Professional Documents
Culture Documents
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn S
2. No Medikal Record : 035-00-80
3. Ruang Rawat : Antasena II (c+1)
4. Tanggal Masuk RS : 6 Maret 2018
5. Tanggal Skrining : 6 Maret 2018
6. Tanggal Intervensi : 7 Maret 2018 s.d. 9 Maret 2018
7. DPJP : dr. Edi Supriyadi
8. Tanggal Lahir : 03 Desember 1974
9. Usia : 43 tahun
10. Jenis Kelamin : Laki-laki
11. Pekerjaan : Wiraswasta
12. Agama : Islam
13. Alamat : Kp. Bantarjaya RT 03/12 Ds. Bantarjaya Kec.
Rancebungur Kab. Bogor
14. Diagnosa Medis : Kolesititis, DM, Kardiovascular (CVD) Hipertensi
15. Terapi Diet : Diet DM 1900, Diet Jantung, Diet Rendah Garam
II, dan Diet Rendah Lemak
B. ASSESSMENT
1. Antropometri
a. Berat Badan = 74 kg
b. Tinggi Badan = 167 cm
c. BBI = TB – 100
= 167 – 100
= 67 kg
d. IMT/U =
=
= 26,61 kg/m2
e. Status gizi = overweight
Berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh (IMT) didapatkan hasil 26,61
kg/m2 dengan ini status gizi Os dapat dikatakan obesitas (Kemenkes, 2013).
2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Awal Laboratorium Tn. S di IGD Umum
Tanggal Jenis Hasil
Nilai Rujukan Ket
pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 12,1 g/dl 13 – 16 g/dl Rendah
Hematokrit 34 % 40 – 48 % Rendah
3
Leukosit 4,92 10 /uL 5 – 10 103/uL Rendah
Thrombosit 165 103/uL 150 – 400 103/uL Normal
Imunologi
1. Widal
O. ANTIGEN -
04 Maret
S. Typhosa Negatif Negative -
2018
S. Paratyphi A Negatif Negative -
S. Paratyphi B Negatif Negative -
S. Paratyphi C Negatif Negative -
H. ANTIGEN -
S. Typhosa Negatif Negative -
S. Paratyphi A Negatif Negative -
S. Paratyphi B Negatif Negative -
S. Paratyphi C Negatif Negative -
Hematologi
Hemoglobin 12,3 g/dl 13 – 16 g/dl Rendah
Hematokrit 34 % 40 – 48 % Rendah
Leukosit 5,9 103/uL 5 – 10 103/uL Normal
3 3
Thrombosit 132 10 /uL 150 – 400 10 /uL Rendah
05 Maret
Kimia Darah
2018
SGOT 95 U/L 10 – 35 U/L Tinggi
SGPT 106 U/L 10 – 36 U/L Tinggi
Ureum 18,9 10 – 50 mg/dL Normal
Creatinin 0,95 0,5 – 1,5 mg/dL Normal
Glukosa S 160 70 – 200 mg/dL Normal
Sumber : Data Rekam Medis Pasien Ruang Rawat Antasena II RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor 2018
Kesan
Hepatomegali ringan dengan cholecystitis acalcalous minimal USG Pancrea, lien,
Ginjal, VU tampak normal
Sumber: Data Rekam Medis Pasien Ruang Rawat Antasena II RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor 2018
4. Riwayat Personal
Pasien merupakan seorang kepala keluarga. Pasien bekerja sebagai
wiraswasta. Pasien tidak merokok. Pasien tinggal bersama istri dan orang tua.
Untuk biaya pengobatan pasien bergantung pada dana BPJS.
a. Interaksi obat
Tabel 5. Obat yang Dikonsumsi Pasien
Jenis obat Kegunaan Efek samping
Curcuma Membantu memelihara Efek samping dari obat
kesehatan fungsi hati, ini adalah mual ringan
memperbaiki nafsu dan iritasi lambung atau
makan, dan membantu nyeri ulu hati.
melancarkan buang air
besar.
Ondancetron Mencegah dan mengobati Sakit kepala dan pusing,
mual dan muntah akibat mudah mengantuk,
kemoterapi, radioterapi, kepanasan, pusing ketika
dan pascaoperasi. berdiri, mudah lelah,
konstipasi, sakit perut
Ranitidine Ranitidin HCl digunakan Efek samping Ranitidin
untuk pengobatan tukak HCl antara lain hepatitis,
lambung atau usus dan trombositopenia dan
keadaan hipersekresi leukopenia yang
yang patologis, misal terpulihkan, sakit kepala
sindrom Zollinger – dan pusing
Ellison
Cefhriaxone Dapat digunakan untuk Dapat menyebabkan
mengobati beberapa lelah, sariawan,. nyeri
kondisi akibat infeksi tenggorokan dan diare
bakteri dan mencegah
terjadinya bakteri
neforapid Obat insulin atau obat Dapat menyebabkan
injeksi untuk mengobati hipoglikemia, reaksi
penyakit diabetes melitus alergi seperti gatal dan
atau kencing manis. ruam pada kulit,
gangguan saluran
pencernaan dan
pernapasan, keringat
berlebih, dan penurunan
tekanan darah.
Futrolit Cairan yang digunakan
untuk membantu mengatasi
kebutuhan karbohidrat,
cairan dan elektrolit dalam
tubuh.
Sumber: Data Rekam Medis Pasien Ruang Rawat Antasena II RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor 2018
5. Dietary History
a. Kualitatif
Pola makan pasien yaitu makan 3x sehari mulai dari makan pagi, makan
siang, dan makan malam. pasien gemar mengkonsumsi makan-makanan yang
digoreng dan disantan seminggu ± 3x. Selain itu pasien sering mengkonsumsi
suplemen berenergi seminggu 3x. Pasien kurang suka daging ayam. Pasien alergi
terhadap udang dan ikan laut.
Berikut ini adalah konsumsi pasien sehari sebelum masuk rumah sakit
(SMRS):
Makan Pagi : nasi 2 centong, tahu goreng, sayur bayam, kopi
dengan gula 1 ½ sdm,
Selingan :-
Makan Siang : nasi 2 centong, sayur bobor bayam
Selingan :-
Makan Malam : pisang goreng, nasi 2 centong dan sayur sup
b. Kuantitatif
Sudah 2 hari pasien mengalami penurunan nafsu makan karena mengalami
mual dan muntah. Riwayat makan kuantitatif pasien didapatkan dengan cara
melakukan recall 1x24 jam yaitu dengan mewawancarai pasien di rumah sakit
pada hari pertama pengamatan yaitu tanggal 06 Maret 2018. Kemudian hasil
recall tersebut dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien. Berikut ini adalah
recall 1x24 jam:
Makan Pagi : bubur 4 sdm, tempe bumbu kecap 3 sdm, cah
wortel brokoli 2 sdm
Selingan : biskuit DM
Makan Siang : bubur 3 sdm, melon
Selingan :-
Makan Malam : bubur 3 sdm tempe ½ ptg
Selingan : susu diabetasol habis
Tabel 7. Hasil Recall 1x24 jam
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Enegi (kkal) 759,36 kkal 1909,5 kkal 39,76 % Kurang
Protein (gram) 20,5 gram 71,60 gram 28,63 % Kurang
Lemak (gram) 16,25 gram 53,04 gram 30,63 % Kurang
Karbohidrat (gram) 138,5 gram 286,42 gram 48,35 % Kurang
6. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, diketahui bahwa pasien
memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus ± 3 tahun terakhir
b. Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien maupun pihak keluarga, ada
keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus yaitu ibu
pasien.
C. DIAGNOSIS GIZI
a. Domain Asupan
N.I.2.1 Asupan Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan rasa mual dan
kurangnya nafsu makan ditandai dengan asupan pasien yang rendah dari
kebutuhan, yaitu asupan asupan reacall 1x24 jam dengan asupan energi 39,76 %,
protein 28,63 %, lemak 30,63 % karbohidrat 48,35 %.
b. Domain Klinis
N.C. 2.2 Perubahan nilai Laboratorium terkait gizi berkaitan dengan gangguan
fungsi organ kandung empedu dan insulin yang pengarah kepada perubahan
biokimia ditandai dengan SGOT 95 U/L SGPT 106 U/L dan Glukosa S 160
mg/dL.
N.C.3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan terkait dengan penyakit
yang diderita pasien ± 3 tahun yaitu diabetes melitus ditandai dengan penurunan
berat badan pasien lebih dari 10%.
c. Domain Perilaku
D. INTERVENSI GIZI
1) Tujuan
a. Tujuan Intervensi
Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien
Membantu menormalkan nilai laboratorium (SGOT, SGPT, dan
Glukosa S)
Membantu menormalkan tekanan darah
Memberikan edukasi terkait gizi
b. Tujuan Diet
Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan
obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan normal.
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja
jantung
Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
Membantu menurunkan tekanan darah pasien hingga normal
Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri
abdomen
c. Syarat Diet
Energi cukup sebesar 1909,5 kkal
Protein cukup 15% dari total energi sebesar 71,60 gram
Lemak cukup 25% dari total energi sebesar 53,04 gram
Karbohidrat cukup 60% dari total energi sebesar 286,42 gram,
Makanan yang diberikan mudah dicerna dan tidak menimbulkan
gas
Asupan serat 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah
Garam rendah, 3 g/hari
= 30 x 67
= 2010 kkal
= 1909,5 kkal
= 286,42 / 4
= 71,60 gram
= 25% x 1909,5 / 9
= 477,37 / 9
= 53,04 gram
= 60% x 1909,5 / 4
= 1145,7 / 4
= 286,42 gram
3) Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet DM 1900, Diet Jantung, Diet Rendah
Garam II dan Rendah Lemak
b. Route : Oral
c. Bentuk Makanan : Makanan Lunak (Tim)
d. Frekuensi Makanan : 3 x pemberian makanan utama dan 3 kali
selingan (1x selingan pagi, 1x selingan siang, 1x selingan malam)
Edukasi dan konseling ini diberikan kepada pasien dan keluarga pasien yang
diberikan pada hari pertama dan ketiga intervensi, media edukasi yang digunakan
yaitu leaflet dengan materi Diet DM 1900, Diet Jantung, Diet Rendah Garam II,
dan Diet Rendah Lemak. Berikut bentuk dan konseling gizi yang dilakukan:
a. Materi : Diet DM 1900, Diet Jantung, Diet Rendah Garam II, dan
Diet Rendah Lemak
b. Tujuan : Agar pasien melaksanakan diet makanan sesuai dengan
anjuran yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dan dapat mengubah
sika dan perilaku makan pasien dan meningkatkan pengetahuan pasien dan
keluarga pasien
c. Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
d. Waktu : 7 Maret 2018 dan 9 Maret 2018, durasi ±15 menit
e. Tempat : Ruang Antasena II kamar C+1
f. Metode : Diskusi dan tanya jawab
g. Media : Leaflet Diet DM dengan Komplikasi Jantung, Diet
Rendah Garam II, Diet Rendah Lemak dan Daftar bahan makanan
h. Evaluasi : Evaluasi yang dilakukan adalah dengan menanyakan
kembali kepada pasien dan keluarga pasien mengenai materi yang
disampaikan.
F. RENCANA MONITORING
Parameter yang akan yang akan di monitor dan di evaluasi pada pasien serta
target dari parameter yang telah ditentukan selama tiga hari intervensi pada
pasien, sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil Persentase Asupan Pasien Hari Pertama s.d Hari Ketiga (07
Maret 2018 – 09 Maret 2018)
Asupan RS
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kbthn
Zat Gizi 07 Maret 2018 08 Maret 2018 09 Maret 2018
(100%)
Total % dari Total % dari Total % dari
Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan
Energi (kkal) 984,67 51,56% 1143,74 59,89% 1435,92 75% 1909,5
Protein (gr) 28,48 39,77% 43,62 60,92% 52,81 73,75% 71,60
Lemak (gr) 25,75 48,54% 26,5 49,96% 27,5 51,84% 53,04
Kh (gr) 159,68 55,75% 182,37 63,67% 247,68 86,47% 286,42
Data : data primer, 2018
Gambar 1. Persentase asupan pasien tiga hari intervensi berdasarkan kebutuhan
(100%) pasien
2. Monitoring Biokimia
3. Monitoring Fisik/Klinis
a.Fisik
b. Klinis
Jenis Hasil
Tanggal Nilai Rujukan Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Tekanan darah 150/90 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
07 Maret
Nadi 88x/ menit 60-100x/menit Normal
2018
Suhu 37,9 °C 36-37oc Normal
08 Maret Tekanan darah 150/90 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
2018
Nadi 90 x/ menit 60-100x/menit Tinggi
Suhu 37 °C 36-37oc Normal
09 Maret Tekanan darah 160/90 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
2018
Nadi 111 x/ menit 60-100x/menit Tinggi
Suhu 37 °C 36-37oc Normal
Sumber: Data Rekam Medis Pasien Ruang Rawat Antasena II RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor 2018
Pada hari pertama intervensi pada tanggal 07 Maret 2018 tekanan darah
pasien tinggi, yaitu 150/90 mmHg. Pemeriksaan nadi pada hari pertama intervensi
normal, yaitu 88x/menit. Pengamatan laju respirasi pasien hari pertama intervensi
normal, yaitu 20x/menit. Untuk suhu pasien pada hari pertama intervensi adalah
normal 37,9 ºC.
Pada hari kedua intervensi pada tanggal 08 Maret 2018 tekanan darah pasien
tinggi, yaitu 160/90 mmHg. Pemeriksaan nadi pada hari ketiga intervensi tinggi,
yaitu 111x/menit. Pengamatan laju respirasi pasien hari ketiga intervensi
20x/menit, yaitu normal. Untuk suhu pasien pada hari pertama intervensi adalah
37 °C yaitu normal.
Pada hari ketiga intervensi pada tanggal 09 Maret 2018 tekanan darah pasien
tinggi, yaitu 160/90 mmHg. Pemeriksaan nadi pada hari pertama intervensi tinggi,
yaitu 111x/menit. Pengamatan laju respirasi pasien hari pertama intervensi
normal, yaitu 20x/menit. Untuk suhu pasien pada hari pertama intervensi adalah
37 °C
5. Monitoring Pengetahuan
Diabetes melitus terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup
untuk memepertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak
memberikan respons yang tepat terhadap insulin. Insulin adalah hormon yang
dilepaskan oleh pankreas yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar
gula darah tetap normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa
menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Peningkatan kadar gula dalam darah setelah makan atau minum merangsang
pankreas untuk menghasilkan insulin, sehingga mencegah kenaikan kadar gula
darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara
perlahan.
Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat
dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-obatan. Untuk dapat mencegah
terjadinya komplikasi kronis, diperlukan pengendalian DM yang baik (Perkeni,
2011).
2. Etiologi Penyakit Diabetes Mellitus
Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai anak
kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Dengan
bantuan GLUT 4 yang ada pada membran sel maka insulin dapat menghantarkan
glukosa masuk ke dalam sel. Kemudian di dalam sel tersebut glukosa di
metabolisasikan menjadi ATP atau tenaga. Jika insulin tidak ada atau berjumlah
sedikit, maka glukosa tidak akan masuk ke dalam sel dan akan terus berada di
aliran darah yang akan mengakibatkan keadaan hiperglikemia (Sugondo, 2009).
Pada DM tipe 2 jumlah insulin berkurang atau dapat normal, namun reseptor
di permukaan sel berkurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan lubang kunci
masuk pintu ke dalam sel. Meskipun anak kuncinya (insulin) cukup banyak,
namun karena jumlah lubangnya (reseptornya) berkurang maka jumlah glukosa
yang masuk ke dalam sel akan berkurang juga (resistensi insulin). Sementara
produksi glukosa oleh hati terus meningkat, kondisi ini menyebabkan kadar
glukosa meningkat (Schteingart, 2006).
4. Penyakit Jantung
Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang penting. Jantung memiliki
ukuran sebesar kepala tangan orang dewasa yang berfungsi memompa dan
menyebarkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Seseorang
mengalami penyakit jantung koroner jika aliran darah ke jantungnya terhambat
oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah
aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner. Selain
dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan
terbentuknya trombosis atau pengumpulan darah.
Jika hal ini terjadi, maka aliran darah ke jantung akan terblokir sepenuhnya
dan serangan jantung pun akan terjadi. Penyakit jantung yang tidak ditangani akan
mengakibatkan komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai darah yang
cukup hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan
menurun.
Faktor resiko adalah keadaan yang ada pada seseorang yang membuatnya
lebih beresiko (berpeluang) menderita penyakit dibandingkan dengan orang lain
yang ciri-cirinya sama, tetapi tidak memiliki keadaan itu.
B. Tata Laksana Diet DM dengan komplikasi jantung dan Diet rendah garam dan
rendah lemak
1. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
hormon insulin secara absolut atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai
dengan latihan jasmani dan perubahan perilaku tentang makanan.
2. Definisi Jantung
Penyakit Jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara
berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal.
Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefesiensian
fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan
peningkatan denyut nadi (Compensated Heart Disease). Dalam keadaan tidak
terkompensasi (Decompensation Cordis), sirkulasi darah yang tidak normal
menyebabkan sesak napas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung.
Diet Rendah Garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di dalam
garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3) baking powder, natrium benzoat, dan
vetsin (monosodium glutamat). Natrium adalah kation utama dalam cairan
ekstraselular tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan
asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan
makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih lebih banyak natrium daripada
yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan
tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat
keseimbangan.
Diet ini diberikan kepada pasien dengan penyakit kandung empedu. Fungsi utama
kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan menyimpan empedu yang
diproduksi oleh hati. Cairan empedu mengandung garam empedu dan kolesterol.
Empedu membantu pencernaan serta absorbsi lemak dan vitamin larut lemak
A,D,E,K, mineral besi, dan kalsium
Tujuan Diet Rendah Lemak pada penyakit kandung empedu ini adalah untuk
mencapai dan mepertahankan status gizi optimal dan memberi istirahat pada
kandung empedu, dengan cara:
B. Saran
Keluarga pasien harus tetap memberikan motivasi dan semangat kepada
pasien agar pasien semangat untuk menjalankan diet yang diberikan. Membantu
pasien agar tetap patuh terhadap diet yang diberikan agar pasien mengurangi dan
atau tidak mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Membantu pasien dalam
pemilihan bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan agar pola
makan pasien menjadi lebih baik lagi dan lebih teratur.
Lampiran 1. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Bubur ¼ 65,62 1,5 - 15
Tempe ½ 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur ¼ 6,25 0,25 - 1,25
Jumlah 109,37 4,25 1,5 19,75
Selingan pagi 1 250 10 8 39
Jumlah 250 10 8 39
Siang
Bubur ½ 131,25 3 - 30
Ayam ¾ 48,75 4,55 3,25 -
Tahu ½ 37,5 2,5 1,5 3,5
Buah 3 150 - - 36
Minyak 2 100 - 10 -
Jumlah 467,5 10,05 14,75 69,5
Selingan siang 1 50 - - 12
Jumlah 50 - - 12
Malam
Bubur 1/4 65,62 1,5 - 15
Tahu ½ 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur ¼ 4,68 0,18 - 0,93
Jumlah 107,8 4,18 1,5 19,43
Total 984,67 28,48 25,75 159,68
Kebutuhan 1909,5 71,60 53,04 286,42
Persentase 51,56% 39,77% 48,54% 55,75%
Lampiran 2. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Nasi Tim ½ 131,25 3 - 30
Daging 1 50 7 2 -
Tempe ½ 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur ½ 12,5 0,5 - 2,5
Jumlah 231,25 13 3,5 36
Selingan pagi - 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0
Siang
Nasi Tim ½ 131,25 3 - 30
Ayam ¼ 18,75 1,75 1,25 -
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur 1 18,75 0,75 - 3,75
Buah 3 150 - - 36
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 425 9,25 8,5 75
Selingan siang 1 50 - - 12
Jumlah 50 - - 12
Malam
Nasi Tim ¼ 65,62 1,5 - 15
Daging 75 7 5 -
Tahu ½ 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur ½ 9,37 0,37 - 1,87
Jumlah 187,49 11,37 6,5 20,37
Selingan 1 250 10 8 39
Jumlah 250 10 8 39
Total 1143,74 43,62 26,5 182,37
Kebutuhan 1909,5 71,60 53,04 286,42
Persentase 59,89% 60,92% 49,96% 63,67%
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Nasi Tim ¾ 196,87 4,5 - 45
Daging 1 50 7 2 -
Tempe ¼ 18,75 1,25 0,75 1,75
Sayur ½ 12,5 0,5 - 2,5
Minyak ½ 25 - 2,5 -
Jumlah 303,12 13,25 5,25 49,25
Selingan pagi 1 250 10 8 39
Jumlah 250 10 8 39
Siang
Nasi Tim ½ 131,25 3 - 30
Ayam 1 50 7 2 -
Tahu 1 75 5 3 7
Sayur ¾ 18,75 0,75 - 3,75
Buah 3 150 - - 36
Jumlah 450 15,75 8 76,75
Selingan siang 1 50 - - 12
Jumlah 50 - - 12
Malam
Nasi Tim ¾ 196,87 4,5 - 45
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur ¼ 4,68 0,56 - 0,93
Jumlah 257,8 8,81 2,25 51,18
Selingan 1 125 5 4 19,5
Jumlah 125 5 4 19,5
Total 1435,92 52,81 27,5 247,68
Kebutuhan 1909,5 71,60 53,04 286,42
Persentase 75% 73,75% 51,84% 86,47%
LEFLET DIET PENYAKIT DIABETES DENGAN KOMPLIKASI
PENYAKIT JANTUNG
Tanggal 07 Maret 2018
Makan Pagi Makan Pagi Sisa
Snack Tidak ada dokumentasi, sehingga
dilakukan recall makanan, berdasarkan
hasil recall, pasien menghabiskan snack
yang diberikan oleh RS
Makan Siang Makan Siang Sisa
Snack
H. IDENTITAS PASIEN
16. Nama : Tn S
17. No Medikal Record : 033-34-95
18. Ruang Rawat : Gayatri B1
19. Tanggal Masuk RS : 19 Maret 2018
20. Tanggal Skrining : 20 Maret 2018
21. Tanggal Intervensi : 20 Maret 2018 s.d. 22 Maret 2018
22. Tanggal Lahir : 01 Januari 1940
23. Usia : 78 tahun
24. Jenis Kelamin : Laki-laki
25. Pekerjaan : Tidak bekerja
26. Agama : Islam
27. Alamat : Gn Batu, 66 rante, RT/ RW 01/07
28. Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure (CHF), Hipertensi,
Hipertensi Heart Disease (HHD), Ischemic Heart Disease (IHD) Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
29. Terapi Diet : Diet Jantung dan Diet Rendah Garam
I. ASSESSMENT
2. Antropometri
f. Berat Badan = 59,31 kg
g. Tinggi Badan = 165 cm
h. BBI = TB – 100
= 165 – 100
= 65 kg
i. BB kering = BBA - Koreksi Penumpukan Cairan
= BBA – (20% BBA)
= 59,31 – (20% x 59,31)
= 59,31 – ( 11,86)
= 47,45 kg
j. IMT/U =
= 17,44 kg/m2
k. Status gizi = Kurus
Berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh (IMT) didapatkan hasil 17,44
kg/m2 dengan ini status gizi pasien dapat dikatakan kurus (Kemenkes, 2013).
2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Awal Laboratorium Tn. S di IGD Umum
Tanggal Jenis Hasil
Nilai Rujukan Ket
pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium
17 Maret Hematologi
2018 Hemoglobin 14,6 g/dl 13 – 16 g/dl Normal
Hematokrit 44 % 40 – 48 % Normal
Leukosit 8,37 103/uL 5 – 10 103/uL Normal
Thrombosit 273 103/uL 150 – 400 103/uL Normal
Kimia Darah
SGOT 48 U/L 10 – 35 U/L Tinggi
SGPT 26 U/L 10 – 36 U/L Normal
Albumin 3,9 g/dL 3,4 – 4,8 g/dL Normal
Ureum 28,3 mg/dL 10 – 50 mg/dL Normal
Creatinin 1,13 mg/dL 0,5 – 1,5 mg/dL Normal
Glukosa S 110 mg/dL 70 – 200 mg/dL Normal
Elektrolit Na, K, Cl
Elektrolit (pemr. Ion Na, K, Cl)
Natrium 139 mEq/L 132 – 147 mEq/L Normal
Kalium 3,0 mEq/L 3,3 – 5,4 mEq/L Normal
Chlorida 112 mEq/L 94 – 111 mEq/L Tinggi
Urine – Tinja
Urine rutin
Warna Kuning Kuning Normal
Kejernihan Jernih Jernih Normal
Berat jenis 1,015 1,005 – 1,030 Normal
pH 6,0 4,5 – 8,0 Normal
Protein Negatif Negatif - Normal
Glukosa Negatif Negatif - Normal
Ketone Negatif Negatif - Normal
Darah Negatif Negatif - Normal
Bilirubin Negatif Negatif - Normal
Urobilinogen Normal 3,2 – 16,0 umol/L Normal
Nitrit Negatif Negatif - Normal
Leukosit Esterase Negatif Negatif - Normal
Sedimen leukosit 1–2 `0 – 5/LPB Normal
Sedimen Eritrosit 0–1 `0 – 2/LPB Normal
Silinder Negatif Negatif - Normal
Sel Epitel Positif Negatif - Positif
Bakteri Negatif Negatif - Normal
Kristal Negatif Negatif - Normal
Sumber : Data Rekam Medis Pasien Ruang Rawat Gayatri RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor 2018
Berdasarkan hasil tabel 1 pemeriksaan laboratorium pada tanggal 7 Maret
2018 nilai SGOT dan Chlorida pasien tinggi.
Kesan
Cor : Cardiomegali
Pulmo : Susp TB Paru
Effusi pleura duplex
4. Riwayat Personal
Pasien merupakan seorang kepala keluarga. Pasien tidak bekerja. Pasien
merokok aktif. Pasien tinggal bersama anak pertamanya. Untuk biaya pengobatan
pasien bergantung pada dana BPJS.
a. Interaksi obat
Tabel 5. Obat yang Dikonsumsi Pasien
Jenis obat Kegunaan Efek samping
Candesartan Menghambat penyempitan Efek samping dari obat ini
pembuluh darah akibat efek adalah batuk, sakit
dari suatu zat di dalam tenggorokan, pusing, sakit
tubuh kepala, vertigo, infeksi
laporan pernapasan.
Spironolactone Mengatasi penimbunan Sakit perut, diare, merasa
cairan atau edema, kelelahan, pusing dan sakit
gangguan ginjal, gagal kepala, keringat berlebihan.
jantung, hipertensi dan
penyakit hati
KSR (Kalium klorida) Mengatasi Efek sampingnya
kekurangan/penurunan menyebabkan mual dan
kadar kalium darah. muntah sehingga rendahnya
kepatuhan pengobatan
merupakan kendala utama
efektifitas obat
5. Dietary History
a. Kualitatif
Pola makan pasien yaitu makan 3x sehari mulai dari makan pagi, makan
siang, dan makan malam.Pasien gemar mengkonsumsi kopi saat setelah makan,
makan-makanan yang digoreng. Pasien tidak ada pantangan untuk makan, dan
pasien tidak ada alergi terhadap makanan.
Berikut ini adalah konsumsi pasien sehari sebelum masuk rumah sakit
(SMRS):
Makan Pagi : kopi dengan gula 1 ½ sdm, nasi 2 sendok nasi,
sayur bayam, biskuit 2 keping
Selingan :-
Makan Siang : nasi 2 centong, sayur bobor bayam, telor mata
sapi,
Selingan : kopi dengan gula 1 ½ sdm
Makan Malam : nasi 1 ½ sendok nasi, sayur sup dan sate ayam 3
tusuk.
Tabel 6. Hasil Recall 1x24 jam Asupan pasien
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Enegi (kkal) 1536,25 kkal 1588,37 kkal 96% Cukup
Protein (gram) 40,7 gram 37,96 gram 107% Cukup
Lemak (gram) 17,5 gram 44,12 gram 39,66% Kurang
Karbohidrat (gram) 299,75 gram 260,09 gram 115% Lebih
b. Kuantitatif
Riwayat makan kuantitatif pasien didapatkan dengan cara melakukan
recall 1x24 jam yaitu dengan mewawancarai pasien di rumah sakit pada hari
pertama pengamatan yaitu tanggal 20 Maret 2018. Kemudian hasil recall tersebut
dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien. Berikut ini adalah recall 1x24 jam
asupan pasien:
Makan Pagi : bubur habis, bistik daging, tempe mendoan, tumis
sayuran
Selingan : puding coklat
Makan Siang : bubur, tahu isi kukus, bening bayam, pepaya
Selingan :-
Makan Malam : bubur, teur puyuh kacang polong, oseng tempe,
tumis buncis jagung
Tabel 7. Hasil Recall 1x24 jam Asupan pasien
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Enegi (kkal) 1100 kkal 1588,37 kkal 69,25 % Kurang
Protein (gram) 41,25 gram 37,96 gram 108 % Baik
Lemak (gram) 28,25 gram 44,12 gram 64,02 % Kurang
Karbohidrat (gram) 165,75 gram 260,09 gram 64,21 % Kurang
6. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, diketahui bahwa pasien
memiliki riwayat penyakit Jantung.
b. Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, diketahui bahwa keluarga
pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
J. DIAGNOSIS GIZI
d. Domain Asupan
e. Domain Klinis
N.C. 2.2 Perubahan nilai Laboratorium terkait gizi berkaitan dengan gangguan
fungsi organ jantung yang pengarah kepada perubahan biokimia ditandai dengan
SGOT 48 U/L.
K. INTERVENSI GIZI
1) Tujuan
a. Tujuan Intervensi
Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Membantu menormalkan nilai laboratorium (SGOT)
Membantu menormalkan tekanan darah
Memberikan edukasi terkait gizi
b. Tujuan Diet
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja
jantung
Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air
Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan
tubuh
Membantu menurunkan tekanan darah pasien hingga normal
c. Syarat Diet
Energi cukup sebesar 1588,37 kkal
Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB sebesar 37,96 gram
Lemak sedang 25% dari total energi sebesar 44,12 gram
Karbohidrat cukup 65% dari total energi sebesar 260,09 gram
Makanan yang diberikan mudah dicerna dan tidak menimbulkan
gas
Garam rendah, 3 g/hari
Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
Serat cukup untuk menghindari konstipasi
2) Perhitungan Kebutuhan Gizi dengan menggunakan rumus Mifflin
BMR Laki = (10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
= (1505,75 – 395)
= 1110,75
= 1588,37 kkaal
= 37,96 gram
= 37,96 x 4
= 151,84 / 1588,37
= 9,5%
= 25% x 1588,37 / 9
= 397,09 / 9
= 44,12 gram
= 65% x 1588,37 / 4
= 1040,38 / 4
= 258,11 gram
Kebutuhan cairan = 35 x BB
= 35 x 47,45
= 1660,7 ml
3) Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet Jantung, Diet Rendah Garam
b. Route : Oral
c. Bentuk Makanan : Makanan Lunak (bubur)
d. Frekuensi Makanan : 3 x pemberian makanan utama dan 2x
selingan
Edukasi dan konseling ini diberikan kepada pasien dan keluarga pasien yang
diberikan pada hari pertama dan ketiga intervensi, media edukasi yang digunakan
yaitu leaflet dengan materi Diet Jantung dan Diet Rendah Garam, berikut bentuk
dan konseling gizi yang dilakukan:
Parameter yang akan yang akan di monitor dan di evaluasi pada pasien serta
target dari parameter yang telah ditentukan selama tiga hari intervensi pada
pasien, sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Persentase Asupan Pasien Hari Pertama s.d Hari Ketiga (20
Maret 2018 – 22 Maret 2018)
Asupan RS
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kbthn
Zat Gizi 20 Maret 2018 21 Maret 2018 22 Maret 2018
(100%)
Total % dari Total % dari Total % dari
Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan
Energi (kkal) 1180,62 74,32% 1385,93 87,25% 1408,75 88,69% 1588,37
Protein (gr) 36,22 95,42% 41,06 108% 40,75 107% 37,96
Lemak (gr) 15,62 35,40% 21,43 48,57% 37,5 84,99% 44,12
Kh (gr) 208,62 80,82% 251,18 97,31% 211,75 82,03% 258,11
Data : data primer, 2018
Gambar 1. Hasil Persentase Asupan Pasien Hari Pertama s.d Hari Ketiga (20
Maret 2018 – 22 Maret 2018)
Pada hari kedua intervensi tanggal 21 Maret 2018 pasien masih memiliki
nafsu makan yang baik sehingga didapatkan hasil asupan pasien dari rumah sakit
sebesar 87,25% dari total kebutuhan energi, 108% protein, 48,57% lemak, dan
97,31% karbohidrat. Sedangkan total asupan pasien dari luar rumah sakit tidak
ada, pasien tidak memakan makanan dari luar rumah sakit. Hari kedua intervensi
pasien diberikan satu snack untuk selingan, yaitu bubur sumsum pada pukul 10.00
WIB. Asupan energi protein, dan karbohirat pada hari pertama masih baik, dan
masuk kedalam kategori diatas 80%, sedangkan asupan lemak masih kurang
karena nilai dibawah 80% (WNPG, 2004). Asupan lemak masih rendah
dikarenakan ada sebagian makanan yang tidak dihabiskan sehingga asupan
tersebut kurang dari kebutuhan.
Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018 pasien masih memiliki
nafsu makan yang baik sehingga didapatkan hasil asupan pasien dari rumah sakit
sebesar 88,69% dari total kebutuhan energi, 107% protein, 84,99% lemak, dan
82,03% karbohidrat. Sedangkan total asupan pasien dari luar rumah sakit tidak
ada, pasien tidak memakan makanan dari luar rumah sakit. Hari ketiga intervensi
pasien diberikan satu snack untuk selingan, yaitu bubur kacang hijau pada pukul
10.00 WIB. Asupan protein, dan karbohirat pada hari ketiga menurun
dibandingkan hari kedua, tetapi masuk kedalam kategori diatas 80%, sedangkan
asupan lemak dan energi meningkat dibandingkan pada hari kedua intervensi dan
masuk kedalam kategori baik diatas 80% (WNPG, 2004). Asupan protein dan
karbohidrat menurun dikarenakan ada sebagian makanan yang tidak dihabiskan.
b. Monitoring Status Gizi
Berdasarkan tabel diatas hasil monitoring status gizi pada hari pertama
intervensi tanggal 20 Maret 2018 berat badan pasien 59,3 kg dengan odema yang
ada di kaki dan wajah, sehingga didapatkan hasil berat badan keringnya adalah
47,45 kg dan Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien sebesar 17,44 kg/m 2. Pasien
memiliki status gizi kurus (Kemenkes, 2013).
Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018 berat badan pasien turun
yaitu 57 kg, dikarenakan odema pada pasien sudah menuru. Pasien memiliki
status gizi normal ditandai dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien 20,95 kg/m 2
(Kemenkes, 2013).
c. Monitoring Cairan
Monitoring urin output ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak urin
yang dikeluarkan pasien pada saat intervensi. Berdasarkan hasil monitoring
didapakan hasil urin output:
Berdasarkan tabel diatas, urin yang dikeluarkan pasien pada hari pertama
intervensi tanggal 20 Maret 2018 adalah 2000 ml/24 jam atau 2 liter/24 jam. Pada
hari kedua intervensi tanggal 21 Maret 2018 adalah 3000 ml/24 jam atau 3 liter /
24 jam. Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018 adalah 1500ml/24 jam.
e. Monitoring Pengetahuan
Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018, pasien dan keluarga pasien
sudah mulai mengerti tentang Diet Jantung dan Diet Rendah Garam. Makanan
yang diberikan dari rumah sakit berusaha untuk dihabiskan. Pada hari ketiga
intervensi ini, pasien sudah tidak mengonsumsi makanan selain dari rumah sakit.
pasien dapat mematuhi anjuran diet yang diberikan. Selain itu pasien dan keluarga
sudah mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak dianjurkan sesuai
dengan penyakit yang diderita.
TINJAUAN PUSTAKA
B. Patofisiologi PPOK
Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang.Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di
paru. Radikal bebasmempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan
menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru.
Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi
batuk kronissehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi.Penurunan
fungsi paru terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan
struktur berupa destruksi alveol yangmenuju ke arah emfisema karena produksi
radikal bebas yang berlebihan oleh leukosit dan polusidan asap rokok.
C. Diagnosis PPOK
1. Anamnesis
PPOK sudah dapat dicurigai pada hampir semua pasien berdasarkan tanda
dan gejala. Diagnosis lain seperti asma, TB paru, bronkiektasis, keganasan dan
penyakit paru kronik lainnya dapat dipisahkan. Anamnesis lebih lanjut dapat
menegakkan diagnosis.20
Gejala klinis yang biasa ditemukan pada penderita PPOK adalah sebagai
berikut.
a. Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam 2 tahun
terakhir yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan. Batuk dapat terjadi
sepanjang hari atau intermiten. Batuk kadang terjadi pada malam hari.
b. Berdahak kronik
Akan tetapi, faktor resiko lain juga berperan dalam peningkatan kasus
PPOK. Faktor resiko lain dapat antara lain paparan asap rokok pada perokok
pasif, paparan kronis polutan lingkungan atau pekerjaan, penyakit pernapasan
ketika masa kanak-kanak, riwayat PPOK pada keluarga dan defisiensi α1-
antitripsin.22
D. Klasifikasi
1. Bronkitis Kronik
2. Emfisema Paru
Emfisema Paru adalah sebagai suatu distensi abnormal ruang udara di luar
bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. Kondisi ini merupakan
tahap akhir proses yang mengalami kemajuan dengan lambat selama beberapa
tahun. Pada kenyataannya, ketika pasien mengalami gejala, fungsi paru sering
sudah mengalami kerusakan yang ireversibel. Dibarengi dengan bronkitis
obstruksi kronik, kondisi ini merupakan penyebab utama kecacatan.
3. Bronkiektasis
E. Etiologi
PPOK disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. Yang sebagian
besar bisa dicegah. Merokok diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90%
kasus PPOK.Laki-laki dengan usia antara 30-40 tahun paling banyak menderita
PPOK.Penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor resiko yang terdapat pada
penderita antara lain:
1. Sesak napas.
2. Batuk-batuk dan produksi dahak khusunya yang makin menjadi di saat
pagi hari.
3. Kehilangan berat badan yang cukup drastis.
4. Pasien mudah sekali merasa lelah dan secara fisik banyak yang tidak
mampu melakukan kegiatan sehari-hari.
5. Hilangnya nafsu makan karena produksi dahak yang makin melimpah.
6. Penurunan daya kekuatan tubuh
PENUTUP
B. Kesimpulan
10. Pasien di diagnosa dokter mengalami Congestive Heart Failure (CHF),
Hipertensi, Hipertensi Heart Disease (HHD), Ischemic Heart Disease
(IHD) Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
11. Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien adalah 17,44 kg/m 2 , diketahui
pasien memiliki status gizi kurus.
12. Jenis diet yang diberikan adalah Diet Jantung dan Diet Rendah Garam.
13. Kebutuhan zat gizi pasien energi 1110,5 kkal, protein 37,96 gram, lemak
44,12 gram dan karbohidrat 258,11 gram.
14. Asupan makan pasien selama tiga hari intervensi cukup baik dan
mengalami peningkatan pada hari terakhir intervensi asupan energi
88,69%, protein terjadi penurunan dari 108% menjadi 107%, lemak
84,99% dan karbohidrat 82,03%.
15. Monitoring status gizi pasien pada hari terakhir intervensi berat badan
pasien turun menjadi 57 kg dan odema mulai menurun. IMT pasien pada
hari terakhir intervensi adalah 20,95 yaitu normal.
16. Monitoring pengetahuan terlihat bahwa pasien dan keluarga paham
terhadap diet yang diberikan.
C. Saran
Keluarga pasien harus tetap memberikan motivasi dan semangat kepada
pasien agar pasien semangat untuk menjalankan diet yang diberikan. Membantu
pasien agar tetap patuh terhadap diet yang diberikan agar pasien mengurangi dan
atau tidak mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Membantu pasien dalam
pemilihan bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan agar pola
makan pasien menjadi lebih baik lagi dan lebih teratur.
Lampiran 1. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Bubur 1 175 4 - 40
Daging 1 75 7 5 -
Tempe 1 75 5 3 7
Sayur 1 25 1 - 5
Jumlah 350 17 8 52
Selingan pagi 1 50 - - 12
Jumlah 50 - - 12
Siang
Bubur ¾ 131,25 3 - 30
Ayam ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur ¾ 21,25 0,85 - 4,25
Buah 4 200 - - 48
Jumlah 446,25 11,1 4,75 87,5
Malam
Bubur 1 175 4 - 40
Daging ½ 18,75 1,75 1,25 -
Tahu ½ 28,125 1,87 1,12 2,62
Sayur ½ 12,5 0,5 - 2,5
Gula 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 334,37 8,12 2,87 57,125
Total 1180,62 36,22 15,62 208,62
Kebutuhan 1588,37 37,96 44,12 258,11
Persentase 74,32% 95,41% 35,40% 80,82%
Lampiran 2. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Bubur 1 175 4 - 40
Ayam 1 75 7 5 -
Jumlah 250 11 5 40
Tepung beras ¼ 175 4 - 40
gula 1 50 - - 12
Jumlah 225 4 - 52
Siang
Bubur 1 175 4 - 40
Daging 1 75 7 5 -
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur 1 25 1 - 5
Buah 4 200 - - 48
Jumlah 531,25 14,75 7,25 98,25
Malam
Bubur 1 175 4 - 40
Daging ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tahu ¾ 42,18 2,81 1,68 3,93
Sayur 1 25 1 - 5
Gula 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 379,68 11,31 9,18 60,93
Total 1385,93 41,06 21,43 251,18
Kebutuhan 1588,37 37,96 44,12 258,11
Persentase 87,25% 108% 48,57% 97,31%
Lampiran 3. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Nasi tim 1 175 4 - 40
Daging 1 50 7 2 -
Tempe 1 75 5 3 7
Sayur 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 400 17 13 52
1 50 - - 12
Selingan pagi
1 75 0 5 -
Jumlah 125 0 5 12
Siang
Nasi Tim 1 175 4 - 40
Ayam ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur ¾ 21,25 0,85 - 4,25
Buah 4 200 - - 48
Jumlah 490 11,5 4,75 97,5
Malam
Nasi Tim 1 175 4 - 40
Daging ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tempe ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur 1 25 1 - 5
Minyak 2 100 - 10 -
Jumlah 393,75 12,25 14,5 50,25
Total 1408,75 40,75 37,5 211,75
Kebutuhan 1588,37 37,96 44,12 258,11
Persentase 88,69 107% 84,9 82,03
Tanggal Sebelum Dimakan Sisa
21 Maret 2018 Makan pagi Makan pagi
Snack Snack
Snack Snack
M. IDENTITAS PASIEN
30. Nama : An. A
31. No Medikal Record : 03-53-428
32. Ruang Rawat : Parikesit 7
33. Tanggal Masuk RS : 19 Maret 2018
34. Tanggal Skrining : 20 Maret 2018
35. Tanggal Intervensi : 20 Maret 2018 s.d. 22 Maret 2018
36. Tanggal Lahir : 04 Maret 2016
37. Usia : 2 tahun
38. Jenis Kelamin : Perempuan
39. Pekerjaan : Tidak bekerja
40. Agama : Islam
41. Alamat : Perum. Bumi Cilebur Permai Damai, Blok B1 No3
RT 002/018 Sukaraja
42. Diagnosa Medis : Bronkopneumonia
43. Terapi Diet : Makanan Lunak Diet Energi Tinggi Protein tinggi
N. ASSESSMENT
3. Antropometri
Perhitungan antropometri menggunakan pengukuran langsung dengan
menimbang berat badan dengan timbangan injak dan tinggi badan dengan meteran
dan di dapat data sebagai berikut:
= 15,92 kg/m2
p. BB/PB Ideal = 11,2 kg
q. IMT/U = 17,73 kg/m2 (Normal)
r. Status Gizi = Normal ( Z score)
Berdasarkan hasil pengukuran BB dan PB yang dibandingkan dengan
Standar WHO Antropometri BB/PB didapatkan hasil status gizi normal yakni Z
score dimana BB ideal menurut BB/PB yakni 11,2 kg.
3. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Awal Laboratorium An. A
5. Riwayat Personal
Pasien merupakan anak pertama. Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta.
Sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Pasien kini berusia 2 tahun. Untuk
biaya pengobatan pasien bergantung pada dana BPJS.
a. Interaksi obat
Tabel 4. Obat yang Dikonsumsi Pasien
Jenis Obat Kegunaan Efek Samping
Paracetamol Obat penurun panas
(analgesik) dan dapat
digunakan sebagai obat
penghilang rasa sakit dari
segala jenis seperti sakit
kepala, sakit gigi, nyeri
pasca operasi, nyeri
sehubungan dengan pilek.
Ambroxol batuk lendir menebal Efek gastrointestinal ringan,
penyakit saluran pernafasan Kegelisahan, Sakit kepala,
dingin gejala alergi bersin Sakit tenggorokan,
gatal mata Penglihatan.
Asering infusion Untuk perawatan darah dan Efek sampingny adalah
kehilangan cairan, tingkat sakit perut atau
kalsium yang rendah, pembengkakan, sensasi
hipokalsemia. kesemutan, sensasi terbakar,
mual dan hitam tinja
Nebu NaCL Fungsi dari nebu NaCl ini Dapat mengakibatkan iritasi
adalah untuk mengencerkan pada saluran pernapasan.
dahak
Sumber : Data Rekam Medis Pasien Ruang Rawat Antasena II RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor 2018
7. Dietary History
a. Kualitatif
Pola makan pasien yaitu makan 3x sehari mulai dari makan pagi, makan
siang, dan makan malam. pasien gemar mengkonsumsi jajanan anak-anak dan
minuman berasa.
Berikut ini adalah konsumsi pasien sehari sebelum masuk rumah sakit
(SMRS):
Makan Pagi : bubur ayam, roti
Selingan :-
Makan Siang : nasi 1 centong, sayur sup
Selingan :-
Makan Malam : susu formula
Tabel 5. Hasil Konsumsi Pasien Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Enegi (kkal) 446,75 845,65 52,82% Kurang
Protein (gram) 14,33 28,75 49,84% Kurang
Lemak (gram) 7 23,49 29,79 Kurang
Karbohidrat (gram) 78,33 131,05 59,77 Kurang
b. Kuantitatif
Sudah 2 hari pasien mengalami penurunan nafsu makan karena mengalami
sesak nafas. Riwayat makan kuantitatif pasien didapatkan dengan cara melakukan
recall 1x24 jam yaitu dengan mewawancarai pasien di rumah sakit pada hari
pertama pengamatan yaitu tanggal 20 Maret 2018. Kemudian hasil recall tersebut
dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien. Berikut ini adalah recall 1x24 jam:
Makan Pagi : bubur ayam 4 sdm,
Selingan : bubur sumsum
Makan Malam : bubur, sayur sup, tahu goreng
Tabel 6. Hasil Recall 1x24 jam
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Enegi (kkal) 712,5 845,65 84,25% Baik
Protein (gram) 10 28,75 34,78% Kurang
Lemak (gram) 7,5 23,49 31,92% Kurang
Karbohidrat (gram) 50,5 131,05 38,15% Kurang
8. Riwayat Penyakit
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, diketahui bahwa pasien tidak
memiliki riwayat penyakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien maupun pihak keluarga, tidak
ada riwayat penyakit keluarga.
O. DIAGNOSIS GIZI
f. Domain Asupan
N.I.2.1 Asupan Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan sesak nafas ditandai
dengan asupan pasien yang rendah dari kebutuhan, yaitu asupan asupan reacall
1x24 jam dengan protein 34,78 %, lemak 31,92 % karbohidrat 38,15 %.
g. Domain Perilaku
NB.1.5. Gangguan pola makan berkaitan dengan orang tua kurang terpaparnya
informasi terkait dengan penyediaan makanan dan zat gizi ditandai dengan suka
mengkonsumsi makanan jajanan dan minuman berasa.
P. INTERVENSI GIZI
1) Tujuan
a. Tujuan Intervensi
Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien
Memberikan edukasi terkait gizi
b. Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi normal.
Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
c. Syarat Diet
Energi cukup sebesar 845,65 kkal
Protein cukup 13% dari total energi sebesar 28,75 gram
Lemak cukup 25% dari total energi sebesar 23,4 gram
Karbohidrat cukup 62% dari total energi sebesar 131,07 gram,
Makanan yang diberikan dalam bentuk mudah cerna yaitu makanan
lunak.
Pemberian makan pasien diberikan 3x makan utama yaitu makan pagi, makan
siang dan makan malam serta 1x makan selingan. Selingan diberikan untuk
membantu memenuhi kebutuhan pasien yang masih kurang. Berikut adalah
pembagian makan pasien dalam sehari :
R. RENCANA MONITORING
Parameter yang akan yang akan di monitor dan di evaluasi pada pasien serta
target dari parameter yang telah ditentukan selama tiga hari intervensi pada
pasien, sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Persentase Asupan Pasien Hari Pertama s.d Hari Ketiga (20
Maret 2018 – 22 Maret 2018)
Asupan RS
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kbthn
Zat Gizi 07 Maret 2018 08 Maret 2018 09 Maret 2018
(100%)
Total % dari Total % dari Total % dari
Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan
Energi (kkal) 628,12 74,27% 624,97 73,90% 699,98 82% 845,65
Protein (gr) 19,86 69,07% 19,36 67,33% 20,11 69,94% 28,75
Lemak (gr) 20,12 85,65% 14,86 74,33% 19,99 85% 23,49
Kh (gr) 87,1 66,46% 99,36 75,81% 112,87 86,12% 131,05
Gambar 1. Asupn Pasien Selama Tiga Hari Intervensi
Berdasarkan grafik diatas pada hari pertama intervensi tanggal 20 Maret 2018
asupan energi pasien 74,27%, asupan protein 69,07%, asupan lemak 85,65%, dan
asupan karbohidrat 66,46%. Pada hari pertama intervensi asupan lemak cukup
karena nilai berada diatas 80% (WNPG, 2004). Sedangkan untung energi protein
dan karbohidrat masih dibawah 80% yaitu kurang (WNPG,2004).
Pada hari kedua intervensi tanggal 21 Maret 2018 asupan energi,
karbohidrat, protein, dan lemak meningkat dibandingkan dengan asupan pada hari
pertama. Asupan energi 73,90%, protein 67,33%, lemak 74,33%, dan karbohidrat
75,81%.namun asupan protein menurun dibandingkan pada hari kedua. Asupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat pada hari kedua, namun masih kurang atau
masih dibawah 80% (WNPG, 2004).
Pada hari ketiga asupan energi, protein, lemak, karbohidrat meningkat
dibandingkan dengan asupan pada hari kedua yaitu asupan energi 82%, protein
69,94%, lemak 85%, karbohidrat 86,12% pada hari ketiga intervensi ini asupan
pasien baik, hanya saja asupan lemak masih di bawah 80% (WNPG, 2004).
Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan asupan energi, protein dan lemak
pada hari ketiga sudah baik atau diatas 80%, hanya saja lemak masih dibawah
80% (WNPG, 2004).
2. Monitoring Status Gizi
3. Monitoring Pengetahuan
D. Saran
Keluarga pasien harus tetap memberikan motivasi dan semangat kepada
pasien agar pasien semangat untuk menjalankan diet yang diberikan. Membantu
pasien agar tetap patuh terhadap diet yang diberikan agar pasien mengurangi dan
atau tidak mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Membantu pasien dalam
pemilihan bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan agar pola
makan pasien menjadi lebih baik lagi dan lebih teratur.
Lampiran 1. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Bubur ½ 43,75 1 - 10
Ayam 1 75 7 5 -
Tempe ¾ 14,06 0,93 0,56 1,3
Sayur ½ 6,25 0,25 - 1,25
Jumlah 139,06 9,18 5,56 12,55
Selingan pagi 1 50 - - 12
Siang
Bubur ½ 87,5 2 - 20
Ayam ½ 18,75 1,75 1,25 -
Tahu ¾ 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur 1 12,5 0,5 - 2,5
Buah 1 100 - - 24
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 282,81 5,18 6,81 47,8
Malam
Bubur ½ 43,74 1 - 10
Daging ½ 18,75 1,75 1,25 -
Tahu ½ 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur ½ 6,25 0,25 - 1,25
Jumlah 156,25 5,5 7,75 14,75
Total 628,12 19,86 20,12 87,1
Kebutuhan 845,65 28,75 23,49 131,06
Persentase 74,27% 69,07% 85,65% 66,46%
Tanggal Sebelum Dimakan Sisa
20 Makan pagi Makan pagi
Maret
2018
Snack Snack