You are on page 1of 8

JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.

2089-7669

PENGARUH PEMBERIAN KIE (KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI)


PERSIAPAN PERSALINAN DAN NIFAS TERHADAP KEJADIAN
POSTPARTUM BLUES

Dwi Winarni1),Krisdiana Wijayanti2),Ngadiyono3)


dwiwinarni021@gmail.co.id

ABSTRACT

Postpartum blues iceberg phenomenon which is difficult in detection


because people still think of psychological disorders is a natural thing as a mater-
nal instinct and protective attitude towards her baby. The incidence of postpartum
blues is quite high at 26-85% and continues with postpartum depression with
varying amounts of 5-25% after the mother gives birth.
The purpose of this study to know is there any influence of IEC
(Information Education Communication) preparation for labor on the incidence of
postpartum blues.
The research method with quasi experiment with post test with control
group which makes it possible to compare the results of sampling
diberikan.Teknik intervention by total sampling.
Results showed that respondents with age healthy reproductive 33
respondents (83%), parity primiparous and multiparous same that 20 (50%), the
level of elementary education (13%), middle (38%), high school / vocational
(43%), D3 / S1 (8%), job: working mothers (38%), not working (62%), treatment
groups: normal (80%), postpartum blues (20%), the control group: normal (45%),
postpartum blues (55%). Bivariate analysis of these studies by Mann Whitney
Test results obtained pvalue = 0.024 <0.005, which means there is the effect of
KIE childbirth and post-partum the incidence of postpartum blues
From the results of this study are expected health workers, especially
midwives need to provide IEC in third trimester pregnant women about childbirth
and postpartum in order to reduce the incidence of postpartum blues

Keywords: KIE administration, the incidence of postpartum blues


1 2) 3
), , ). : Civitas Akademika dan Dosen jurusan Kebidanan Semarang

postpartum blues ( Kasdu,2003 ). Pieter


Angka kejadian postpartum
& Lubis (dalam Kusumadewi, 2010)
blues cukup tinggi yakni 26,00% -
menyatakan 50–70% dari seluruh wanita
85,00%. Dari beberapa penelitian
pasca melahirkan akan mengalami
dijelaskan sebanyak 50,00% ibu setelah
sindrom ini. Sedangkan di Indonesia
melahirkan mengalami depresi setelah
menurut hidayat yaitu 50 -70% dan hal
melahirkan dan hampir 80,00% ibu
dapat berlanjut menjadi depresi post-
baru mengalami pera-aan sedih setelah
partum dengan jumlah bervariasi dari
melahirkan atau sering disebut
5% hingga lebih dari 25% setelah ibu

1
JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.2089-7669

melahirkan (Daw dan steiner dalam Pengumpulan data di mulai dari


Bobak dkk.,2005). surat ijin penelitian yang berasal dari
Di RSUD dr R Soeprapto Cepu, kampus dan dilanjutkan di kantor Pusat
selama bulan desember 2015 ada 153 Penelitian dan pemgembangan sumber
ibu bersalin. Ibu bersalin dengan daya manusia Kabupaten Blora dan
persalinan buatan yaitu Secsio caesarea dilanjut kam ke kabupaten Blora dan
ada 36 ibu bersalin, yang mengalami yang terakhir instansi tempat penelitian
postpartum blues ada 16 ibu bersalin ( yaitu RSUD dr R Soeprapto Cepu.
44,4%), ibu yang dilakukan tindakan Pada semua responden baik
vaccum ekstraksi ada 15 ibu bersalin yang kelompok perlakuan maupun
dan yang mengalami postpartum blues kontrol, hari ke-10 postpartum dilaku-
ada 8 orang (53,3%). Sedangkan ibu kan pengukuran terjadi postpartum
yang melahirkan spontan ada 101 blues atau tidak dengan skala EPDS
orang ibu bersalin, dan yang mengala- (Edinburg Postpartum Depression Syndrom),
mi postpartum blues ada 15 orang( yaitu caranya untuk pertanyaan nomor
14,9%). 1,2,4 jawabannya a nilai o dan sete-
Tujuan umum dari penelitian ini rusnya, sedangkan 3,5 sampai dengan
adalah untuk mengetahui adakah 10, jawaban pertanyaan a nilainya 3.
penga-ruh pemberian KIE persiapan Pertanyaan nomor 10 adalah keinginan
persalinan dan nifas terhadap kejadian untuk bunuh diri. Nilai maksimal 30.
postpartum blues. Sedangkan tujuan Kategori: Normal: nilai 1-8, postpar-
khususnya adalah mendiskripsikan tum blues: nilai 9-12, depressi postpar-
karakteristik responden berdasarkan tum 13.
umur, paritas, pendidikan dan pekerja-
an, mengetahu jumlah postpartum HASIL DAN PEMBAHASAN
blues pada ibu yang diberikan KIE
persiapan persalinan dan nifas, menge- 1. Karakteristik
tahui jumlah post-partum blues pada a. Umur responden.
ibu yang mendapat intervensi leaflet,
mengetahui pengaruh KIE persiapan Tabel 4.1
Distribusi frekuensi umur responden
persalinan dan nifas terhadap kejadian
postpartum blues. No Umur jumlah prosent
ase (%)
1. Reproduksi sehat 33 83
METODE PENELITIAN (20-35 tahun)
Populasi penelitian ini adalah
semua ibu hamil trimester III yang 2. Reproduksi tidak 7 17
sehat ( <20 th
datang periksa ke poli kebidanan dan >35th)
RSUD Dr. R. Soeprapto Cepu selama Jumlah 40 100
periode april sampai mei 2016. Rata-
rata popu-lasi ibu hamil yang periksa Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
ke RSUD Dr R Soeprapto Cepu ada 30 sebagian besar responden dalam kategori
– 40 orang ibu hamil trimester III usia reproduksi sehat / usia tidak
dalam 1 bulan, maka dari itu semua beresiko seba-nyak 33 responden
populasi yang sesuai dengan kriteria (83%).
menjadi sampel.

2
JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.2089-7669

b. Paritas yang bekerja 15 (38%).

Tabel 4.2 2. Kejadian Postpartum blues.


Distribusi frekuensi responden Paritas a. Kelompok perlakuan.
no Paritas Jumlah Prosentase
(%) Tabel 4.5
1 Primipara 20 50 Distribusi frekuensi kejadian postpar-tum
2 Multigravida 20 50 blues pada ibu yang diberikan KIE
3 Grande 0 0 persiapan persalinan dan nifas
multi
jumlah 40 100 no Kejadian JML prosent
ase (%)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 1 Normal 16 80
antara responden dengan primipara dan 2 Postpartum 4 20
multi-para sama, yakni 20 ( 50% ). blues
Jumlah 20 100
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa
Tabel 4.3 kejadian postpartum blues pada ibu
Distribusi frekuensi responden tingkat pendidikan yang diberikan KIE persiapan persalinan
dan nifas hanya 4 responden (20% )
no tingkat jumlah prosen
pendidikan tase
(%) b. Kelompok Kontrol
1 SD 5 13
2 SMP 15 38 Tabel 4.6
3 SMA/SMK 17 43 Distribusi frekuensi kejadian postpartum blues
4 D3/S1 3 8 pada ibu yang diberikan leaflet.
Jumlah 40 100
no kejadian jumlah Prosent
ase (%)
Tabel 4.3 menunjukkan bah-wa 1 Normal 9 45
proporsi tingkat pendidikan yang ter- 2 postpartum 11 55
blues
banyak adalah responden dengan
tingkat pendidikan SMA/SMK seba- Jumlah 20 100
nyak 17 (43%).
Tabel 4.6 menunjukkan kejadian
d. Pekerjaan postpartum blues sebanyak 11 respon-
Tabel 4.4 den 55
Distribusi frekuensi responden pekerjaan
Analisa Bivariat
no pekerjaan jumlah prosen
tase Tabel 4.7
(%) Pengaruh pemberian KIE persiapan persalinan
1 bekerja 15 38 dan nifas terhadap kejadian postpartum blues
2 tidak 25 62
bekerja
jumlah 40 100 Kelom Postpartum blues
pok
tidak ya Jml nilai
Tabel 4.4 menunjuk-kan bahwa n % n % n % p
perlak
responden dido-minasi ibu yang tidak uan 9 45 11 55 20 100 0,024
bekerja sebanyak 25(62%) sedangkan kontr 16 80 4 20 20 100
ol
3
JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.2089-7669

dingkan dengan yang pernah melahirkan


Tabel 4.7 Menunjukkan bahwa nilai p (multipara), karena hal ini berpengaruh
= 0,024 dengan signifikansi 0,005 yang pada cara adaptasi klies, dimana
berati Ho ditolak dan Ha dite-rima. primipara lebih sering mengalami post-
Maka dapat disimpulkan bahwa ada partum blues (Regina, dkk,2011). Hal
pengaruh pemberian KIE persiap-an ini tidak sesuai penelitian Kusumastuti
persalinan dan nifas terhadap kejadian (2013) yang menyatakan tidak menun-
postpartum blues. jukkan hubungan yang bermakna
dengan kejadian depresi post-partum.
PEMBAHASAN Hal ini bisa disebabkan oleh kesiapan
Karakteristik responden yang mental dari responden dalam kelahiran
diteliti dalam penelitian ini adalah bayinya. Walaupun baru per-tama kali
umur, paritas, tingkat pendidikan dan melahirkan, responden bisa menangani
peker-jaan. Hasilnya untuk umur bayinya sendiri dengan rasa percaya
didominasi usia reproduksi sehat atau diri. Rasa percaya diri muncul bisa
tidak beresiko yaitu 33 responden karena ibu sudah mengetahui tentang
(83%). Menurut Bobak (2004), bahwa kehamilan, persalinan dan cara merawat
faktor pencetus terjadinya postpartum bayi. Seperti dikatakan Ling dan
blues adalah pada usia remaja atau Duff(2001), kesiapan mental perem-
kurang dari 20 tahun. Hal tersebut puan untuk menjadi seorang ibu sering-
senada dengan penelitian Irawati (2013) kali dikaitkan dengan saat kehamilan
juga menunjukkan bahwa ada pengaruh dan persalinan.
antara usia dengan kejadian postpartum Karakteristik responden dalam hal
blues, dengan nilai p 0,025 dengan tingkat pendidikan lebih banyak
signifikansi p< 0,05. didominasi oleh tingkat menengah
Paritas dalam penelitian ini ber- 17(43%) dan SMP 15(38%). Fatmawati
jumlah 20 responden (50%) adalah (2015), mengungkapkan faktor pendi-
primipara. Ibu primipara akan cenderung dikan menentukan mudah tidak
mengalami gangguan mood ringan seseorang menyerap dan memahami
postpartum. Menurut Dewi ( 2012 ) hal pengetahuan yang mereka peroleh.
ini dikarenakan pada perempuan yang Tetapi hal ini tidak senada dengan hasil
primipara masih merasakan kekhawa- penelitian Kusumastuti (2013) yang
tiran mengenai perubahan bentuk tubuh menyatakan bahwa tidak ada hubungan
dan peran baru yang terjadi pada antara tingkat pendidikan dengan keja-
dirinya. Ibu yang sudah pernah bersalin dian postpartum blues, bisa disebabkan
secara psikologis akan lebih siap dalam karena wanita saat ini mendapatkan
meng-hadapi bayinya dibandingkan ibu informasi kesehatan dari berbagai
yang baru pertama kali mengalami macam media.
kelahiran bayinya. Perempuan yang Kejadian postpartum blues da-
baru pertamakali melahirkan akan lebih lam penelitian ini kelompok perlakuan
umum mengalami depresi karena (diberi intervensi KIE persiapan
setelah melahirkan perempuan tersebut persalinan dan nifas) hasilnya lebih
dalam rentang adaptasi baik fisik sedikit dibandingkan dengan kelom-
maupun psikisnya ( Kasdu,2012). pok kontrol (diberi leaflet saja). Dalam
Seorang yang primipara akan mempu- hal ini promosi kesehatan yang dilaku-
nyai pengalaman lebih sedikit diban- kan hasilnya adalah positif. Semua

4
JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.2089-7669

bentuk promosi kesehatan ialah positif, konflik peran ganda yang menimbulkan
yakni mengarah ke yang lebih baik. masalah baru bagi wanita tersebut
Seperti dalam penelitian Nurhidayat (Jadri et al., 2006).
(2012) disebutkan bahwa terdapat Penelitian ini dilakukan untuk menge-
perbedaan peningkatan pengetahuan tahui pengaruh pemberian KIE per-
antara media power point dan flipchart. siapan persalinan dan nifas terhadap
Sebagai kelompok perlakuan media kejadian postpartum blues di RSUD dr R
power point lebih signifikan hasilnya Soeprapto Cepu. Didapatkan hasil dengan
dibandingkan media flipchart. Hal ini signifikasi p = 0,024 <0,05 yang berarti
senada juga dengan penelitian Nazara ada pengaruh pemberian KIE persiapan
(2009) bahwa terdapat perbedaan persalinan dengan kejadian postpartum
kejadian depresi antara kelompok blues.
kontrol dan kelompok perlakuan, yang Postpartum blues merupakan
berarti ibu yang tidak mendapat kesedihan atau kemurungan setelah
intervensi psikoedukasi berpeluang melahirkan, biasanya hanya muncul
mengalami 5,924 kali dibandingkan sementara waktu yakni 2 hari hingga 2
dengaan ibu yang sudah mendapat minggu sejak kelahiran bayi dan dika-
intervensi psi-koedukasi. tegorikan sindrom gangguan mental
Responden dalam penelitian ringan. Dari penelitian yang dilakukan
peker-jaan dibagi menjadi 2 kategori se Kenwa (2015), didapatkan hasil
yaitu bekerja dan tidak bekerja. bahwa pemberian konseling merupakan
Menurut hasil penelitian Yusdiana salah satu intervensi yang dapat diberikan
(2008) menyatakan proporsi ibu yang pada ibu, yaitu dengan membantu
mengalami stress berat tidak jauh beda memecahkan masalah yang dialami
antara ibu yang bekerja dengan ibu saat itu .
yang tidak bekerja. Menurut hasil Dukungan dari tenaga kesehat-
penelitian Kusumastuti (2013), menya- an sangat diperlukan terutama pada
takan tidak ada hubungan yang masa keha-milan untuk mencegah
bermakna antara pekerjaan dengan terjadinya postpartum blues misal
depresi postpartum. Meskipun ibu dengan cara memberikan informasi
bekerja hanya sebagai ibu rumah yang memadai atau adekuat tentang
tangga, tidak mempengaruhi terjadi proses kehamilan dan persalinan serta
postpartum blues. Hal ini bisa penyulit-penyulit yang mungkin timbul
disebabkan karena ekonomi keluarga pada masa tersebut dan penanganannya
sudah tercukupi oleh suami yang (Chilmiyah,2015). Girsang,B.M.(2013)
bekerja atau kesiapan mental dari yang menyatakan bahwa kurangnya
responden dalam menerima kelahiran- pengetahuan ibu tentang postpartum
nya. Berbeda dengan penelitian yang blues, tidak ada orang ataupun keluarga
dilakukan Anoraga (2008) yang yang membe-ritahu atau membantu ibu
mengemukakan bahwa wanita pekerja dalam perawatan bayi dengan baik dan
lebih banyak akan kembali pada benar sehingga semua hal yang
rutinitas bekerja setelah melahirkan dan berkaitan dengan bayi harus dilakukan
cen-derung memiliki peran ganda yang sendiri. Hal senada juga dilakukan
menimbulkan gangguan emosional. Ratnawati(2009) membuktikan bahwa
Wanita yang bekerja dapat mengalami dukungan sosial suami pada kejadian
postpartum blues disebabkan adanya postpartum blues yang disajikan dalam

5
JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.2089-7669

bentuk distribusi usia, paritas, jenis menyebabkan ibu memperhatikan atau


persalinan, kondisi bayi, lama rawat tidak.
inap, kejadian post-partum blues dan
dukungan suami. SIMPULAN
Menurut Logsdon,et all (2006)
ibu postpartum mungkin perlu untuk 1. Karakteristik dalam penelitian ini
mengatur atau menata kembali kegiatan adalah umur, paritas, tingkat
rutin sehari-hari, atau mungkin meng- pendidikan, dan pekerjaan. Hasil
hilangkan beberapa kegiatan, disesuai- penelitian tersebut untuk umur
kan dengan konsep mereka tentang adalah usia reproduksi sehat /tidak
keibuan dan perawatan bayi, bila beresiko (20-35 tahun) sebanyak
diperlukan dapat diberikan pertolongan 33 (83%), paritas untuk primipara
dari pra ahli. hanya mencari nafkah dan mul-tipara sama-sama 20
tetapi memberikan dukungan kepada (50%), tingkat pendidikan terbanyak
keluarga seperti halnya keterlibatan pendidikan SMA 18 (43%), paling
suami ketika istri menjalani persalinan. sedikit D3/S1 3(8%), pekerjaan
Adanya dukungan keluarga akan kebanyakan ibu yang tidak beker-
meningkatkan kesejahteraan ibu dan ja/ ibu rumah tangga 25 (62%)
anak, mengingat bantuan tenaga pro- 2. Jumlah postpartum blues pada ibu
fessional tidak dapat menggantikan yang diberikan KIE persiapan
dukungan hari demi hari yang persa-linan dan nifas sebanyak 4
diberikan keluarga terutama suami (20%).
pada ibu dan bayi Meedya, S., Fahy, 3. Jumlah postpartum blues pada ibu
K., Kable, A. (2010). yang diberikan leaflet sebanyak 11
Pemberian KIE persiapan per- (55%).
salinan dan nifas ini, ibu merasa 4. Hasil analisa bivariat untuk penga-
bertambah percaya h siap dalam hal ruh pemberian KIE terhadap
masalah ataupun perubahan yang kejadian postpartum blues adalah
drastis di dalam tubuhnya. Ibu merasa ada pengaruh pemberian KIE
lebih siap dan coping untuk dirinya persiapan persalinan dan nifas
lebih diper-siapkan. dengan p value = 0,024 < 0,05.
KIE adalah metode promosi kesehatan
yang bertujuan mendorong perubahan SARAN
perilaku kearah yang lebih baik. 1. Bagi Ibu Nifas
Dengan pemberian KIE peru- Agar lebih perhatian terhadap kon-
bahan yang diharapkan sudah terjadi, disinya yaitu dengan aktif dalam
akan tetapi ada yang berhasil dan tidak. pemeriksaan keadaannya dengan
KIE juga ada faktor penghambatnya, rutin mengikuti posyandu, Untuk
dapat berasal dari komunikatornya persiapan persalinan yang akan
sendiri yakni kurang pengalaman, ku- datang, agar ibu lebih aktif mengi-
rang menguasai materi dan ketram- kuti kelas ibu hamil dan posyandu.
pilan, pesan yang diberikan kurang 2. Bagi Tenaga Kesehatan
jelas dan media yang digunakan. Pemberian KIE hendaknya lebih
Keberhasilan KIE juga dipengaruhi rutin diberikan pada klien 1 ming-
oleh tempat dan suasana yang gu sekali atau setiap 3 hari sekali,
dengan KIE yang lebih rutin
6
JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.2089-7669

petugas kesehatan semakin tahu Dian Irawati & Farida Yuliani. 2013.
masalah yang dihadapi klien Pengaruh Faktor Psikososial Te-
3. Bagi Peneliti Selanjutnya rhadap Terjadinya Postpar-tum
Dalam penelitian dapat dilakukan Blues pada Ibu Nifas (Studi di
yang lebih spesifik terhadap res- Ruang Nifas RSUD R.A Basoeni
ponden untuk mengetahui keja- Mojokerto ). Hos-pital Majapahit.
dian postpartum blues, misalnya Vol 6 No.1 Pebruari 2014.
peneliti-an dilakukan pada respon- Elvira S, 2006. Depresi Pasca Persa-
den primipara saja, dapat juga linan. Jakarta: Fakultas Kedok-
dengan ibu postpartum dengan teran Indonesia.
persalinan buatan yaitu seksio
saesarea, vakkum ekstraksi. Effendy, Nasrul. Perawatan Kesehatan
Masyarakat. 1998. Jakarta : EGC
DAFTAR PUSTAKA Fadlan. 2006. Apa yang dimaksud
dengan Depresi? http://fadlan.
Arfian S, 2012.Baby Blues: Solo: Metagraf multiply.com/journal/item/56/43
Depresi Pasca Persalinan Bukan
Bahiyatun.2009. Buku Ajar Asuhan suatu kutukan Accessed 20
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta Januari 2016.
: EGC
Fatmawati,DA. 2015. Faktor Resiko
Beck, C.T.2002. Postpartumdepres- yang berpengaruh Terhadap Keja
sion screening scale (PDSS) : dian Postpartum Blues. Jurnal
Manual. Los Angeles: Western Edu-healty vol.5 No. 20 Hal 82-
Psycological service. 93 Jombang.
Bobak, L et al. 2005. Buku Ajar Ke- Girsang,B.M et al.2015. Pengaruh
perawatan Maternitas. Edisi 4 Psikoedukasi Terhadap Tingkat
.Alih Bahasa: Maria & Peter. Postpartum
Jakarta : EGC
Blues Ibu Primipara Berusia Remaja.
Budihastuti, dkk. 2012. Konseling dan Jurnl Keperawatan Soedirman
mekanisme koping Ibu Bersalin. (The Soedirman Journal Of
Yogyakarta: Journal of Educati- Nursing), Volume 10, no 2. Juli
onal, Healthand Com-munity 2015
Psychologi 2012 Vol.1 No. 1
Henderon, C. 2006. Buku Ajar Konsep
Chilmiyah Rosilanda. 2015. Persalin- Kebidanan, Jakarta : EGC
an Buatan dengan Postpartum
Blues di RSUD Jombang. Janiwarty, B. dan H. Z. Pieter.2013.
Pendidikan Psikologi untuk bidan
Cohen, M. M. 2004. Posttraumatic suatu Teori Dan Terapannya,
stress disorder after pregnan-cy, Rapha Publishing. Yog-yakarta.
labour, and Delivery . Journal of
Women’s Health, 13(3), 315-324. Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persa
linan, Jakarta: Puspa Swara
Cunninghan, F. Gary. 2005. Obstetri
Williams, Vol 1 edisi 21. Jakarta : Klainin. P,Arthur DG. Postpartum
EGC depression in Asian cultures : A
literatur review. Inter-national
7
JURNAL KEBIDANAN Vol. 6 No.14 Oktober 2017 ISSN.2089-7669

Journal of Nursing Studies, 2009 ily, (4td ed). New York: lippincott
: 1355-73 William & Wilkins.
Kusuma dewi et al. 2010. Validation Rahmadani. A. 2007. Strategi
study the Edinburg Postnatal Penanggulangan(Coping) pada
Depression ScaleJiwa, Indone- ibu yang mengalami Post-partum
sian Psyshiatric Quartely, XXX. blues di RSUD Kota Semarang.
2. Hal 99-110. Skripsi. Fakultas Psikologi
Universitas Dipnegoro.
Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan
Anak Untuk Kebidanan Jakarta Regina,et al. ( 2001 ). Hubungan an-
: Salemba Medika. tara depresi postpartum dengan
kepu asan Seksual pada ibu
Mundakir. 2006. Komunikasi Ke-
primipara. Indonesian Psycho-
perawatan Aplikasi Dalam Pela-
logical Journal, (3),300-314.
yanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soep. 2009. Pengaruh Intervensi Psiko
Murtiningsih A, 2012. Mengenal Baby
edukasi Dalam Mengatasi D-
Blues dan Pencegahannya. Jakarta:
epresi Postpartum tahun 2009.
Naga Swadaya.
Thesis. Ilmu Kesehatan Masya-
Notoatmodjo,S, 2010. Promosi Kese- rakat. Uni versitas Sumatera
hatan dan Aplikasinya. Jakarta : Utara: Fakultas Kesehatan Mas-
Rineka Cipta. yarakat
________,2010. Promosi Kesehatan Setyowati dan Uke Riska.2006. Studi
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Faktor Kejadian Postpartum
Cipta. Blues pada Ibu Pasca Salin di
Nurhidayat, O. 2012. Perbandingan Ruang Bersalin II RSU Dr.
media power point dengan Soetomo Surabaya. Surabaya :
flipchart dalam Meningkatkan Universitas Airlangga
pengeta-huan kesehatan gigi dan Wijayanti, K.et al. 2013. Gambaran
mulut. Unnes Journal of Public faktor- faktor Risiko Postpartum
Health 1 (1) Blues di Wilayah kerja Puskes-
O’Hara MW, Swaim LP.2000. Social mas Blora. Jurnal Kebidanan
support life events and depre- Vol. No.5 Okto-ber 2013.
ssion Puerperium. Toronto : Wiryanto. 2014. Pengantar Ilmu Ko-
Prentice Hall Health. munikasi. Jakarta. PT Grasin-da.
Pamela Kenwa et al . 2015. Penga-ruh Yusdiana,D.2011. Perbedaan Keja-dian
Pemberian Konseling Terhadap Stress Pasca Trauma Pada Ibu
Depresi Postpartum di Puskes- Postpartumd dengan Seksio Sesa-
mas II dan IV Denpasar Selatan. ria Emer-gensi, Partus Pervagina
Coping Ners Journal Vol 3 No. 2, Dengan Vakum, dan Partus
Mei-Agustus 2015. Spontan. Jurnal keperawatan
Pilliteri,A. 2003. Maternal & child Indonesia, volume 14, No.3,
health nursing: Care of the November 2011; hal 207.
childbearing& Childrearing fam

You might also like