Professional Documents
Culture Documents
Penentuan pembobotan dan skore mengacu kepada perka BNPB menggunakan skala AHP
oleh Saaty dimana nilai bobot terbesar diberikan ditetapkan pada tugas ini yaitu 5 (lebih penting),
3 (sedikit lebih penting) dan 1 (sama). Untuk penentuan skore dihitung dari pembagian nilai bobot
setiap parameter dengan nilai maksimum bobot pada keseluruhan parameter.
3. Proses pengolahan diperlihatkan pada gambar 1 diagram alir pengolahan sebagai berikut:
4. Proses pengolahan dengan menggunakan arcgis dijelaskan sebagai berikut:
a. Melakukan pembuatan slope dari data DEM menggnakan Arctoolbox spatial analyst tools
slope. Dihasilkan slope sebagai berikut:
b. Klasifikasi dan pembobotan sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan pada tabel 1
pada informasi attribut masing-masing parameter. Proses tersebut dilakukan dengan
menggunakan fitur select by attribute pada atribut tabel data.
Misalnya akan dikelaskan dan pembobotan pada parameter penggunaan lahan untuk jenis
hutan. Maka dilakukan penambahan kolom bobot dan skore untuk pengisian nilai sesuai
indikator penilaiaan, selanjutnya select by attribute pada atribut feature penggunaan lahan,
misalnya untuk kelas “hutan” kemudian dilakukan pengisian attribute menggunakan fungsi
field calculator.
c. Overlay menggunakan spatial analyst tools union terhadap ke 4 parameter bencana. Hasil
proses overlay kemudian di klasifikasi kembali menggunakan metode quantile
menggunakan ArcGIS didapatkan 3 kelas ancama yaitu rendah, tinggi dan sedang.
d. Melakukan layouting untuk menghasilkan peta bencana longsor sebagai berikut: