Professional Documents
Culture Documents
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn S
2. No Medikal Record : 033-34-95
3. Ruang Rawat : Gayatri B1
4. Tanggal Masuk RS : 19 Maret 2018
5. Tanggal Skrining : 20 Maret 2018
6. Tanggal Intervensi : 20 Maret 2018 s.d. 22 Maret 2018
7. Tanggal Lahir : 01 Januari 1940
8. Usia : 78 tahun
9. Jenis Kelamin : Laki-laki
10. Pekerjaan : Tidak bekerja
11. Agama : Islam
12. Alamat : Gn Batu, 66 rante, RT/ RW 01/07
13. Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure (CHF), Hipertensi,
Hipertensi Heart Disease (HHD), Ischemic Heart Disease (IHD) Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
14. Terapi Diet : Diet Jantung dan Diet Rendah Garam
B. ASSESSMENT
1. Antropometri
a. Berat Badan = 59,31 kg
b. Tinggi Badan = 165 cm
c. BBI = TB – 100
= 165 – 100
= 65 kg
d. BB kering = BBA - Koreksi Penumpukan Cairan
= BBA – (20% BBA)
= 59,31 – (20% x 59,31)
= 59,31 – ( 11,86)
= 47,45 kg
𝐵𝐵
e. IMT/U = 𝑇𝐵2
47,45
= 1,652
47,45
= 2,72
= 17,44 kg/m2
f. Status gizi = Kurus
Berdasarkan perhitungan indeks massa tubuh (IMT) didapatkan hasil 17,44
kg/m2 dengan ini status gizi pasien dapat dikatakan kurus (Kemenkes, 2013).
2. Biokimia
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Awal Laboratorium Tn. S di IGD Umum
Tanggal Jenis Hasil
Nilai Rujukan Ket
pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 14,6 g/dl 13 – 16 g/dl Normal
Hematokrit 44 % 40 – 48 % Normal
Leukosit 3
8,37 10 /uL 5 – 10 103/uL Normal
Thrombosit 3
273 10 /uL 150 – 400 103/uL Normal
Kimia Darah
SGOT 48 U/L 10 – 35 U/L Tinggi
SGPT 26 U/L 10 – 36 U/L Normal
Albumin 3,9 g/dL 3,4 – 4,8 g/dL Normal
Ureum 28,3 mg/dL 10 – 50 mg/dL Normal
Creatinin 1,13 mg/dL 0,5 – 1,5 mg/dL Normal
Glukosa S 110 mg/dL 70 – 200 mg/dL Normal
17 Maret Elektrolit Na, K, Cl
2018 Elektrolit (pemr. Ion Na, K, Cl)
Natrium 139 mEq/L 132 – 147 mEq/L Normal
Kalium 3,0 mEq/L 3,3 – 5,4 mEq/L Normal
Chlorida 112 mEq/L 94 – 111 mEq/L Tinggi
Urine – Tinja
Urine rutin
Warna Kuning Kuning Normal
Kejernihan Jernih Jernih Normal
Berat jenis 1,015 1,005 – 1,030 Normal
pH 6,0 4,5 – 8,0 Normal
Protein Negatif Negatif - Normal
Glukosa Negatif Negatif - Normal
Ketone Negatif Negatif - Normal
Darah Negatif Negatif - Normal
Bilirubin Negatif Negatif - Normal
Urobilinogen Normal 3,2 – 16,0 umol/L Normal
Nitrit Negatif Negatif - Normal
Leukosit Esterase Negatif Negatif - Normal
Sedimen leukosit 1–2 `0 – 5/LPB Normal
Sedimen Eritrosit 0–1 `0 – 2/LPB Normal
Silinder Negatif Negatif - Normal
Sel Epitel Positif Negatif - Positif
Bakteri Negatif Negatif - Normal
Kristal Negatif Negatif - Normal
Sumber : Data Rekam Medis Pasien Ruang Rawat Gayatri RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor 2018
Berdasarkan hasil tabel 1 pemeriksaan laboratorium pada tanggal 7 Maret
2018 nilai SGOT dan Chlorida pasien tinggi.
Kesan
Cor : Cardiomegali
Pulmo : Susp TB Paru
Effusi pleura duplex
4. Riwayat Personal
Pasien merupakan seorang kepala keluarga. Pasien tidak bekerja. Pasien
merokok aktif. Pasien tinggal bersama anak pertamanya. Untuk biaya pengobatan
pasien bergantung pada dana BPJS.
a. Interaksi obat
Tabel 5. Obat yang Dikonsumsi Pasien
Jenis obat Kegunaan Efek samping
Candesartan Menghambat penyempitan Efek samping dari obat ini
pembuluh darah akibat efek adalah batuk, sakit
dari suatu zat di dalam tenggorokan, pusing, sakit
tubuh kepala, vertigo, infeksi
laporan pernapasan.
Spironolactone Mengatasi penimbunan Sakit perut, diare, merasa
cairan atau edema, kelelahan, pusing dan sakit
gangguan ginjal, gagal kepala, keringat berlebihan.
jantung, hipertensi dan
penyakit hati
KSR (Kalium klorida) Mengatasi Efek sampingnya
kekurangan/penurunan menyebabkan mual dan
kadar kalium darah. muntah sehingga rendahnya
kepatuhan pengobatan
merupakan kendala utama
efektifitas obat
5. Dietary History
a. Kualitatif
Pola makan pasien yaitu makan 3x sehari mulai dari makan pagi, makan
siang, dan makan malam.Pasien gemar mengkonsumsi kopi saat setelah makan,
makan-makanan yang digoreng. Pasien tidak ada pantangan untuk makan, dan
pasien tidak ada alergi terhadap makanan.
Berikut ini adalah konsumsi pasien sehari sebelum masuk rumah sakit
(SMRS):
Makan Pagi : kopi dengan gula 1 ½ sdm, nasi 2 sendok nasi,
sayur bayam, biskuit 2 keping
Selingan :-
Makan Siang : nasi 2 centong, sayur bobor bayam, telor mata
sapi,
Selingan : kopi dengan gula 1 ½ sdm
Makan Malam : nasi 1 ½ sendok nasi, sayur sup dan sate ayam 3
tusuk.
Tabel 6. Hasil Recall 1x24 jam Asupan pasien
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Enegi (kkal) 1536,25 kkal 1588,37 kkal 96% Cukup
Protein (gram) 40,7 gram 37,96 gram 107% Cukup
Lemak (gram) 17,5 gram 44,12 gram 39,66% Kurang
Karbohidrat (gram) 299,75 gram 260,09 gram 115% Lebih
b. Kuantitatif
Riwayat makan kuantitatif pasien didapatkan dengan cara melakukan
recall 1x24 jam yaitu dengan mewawancarai pasien di rumah sakit pada hari
pertama pengamatan yaitu tanggal 20 Maret 2018. Kemudian hasil recall tersebut
dibandingkan dengan kebutuhan gizi pasien. Berikut ini adalah recall 1x24 jam
asupan pasien:
Makan Pagi : bubur habis, bistik daging, tempe mendoan, tumis
sayuran
Selingan : puding coklat
Makan Siang : bubur, tahu isi kukus, bening bayam, pepaya
Selingan :-
Makan Malam : bubur, teur puyuh kacang polong, oseng tempe,
tumis buncis jagung
Tabel 7. Hasil Recall 1x24 jam Asupan pasien
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan Keterangan
Enegi (kkal) 1100 kkal 1588,37 kkal 69,25 % Kurang
Protein (gram) 41,25 gram 37,96 gram 108 % Baik
Lemak (gram) 28,25 gram 44,12 gram 64,02 % Kurang
Karbohidrat (gram) 165,75 gram 260,09 gram 64,21 % Kurang
6. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, diketahui bahwa pasien
memiliki riwayat penyakit Jantung.
b. Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, diketahui bahwa keluarga
pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
C. DIAGNOSIS GIZI
a. Domain Asupan
b. Domain Klinis
N.C. 2.2 Perubahan nilai Laboratorium terkait gizi berkaitan dengan gangguan
fungsi organ jantung yang pengarah kepada perubahan biokimia ditandai dengan
SGOT 48 U/L.
D. INTERVENSI GIZI
1) Tujuan
a. Tujuan Intervensi
Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Membantu menormalkan nilai laboratorium (SGOT)
Membantu menormalkan tekanan darah
Memberikan edukasi terkait gizi
b. Tujuan Diet
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja
jantung
Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air
Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan
tubuh
Membantu menurunkan tekanan darah pasien hingga normal
c. Syarat Diet
Energi cukup sebesar 1588,37 kkal
Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB sebesar 37,96 gram
Lemak sedang 25% dari total energi sebesar 44,12 gram
Karbohidrat cukup 65% dari total energi sebesar 260,09 gram
Makanan yang diberikan mudah dicerna dan tidak menimbulkan
gas
Garam rendah, 3 g/hari
Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium,
kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
Serat cukup untuk menghindari konstipasi
2) Perhitungan Kebutuhan Gizi dengan menggunakan rumus Mifflin
= (1505,75 – 395)
= 1110,75
= 1588,37 kkaal
= 37,96 gram
= 37,96 x 4
= 151,84 / 1588,37
= 9,5%
= 25% x 1588,37 / 9
= 397,09 / 9
= 44,12 gram
= 65% x 1588,37 / 4
= 1040,38 / 4
= 258,11 gram
Kebutuhan cairan = 35 x BB
= 35 x 47,45
= 1660,7 ml
3) Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet Jantung, Diet Rendah Garam
b. Route : Oral
c. Bentuk Makanan : Makanan Lunak (bubur)
d. Frekuensi Makanan : 3 x pemberian makanan utama dan 2x
selingan
Edukasi dan konseling ini diberikan kepada pasien dan keluarga pasien yang
diberikan pada hari pertama dan ketiga intervensi, media edukasi yang digunakan
yaitu leaflet dengan materi Diet Jantung dan Diet Rendah Garam, berikut bentuk
dan konseling gizi yang dilakukan:
Parameter yang akan yang akan di monitor dan di evaluasi pada pasien serta
target dari parameter yang telah ditentukan selama tiga hari intervensi pada
pasien, sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Persentase Asupan Pasien Hari Pertama s.d Hari Ketiga (20
Maret 2018 – 22 Maret 2018)
Asupan RS
Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kbthn
Zat Gizi 20 Maret 2018 21 Maret 2018 22 Maret 2018
(100%)
Total % dari Total % dari Total % dari
Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan Asupan kebutuhan
Energi (kkal) 1180,62 74,32% 1385,93 87,25% 1408,75 88,69% 1588,37
Protein (gr) 36,22 95,42% 41,06 108% 40,75 107% 37,96
Lemak (gr) 15,62 35,40% 21,43 48,57% 37,5 84,99% 44,12
Kh (gr) 208,62 80,82% 251,18 97,31% 211,75 82,03% 258,11
Data : data primer, 2018
Asupan Pasien Selama 3 Hari Intervensi
120.00% 108%107%
95.42% 97.31%
100.00% 87.25% 84.99% 80.82% 82.03%
80.00% 74.32%
88.69%
60.00% 48.57%
40.00% 35.40%
20.00%
0.00%
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr)
Hari ke 1 (20 Maret 2018) Hari ke 2 (21 Maret 2018) Hari ke 3 (22 Maret 2018)
Gambar 1. Hasil Persentase Asupan Pasien Hari Pertama s.d Hari Ketiga (20
Maret 2018 – 22 Maret 2018)
Pada hari kedua intervensi tanggal 21 Maret 2018 pasien masih memiliki
nafsu makan yang baik sehingga didapatkan hasil asupan pasien dari rumah sakit
sebesar 87,25% dari total kebutuhan energi, 108% protein, 48,57% lemak, dan
97,31% karbohidrat. Sedangkan total asupan pasien dari luar rumah sakit tidak
ada, pasien tidak memakan makanan dari luar rumah sakit. Hari kedua intervensi
pasien diberikan satu snack untuk selingan, yaitu bubur sumsum pada pukul 10.00
WIB. Asupan energi protein, dan karbohirat pada hari pertama masih baik, dan
masuk kedalam kategori diatas 80%, sedangkan asupan lemak masih kurang
karena nilai dibawah 80% (WNPG, 2004). Asupan lemak masih rendah
dikarenakan ada sebagian makanan yang tidak dihabiskan sehingga asupan
tersebut kurang dari kebutuhan.
Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018 pasien masih memiliki
nafsu makan yang baik sehingga didapatkan hasil asupan pasien dari rumah sakit
sebesar 88,69% dari total kebutuhan energi, 107% protein, 84,99% lemak, dan
82,03% karbohidrat. Sedangkan total asupan pasien dari luar rumah sakit tidak
ada, pasien tidak memakan makanan dari luar rumah sakit. Hari ketiga intervensi
pasien diberikan satu snack untuk selingan, yaitu bubur kacang hijau pada pukul
10.00 WIB. Asupan protein, dan karbohirat pada hari ketiga menurun
dibandingkan hari kedua, tetapi masuk kedalam kategori diatas 80%, sedangkan
asupan lemak dan energi meningkat dibandingkan pada hari kedua intervensi dan
masuk kedalam kategori baik diatas 80% (WNPG, 2004). Asupan protein dan
karbohidrat menurun dikarenakan ada sebagian makanan yang tidak dihabiskan.
Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018 berat badan pasien turun
yaitu 57 kg, dikarenakan odema pada pasien sudah menuru. Pasien memiliki
status gizi normal ditandai dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien 20,95 kg/m 2
(Kemenkes, 2013).
c. Monitoring Cairan
Monitoring urin output ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak urin
yang dikeluarkan pasien pada saat intervensi. Berdasarkan hasil monitoring
didapakan hasil urin output:
Tabel 14. Hasil Monitoring Urin Output
Berdasarkan tabel diatas, urin yang dikeluarkan pasien pada hari pertama
intervensi tanggal 20 Maret 2018 adalah 2000 ml/24 jam atau 2 liter/24 jam. Pada
hari kedua intervensi tanggal 21 Maret 2018 adalah 3000 ml/24 jam atau 3 liter
/24 jam. Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018 adalah 1500ml/24 jam.
e. Monitoring Pengetahuan
Pada hari ketiga intervensi tanggal 22 Maret 2018, pasien dan keluarga pasien
sudah mulai mengerti tentang Diet Jantung dan Diet Rendah Garam. Makanan
yang diberikan dari rumah sakit berusaha untuk dihabiskan. Pada hari ketiga
intervensi ini, pasien sudah tidak mengonsumsi makanan selain dari rumah sakit.
pasien dapat mematuhi anjuran diet yang diberikan. Selain itu pasien dan keluarga
sudah mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak dianjurkan sesuai
dengan penyakit yang diderita.
TINJAUAN PUSTAKA
B. Patofisiologi PPOK
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK
yangdiakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
proksimal, perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya
suatu inflamasi yang kronik dan perubahan struktural pada paru. Terjadinya
peningkatan penebalan pada saluran nafas kecil dengan peningkatan formasi
folikel limfoid dan deposisi kolagen dalam dinding luar salurannafas
mengakibatkan restriksi pembukaan jalan nafas. Lumen saluran nafas kecil
berkurangakibat penebalan mukosa yang mengandung eksudat inflamasi, yang
meningkat sesuai beratsakit.
Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang.Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di
paru. Radikal bebasmempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan
menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru.
Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi
batuk kronissehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi.Penurunan
fungsi paru terjadi sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan
struktur berupa destruksi alveol yangmenuju ke arah emfisema karena produksi
radikal bebas yang berlebihan oleh leukosit dan polusidan asap rokok.
C. Diagnosis PPOK
1. Anamnesis
PPOK sudah dapat dicurigai pada hampir semua pasien berdasarkan tanda
dan gejala. Diagnosis lain seperti asma, TB paru, bronkiektasis, keganasan dan
penyakit paru kronik lainnya dapat dipisahkan. Anamnesis lebih lanjut dapat
menegakkan diagnosis.20
Gejala klinis yang biasa ditemukan pada penderita PPOK adalah sebagai
berikut.
a. Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan dalam 2 tahun
terakhir yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan. Batuk dapat terjadi
sepanjang hari atau intermiten. Batuk kadang terjadi pada malam hari.
b. Berdahak kronik
Akan tetapi, faktor resiko lain juga berperan dalam peningkatan kasus
PPOK. Faktor resiko lain dapat antara lain paparan asap rokok pada perokok
pasif, paparan kronis polutan lingkungan atau pekerjaan, penyakit pernapasan
ketika masa kanak-kanak, riwayat PPOK pada keluarga dan defisiensi α1-
antitripsin.22
D. Klasifikasi
1. Bronkitis Kronik
Emfisema Paru adalah sebagai suatu distensi abnormal ruang udara di luar
bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. Kondisi ini merupakan
tahap akhir proses yang mengalami kemajuan dengan lambat selama beberapa
tahun. Pada kenyataannya, ketika pasien mengalami gejala, fungsi paru sering
sudah mengalami kerusakan yang ireversibel. Dibarengi dengan bronkitis
obstruksi kronik, kondisi ini merupakan penyebab utama kecacatan.
3. Bronkiektasis
E. Etiologi
PPOK disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup. Yang sebagian
besar bisa dicegah. Merokok diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90%
kasus PPOK.Laki-laki dengan usia antara 30-40 tahun paling banyak menderita
PPOK.Penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor resiko yang terdapat pada
penderita antara lain:
1. Sesak napas.
2. Batuk-batuk dan produksi dahak khusunya yang makin menjadi di saat
pagi hari.
3. Kehilangan berat badan yang cukup drastis.
4. Pasien mudah sekali merasa lelah dan secara fisik banyak yang tidak
mampu melakukan kegiatan sehari-hari.
5. Hilangnya nafsu makan karena produksi dahak yang makin melimpah.
6. Penurunan daya kekuatan tubuh
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasien di diagnosa dokter mengalami Congestive Heart Failure (CHF),
Hipertensi, Hipertensi Heart Disease (HHD), Ischemic Heart Disease
(IHD) Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
2. Berdasarkan hasil perhitungan IMT pasien adalah 17,44 kg/m2 , diketahui
pasien memiliki status gizi kurus.
3. Jenis diet yang diberikan adalah Diet Jantung dan Diet Rendah Garam.
4. Kebutuhan zat gizi pasien energi 1110,5 kkal, protein 37,96 gram, lemak
44,12 gram dan karbohidrat 258,11 gram.
5. Asupan makan pasien selama tiga hari intervensi cukup baik dan
mengalami peningkatan pada hari terakhir intervensi asupan energi
88,69%, protein terjadi penurunan dari 108% menjadi 107%, lemak
84,99% dan karbohidrat 82,03%.
6. Monitoring status gizi pasien pada hari terakhir intervensi berat badan
pasien turun menjadi 57 kg dan odema mulai menurun. IMT pasien pada
hari terakhir intervensi adalah 20,95 yaitu normal.
7. Monitoring pengetahuan terlihat bahwa pasien dan keluarga paham
terhadap diet yang diberikan.
B. Saran
Keluarga pasien harus tetap memberikan motivasi dan semangat kepada
pasien agar pasien semangat untuk menjalankan diet yang diberikan. Membantu
pasien agar tetap patuh terhadap diet yang diberikan agar pasien mengurangi dan
atau tidak mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Membantu pasien dalam
pemilihan bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan agar pola
makan pasien menjadi lebih baik lagi dan lebih teratur.
Lampiran 1. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Bubur 1 175 4 - 40
Daging 1 75 7 5 -
Tempe 1 75 5 3 7
Sayur 1 25 1 - 5
Jumlah 350 17 8 52
Selingan pagi 1 50 - - 12
Jumlah 50 - - 12
Siang
Bubur ¾ 131,25 3 - 30
Ayam ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur ¾ 21,25 0,85 - 4,25
Buah 4 200 - - 48
Jumlah 446,25 11,1 4,75 87,5
Malam
Bubur 1 175 4 - 40
Daging ½ 18,75 1,75 1,25 -
Tahu ½ 28,125 1,87 1,12 2,62
Sayur ½ 12,5 0,5 - 2,5
Gula 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 334,37 8,12 2,87 57,125
Total 1180,62 36,22 15,62 208,62
Kebutuhan 1588,37 37,96 44,12 258,11
Persentase 74,32% 95,41% 35,40% 80,82%
Lampiran 2. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Bubur 1 175 4 - 40
Ayam 1 75 7 5 -
Jumlah 250 11 5 40
Tepung beras ¼ 175 4 - 40
gula 1 50 - - 12
Jumlah 225 4 - 52
Siang
Bubur 1 175 4 - 40
Daging 1 75 7 5 -
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur 1 25 1 - 5
Buah 4 200 - - 48
Jumlah 531,25 14,75 7,25 98,25
Malam
Bubur 1 175 4 - 40
Daging ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tahu ¾ 42,18 2,81 1,68 3,93
Sayur 1 25 1 - 5
Gula 1 50 - - 12
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 379,68 11,31 9,18 60,93
Total 1385,93 41,06 21,43 251,18
Kebutuhan 1588,37 37,96 44,12 258,11
Persentase 87,25% 108% 48,57% 97,31%
Lampiran 3. Asupan Makan Pasien Hari Intervensi Pertama
Energi Karbohidrat
Menu P Protein (gr) Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Pagi
Nasi tim 1 175 4 - 40
Daging 1 50 7 2 -
Tempe 1 75 5 3 7
Sayur 1 25 1 - 5
Minyak 1 50 - 5 -
Jumlah 400 17 13 52
1 50 - - 12
Selingan pagi
1 75 0 5 -
Jumlah 125 0 5 12
Siang
Nasi Tim 1 175 4 - 40
Ayam ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tahu ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur ¾ 21,25 0,85 - 4,25
Buah 4 200 - - 48
Jumlah 490 11,5 4,75 97,5
Malam
Nasi Tim 1 175 4 - 40
Daging ½ 37,5 3,5 2,5 -
Tempe ¾ 56,25 3,75 2,25 5,25
Sayur 1 25 1 - 5
Minyak 2 100 - 10 -
Jumlah 393,75 12,25 14,5 50,25
Total 1408,75 40,75 37,5 211,75
Kebutuhan 1588,37 37,96 44,12 258,11
Persentase 88,69 107% 84,9 82,03
Tanggal Sebelum Dimakan Sisa
21 Maret Makan pagi Makan pagi
2018
Snack Snack
Snack Snack