 8.34 mm
6 6

2 2
c. Lebar Huruf Besar = 𝐻 = 𝑥50𝑚𝑚 = 33.34 mm
3 3

2 2
d. Jarak spasi antarkata = 𝐻 = 𝑥 50 mm = 33.34 𝑚𝑚
3 3

1 1
e. Jarak spasi antarhuruf = 𝐻 = 𝑥 50 mm = 12.50𝑚𝑚
4 4

14
4.3.3 Rancangan Display

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka rancangan


display yang akan dibuat seperti gambar berikut dengan perbandingan
1:1
Alasan memberi warna dasar hijau adalahsebagai penanda
sebuah petunjuk dan tulisan putih diberikan sebagai warna kontras
terhadap warna latar bingkai yang berwarna hijau.

Untuk display laranganparkirdiberi warna dasar putih dan merah


adalahsebagai penanda sebuah larangan dan tulisan hitam diberikan
sebagai warna kontras terhadap warna latar bingkai yang berwarna
putih.

15
4.3.4 Penempatan Display
Adapun alasan ditempatkannya display tersebut di lingkungan
UniversitasSingaperbangsaKarawang agar dapat terlihat dan dibaca
oleh pengguna kampus.

4.4 Analisis Intensitas Pencahayaan di Ruang Kuliah Gedung H. Opon


4.4.1 Pengukuran Ruang Kuliah
Hasil pengukuran ruangan di lantai 2 gedung H.Opon:

No Ruangan Panjang Lebar Tinggi


1 RA. 2-14 7m 7m 4m

Berdasarkan acuan standar SNI maka titik ukur keseluruhan


ruangan kuliah RA. 2-14 sebanyak 50 titik dengan jarak 1 meter
setiap titiknya.
Ruang kuliah di Gedung H.Opon meruoakan tempat yang
digunakan untuk mahasiswa Unsika kuliah. Untuk itu kualitas
pencahayaan sangatlah penting untuk menunjang aktivitas belajar
mengajar. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, pencahayaan
di ruang kuliah masih kurang terang dan juga masih terdapat lampu
yang tidak menyala jadi menyebabkan penyebaran cahaya tidak
merata sehingga mempengaruhi kenyamanan dalam pembelajaran.

16
4.4.2 Saran dan Solusi
Berdasarkan hasil analisis pencahayaan di ruangan Gedung
H.Opon jauh dibawah standar yang telah ditentukan SNI yaitu 250
lux. Dari permasalahan di atas kami memberian solusi yaitu :
1. Selalu memasang lampu pada armature
2. Pastikan lampu menyala dengan merata di setiap ruangan
3. Selalu menjaga kebersihan pada ruangan, karena semakin
bersih ruangan maka kualitas cahaya akan semakin baik,
4. Pemberian warna yang cerah untuk dinding, lantai dan langit-
langit

17
BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengolahan data adalah manipulasi dari data kedalam bentuk yang


lebih berguna dan berarti, merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan masukan berupa data dan menghasilkan informasi. Pengolahan
data yang dilakukan pada penelitian kali ini, antara lain:
1. Perhitungan dalam Mengembalikan Kondisi Suhu Optimal Kerja di
Lantai 4 Gedung H. Opon.
Untuk mendapatkan hasil perancangan fasilitas atau perbaikan
yang sesuai, maka dilakukan beberapa pengolahan data sebagai berikut;
a. Pengukuran Suhu Ruangan
b. Perancangan Penambahan Ekhaust pada Lantai 4
c. Desain Penempatan dan Pemasangan Ekshaust Fan
2. Display
Suatu display dapat dibuat dengan menggunakan rumus
diantaranya sebagai berikut;
a. Tinggi huruf,
b. Lebar huruf,
c. Tebal huruf,
d. Jarak antar huruf,
e. Jarak antar kata, dan
f. Warna latar dan huruf.
3. Analisis Intensitas Pencahayaan di Ruang Kuliah Gedung H. Opon
Untuk mendapatkan hasil perancangan fasilitas atau perbaikan
yang sesuai, maka dilakukan beberapa pengolahan data sebagai berikut;
a. Pengukuran Ruang Kuliah
b. Saran dan Solusi

18
BAB VI
KESIMPULAN

1. Perhitungan dalam Mengembalikan Kondisi Suhu Optimal Kerja di Lantai 4


Gedung H. Opon.
Untuk mendapatkan hasil perancangan fasilitas atau perbaikan yang
sesuai, maka dilakukan beberapa pengolahan data sebagai berikut;
a. Pengukuran Suhu Ruangan
b. Perancangan Penambahan Ekhaust pada Lantai 4
c. Desain Penempatan dan Pemasangan Ekshaust Fan
2. Display
Display yang dibuat adalah petunjuk arah Gedung-gedung yang ada di
lingkungan kampus Universitas Singaperbangsa Karawang dan juga larangan
parkir yang di pasang di area-area tertentu. Suatu display dapat dibuat dengan
menggunakan rumus diantaranya sebagai berikut;
a. Tinggi huruf,
b. Lebar huruf,
c. Tebal huruf,
d. Jarak antar huruf,
e. Jarak antar kata, dan
f. Warna latar dan huruf.
3. Analisis Intensitas Pencahayaan di Ruang Kuliah Gedung H. Opon
Untuk mendapatkan hasil perancangan fasilitas atau perbaikan yang
sesuai, maka dilakukan beberapa pengolahan data Pengukuran Ruang Kuliah
dengan saran dan solusinya
a. Selalu memasang lampu pada armature
b. Pastikan lampu menyala dengan merata di setiap ruangan
c. Selalu menjaga kebersihan pada ruangan, karena semakin bersih ruangan
maka kualitas cahaya akan semakin baik,
d. Pemberian warna yang cerah untuk dinding, lantai dan langit-langit

19
DAFTAR PUSTAKA

Chaffin, D.B., dan Anderson, G.B. (1991). Occupational Health and Safety
American Library Association.
Iridiastadi, Hardianto dan Yassierli. 2017. Ergonomi Suatu Pengantar. PT. Remaja
Rosdakarya Offset: Bandung.
Sutalaksana, Iftikar Z. Dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik
Industri. ITB: Bandung

20

You might also like