You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar


bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Menurut data BPS Februari 2008,
jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 9,43 juta orang (8,46%) per Agustus
2008 berjumlah 9,39 juta orang ( 8,39 %) dari total angkatan kerja sekitar 111,4
juta orang. pengangguran terbuka didominasi lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) besar 17,26 %, Sekolah menengah Atas (SMA) sebesar 14,31 %,
Perguruan Tinggi (PT) 12,59%, Diploma 11,21 %, lulusan SMP, 9,39 % dan
lulusan Sekolah Dasar (SD) 4,57 %, dari jumlah penganggur.

Jumlah penganggur tersebut diperkirakan akan bertambah dengan adanya


krisis keuangan global sebesar 20 juta orang sehingga dari jumlah penganguran di
tahun sebelumnya sebesar 190 juta orang, akan bertambah menjadi 210 juta orang
di tahun 2009.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia,


antara lain: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja
yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Kedua, kesenjangan
antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar
kerja (mis-match), Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak
melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak
memiliki keterampilan yang memadai (unskill labour), Keempat, terjadinya
pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global, dan Kelima, terbatasnya
sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk
mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian. Dari kelima faktor
tersebut, faktor pertama, kedua dan ketiga merupakan faktor dominan yang
menyebabkan pengangguran di Indonesia. Dari gambaran tersebut di atas maka
perlu dikembangkan program-program kewirausahaan pemuda dalam rangka
mempercepat penurunan angka pengangguran.

1
Mengingat data pengangguran pemuda masih cukup tinggi, apabila tidak
memperoleh perhatian yang serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup
tinggi pula. Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya
pengangguran diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan
bebas, premanisme, trafficing, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan
mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.

Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau hubungan social yang
baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat
memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun
kreatifitas. Oleh karena itu kemitraan sangat dibutuhkan dan merupakan salah satu
aspek yang penting dalam berwirausaha. Sedangkan mengenai pengelolaan atau
manajemen dan pemasaran akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh
sebagai seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan dan pemasaran
merupakan aspek yang memegang peranan penting. Karena itulah penulis
menguraikan pembahasan ini dalam bentuk makalah mengenai bagaimana
mengelola sendiri usaha yang dijalani atau mendatangi konsumen sendiri.

Dalam bab pembahasan, penulis mencoba untuk menguraikan mengenai


networking dalam wirausahawan, karena penulis beranggapan bahwa tanpa
networking yang baik sebuah usaha akan mati.

Menjadi seorang wirausahawan tidaklah mudah. Dibutuhkan banyak skill , modal,


dan mamajemen yang baiik. Tentunya kiat-kiat keberhasilan wirausaha daro para
pakarntya akan sangat membantu bagi mereka yang ingin memulai suatu usaha.
Dimulai dengan pengenalan „siapakah wirausahawan itu?‟, apa „karakteristik-
karakteristik seorang wirausahawan yang sukses?‟, dan juga ,apa rahasia dibalik
kesuksessan wirausahawan?‟

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Apa itu kewirausahaan.

2
2. Apa saja konsep dan prinsip manajemen dalam berwirausaha.
3. Apa definisi dari pemasaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. Bagaimana mengelola kemitraan yang baik.
5. Siapakah wirausahawan itu.
6. Apa saja karateristik wirausahawan sukses dan kiat-kiat menjadi
wirausahawan sukses.

C. TUJUAN

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk menjawab permasalahan yang
dirumuskan sebelumnya. Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk menguraikan apa itu kewirausahaan.


2. Untuk menguraikan konsep dan prinsip manajemen dalam berwirausaha.
3. Untuk menguraikan definisi pemasaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
4. Untuk menjabarkan bagaimana hubungan kemitraan yang baik.
5. Untuk menjabarkan seperti apakah sosok wirausahawan yang baik
6. Untuk mengetahui apa saja karakteristik seorang wirausahawan sukses
dan kiat-kiat kesuksesan para wirausahawan.

D. MANFAAT

Manfaat dari dibuatnya makalah ini untuk lebih meningkatkan dan


memperdalam hal-hal yang bersangkutan dengan kewirausahaan. Apa, kapan dan
bagaimana kita berwirausaha dengan baik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI KEWIRAUSAHAAN

Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk


hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau
hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua
usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang
selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha
dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau
kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas
dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu
demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan
berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah
orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya
dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.

Pada hakikatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri
sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan
pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak
diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih
baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain,
kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. Istilah kewirausahaan, kata
dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal
dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan istilah
entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin
proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep
Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada

4
dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan
kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam
definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi
dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan
suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara
bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.

Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan


definisi wirausaha sebagai berikut :

“ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those
opportunuties”.

Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah


orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian
entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir
dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya
dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai
semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan
tanggungjawabnya.

Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu
aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and
different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan

5
peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan
adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

2. MANAJEMEN DALAM BERWIRAUSAHA

Ada 3 hal yang menentukan keberhasilan berwirausaha, yaitu: modal,


pengelolaan, dan pemasaran. Jadi pengelolaan atau menajemen dan pemasaran
memegang peranan penting karena dalam ulasannya kita akan mempelajari cara
mengelola sendiri atau mendatangi konsumen.

A. Konsep dan Prinsip Dasar Manajemen

Siapa saja yang menekuni bidang wirausaha harus menguasai keterampilan


manajerial agar tujuan-tujuan wirausaha itu dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Manajemen sekarang sudah menjadi ilmu independent. Bagi sebagian
orang manajemen dianggap sebagai sebuah seni dalam mengelola sumber daya
yang ada, karena manajemen berhubungan dengan kepemimpinan dan seseorang
manajer atau pemimpin dituntut untuk memiliki karisma, stabilitas emosi,
kewibawaan, kejujuran, kemampuaan menjalin hubungan antar manusia yang
semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan tidak dapat dipelajari.

Ilmu manajemem diaplikasikan dalam berbagai bidang. Menurut Siswanto


(1981), memjelang akhir abad 2, manajemen menjadi ilmu yang bercabang, antara
lain: (1) manajemen sumber daya manusia, (2) manajemen operasi atau produksi,
(3) manajemen strategi, (4) manajemen pemasaran, (5) manajemen keuangan, dan
(6) manajemen informasi teknologi.

Dalam kaitannya dengan kegiatan usaha yang ditujukan untuk membangun


kekuatan ekonomi, kinerja professional, atau pertumbuhan organisasi, manajemen
dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengelola sumber daya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu dengan merujuk pada prinsip-prinsip dasar tertentu. Prinsip-
prinsip dasar itu antara lain:

1. Pembagian Kerja (Division of Work).

6
Pembagian kerja disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian kelompok
sehingga pelaksanaan kerja berjalan secara efektif dan efisien. Konsep
umum yang digunakan adalah “the right man in the right place”.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab (authority and responsibility).
Kegiatan usaha yang dikelola dengan baik harus memberikan wewenang
dan tanggung jawab kepada para pengelola atau pelaksananya dengan
seimbang. Dalam hal ini, semakin kecil wewenang, maka semakin kecil
pertanggungjawaban, atau sebaliknya. Dan wewenang dan tanggung jawab
terbesar dipegang oleh pemimpin.
3. Disiplin (discipline).
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang, apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Karena itulah
pemegang disiplin harus dapat menanamkan disiplin sehingga mempunyai
tanggung jawab terhadap pekarjaan sesuai dengan wewenang yang
dipegang.
4. Kesatuan Perintah (unity of command).
Seorang manajer atau pemimpin harus memahami bahwa bawahannya
bekerja di bawah satu komando atau perintah. Mereka harus
memparhatikan prinsip kesatuan perintah agar pelaksanaan kerja dapat
berjalan lancer.
5. Kesatuan Pengarahan (unity of direction).
Manajer juga harus mampu mengarahkan pekerjaan bawahannya menuju
tujuan dan sasaran yang diharapkan. Hal ini bertalian erat dengan
pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab.
6. Mengutamakan Kepantingan Organisasi.
Setiap individu harus mementingkan kepentingan organisasi, karena hal
ini merupakan salah satu syarat penting dalam organisasi manapun. Hal itu
dapat terwujud bila setiap pribadi merasa senang dalam bekerja karena
suasana kerja yang baik.
7. Pengupahan.

7
Gaji atau upah merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya
kelancaran dan kepuasan kerja. Gaji yang sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab seorang karyawan akan membuat ketanangan kerja.
8. Pemusatan Tanggung Jawab (centralized Responsibility).
Wewenang dan tanggung jawab tertingggi ada pada pemimpin, namun
tidak diartikan sebagai pemusatan kekuasaan untuk menggunakan
wewenang seenaknya.
9. Hierarki.
Hierarki merupakan susunan atau urutan jabatan atau kewenangan
organisasi dari posisi paling tinggi sampai paling rendah. Perusahaan yang
berhierarki adalah perusahaan yang berbirokrasi.
10. Ketertiban (order).
Berkaitan erat dengan kedisiplinan, contohnya seperti kepatuhan terhadap
aturan-aturan dan administrasi organisasi atau birokrasi yang telah di
tetapkan sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
11. Keadilan dan Kejujuran.
Manajemen tidak hanya diarahkan untukl mencapai keberhasilan ekonomi,
tapi juga untuk menumbuhkan moralitas dan mentalitas setiap orang yang
terlibat di dalamnya.
12. Stabilitas Kondisi kerja.
Banyak factor yang mempengaruhi stabilitas kerja. Seorang manajer harus
dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan personal dan social di antara
bawahannya untuk mengantisipasi timbulnya gejola.
13. Prakarsa (Initiative).
Prakarsa muncul karena adanya kehendak untuk menciptakan sesuatu yang
lebih baik (betterment and improvement) dalam upaya menciptakan
inovasi untuk tujuan bersama.
14. Semangat Kesatuan, Semangat Korps.
Dalam suatu organisasi sangat penting untuk menjaga dan menjamin
keutuhan serta integritas sebuah organisasi agar tidak terjadi pecah belah
organisasi.

8
B. Sumber Daya Manajemen

Proses manajemen memerlukan sumber daya atau alat kelengkapan yang


diperlukan dalam menjalankannya. Kotler(2000), menguraikan unsur-unsur yang
menjadi sarana kedalam 6M. Yaitu:

a. Man (Sumber Daya Manusia).


Faktor manusia adalah yang paling penting. Manusia yang membuat tujuan
dan manusia pulalah yang menjalankan tujuan tersebut.
b. Money (uang).
Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yangberedar
dalam perusahaan. Uang sebagai alat (tool) harus digunakan secara rasional,
seperti berapa uang yang harus disediakan untuk gaji tenaga kerja, alat-alat,
dan lain-lain.
c. Materials (bahan).

Material terdiri atas bahan setengah jadi (raw material)dan bahan jadi.
Bidang usaha memerlukan material sebagai sarana produksi.

d. Methods (metoda).
Metode merupakan tata cara atau langkah-langkah yang sistematis untuk
malaksanakan pekerjaan.
e. Machines (Mesin).
Mesin adalah alat bantu yang digunakan oleh sumber daya manusia untuk
membuat tugas-tugas manajerial lebih efektif dan efisien.
f. Market (Pasar).
Tanpa pasar proses produksi akan mati. Karena itu, penguasaan pasar
dalam arti penyebaran hasil produksi merupakan factor menentukan dalam
perusahaan.

3. PEMASARAN DALAM BERWIRAUSAHA


A. Apa Itu Pemasaran?

Pemasaran secara umum dapat didefinisikan sebagai proses untuk


memasarkan produk. Selain itu definisi yang lebih komprehensif menurut Philip

9
Kotler (2000), mengatakan bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial yang
melibatkan individu-individu dan atau kelompok untuk memperolah apa yang
mereka butuhkan melalui transaksi produk menurut nilai yang mereka sepakati.

Menurut Kotler (2000), ada tiga langkah penting yang harus dilakukan oleh
seorang professional pemasaran dalam memasarkan produk. Ketiga langkah
tersebut akan secara singkat dijelaskan dalam uraian di bawah ini.

1. Segmentasi pasar.

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat haterogen


dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat
homogen. Tentunya dimaksudkan agar pemasaran lebih terarah, efektif dan
efisien. Ada 4 kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar, yaitu:

a. Terukur (Measurable), artinya dapat diukur baik besarnya.maupun


luasnya, serta daya belinya.
b. Terjangkau (Accessible), artinya dapat dicapai.
c. Cukup luas (Substantial).
d. Dapat dilaksanakan (Actionable).

Sementara itu, segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan criteria


tertentu. Secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan pasarnya atas
dasar:

a. keadaan geografis, dilakukan dengan cara membagi pasar ka dalam


unit-unit geografis seperti Negara, propinsi, kabupaten, kota, dll.
Harus memperhatikan kebutuhan dan selera konsumen ditiap wilayah.
b. Keadaan demografis, dilakukan dengan cara membagi pasar kedalan
variable-variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, keluarga,
besar pendapatan, dll.
c. Keadaan psikografis, dilakukan dengan cara membagi pasar kedalam
kelompok menurut kelas social, gaya hidup, dll.

10
2. Penetapan pasar sasaran (Target Market).

Adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau
lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Seorang pemasar
harus mengerti betul tentang teknik-teknik dalam mangatur potensi pasar dan
meramalkan permintaan pada masa yang akan datang.

Perusahaan harus membagi pasar menjadi segmen-segmen pasar utama,


setiap segmen kemudian dievaluasi , dipilih, dan diterapkan segmen tertentu
sebagai sasaran. Ada 5 strategi peliputan pasar, yaitu:

a. Konsentrasi pasar tunggal, sebuah perusahaan dapat memusatkan


kegiatannya dalam satu bagian dari pasar.
b. Spesialisasi produk, perusahaan memutuskan untuk memproduksi 1 jenis
produk.
c. Spesialisasi pasar, perusahaan yang mambuat produk untuk 1 pangsa
pasar.
d. Spesialisasi selektif, perusahaan selektif memilih kegiatan, kecuali bahwa
kegiatan usaha itu mengandung peluang yang menarik
e. Peliputan keseluruhan (whole coverage), perusahaan menyediakan
sebuah produk untuk setiap orang sesuai dengan daya beli masing-
masing.

3. Penempatan produk.

Mencakup formulasi penempatan produksi dalam persaingan dan menetapkan


pencampuran pemasaran (mixed marketing) yang terperinci. Penempatan produk
adalah upaya merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan
tertentu di antara para konsumen.

B. Pemasaran Terpadu

Pemasaran terpadu atau marketing mix merupakan kombinasi variable atau


kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Variable ini dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam
pasar sasarannya. Pengertian marketing mix secara umu adalah istilah yang

11
dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem
pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran
produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

1. Product (barang/jasa).

Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang


akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna
mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang
ditawarkan. Produk merupakan elemen yang sangat penting, sebab perusahaan
berusaha untuk memenuhi “kebutuhan dan keinginan” dari konsumen. Namun
produk dan jasa tidak berdiri sendiri karena sangat berkaitan erat dengan target
market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk/jasa tersebut adalah Tidak
terwujud ( karena jasa tidak bisa dilihat,dirasa, diraba, didengar atau dicium
sebelum ada transaksi pembelian) Tidak dapat dipisahkan ( suatu produk jasa
tidak bisa dipisahkan dari sumbernya) Berubah-ubah (bidang jasa sangat mudah
berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan ,
kapan disajikan dan dimana disajikan. Daya tahan ( jasa tidak dapat disimpan).

2. Price (harga).

Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan dan keuntungan yang diperoleh


digantungkan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk
ditentukan pada besarnya pengobanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa
tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan
harga dari suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena sangat
berpengaruh terhadap hidup matinya suatu perusahaan. Oleh karena itu hendaknya
setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang tepat, karena dengan itu
perusahaan dapat memberi keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka
pendek dan jangka panjang.

3. Place (saluran distribusi).

Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan


dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya adalah menentukan

12
penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute yang efektif dan tiba ditempat
yang tepat. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan. Diantaranya:

a. Sifat pasar dan lokasi pembeli.


b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara.
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang
ekonomis.
d. Jaringan pengangkutan.
4. Promotin ( promosi produk).

Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi


pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya ada beberapa cara
menyebarkan informasi ini, yaitu :

a. Periklanan ( advertising ) periklanan ini dilakukan lewat surat kabar, radio,


majalah, televise, ataupun dalam bentuk poster yang dipasang ditempat
strategis.
b. Penjualan pribadi (personal selling) perusahaan melakukan kontak
langsung dengan calon konsumennya. Contohnya door to door
selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.
c. Promosi penjualan (sales promotion) perusahaan menjajakan produknya
sedemikian rupa sehingga konsumen mudah untuk melihatnya dan tertarik.
d. Publisitas (publicity) publisitas merupakan suatu alat promosi yang
mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut
sebagai usaha untuk “menyosialisasikan” atau “memasyarakatkan”.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran

Dalam melakukan proses pemasaran perusahaan terkadang mengalami


hambatan dan rintangan yang disebabkan adanya beberapa faktor. Adapun
beberapa faktor yang memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran dalam
suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang memproduksi barang (fisik) maupun
perusahaan yang memproduksi jasa (non fisik) antara lain.

13
a. Organisasi

Faktor ini biasanya berasal dari dalam perusahaan itu sendiri yang memberikan
pengaruh terhadap kegiatan pemasaran. Dalam suatu organisassi perusahaan
diharapkan saling memberikan kerjasama yang baik antara bagian-bagian atau
devisi-devisi yang ada dalam perusahaan sehingga dapat memberikan keuntungan
bagi seluruh bagian-bagian yang dalam perusahaan.

b. Manajemen

Perusahaan dalam menerapkan manajemen sudah semestinya diperhitungkan


dan dianalisis dengan baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai serta
berkembang dengan baik dimasa mendatang

c. Kerja sama antar karyawan dalam perusahaan

Proses ini dimungkinkan adanya hubungan yang baik antar karyawan dengan
perusahaan tersebut, dengan adanya hubungan yang baik antar karyawan dalam
perusahaan akan memberikan dampak yang baik.

d. Kebijakan pemerintah

Dalam perkembangan suatu perusahaan yang memproduksi barang atau jasa


sudah semestinya barkaaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada.
Jika produk perusahaan yang telah beredar di masyarakat bertentangan dengan
kebijakan-kebijakan pemerintah yang diterapkan maka perusahaan tersebut akan
mengalami kendala dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Sebaliknya
bagi kebijakan pemerintah yang tidak memberikan relevansi dan dukungan bagi
perusahaan, maka perusahaan juga akan mengalami kendala dalam melakukan
kegiatan pemasaran.

5. KEMITRAAN DALAM WIRAUSAHA

Kemitraan dalam wirausaha sangat penting. Jika kita mempunyai ide bisnis
yang brilian dan propektif, namun tidak memiliki modal atau keterampilan yang
dibutuhkan bukan berarti kita harus berhenti mewujudkan mimpi kita. Ada banyak
cara untuk mengatasinya. Disini mengapa kemitraan dalam wirausaha sangat

14
penting. Karena jika kekurangan modal kita dapat meminjam kepada saudara,
teman, atau bank.

A. Pentingnya Kemitraan

Didunia usaha, kemitraan pada umumnya merupakan satu bentuk usaha


bersama di mana para mitra usaha berbagi keuntungan atau kerugian sebagai
akibat dari kegiatan investasi yang dilakukan. Dalam arti yang lebih sempit,
kemitraan adalah sebuah kontrak atau perjanjian antara individu-individu yang
dengan semangat kerjasama sepakat untuk menjalankan sebuah usaha dan
memberikan kontribusi terhadap usaha itu dengan menyatukan kekayaan,
pengetahuan atau kegiatan dan membagi keuntungan diantara mereka. Tetapi
banyak juga yang yang menjalin kemitraan tanpa perjanjian resme (misalnya
perjanjian sesame teman) hanya atas dasar rasa saling percaya. Dalam hal ini
wirausaha muncul dan berkembang di dalam pergaulan social diantara pelakunya.
Olrh karena itu, para wirausahawan dituntut untuk menjalin kemitraan dalam
berbagai aspek kegiatan wirausaha. Namun demikian mereka harus mengetahui
dan memahami prinsip-prinsip kemitraan. Menurut Astamoen (2005:219), ada
lima factor yang harus diperhatikan dalam membangun kemitraan :

1. Saling mengerti dan memahami.


2. Saling bermanfaat.
3. Saling menerima dan memberi.
4. Saling mempercayai.
5. Amanah.

B. Kemitraan sebagai Strategi Kewirausahaan

Dalam persaingan global yang semakin ketat, kewirausahaan merupakan


sebuah solusi yang tepat untuk memanfaatkan berbagai peluang ekonomi berskala
kecil atau menengah. Di Indonesia, Kementrian Koperasi dan Usaha kecil dan
Menengah (UKM) berupaya memfasilitasi kegiatan-kegiatan ekonomi berskala
kecil dan menengah ini dengan harapan bahwa peluang-peluang usaha yang ada

15
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menigkatkan taraf ekonomi
masyarakat.

Kini kemitraan sudah menjadi satu strategi wurausaha untuk menciptakan dan
meningkatkan daya saing perusahaan. Dalam hal ini, strategi adalah komitmen
dan tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan keunggulan kompetitifnya atau daya saing dipasar. Bila
dilaksanakan dengan berhasil, maka strategi ini akan menciptakan perusahaan
yang mampu memanfaatkan sumber dayanya secara efektif dan efisien.

6. SIAPAKAH WIRAUSAHAWAN ITU?

Wirausaha adalah seseorang yang mengkhususkan diri dalam memikul


tanggung jawab dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang
mempengaruhi lokasi, bentuk dan penggunaan barang-barang, sumber daya dan
lembaga (Herbert dan Link 1989:213). Kewirausahaan adalah cara pengelolaan
yang melibatkan upaya mencari kesempatan tanpa memperhatikan sumber-sumber
yang dimiliki saat itu.

Kewirausahaan sering disamakan dengan pekerja mandiri atau pemilik


perusahaan. Menurut Wood (2005), kewirausahaan dianalisis kedalam 2 jenis
pasar, yaitu: (1) pasar barang, dan (2)pasar uang/saham. Kewirausahaan
melibatkan pembentukan dan penyesuaian rencana dan harapan mengenai masa
depan. Pembentukan masa depan merupakan proses psikologis yang sering tanpa
disadari oleh informasi atau produk baru, melainkan hanya berupa perubahan
dalam hal bagaimana pelaku pasar berpikir. Artinya, dalam pikiran wirausahawan
terjadi proses.

7. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Studi kewirauswahaan dibedakan 2 jenis kajian, yaitu aliran ciri-ciri kepribadian


dan aliran kontigensi pikiran (contingency thingking). Aliran cirri-ciri

16
kepribadian (personality traits) seseorang wirausahawan yang sukses dikaji tidak
berdasarkan konteks yang terjadi. Aliran kontigensi pikiran, kewirausahaan terikat
suasana perusahaan dan situasi yang terjadi. Karakteristik yang umumnya dimiliki
seorang wirausahawan:

1) Inovatif.

Inovasi adalah kemampuan seorang wirausahawan menemukan solusi.


Orientasi kewirausahaan erat kaitannya dengan karakteristik personal. 5
karekteristik personal menurut Lumpkin dan Dess:

2) Motif berprestasi banyak ditemukan pada seorang wirausahawan dari pada


pada seorang manajer. Motif berprestasi terkait dengan sifat proaktif dan
kreatif inovatif.
3) Berani mengambil resiko.

Karakteristik seorang wirausahawan lainnya adalah kemauan menanggung


resiko. Seorang wirausahawan dengan perhitungan yang matang berani
menanggung resiko jika perhitungan yang salah.

4) Terobsesi oleh kesempatan.

Seorang wirausahawan selalu mencari dan memanfaatkan setiap peluang yang


ada untuk menciptakan produk atau jasa yang baru atau lebih baik dari yang sudah
ada. Kesempatan dapat muncul karena adanya produk baru seperti munculnya
telepon seluler, komputer, dll.

5) Kreatif.

Berbagai factor teori kreatifitas dalam pendekatan konvergensi (confluence


approach) menurut Baron dan Share adalah: Keterampilan intelektual,
kemampuan melihat masalah dengan cara baru.Pengetahuan dasar yang luas dan
kaya.

6) Cara berfikir yang tepat.

Memiliki kepribadian seperti berani mengambil resiko dan toleran.

17
7) Mempunyai motivasi intrinsic dan berorientasi pada tugas.
8) Lingkungan yang menunjang kreatifitas.
9) Memiliki motif berprestasi.

Orang yang mulai berbisnis adalah mereka yang merasakan dan mempunyai
keyakinan diri yang kuat. Jika kita akan menempatkan uang kita pada ririko
tertentu, kita harus mempunyai keyakinan kuat bahwa kita akan berhasil. Jika mau
berwirausaha kita harus mempunyai kebutuhan berprestasi “Need for
Achivement” yang kuat. Wirausahawan yang berhasil dicirikan oleh dorongan
atau motivasi (drive), kemampuan berfikir, kompetensi hubungan manusia,
keterampilan teknis dan komunikasi.

10) Mampu mengerjakan tugas dengan lebih baik.

Wirausahawan harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk


melaksanakan sebuah tugas dengan lebih baik dari pada yang lainnya. Bakat
merupakan modal untuk mencapai suatu keberhasilan, bakat juga merupakan
penyelesaian. Jika kita dapat memenuhi pekerjaan secara penuh berarti kita
berhasil menyelesaikannya.

11) Kesabaran dan kesiapan.

Memulai usaha apapun selalu beresiko gagal, kesulitan dana dan lainnya. Agar
berhasil diperlukan waktu, kesabaran dan kesiapan dalam menghadapi kendala-
kendala yang datang menghadang.

12) Tidak menunggu semua ada.

Memulai usaha tidak perlu menunggu semua ada. Yang harus kita lakukan
adalah memanfaatkan yang ada dan melengkapi sambil berjalan. Yang paling
esensial untuk memulai bisnis adalah ide dan gagasan dan bagaimana
mewujudkannya.

18
13) Memiliki hubungan social yang baik.

Memulai usaha seringkali perlu bantuan orang lain seperti keluarga, teman,
dan bank. Namun sebelum mencari dukungan dari orang lain kita harus mulai dari
diri sendiri.

14) Menyukai apa yang kita lakukan.

Modal utama menjalani usaha adalah menyenangi usaha yang kita lakukan.
Tanpa minat kita akan mudah menyerang ditengah jalan bila mengalami berbagai
persoalan.

15) Memiliki modal usaha.

Wirausahawan yang akan membuka usaha juga memerlukan modal. Modal


dapat berupa modal sendiri atau kerja sama dengan orang lain.selain itu, modal
juga dapat berupa hubungan baik dan kepercayaan.

16) Amanah dan jujur.

Terakhir wirausahawan harus amanah, jujur, dan teliti. Seorang wirausahawan


harus harus menepati janji, tidak menipu pelanggan,, dan tetep memegang teguh
pendirian.

17) Mengenali kesempatan.

Salah satu upaya agar kita mengenali kesempatan adalah mempunyai akses
atas informasi dan mampu memanfaatkannya sebaik mungkin. Upaya kearah itu
dapat dilakukan melalui pekerjaan yang menyeruplai mereka dengan informasi.

18) Menguasai ilmu yang berkaitan.


19) Dan sifat kewirausahaan lainnya.

8. KIAT-KIAT KEBERHASILAN BERWIRAUSAHA

Ada sepuluh kunci sukses menjalani usaha, yaitu:

19
a. Pusatkan diri pada apa yang kita inginkan. Prinsip ini merupakan
prinsip yang paling penting. Kita tidak mau gagal dalam berwirausaha,
kekurangan pelanggan atau hasil kerja yang tidak memuaskan.
b. Atasi frustasi. Banyak wirausahawan kecil yang memulai usahanya
dengan harapan dapat mengangkat taraf hidupnya. Memang betul,
namun dapat pula menyebabkan masalah. Kuncilah adalah hadapi
semua masalah dan cari solusinya daripada menganggapnya sebagai
tantangan atau ajakan untuk tumbuh.
c. Atasi kebosanan. Hadapilah rasa bosan dengan positif. Sebagian besar
wirausahawan memiliki sifat visioner yang secara konstan muncul
dengan gagasan-gagasan yang brilian dan orang yang memiliki
kemampuan yang luar biasa untuk berpikir kreatif.
d. Setiap mengambil keputusan inagatlah selalu “Bagaimana keputusan itu
memberi nilai tambah bagi kehidupan atau usaha kita?” nilai tambah
merupakan bahan dasar yang dapat memberikan kesuksesan keuangan
dan memastikan bahwa usaha yang kita jalankan menawarkan sesuatu
yang setiap orang mencarinya.
e. Buatlah setiap keputusan berwirausaha dengan didasari pertanyaan
“Bagaimana hal ini akan memberi nilai tambah kepada pelanggan
wirausaha atau pada kehidupan kita?”

f. Ciptakan identitas usaha berdasarkan hasil akhir yang kita tetapkan dari
pada berdasarkan kondisi kita saat ini. Tidak jarang kita menetapkan
tujuan yang tinggi. Tetapi tak jarang menemui kesulitan memahami
bagaimana kita mencapainya.
g. Jauhkan pikiran-pikiran sempit dalam diri kita seperti takut ditolak,
penghargaan diri (self esteem) yang rendah, dan kurang focus sebab
hal-hal tersebut akan membesar manakala kita bekerja sendiri tanpa
seorang atasan yang mengawasi kita.
h. Kembangkan pikiran yang memberdayakan dalam diri kita. Kita dapat
menjauhkan diri dari pikiran-pikiran sempit dalam diri kita. Namun,

20
bila tidak menggantikannya dengan pikiran-pikiran yang
memberdayakan, kita akan kembali kepikiran-pikiran lama.
i. Ciptakan sumber penghasilan yang beragam. Jangan menyimpan
sumber daya kita dalam satu usaha saja, “don‟t keep all their eggs in
one basket.” Jika kita seorang pelatih, pertimbangkan untuk mebuat
buku kerja dan produk yang berkaitan dengan penghasilan kita.
j. Mintalah bantuan dan nasihat dari mentor dan pelatih. Jika kita ingin
membuka bisnis foto kopi, bertanyalah dulu seluk beluk bisnis itu pada
orang yang telah lama malang melintang dan berhasil dalam bisnis
tersebut.

21
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang


baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada
hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Dalam dunia kewirausahaan banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjadi
seorang wirausahan yang sukses. Dari manajemen, pemasaran, kemitraan dan
faktor lainnya. Dalam dunia usaha, kunci untuk sukses itu sesungguhnya
tergantung pada diri kita sendiri. Sikap yang tidak mudah menyerahlah yang
menjadi faktor dasar utama kesuksesan seorang wirausahawan disamping sifat-
sifat lainnya yang penting juga. Seperti, proaktif, kreatif dan inovatif. Dikatakan
seorang wirausahawan yang baik apabila seseorang yang mengkhususkan diri
dalam memikul tanggung jawab dan membuat keputusan berdasarkan
pertimbangan yang mempengaruhi lokasi, bentuk dan penggunaan barang-barang,
sumber daya dan lembaga. Dan ketika seseorang ingin berwirausaha,
sesungguhnya ia harus memperhatikan faktor-faktor yang mendungkung beserta
kiat-kiatnya. Karena, bukanlah hal yang mudah seseorang menjadi seorang
wirausaha.

SARAN

Setelah saya mengkaji makalah tentang analisis kewirausahan ini, saya


memberi saran, pentinglah bagi seorang calon wirausaha untuk mempelajari dari
hal-hal yang mendasar terlebih dahulu. Karena, jika kita mengambil langkah yang
terburu-buru, misalnya ; seseorang yang hanya mempunyai modal dan keberanian
saja tanpa tahu ilmu-ilmu dasarnya maka bukanlah hal yang aneh jika ia akan
mengalami kegagalan dalam usahanya. Artinya, apa yang telah dijelaskan diatas

22
adalah elemen-elemen dasar yang harus dimiliki dan diketahui oleh seorang calon
wirausaha untuk mulai melangkah.

Oleh karena itu, untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses haruslah
mengikuti apa yang menjadi karakteristik juga kita-kiat menjadi seorang
wirausahawan yang sukses sebagaimana yang telah dijelaskan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Basu Swasta DH, dan Sukotjo, 1995. “Pengantar Bisnis Modern” (Pengantar
Bisnis Perusahaan Modern), Edisi Revisi, Liberty, Yogyakarta.

Indriyo Gitosudarmo, 1994. “Pengantar Bisnis”, Bagaskara Jaya, Bandung.

Wikipedia Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan)

24

You might also like