You are on page 1of 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare adalah gastroenteritis yang merupakan satu

masalah kesehatan utama dari masyarakat di banyak negara-negara

berkembang termasuk Indonesia. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang

melanda negara-negara ASIA dimana Indonesia yang terparah, angka

kejadian diare menunjukkan kenaikan.

Di beberapa negara lebih dari sepertiga tempat tidur anak di

rumah sakit dihuni oleh penderita diare. Menurut WHO tahun 2005, diare

merupakan penyebab kematian anak usia di bawah 5 tahun menempati

urutan ketiga dengan jumlah kematian 1.763 pertahun dengan angka

kematian 17 %.

Dinegara yang sedang berkembang sebanyak 1,8 juta orang

hidup tanpa memiliki akses terhadap air yang layak, sementara 2,6 juta

orang tanpa akses sanitasi yang layak. Hal tersebut mengakibatkan

berkembangnya penyakit diare. Sedangkan di ASIA terdapat 1,3 miliar

balita, sebanyak 3 juta balita meninggal tiap tahun akibat diare, yang

berarti setiap menit seorang balita meninggal.

Di Indonesia tingkat kematian diare berdasarkan Survey

kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001 adalah 23 per 100.000

penduduk (semua umur) dan 75 per 100.000 penduduk pada usia balita.

Disamping angka kesakitan dan kematian masih tinggi juga kadang-

1
kadang timbul kejadian luar biasa. Sesuai data KLB diare nasional

perpropinsi tahun 2005 bahwa setiap tahunnya jumlah penderita diare

mengalami peningkatan dari tahun 2003 sebanyak 4.622 orang dengan

kematian 128 (CFR) 2,77 %,pada tahun 2004 jumlah penderita sebanyak

1.436 orang dengan kematian (CFR) 1,60 % dan tahun 2005 penderita

sebanyak 5.051 dengan kematian 127 kasus dan CFR 2,51 % pada 12

propinsi di Indonesia.

Berdasarkan profil kesehatan propinsi Sulawesi Tengah, penyakit

diare merupakan penyakit endemis di Sulawesi Tengah dan sering

menimbulkan KLB.Jumlah kasus penyakit diare selama tahun 2007

menempati urutan kedua dari sepuluh penyakit terbesar dengan jumlah

3.264 kasus dengan kasus tertinggi pada bulan Agustus sebesar 406

kasus. Hampir semua kabupaten mengalami kejadian luar biasa diare.Hal

ini disebabkan karena perilaku hidup bersih masih kurang dan perubahan

musim serta pengolahan air nersih yang tidak memenuhi syarat.

Di wilayah puskesmas Lawanga pada tahun 2007 penderita diare

sebanyak 421 kasus dengan jumlah kematian 1 orang sedangkan pada

tahun 2006 penderita diare sebanyak 430 kasus dengan jumlah kematian

2 orang.Kasus tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 69 kasus,

dan bulan Agustus sebanyak 59 kasus. Semua ini disebabkan oleh

lingkungan yang tidak memadai, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi

dan perilaku masyarakat yang tidak perduli terhadap kesehatan

lingkungan.

2
B.Batasan Masalah

Bagaimana pelaksanaan surveilance dan distribusi epidemilogi

penyakit Diare di Puskesmas Lawanga tahun 2007.

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan surveillance dan distribusi penyakit

Diare di Puskesmas Lawanga tahun 2007.

2. Tujuan khusus.

a. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pengumpulan data

penyakit Diare di Puskesmas Lawanga tahun 2007.

b. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pengelolaan dan

analisis data penyakit Diare di Puskesmas Lawanga periode

Januari s/d Desember 2007.

c. Untuk mengetahui gambaran diseminasi data penyakit Diare

baik secara Horisontal maupun Vertikal.

d. Untuk mengetahui distribusi penyakit Diare menurut umur dan

jenis kelamin di Puskesmas Lawanga tahun 2007.

e. Untuk mengetahui distribusi penyakit Diare menurut waktu di

Puskesmas Lawanga tahun 2007.

f. Untuk mengetahui distribusi penyakit Diare menurut kelurahan

di Puskesmas Lawanga tahun 2007.

3
D.Kegunaan Penelitian

a.Bagi Mahasiswa

Sebagai pengetahuan,pengalaman dan wawasan di bidang

penyakit diare, serta dapat mengaplikasikan teori yang didapat

dari materi kuliah dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.

b.Program.

Menjadi masukan bagi pelaksanaan program untuk perencanaan

dan evaluasi pelaksanaan surveillance dimasa yang akan datang.

c.Ilmiah

Diharapkan menjadi bahan informasi dan kajian ilmiah untuk

meningkatkan kinerja petugas pada masa datang.

E. Sistematika Penulisan

Bab I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Batasan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

E. Sistematika Penulisan

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab III. METODE PENELITIAN

Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab V. SIMPULAN DAN SARAN

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Surveilance Epidemiologi

1. Pengertian

Surveilance epidemilogi adalah rangkaian sistematik dan

berkesinambungan dalam pengumpulan data, analisa dan

interpretasi data Kesehatan dalam proses untuk menjelaskan dan

memantau suatu peristiwa kesehatan.

2. Tujuan Surveilance

a. Identifikasi, Insvestigasi dan penanggulangan situasi

luar biasa atau wabah yang terjadi dalam masyarakat sedini

mungkin.

b. Identifikasi kelompok penduduk tertentu dengan

risiko tinggi.

c. Untuk penentuan penyakit dan prioritas

penanggulangannya.

d. Untuk bahan evaluasi antara input pada berbagai

program kesehatan dengan hasil luaran berupa insidensi dan

prevalensi penyakit dalam masyarakat.

e. Untuk memonitor kecendrungan (trend)

perkembangan situasi kesehatan maupun penyakit dalam

masyarakat.

3. Kegiatan Surveilance epidemiologi

5
Bentuk kegiatan Surveilance epidomiologi dapat bersifat rutin dan

bersifat khusus.

Bentuk kegiatan yang bersifat rutin mencakup :

a. Laporan rutin penyakit tertentu, baik

penyakit menular maupun penyakit tidak menular atau berbagai

penyakit yang berhubungan dengan kesehatan secara umum.

b. Pencatatan dan pelaporan penyakit

tertentu dalam masyarakat yang biasa terbatas pada berbagai

kejadian yang mungkin mempunyai dampak yang berat atau

yang mempunyai potensi wabah.

c. Pelaksanaan dan pencatatan jenis

penyakit yang wajib dilaporkan termasuk penyakit menular

tertentu/penyakit karantina serta berbagai penyakit yang

dianggap mempunyai potensi wabah.

d. Surveilance ekologi dan lingkungan

yakni suveilance yang khusus dilakukan terhadap berbagai jenis

vektor penyakit menular, pengamatan terhadap pencemaran

lingkungan, tanah, air dan udara serta pengamatan terhadap

beradanya bahan berbahaya lain dari suatu lingkungan.

6
e. Pengamatan dan pengawasan

pemakaian zat tertentu, seperti insektisida vaksin dan lain

sebagainya.

f. Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital

yang meliputi kelahiran, perkawinan, perceraian dan kematian.

4. Komponen Surveilance Epidemiologi

a. Pengumpulan/pencatatan kejadian (data) yang dapat dipercaya.

b. Pengolahan data untuk memberikan keterangan yang berarti

c. Anlisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan

d. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik

e. Hasil evaluasi terhadap sistem surveikance.

5. Kegunaan Sistem Surveilance Epidemiologi

a. Dapat mendeteksi

kecenderungan perubahan kejadian penyakit tertentu.

b. Dapat mendeteksi kejadian

Luar Biasa.

c. Dapat memberikan perkiraan

tentang besarnya morbiditas dan mortalitas sehubungan

dengan masalah kesehatan .

7
d. Dapat merangsang dan

mendorong diadakannya penelitian epidemiologis tentang

kemungkinan pencegahan dan penanggulangan.

e. Dapat mengidentifikasi faktor

risiko yang berkaitan dengan kejadian penyakit.

f. Dapat memperhitungkan

kemungkinan tentang adanya pengaruh atau efek upaya

penanggulangan kejadian penyakit/gangguan kesehatan.

g. Dapat memberikan perbaikan di

bidang klinik bagi pelaksana pelayanan kesehatan.

B. Tinjauan Umum Penyakit Diare

1. Pengertian

Diare adalah suatu penyakit dengan buang air besar yang

tidak normal atau mengalami peningkatan dan perubahan bentuk

tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi

buang air besar atau defikasi dari biasanya ( lebih dari 3 kali )

disertai adanya perubahan bentuk atau konsistensi tinja dari

penderita yang bersangkutan. Perubahan konsistensi dan frekuensi

ini terjadi akibat adanya peningkatan pelepasan (sekresi) cairan

dalam saluran cerna. Gangguan penyerapan ini terjadi akibat

8
kerusakan pada dinding usus yang disebabkan oleh kuman yang

masuk ke tubuh manusia.

2. Etiologi / Penyebab

Diare merupakan gangguan pencernaan ayang sering dialami

oleh semua orang, terutama bayi dan anak-anak. Diare dapat

disebabkan oleh adanya infeksi virus yang menyebabkan saluran

cerna tidak berfungsi dengan baik, atau infeksi parenteral yaitu

infeksi di bagian tubuh di luar alat pencernaan serta gangguan non

infeksi seperti makanan dan minuman, obat-obatan yang dapat

merangsang dinding saluran cerna.

Secara klinis diare dapat disebabkan oleh adanya infeksi yang

disebabkan bakteri, virus, dan parasit.Selain itu terjadinya

aabsorpsi, alergi terhadap susu,keracunan dan immunodefisiensi.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi terjadinya diare adalah

faktor lingkungan, status gizi, sosial ekonomi, pendidikan, perilaku

hidup sehat ( hygienis) dan variasi musim.

3. Masa Inkubasi

Adapun masa inkubasidari etiologi diare adalah :

a. Vibrio cholerae : beberapa jam - 5 hari

b. Salmonella : 12 – 24 jam

c. Shigella dysentry :: 2 – 3 hari

d. E. Coli : 3 – 4 hari

4. Gejala/ tanda-tanda bahaya

9
Diare adalah buang air besar lembek, cair bahkan seperti air,

yang frekuensinya lebih sering dari biasanya. Pada umumnya 3 kali

atau lebih dari sehari, kadang-kadang disertai dengan muntah,

badan lesu atau lemah, panas, tidak napsu makan, mengandung

darah atau lendir dalam kotoran sesuai dengan penyebab diarenya.

Diare dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi akibat

mencret yaitu dehidrasi, baik ringan, sedang maupun berat. Selain

itu diare juga menyebabkan berkurangnya cairan tubuh

(hypovolemik), keadaan natrium dalam tubuh (hyponatremia) dan

kadar gula dalam tubuh (hypoglikemia).Mencret terjadi karena

adanya kuman yang masuk kedalam usus halus, kemudian

berkermbang biak. Kuman yang menempel pada dinding usus

menyebabkan dinding usus rusak.

Tanda-tanda klinis diare akibat berbagai infeksi yang terjadi :

a. Kolera , diare yang disebabkan toksi kolera yang menyebabkan

sekresi air dan elektrolit di usus yang berlebih sehingga diare

sering berat dan menyebabkan dehidrasi,kolaps serta

kematian.Diare ini timbul secara mendadak tanpa rasa sakit

perut, muntah-muntah,tinja mengucur seperti air cucian beras,

berbau amis, dehidrasi dan shock, biasanya menyrang anak-

anak.

10
b. Shigella , diare yang disertai panas. Tinja cair dan berdarah,

tidak jarang disertai tenesmus dan kram perut, paling banyak

menyerang anak-anak kurang dari 2 tahun.

c. Salmonella , diare biasanya cair disertai

rasa mual, kram perut dan panas, tinja biasanya berbau seperti

telur busuk.

d. Virus

Diare yang disebabkan oleh virus rotavirus biasanya disertai

muntah dan panas, berbusa, berbau asam dan tidak berdarah

atau berlendir. Diare disertai muntah-muntah menyebabkan

sekresi air dan elektrolit yang berlebihan sehingga

menyebabkan kekurangan kalium dalam darah, virus jenis ini

akan sembuh dengan sendirinya 2 – 3 minggu setelah sakit.

e. Amueba

Diare biasanya berlendir disertai darah, terkenal dengan

nama dysentri amueba. Gejala yang mencolok adalah

tenesmusnya. Penularannya melalui makanan atau air minum

yang tercemar oleh E.Histolitica, dan diare ini tidak

menimbulkan dehidrasi.

f. Pada anak atau balita tanda-tanda adanya dehidrasi adalah

rewel dan sering kehausan. Pada keadaan yang berat anak

11
menjadi kurang respon terhadap keadaan sekitarnya dan

terlihat lemah.

5. Pengobatan

Sebanyak 60 %penanganan penyakit diare di Indonesia

ditangani secara keliru. Kekeliruan ini antara lain ditandai dengan

pemberian obat anti diare serta antibiotik.Padahal pemberian anti

diare mengakibatkan kotoran manusia menjadi mampet,

sedangkan kotoran tersebut harus dikeluarkan karena mengandung

toksin yang tidak boleh diserap tubuh. Pebgobatan yang paling

tepat adalah pemberian oralit bagi penderita diare.

Sebenarnya prinsip pengobatan diare adalah mengganti

cairan tubuh yang hilang akibat buang air besar dan muntah-

muntah sebagai tindakan awal dengan pemberian air

minumsebanyak-banyaknya atau oral rehydration solution (ORS)

seperti oralit atau larutan gula garam (LGG) dengan cepat dimulai

segera setelah gejala diare mulai muncul.

Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian

larutan elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk

mengganti cairan tubuh, atau diinfus.Masalah dapat timbul karena

adanya sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat inapkan

si sakit. Hal ini dapat berakibat waktu untuk mengatasi masalah

diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien

kearah yang lebih fatal.

12
Diare akut/mendadak disebabkan oleh virus, tidak

memerlukan pengobatan kecuali pemberian makanan dan

minuman yang cukup,karena proses diare sendiri adalah

mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi

makanan dari usus. Maka akan sembuh dengan sendirinya setelah

beberapa hari dimana diare makin berisi dari air mulai berampas,

berkurang frekuensi dan sembuh.

Untuk diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti

salmonella Sp, giardialambia,entamuba coli perlu mendapatkan

terapi antibiotik yang rasional dalam artian antibiotik yang diberikan

bertujuan untuk membasmi kuman.

Pemeriksaan etiologi diare secara rutin di laboratorium

tidak praktis dan gejala klinisnya juga tidak spesifik, oleh karena itu

pengobatan penderita diare harus berdasarkan gejala utama

penyakit dan pengertian dasar tentang mekanisme patogenesisnya

karena prinsip utama pengobatan ditujukan untuk mengobati gejala

yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kekurangan

cairan.

6. Cara Penularan

Hal yang paling utama dilakukan dalam suatu kejadian

penyakit diare yang mewabah adalah mengetahui sumber-sumber

penularan. Karena diare adalah penyakit saluran pencernaan maka

penularan melalui makanan dan minuman yang sudah tercemar

13
atau terinfeksi oleh kuman yang berasal dari tinja penderita diare

(rute fecal-oral). Selain itu kebersihan perorangan (hygiene) yang

perlu ditingkatkan, sanitasi lingkungan rumah tangga perlu

dilaksanakan dengan baik agar tidak menjadi sumber penularan

penyakit diare.

7. Epidemiologi

Masalah terbesar yang menyebabkan diare adalah

kebersihan, makanan dan kehygienisan yang menyangkut perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) serta sanitasi lingkungan yang

buruk. Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran

kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare adalah :

a. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada pertama

kehidupan bayi.

b. Penggunaan botol

susu.

c. Penyimpanan

makanan masak pada suhu kamar.

d. Penggunaan air

minum yang tercemar.

e. Tidak mencuci

tangan sesudah membuang air besar dan sesudah membuang

tinja anak/bayi sebelum makan dan menyuapi anak.

8. Pencegahan dan Pemberantasan

14
Mencegah dan menghindari lebih baik dari pada mengobati

meskipun diare dapat menyerang siapa saja dan kapan saja,

penyakit ini dapat kita hindari dan cegah dengan cara

memperaktekan gaya hidup bersih dan pola makan yang teratur

dan sehat.Untuk mencegahnya ada beberapa langkah pencegahan

penyakit diare adalah

a. Berikan ASI secara

penuh jika anak masih menyusui

b. Perhatikan

kebersihan dan gizi keluarga yang seimbang

c. Mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan

d. Memasak makanan

dan minuman hingga matang

e. Menggunakan air

bersih dan sanitasi yang baik

f. Menghindari

makanan yang terkontaminasi

g. Penggunaan

jamban

h. Bersihkan botol

susu dengan air panas.

15
i. Menjaga kebersihan

perorangan dan lingkungan.

BAB III

METODE SURVEILANS

A. Metode Surveilans

Survey khusus penyakit diare dengan pendekatan deskriktif.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Semua penderita Diare yang berobat di Puskesmas Lawanga

Kabupaten Poso periode Januari s/d Desember 2007.

2. Sampel

Semua penderita Diare yang berobat di Puskesmas Lawanga

Kabupaten Poso periode 1 Januari s/d Desember 2007.

C. Pengolahan Data

Agar data-data yang dikumpulkan menjadi data yang bermakna

atau berarti, maka data mentah tersebut perlu diolah dahulu sebelum

disajikan.Pengolahan data tersebut dapat dilakukan secara manual

serta bantuan program microsoft excel.

16
D. Analisis Data

Data yang telah diolah dianalisis secara deskriptif dan penyajian

data dalam bentuk tabel dan grafik.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Geografi

Puskesmas Lawanga mempunyai wilayah kerja yang terdiri

dari 6 Kelurahan yang termasuk kecamatan Poso Kota Utara

dengan luas wilayah 15,34 km yang terdiri dari 1 dusun 40 RT.

2. Kependudukan

Puskesmas Lawanga mempunyai jumlah penduduk

sebanyak 10.307 Jiwa dan 2.932 Kepala Keluarga dengan rata-rata

4 jiwa/rumah .

3. Tingkat Sosial Ekonomi

Wilayah kerja Puskesmas Lawanga merupakan daerah

dekat pantai dengan mata pencaharian sebagian warga adalah

nelayan, petani dan wiraswasta serta pegawai Negeri Sipil.

4. Sarana dan Prasarana Kesehatan Masyarakat

Sarana kesehatan fisik yang tersedia berupa bangunan

gedung puskesmas induk, pustu 1 buah Polindes/Poskesdes 4

buah dan 12 posyandu dengan jumlah tenaga 39 orang yang

17
melakukan pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Lawanga.

B. Hasil

1. Metode surveilans

Metode pelaksanaan surveilans diare di Puskesmas Lawanga

adalah system pelaporan rutin dikumpulkan dan dilaporkan oleh

staf.

2. Pelaksanaan surveilans Diare

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data penyakit diare di Puskesmas Lawanga

dilakukan oleh petugas pemegang program dan khusus

menangani surveilans. Pengumpulan data dilakukan setiap hari

dengan cara menginput keterangan dibuku register kunjungan

pasien rawat jalan, serta mengumpulkan laporan penyakit setiap

bulan dari petugas maupun bidan di desa menggunakan format

LB1 survelans terpadu puskesmas,laporan W2 dan laporan W1

b. Pengolahan Data

Hasil pengolahan data dikeluarkan dalam bentuk laporan

mingguan, bulanan dan tahunan sesuai dengan format yang

ada. Hasil dari pengolahan data kesakitan dan kematian

disajikan dalam bentuk table, grafik dan Card. Perhitungan

18
frekuensi penyakit menurut rate proporsi dan rasio juga

dilakukan.

c. Analisis Data

Tujuan dari suatu analisis data adalah melihat variable-

veriabel yang dapat menggambarkan suatu permasalahan dan

factor yang mempengaruhi serta bagaimana data dapat

menjelaskan tujuan dari suatu system. Data yang telah

dikumpulkan dan diolah selanjutnya dianalisis. Analisis data ini

masih kurang karena masih mengambil data sekunder tanpa

langsung melihat atau dihubungkan dengan factor risiko

penyakit diare.

d. Diseminasi Data

Penyebarluasan data dilakukan setelah data diolah dan

dianalisis, selanjutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Poso, juga pada saat lokmin tiap bulan masing-masing program

untuk menyampaikan permasalahanya.

3. Data Penderita

Variabel epidemiologi adalah karakteristik populasi dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karakteristik populasi

meliputi umur, jenis kelamin dan lain-lain. Faktor-faktor yang

mempengaruhinya meliputi variabel waktu, tempat dan orang.

19
Berdasarkan hal tersebut, sesuai dengan data yang diperoleh

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Distribusi menurut orang


1).Menurut Jenis Kelamin

Tabel 1. Distribusi penderita diare menurut jenis kelamin


Di puskesmas lawanga tahun 2007.

NO JENIS KELAMIN
BULAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
N % N % N %
1 Januari 32 46,38 37 53,62 69 100
2 Pebruari 19 40,43 28 59,57 47 100
3 Maret 13 43,33 17 56,67 30 100
4 April 10 41,67 14 58,33 24 100
5 Mei 12 54,55 10 45,45 22 100
6 Juni 12 57,14 9 42,86 21 100
7 Juli 28 53,84 24 46,16 52 100
8 Agustus 25 42,37 34 57,63 59 100
9 Septembe 12 41,37 17 58,63 29 100
r
10 Oktober 10 52,63 9 47,37 19 100
11 Nopember 17 51,51 16 48,49 33 100
12 Desember 6 37,50 10 62,50 16 100
Jumlah 196 46,55 225 53,44 421 100
Sumber : Laporan SP2TP Puskesmas Lawanga tahun 2007.

Berdasarkan tabel 1 ,nampak bahwa kasus diare pada

jenis kelamin perempuan sebesar 196 penderita (46,55%) dan

pada laki-laki sebesar 225 penderita (53.44%).

20
Berdasarkan proporsi penyakit diare lebih banyak

diderita oleh perempuan sebanyak 46,55 % sedang pada laki-laki

sebanyak 53,44 %.

2). Menurut Kelompok Umur

Tabel 2. Distribusi Penderita Diare Menurut Kelompok Umur


Berdasarkan Bulan di Puskesmas Lawanga Tahun 2007.

Kelompok Umur
Bulan <1 % 1-4 % 5-14 % 15- % >44 %
Th Th Thn 44 Thn
Januari 8 13,1 15 13,4 17 21,5 18 14,9 11 22,9
Februari 6 9,8 12 10,7 15 18,9 9 7,4 5 10,4
Maret 3 4,9 5 4,5 8 10,1 10 8,3 4 8,3
April 2 3,3 8 7,1 5 6,3 9 7,4 0 0
Mei 2 3,3 6 5,4 3 3,8 9 7,4 2 4.2
Juni 5 8,2 7 6,3 3 3,8 2 1,7 4 8,3
Juli 11 18, 14 18,1 7 8,9 11 9,1 9 18,8
Agustus 11 18 17 15,2 5 6,3 24 19,8 2 4,2
September 2 3,3 11 9,8 3 3,8 12 9,9 1 2,1
Oktober 3 4,9 9 8,0 3 3,8 2 1,7 2 4,2
November 7 11,5 8 7,1 4 5,1 11 9,1 3 6,25
Desember 1 1,6 0 0 6 7,6 4 3,3 5 10,4
100 112 100 79 100 121 100 48 100

61
Sumber : Laporan SP2TP Puskesmas Lawanga Tahun 2007.

Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa kasus diare

mengalami peningkatan pada bulan Januari pada semua kelompok

umur, dan pada kelompok umur 15-44 tahun sebanyak 24 kasus

21
atau 19,8 % terjadi pada bulan Agustus 2007.Pada kelompok umur

kurang dari 1 tahun sebanyak 7 kasus atau 11.5 % untuk bulan

November dan terdapat kematian sebanyak 1 orang.

b. Distribusi menurut Waktu


Tabel 3. Distribusi Penderita Diare Menurut Waktu (Bulan )
Di Puskesmas Lawanga Tahun 2007.
No Bulan Jumlah Proporsi
Penderita (%)
1 Januari 69 16,38
2 Pebruari 47 11,2
3 Maret 30 7,1
4 April 24 5,7
5 Mei 22 5,2
6 Juni 21 4,9
7 Juli 52 12,4
8 Agustus 59 14,0
9 September 29 6,9
10 Oktober 19 4,5
11 Nopember 33 7,8
12 Desember 16 3,8
Jumlah 421 100

Berdasarkan Tabel 3. jumlah penderita diare

mengalami peningkatan kasus 2 kali lipat dari bulan sebelumnya

sebesar 52 kasus atau 12,4 % pada bulan Juli dan mengalami

penurunan pada bulan Desember sebanyak 16 kasus atau 3,8 %.

c. Distribusi Menurut Tempat

Tabel 4. Distribusi Penderita Diare Menurut Tempat (Kelurahan)


Di Wilayah Puskesmas Lawanga Tahun 2007.

No Kelurahan Jumlah Proporsi


Penderita (%)

22
1 Lawanga 198 47,03
2 Bonesompe 98 23,28
3 Kasintuwu 35 8,31
4 Lombugia 23 5,46
5 Tegal Rejo 52 12,35
6 Madale 15 3,56
Jumlah 421 100
Sumber : Laporan SP2TPPuskesmas Lawanga.

Berdasarkan tabel 4.di atas penderita diare yang tertinggi

berada di kelurahan Lawanga sebanyak 198 kasus (47,03 %) dan

terendah pada kelurahan Madale sebanyak 15 kasus (3,56%).

C. Pembahasan

1. Pelaksanaan Surveilans Diare

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan oleh petugas, secara rutin

dan baik di puskesmas Lawanga, namun yang belum optimal

adalah waktu pengumpulan data dari kelurahan yang agak

lambat. Jadi perlu diberikan batasan waktu pengumpulan data

yang tegas.

b. Pengolahan data

Pengolahan data yang dilakukan petugas secara

manual dan komputerisasi. Saat ini sedang dikembangkan

software khusus untuk pengolahan data. Hasil pengolahan

laporan masih terbatas pada pengolahan data menurut

kelompok umur, jenis kelamin dan bulan kejadian. Berbagai

23
bentuk pengolahan data kesakitan dan kematian seperti tabel,

grafik dan chart serta perhitungan frekwensi penyakit menurut

rate, proporsi dan rasio sudah dilakukan.

c. Analisis data

Analisis data belum dilakukan secara rutin setiap

bulannya. Data yang sudah diolah segera dilaporkan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten Poso. Analisis data hanya dilakukan

biasanya pada saat pembuatan profil untuk laporan tahunan.

Analisis data seharusnya dilakukan, untuk melihat variabel-

variabel yang menggambarkan suatu permasalahan dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Analisis data yang baik, merupakan komponen yang

utama dalam sistyem kewaspadaan dini terhadap KLB. Dengan

melihat perkembangan penyakit diare setiap bulannya, maka

dapat ditentukan lanmgkah untuk tindakan pencegahan

peningkatan kasus.

d. Desiminasi informasi

Penyebarluasan informasi masih sangat terbatas pada

pelaporan rutin ke dinas kesehatan kabupaten Poso dan lintas

program dalam puskesmas. Desiminasi dapat dilakukan dengan

menyampaikan hasil kegiatan dalam seminar atau pertemuan

24
atau melalui tulisan dimajalah dan koran. Desiminasi perlu juga

dilakukan kepada pengambil kebijakan di daerah dan dewan

perwakilan rakyat, sebagai alat untuk mengambil tindakan

pencegahan dan pengobatan jika terjadi peningkatan kasus.

2. Distribusi Penderita Diare

a. Distribusi menurut orang

Distribusi penyakit menurut orang dapat berupa

karakteristik orang seperti umur,jenis kewlamin, ras, status

pewrkawinan dan lain sebagainya.Berdasarkan karakteristik jenis

kelamin, memperlihatkan bahwa kejadian diare pada laki-laki

hampir sama dengan perempuan. Dapat dilihat dari jumlah

penderita laki-laki sebanyak 196 kasus dengan proporsi 46,55 %

dan perempuan sebanyak 225 kasus dengan proporsi 53,44%

dengan rasio laki-laki dan perempuan 0,9%.

Berdasarkan kelompok umur nampak bahwa penyakit

diare tertinggi pada kelompok umur 15-44 tahun sebanyak 121

kasus dengan proporsi 28,7% , dan kelompok umur 1-4 tahun

menempati urutan yang kedua sebanyak 112 kasus dengan

proporsi 26,6 %, sedangkan pada kelompok umur < 1 tahun

sebesar 61 kasus dengan proporsi 14,5% dengan kematian 1

orang . Salah satu faktor penyebab terjadinya diare adalah

kebersihan diri dan kebersihan lingkungan khususnya bagi anak-

25
anak yang belum bisa menjaga dengan baik kebersihannya sendiri.

Kebiasaan memasukkan tangan yang kotor kedalam mulut,

memakan jajanan yang tidak bersih. Hal lain adalah pemberian

susu formula bagi balita, kekurangan gizi dan perilaku membuang

kotoran disembarang tempat serta penggunaan sarana air bersih

yang terkontaminasi oleh bakteri memicu timbulnya penyakit diare.

Serta masih kurangnya pengetahuan dan penyuluhan kesehatan

tentang bahaya penyakit diare.

b. Distribusi menurut waktu

Distribusi penderita menurut waktu menunjukkan

bahwa pada bulan januari dan pebruari jumlah penderita diare

sebanyak 69 kasus dengan proporsi 16,38 % dan 47 kasus atau

11,2 %dimana pada waktu itu adalah musim hujan, kemudian

mengalami penurunan pada bulan berikutnya dan mencapai

puncak peningkatan kasus pada bulan juli dan agustus sebanyak

52 kasus atau 12,4 % dan 59 kasus atau 14 % dimana terjadi

musim kemarau.

Adanya peningkatan kasus diare menurut waktu

sangat dipengaruhi oleh faktor variasi musim. Berdasarkan

distribusi penderita diare menurut waktu terlihat bahwa kasus-

kasus dsiare tertinggi biasanya pada musim kemarau dan musim

hujan. Pada daerah tropis diarekarena bakteri sering terjadi pada

musim hujan (Januari dan Pebruari) sedangkan diare karena virus

26
biasanya terjadi sepanjang tahun, namun frekwensinya meningkat

pada musim kemarau ( Juli dan Agustus). Peningkatan kasus pada

bulan Juli-Agustus di Puskesmas Lawanga disebabkan karena

pada bulan tersebut terjadi musim kemarau sehingga sumber air

bersih sangat berkurang yang menyebabkan terjadinya penurunan

kualitas air bersih, sanitasi yang jelek dan peruilaku hidup bersih

dan sehat belum membudaya di masyarakat.

c. Distribusi Menurut Tempat

Distribusi menurut tempat penderita diare yang paling

banyak adalah di kelurahan Lawanga sebesar 198 kasus dengan

proporsi 47,03 % .Tingginya kasus diare pada wilayah tersebut

berkaitan dengan lokasi yang dekat dengan puskesmas

dibandingkan dengan kelurahan lainnya jadi cepat terlayani. Selain

itu faktor kepadatan penduduk dimana kelurahan Lawanga

menempati urutan yang tertinggi yaitu 1.504 jiwa per Km dengan

kepadatan hunian 5 jiwa per rumah. Hal ini sangat berpengaruh

pada tingkat sosial ekonomi dan sanitasi lingkungan dimana

semakin tinggi kepadatan penduduk suatu daerah menyebabkan

kurangnya keseimbangan antara penduduk dan lingkungan

sehingga mengakibatkan sanitasi lingkungan yang jelek atau

kurang baik serta penularan penyakit bertambah tinggi.Kepadatan

penduduk yang tinggi mempunyai kesempatan kontak antar

penduduk lebih besar sehingga penularan penyakit antar penduduk

27
juga lebih besar. Sedang yang terendah adalah kelurahan Madale

sebanyak 15 kasus atau 3,56 %.

BAB V

PENUTUP

A.Simpulan

1. Kesimpulan Surveilans Program Diare

a. Kegiatan surveilans diare di puskesmas Lawanga telah berjalan

dengan baik, kegiatan ini mulai dari proses pengumpulan data,

pengolahan, analisis dan diseminasi.

b. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan

format laporan LB1 dan format laporan program khusus diare,

dan menggunakan surveilans terpadu puskesmas (STP).W1

dan W2 yang merupakan laporan mingguan.

c. Pengolahan data penyakit diare di Puskesmas Lawanga secara

manual dan komputerisasi

d. Data yang telah diolah kemudian dianalisis berdasarkan

karakteristik penderita dan disajikan dalam bentuk tabel dan

grafik.

28
e. Diseminasi informasi data dikirim secara vertikal ke Dinas

kesehatan Kabupaten Poso dan disampaikan secara horisontal

kepada pengelola program lain melalui lokmin.

2. Kesimpulan Substansi

a. Tingginya kasus diare berkaitan dengan keterpaparan penderita

terhadap faktor risiko serta perubahan kondisi cuaca dan iklim

serta musim.

b. Penyakit diare tertinggi di derita pada kelompok umur 15-44

tahun dan pada umur 1-4 tahun.

c. Kasus diare lebih banyak terjadi di kelurahan Lawanga .

B.Saran

1. Perlunya dianalisis lebih lanjut mengenai penyakit

diare pada bulan dimana peningkatan kasus terjadi.

2. Diharapkan penanganan penyakit diare dapat lebih

diprioritaskan.

3. Perlu adanya penyuluhan kepada seluruh masyarakat

tentang penyakit diare.

29
4. Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus diare

yang sudah dilaksanakan sekarang ini diharapkan lebih

ditingkatkan lagi.

5. Bila terjadi peningkatan kasus pada suatu wilayah

segsra dilakukak intervensi oleh puskesmas dengan melakukan

care seeking (Kunjungan Rumah ).

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin ,Ridwan, 2006, Surveilans Public Health, Bagian Epidemiologi


FKM UNHAS Makassar.

Direktur Jendral PPM & PLP, 2004,


Pedoman Penyelidikan danPenanggulangan Kejadian Luar Biasa
(Pedoman Epidemiologi Penyakit) Jakarta.

Habib Hadiki, Kekurangan Cairan Akibat Diare (Serba-Serbi Kesehatan),


HMI Komisariat FK USU.

Lannywaty Gany, 2006. Beberapa Aspek Tentang Diare


(Majalah Kesehatan Depkes RI ), DEPKES RI, Jakarta.

Subdinas Bina P2/PL Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2005,


Buletin Epidemiologi, Sulteng.

Subdinas Bina P2/PL Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2007


Buletin Epidemiologi, Sulteng.

30
Puskesmas Lawanga, 2007, Profil Puskesmas Lawanga.

Notoadmojo S., 2003,. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka


Cipta,Jakarta.

Universitas Muhammadiyah Palu, 2008, Pedoman Penelitian Mandiri,


Palu.

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

SURVEILANS PENYAKIT DIARE


DI PUSKESMAS LAWANGA
TAHUN 2007

OLEH :
SALMA

31
NPM. 06.201.7.1.0099

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


dan Kelengkapan Laporan Program Kegiatan KKNT
Universitas Muhammadiyah Palu Angkatan XXXV
Tahun Akademik 2007/2008

LEMBAGA PENGABDIAN PADA


MASYARAKAT(LPPM)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
TAHUN 2008

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN


LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN MANDIRI

1. Judul Penelitian : SURVEILANS PENYAKIT DIARE


DI
PUSKESMAS LAWANGA TAHUN
2007
2. Bidang Ilmu Yang Diteliti : Pengendalian Penyakit Menular
(P2M)
3. Identitas Peneliti
a. Nama : Salma
b. Nomor Stambuk : 06.201.7.1.0099
c. Fakultas : Kesehatan Masyarakat
d. Jurusan/Program Studi : Kesehatan Masyarakat
4. Lokasi Penelitian : Puskesmas Lawanga
Kec. Poso Kota Utara.
5. Jangka Waktu Penelitian : 2 Bulan

32
6. Biaya Yang Diperlukan : Rp. 500.000,-
(Lima Ratus Ribu Rupiah )
7. Sumber Biaya : Biaya Mandiri

Disetujui : Poso, April 2008


Dosen Pembimbing Lapangan Peneliti

Sudirman. SKM. Salma

Mengetahui
Ketua Panitia KKNT

Drs. Samsu A. Sahibo


NBM. 762 669

ABSTRAK

Salma, 2008, Surveilans Penyakit Diare Di Puskesmas Lawanga Tahun


2007, Penelitian Mandiri, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Palu.
Penyakit diare merupakan satu masalah kesehatan yang utama
dari banyak negara-negara berkembang termasuk Indonesia.Lebih dari
sepertiga tempat tidur anak di rumah sakit di huni oleh penderita diare.
Karena menurut laporan WHO diare merupakan penyebab kematian anak
usia di bawah 5 tahun menempati urutan ketiga dengan jumlah kematian
1.763 pertahun dengan angka kematian 17 %.
Penyakit diare di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah
merupakan penyakit yang menempati urutan kedua terbanyak setelah
penyakit Ispa. Penyebab utama adalah sanitasi lingkungan yang kurang
baik, adanya musim pancaroba serta perilaku hidup bersih dan sehat yang
masih kurang.

33
Penelitian mandiri ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan surveilance dan distribusi penyakit diare di Puskesmas
Lawanga tahun 2007.
Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif.Adapun
variabel penelitian ini adalah surveilance dan distribusi penyakit
diare.Seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel.
Hasil penelitian ini adalah surveilance penyakit diare di
Puskesmas Lawanga telah dilaksanakan dengan baik. Distribusi penyakit
diare menurut jenis kelamin paling banyak diderita oleh perempuan
sebanyak 225 (53,55 %).Menurut kelompok umur paling banyak diderita
pada usia 1-4 tahun sebanyak 112 kasus dan usia 15-44 tahun sebanyak
121 kasus.Menurut waktu terjadinya paling tinggi pada bulan januari
sebanyak 69 kasus dan agustus sebanyak 59 kasus, dan lokasi yang
tertinggi di kelurahan Lawanga sebesar 189 kasus.
Penelitian ini merekomendasikan kegiatan penatalaksanaan
laporan penyakit diare dan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit diare.

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin ,Ridwan, 2006, Surveilans Public Health, Bagian Epidemiologi


FKM UNHAS
Makassar.

Direktur Jendral PPM & PLP, 2004, Pedoman Penyelidikan


danPenanggulangan
Kejadian Luar Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit) Jakarta.

Habib Hadiki, Kekurangan Cairan Akibat Diare (Serba-Serbi Kesehatan),


HMI Komisariat FK USU.

Lannywaty Gany, 2006. Beberapa Aspek Tentang Diare (Majalah


Kesehatan
Depkes RI ), DEPKES RI, Jakarta.

34
Subdinas Bina P2/PL Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2005,
Buletin Epidemiologi, Sulteng.

Subdinas Bina P2/PL Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2007


Buletin Epidemiologi, Sulteng.

Puskesmas Lawanga, 2007, Profil Puskesmas Lawanga.

Notoadmojo S., 2003,. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka


Cipta,Jakarta.

Universitas Muhammadiyah Palu, 2008, Pedoman Penelitian Mandiri,


Palu.

ATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., atas berkat, rahmat dan hidayahNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Mandiri dengan Judul“

Surveilans Penyakit Diare Di Puskesmas Lawanga tahun 2007 “.

Laporan penelitian mandiri ini merupakan persyaratan dan kelengkapan dalam rangka

penyelesaian Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT ) pada Universitas Muhammadiyah Palu.

Segala upaya penulis dalam penyusunan penelitian mandiri ini telah dilakukan,

namun tidak terselesaikan tanpa adanya dukungan dari Dosen Pembimbing Lapangan ,

serta teman-teman kelompok KKNT dan semua pihak yang telah membantu terkhusus

bagi keluargaku. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu

terselesaikannya laporan mandiri .

35
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian mandiri ini

masih terdapat kesalahan dan kekurangan, baik yang bersifat teknis maupun non

teknis,tetapi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki kemampuan terbatas

dan tidak sempurna , oleh karena itu segala saran dan koreksi akan menjadi pendorong

untuk lebih baik di kemudian hari.

Akhir kata semoga penelitian mandiri ini dapat memberi manfaat bagi kita

semua dan diridhoi oleh Allah SWT.

Poso, April 2008

Penulis

36

You might also like