Jl. Kolonel Wahid Udin - 1/2 Lingkungan I Kayuara Sekayu Telp. (0714) 321855 Ditetapkan Direktur TanggalTerbit SPO
dr. Makson Parulian Purba, MARS
NIP. 19710314 200112 1 002 PENGERTIAN Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi TUJUAN 1. Mencegah terjadi infeksi luka operasi. Diharapkan pada saat operasi antibiotik dijaringan target operasi sudah mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri. 2. Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis selain tepat dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat mulai dan selama operasi berlangsung. KEBIJAKAN 1. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. SK Menkes No. 1331 th 1999 tentang penerapan standar Pelayanan Rumah Sakit 3. Standar Pelayanan Medis Dit Yan Med Depkes tahun 1996 4. Standar Pelayanan Medis URJ Orthopedi dan Traumatologi 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/ MENKES/ PER/ XII/ 2011 PROSEDUR 1. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan kelas operasi, yaitu operasi bersih dan bersih kontaminasi. 2. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk tujuan profilaksis: Gunakan sefalosporin generasi I–II untuk profilaksis bedah. Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan ini adalah Sefalotin dan sefazolin, sefradin, sefaleksin dan sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap cocci Gram positif, tidak berdaya terhadap gonococci, H. Influenza, Bacteroides dan Pseudomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap laktamase. Generasi ke II, terdiri dari sefaklor, sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim (Anbacim®). Pada kasus tertentu yang dicurigai melibatkan bakteri anaerob dapat ditambahkan metronidazol. 3. Rute pemberian: Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena. Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan dianjurkan pemberian antibiotik intravena drip dalam NaCL 100 cc, dan dapat dilakukan tanpa skin test antibiotik terlebih dahulu. RSUD SEKAYU ANTIBIOTIK PROPILAKSIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kolonel Wahid Udin - 2/2 Lingkungan I Kayuara Sekayu Telp. (0714) 321855 Ditetapkan Direktur TanggalTerbit SPO
dr. Makson Parulian Purba, MARS
NIP. 19710314 200112 1 002 PROSEDUR 4. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan kelas operasi, yaitu operasi bersih dan bersih kontaminasi. 5. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk tujuan profilaksis: Gunakan sefalosporin generasi I–II untuk profilaksis bedah. Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan ini adalah Sefalotin dan sefazolin, sefradin, sefaleksin dan sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap cocci Gram positif, tidak berdaya terhadap gonococci, H. Influenza, Bacteroides dan Pseudomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap laktamase. Generasi ke II, terdiri dari sefaklor, sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim (Anbacim®). Pada kasus tertentu yang dicurigai melibatkan bakteri anaerob dapat ditambahkan metronidazol. 6. Rute pemberian: Antibiotik profilaksis diberikan secara intravena. Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan dianjurkan pemberian antibiotik intravena drip dalam NaCL 100 cc, dan dapat dilakukan tanpa skin test antibiotik terlebih dahulu. 7. Waktu pemberian: Antibiotik profilaksis diberikan ≤ 30 menit sebelum insisi kulit. Idealnya diberikan pada saat induksi anestesi. 8. Dosis pemberian untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta dapat berdifusi dalam jaringan dengan baik,maka diperlukan antibiotik dengan dosis yang cukup tinggi. Pada jaringan target operasi kadar antibiotik harus mencapai kadar hambat minimal hingga 2 kali lipat kadar terapi. 9. Lama pemberian: Durasi pemberian adalah dosis tunggal, dengan kecepatan 60 tetes makro per menit 10. Dosis ulangan dapat diberikan atas indikasi perdarahan lebih dari 1500 ml atau operasi berlangsung lebih dari 3 jam.
UNIT TERKAIT BAGIAN TATA USAHA
BIDANG KEUANGAN / BIDANG KEPERAWATAN / BIDANG PELAYANAN MEDIK DAN NON MEDIK IRNA / IRJA/ IBS/ IGD / ICU/NICU/INST KEBIDANAN / INST. FARMASI RSUD SEKAYU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kolonel Wahid Udin - 1/3 Lingkungan I Kayuara Sekayu Telp. (0714) 321855 Ditetapkan Direktur TanggalTerbit SPO
dr. Makson Parulian Purba, MARS
NIP. 19710314 200112 1 002 PENGERTIAN Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk menangani suatu penyakit infeksi.
Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan
spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat. TUJUAN 1. Terlaksananya penggunaan antibiotik yang bijak di RSUD Sekayu 2. Penurunan resistensi antibiotik di RSUD Sekayu KEBIJAKAN 1. Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional di RSUD SEKAYU berdasarkan buku Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 dengan PERMENKES RI No. 2406/Menkes/Per/XII/2013 2. Pasien dengan klinis infeksi atau suspek infeksi harus diambil kultur sesuai dengan klinis tempat terjadinya infeksi. Idealnya kultur diambil sebelum pemberian antibiotik, namun dalam hal antibiotik sudah diberikan sebelum dilakukan kultur maka harus diberikan catatan mengenai antibiotik empiris yang diberikan saat pengiriman sampel. 3. Antibiotik sebagai terapi empirik dapat diberikan sambil menunggu hasil kultur dan hanya diberikan selama 5 hari atau sampai hasil kultur dan tes kepekaan antibiotik keluar. PROSEDUR 1. Antibiotik empiris diberikan di RSUD Sekayu berdasarkan : 1.1 Pedoman umum penggunaan antibiotik Kemkes 2011 1.2 Panduan praktek klinik dan clinical pathway yang sudah ditetapkan 1.3 Formularium RSUD Sekayu 2. Antibiotik empiris diberikan setelah pengambilan spesimen untuk pemeriksaan kultur dan tes kepekaan antibiotik. 3. Pemberian dengan indikasi, yaitu 3.1. Sudah ditegakkan diagnosis infeksi yang tepat dengan mengacu secara klinis, mikrobiologi, hematologi, kimia, serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya. RSUD SEKAYU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kolonel Wahid Udin - 2/3 Lingkungan I Kayuara Sekayu Telp. (0714) 321855 Ditetapkan Direktur TanggalTerbit SPO
dr. Makson Parulian Purba, MARS
NIP. 19710314 200112 1 002 PROSEDUR 3.2. Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non infeksi dan infeksi non bakterial. 3.3. Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik lini I dan spektrum sempit. 3.4. Beberapa antibiotik hanya boleh diresepkan oleh dokter dan diberikan oleh farmasi, jika ada hasil kultur atau telah mendapat usulan dari spesialis mikrobiologi klinik (mekanisme automatic stop order). Antibiotik tersebut memiliki kekhasan dalam mengatasi kuman resisten atau memicu resistensi seperti Vancomycin dan Linezolid untuk MRSA, Ceftazidime untuk Pseudomonas MDRO, golongan Carbapenem untuk MDRO, Cephalosporin generasi III untuk kuman bentuk batang gram negatif dan Tigecycline untuk Acinetobacter MDRO. 3.5. Automatic stop order dilakukan dengan cara: 3.5.1 Setiap ada resep antibiotik terutama antibiotik khusus, farmasi akan meminta hasil salinan kultur dan pola kepekaan antibiotik yang telah disetujui oleh spesialis mikrobiologi klinik. 3.5.2 Salinan tersebut akan diteruskan ke komite farmasi dan dikonsultasikan ke tim PPRA ataupun komite PPI yang akan bekerja lewat IPCO (Infection Prevention Control Officer). Hasil konsultasi disampaikan ke dokter penanggung jawab pasien. 3.5.3 Berkas akan diteruskan ke direktur medik dan pelayanan untuk mendapatkan pengesahan. 3.5.4 Jika telah disetujui maka antibiotik dapat diberikan. 3.6. Penggunaan antibiotik akan dievaluasi setiap 6 bulan menggunakan kriteria Gyssens dan disusun peta medan kuman. 4. Pemilihan jenis antibiotik berdasarkan: 4.1 Peta medan kuman RSUD Sekayu 4.2 Hasil kultur dan tes sensitifitas antibiotik 4.3 Usulan spesialis mikrobiologi klinik RSUD SEKAYU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Kolonel Wahid 3/3
Udin - Lingkungan I Kayuara Sekayu Telp. (0714) 321855 Ditetapkan Direktur TanggalTerbit SPO
dr. Makson Parulian Purba, MARS
NIP. 19710314 200112 1 002 UNIT TERKAIT KABAG TATA USAHA KABID KEUANGAN KABID PELAYANAN MEDIK DAN NON MEDIK KABID KEPERAWATAN IGD/IRNA/ IRJA/ICU/NICU/IBS INSTALASI FARMASI SMF BEDAH/ BEDAH SARAF/ BEDAH UROLOGI/ BEDAH ORTHOPEDI SMF ANAK/ PENYAKIT DALAM / OBSTETRI DAN GINEKOLOGI/ THT/ ANESTESI SMF JANTUNG/ JIWA/ KULIT DAN KELAMIN/ MATA/ PARU/ REHABILITASI MEDIK SMF SARAF/ DOKTER UMUM KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI KOMITE PERAWATAN / KOMITE MEDIK / KOMITE FARMASI BIDANG PELAYANAN MEDIS BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN