Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
AZIZAH
NIM. 22020117210029
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari terapi bermain mewarnai dan menggambar ini adalah untuk menurunkan
hospiralisasi anak pra sekolah di ruang anak lantai 1 RSUP Dr. Kariadi Semarang
C. Sasaran
Anak -anak usia prasekolah di ruang perawatan anak lantai 1 RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik Sasaran
1. Kriteria inklusi terapi bermain
a. Anak usia prasekolah (3-6 tahun)
b. Anak tidak mengalami bedrest total
c. Anak tidak sedang dalam program transfusi
d. Anak dan keluarga bersedia mengikuti terapi bermain bernyanyi
2. Kriteria eksklusi terapi bermain
a. Pasien koma
b. Pasien kritis
c. Pasien gawat darurat
d. Pasien dengan sesak nafas kronis
B. Analisa Kasus
Ruang anak lantai 1 RSUP dr. Kariadi Semarang merawat pasien anak usia
dia bawah 18 tahun. Di ruangan memiliki beberapa klien anak usia 3-6 tahun dengan
berbagai macam diagnosa medis. Anak-anak pada usia ini sangat rentan mengalami
hospitalisasi. Hal ini ditunjukkan dengan sering merengek, bosan, marah, dan
cenderung tidak kooperatif pada semua tindakan keperawatan. Salah satu cara
megatasi hospitalisasi pada anak yaitu dengan memberikan program terapi bermain
yaitu terapi bermain mewarnai dan menggambar. Harapannya setelah diberikan
terapi tersebut anak mulai dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi rumah sakit
serta tingkat kecemasannya juga dapat menurun.
C. Prinsip Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir, yang dilakukan secara sukarela
dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar (Hurlock, 1978). Bermain adalah
tindakan atau kesibukan suka rela yang dilakukan dalam batas-batas tempat atau
wkatu, berdasarkan aturan-aturan yang mengikat tetapi diakui secara suka rela
dengan tujuan dalam diri sendiri disertai perasaan tegang dan senang (Mayke, 2005).
Sedangkan terapi bermain merupakan salah satu kegiatan untuk menghibur dan suatu
alat yang paling penting untuk penatalaksanaan stress karena reaksi hospitalisasi
dimana anak merasa stress, emosi dan rasa takut, dengan pemberian terapi bermain
anak dapat mengeluarkan rasa takut membantu beradaptasi dengan lingkungan dan
juga sebagai alat koping menghadapi stress (Wong, 2009).
Berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan, permainan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu permainan aktif dan permainan pasif. Permainan aktif yaitu permainan
yang menyababkan anak mengeluarkan banyak energi akibat banyak aktivitas fisik
yang dilakukan. Macam-maam permainan aktif yaitu permainan bebas dan spontan,
permainan konstruktif, permainan peran, permainan pengumpulan benda-benda,
melakukan jelajah, dan permainan games atau olahraga. Sedangkan permainan pasif
yaitu permainan yang menyebabkan anak mengeluarkan sedikit energi akibat
aktivitas fisik yang sedikit. Permainan pasif bersifat hiburan, hal ini dikarenakan
anak memperoleh kesenangan bukan berdasarkan kegiatan yang dilakukan sendiri.
Macam-macam permainan pasif yaitu membaca, melihat komik, menonton film,
mendengarkan musik dan mendengarkan radio (Mayke, 2005).
Berdasarkan analisa fenomenologis yang disebut bermain memiliki beberapa
ciri-ciri. Diantaranya yaitu selalu bermain dengan sesuatu, terdapat interaksi atau
timbal balik, bersifat dinamis, lebih menekankan pada proses dari pada hasil akhir,
bebas memilih, dan berkualitas pura-pura atau memisahkan dari kehidupan nyata
sehari-hari.
D. Karakteristik Permainan
Terapi bermain yang diberikan pada anak usia 3 sampai 6 tahun lebih
berprinsip pada penekanan pengembangan bahasa, mengasah motorik halus dan
mengontrol emosi.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN
K. Pengorganisasian
1. Leader : Azizah
2. Observer dan dokumentasi : Mega estin, fahmi
3. Fasilitator : Azizah dan Mega
4. Peserta : An. T (usia pra sekolah -6 tahun)
5. Setting tempat
Keterangan:
: klien
: perawat leader
: keluarga klien
L. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Mempersiapkan pre planning 1 hari sebelum hari pelaksanaan.
b. Kontrak waktu dan topik dengan pihak ruangan (CI) 1 hari sebelum hari
pelaksanaan.
c. Memilih dan menentukan klien yang akan dilibatkan dalam program terapi
bermain 1 hari sebelum hari pelaksanaan.
d. Kontrak waktu dengan klien atau keluarga klien 1 hari sebelum hari
pelaksanaan.
e. Mempersiapkan media 1 jam sebelum waktu pelaksanaan.
2. Proses
a. Anak menyambut dengan antusias.
b. Anak memperhatikan materi yang disampaikan.
c. Anak aktif memberi respon terhadap materi yang disampaikan perawat.
3. Hasil
a. Dalam waktu 30 menit, terapi ini dapat mengurangi masalah stress
hospitalisasi yang sering terjadi pada anak selama di rawat di rumah sakit.
b. Indikator
1) Anak mampu mengurangi rasa bosannya selama menjalaani perawatan
di rumah sakit dengan terapi bermain origami, ditandai dengan:
a) Anak terlihat lebih ceria
b) Anak lebih jarang menangis dan tidak rewel setelah mengikuti terapi
bermain.
2) Anak lebih kooperatif kepada perawat dan tenaga medis lain, ditandai
dengan :
a) Anak tidak takut lagi dengan perawat.
b) Anak tidak menangis saat didekati perawat.
BAB IV
PELAKSANAAN BERMAIN
Kemudian mahasiswa mengambil media yang akan digunakan yaitu, kertas cat air,
kuas dan pallet. Anak bermain di damping dengan ibu klien juga lalu klien mewarnai
tangan kien lalu menempelkan kekertas saat sudah selesai dan menambah warna pada
kertas tersebut sehingga membentuk hewan jerapah
Setelah 10 menit mewarnai, akhirnya gambar mobil tersebut selesai diwarnai secara
keseluruhan. Klien tampak senang, dan menuliskan namanya di kertas gambar tersebut.
Klien ingin gambarnya dipasang di majalah dinding ruangan rawat inap anak. Klien ingin
besok menggambar kembali. Terapi mewarnai gambar ini selesai pukul 14.15 menit.
BAB V
PENUTUP
Hospitalisasi pada anak yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit adalah hal yang
wajar, karena anak mengalami stressor baru baik lingkungan, status kesehatannya
program terapi maupun berinteraksi dengan orang-orang baru. Namun hospitalisasi pada
anak dapat diminimalkan dengan terapi bermain. Karena dunia anak identik dengan dunia
bermain. Dengan bermain perhatian anak dapat teralihkan dan anak menjadi senang akan
lebih nyaman. Selain itu, terapi bermain dapat juga mengurangi efek samping dari
hospitalisasi dan pengobatan pasien seperti kecemasan sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwia, E. S., & Deswitaa. (2013). Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai
Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia, 16–20.
Sarti. (2018). Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai Gambar
Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Pra-Sekolah Di Ruang Melati Rsud
Dr. Soedirman Kebumen.
Agustina, E., & Puspita, A. (2010). Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Mewarnai
Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah yang Rawat Inap, 1(2),
36–43.
Wowiling, F. E., Abram, A. Y. I., & Babakal, A. (2016). Pengaruh Terapi Bermain
Mewarnai Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah
Akibat Hospitalisasi.