Professional Documents
Culture Documents
Media dan Reagensia adalah suatu bidang studi yang dalam pembelajarannya membahas tentang
persyaratan-persyaratan dan bagaimana cara menguji suatu bahan. Namaun, untuk semester satu
ini kita hanya akan mempelajari tenteng Reagensia. Adapun pengertian dari reagensia itu sendiri
adalah suatu zat atau senyawa atau larutan dalam konsentrasi tertentu yang digunakan untuk
mengetahui penjelasan dari suatu analisa. Misalnya : benedict, Kapur, Natrium Hidroksida
(NaOH) Asam Sulfat (H2SO4), dll.
Berdasarkan jenisnya, reagensia itu sendiri terbagi dalam dua kelompok, yaitu:
Reagensia Kualitatif
Reagen dalam pembuatannya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, pengukuran volume dan
beratnya tidak harus menggunakan neraca analitik, tidak menunutut digunakan bahan kimia yang
murni ataupun menggunakan alat-alat gelas tertentu. Misalnya : Amylum, Asam Sulfat (H2SO4),
dll.
Reagensia Kuntitatif
Reagen yang dalam pembuatanya memrlukan ketelitian yang tinggi, penimbanagnnya harus
menggunakan neraca analitik dan pengukurannya harus dengan alat ukur kuantitatif. Misalnya :
Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Oksalat (H2C2O4), K2Cr2O7, dll.
Dalam pembelajaran Media dan Reagensia, seorang calon analis harus mampu dalam
mengenali bentuk-bentuk bahan kimia, jenis-jenis bahan kimia, kulitas bahan kimia, ataupun
macam-macam logo dalam bahan kimia itu sendiri, sehingga dilapangannya nanti bias bekerja
dengan baik dan benar. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :
Bentuk-bentuk bahan kimia, yaitu :
Padat seperti butiran, granula, serbuk halus atau kasar, kristal, dan kepingan.
Cair, kenyataannya bahwa bahan kimia cair itu mempunyai kadar atau kerapatan massa.
Gas
Berdasarkan Teori Arhenius, Asam dalah suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion
hydrogen (H) atau ion hidronium (H2O) bila dilarutkan dalam air.
Basa
Berdasarkan Teori Arhenius, basa adalah suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion
hidroksida (OH) bila dilarutkan.
Garam
Senyawa yang terbentuk dan reaksi kimia anatara basa dan asam yang memenuhi hukum-
hukum kimia.
Selain itu, seorang analis juga harus mengetahui dan memahami tentang larutan karena ini akan
sangat berkaitan dalam pembutan reagen. Pengertian larutan itu sendiri adalah :
Sistem homogen yang komposisinya variasi
Campuran homogen antara zat (padat atau cair) dengan suatu pelarut
Campuran homogen antara solute dan solven, dimana solut itu zat (padat atau cair) yang terlarut
dan solven itu pelarutnya.
Sehingga konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut (solute) dan pelarutnya (solven). Adapun
satuan konsentrasi larutan adalah sebagai berikut :
Molaritas (M)
Molaritas adalah banayk mol solute dalam satu liter solven atau nayak milimol solute dala satu
milliliter solven.
Rumusnya :
M = W x 1000 Keterangan :
Mr V M : Molaritas
W : Massa (gr)
Mr : Massa Molekul Relatif
V : Volume (ml)
Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol solute dalam tiap 1000 gram solven.
Rumusnya :
Normalitas (N)
Normalitas adalah banyak grek solute dalam satu liter solven.
Rumusnya :
N = % x BJ x V Keterangan : N : Normalitas
BE BJ : Berat Jenis
BE : Berat Ekuivalen
V : Volume
% : Konsentrasi
Persen (%)
a. % berat (% W)
Rumusnya :
%W = W1 x 100% Keterangan :
W1 + W2 W1 : Gram zat terlarut
W2 : Gram pelarut
b. % volume (% V)
Rumusnya :
%V = V1 x 100% Keterangan :
V1 + V2 V1 : Volume zat terlarut
V2 : Volume pelarut
c. % berat/volume (% W/V)
Rumusnya :
%W/V = W x 100% Keterangan :
V W : Gram zat terlarut
V : ml larutan
d. % volume/berat (%V/W)
Rumusnya :
Jenis reagensia kuantitatif yang dipergunakan untuk analisa kadar suatu alat pada metode
volumetric (titrimetri) disebut larutan baku. Larutan baku adalah larutan dimana konsentrasinya
diketahui dengan tepat sehingga dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain atau
analat yang belum diketahui. Berdasarkan jenisnya, larutan baku itu sendiri terbagi menjadi
dalam dua kelompok yaitu:
Larutan Baku Primer
Merupakan suatu larutan yang buat secara teliti dengan melarutkan sejumlah tertentu baku
primer dalam volume tertentu yang konsentrasinya dapat langsung diketahui.Misalnya : Natrium
morida, Natrium karbonat, Natrium tetra borat, Kalium biftalat, Asam oxalate, Kalim klorida,
Kalium bikromat, Kalium iodate, dll.
Terakhir seorang analis juga perlu mengetahui peralatan, proses, dan keselamatan kerja di
laboratorium dan ini merupakan dasar pengetahuan seseorang yang yang bekerja di laboratorium.
Maka :