Professional Documents
Culture Documents
1
Sumber Ilmu, 2011, Pengertian Agama, diakses dari http://mughits-
sumberilmu.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-agama.html, pada tanggal 14 Mei 2018
2
Abdulsyani , Sosiologi-Skematika, Teori, dan Terapan, PT Bumi aksara: Jakarta, 2012. hlm 45-
46
Agama dan budaya menurut Kuntowijoyo (1991) adalah dua hal yang
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Pertama, agama mempengaruhi
kebudayaan dalam pembentukannya, nilainya adalah agama, tetapi simbolnya
adalah kebudayaan. Kedua, budaya dapat mempengaruhi simbol agama, dan
yang ketiga, kebudayaan dapat menggantikan sistem nilai dan simbol agama.
Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu, keduanya
adalah sistem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam
setiap kali ada perubahan. Baik agama ataupun budaya pada dasarnya
memberikan wawasan dan cara pandang dalam menyikapi kehidupan agar
sesuai dengan kehendak Tuhan dan kemanusiaan dan menciptakan suatu
tatanan masyarakat yang teratur dan terarah.4
3
Silfia Hanani, Interelasi Sosiologi dan Agama. Humaniora: Bandung, 2011. hlm. 77
4
Fadila Syechbu,2011, Hubungan antara Agama dan Budaya, diakses dari http://fadlia-
syechbu.blogspot.co.id/2011/04/hubungan-antara-agama-dan-budaya.html, pada tanggal 14 Mei
2018
5
Adeng Muchtar Ghazali, Antropologi Agama-Upaya memahami keragaman kepercayaan,
keyakinan, dan Agama. Alfabeta: Bandung, 2011, hlm. 31-33
Dalam kajian ilmu sosial, tentang daya pemecah agama ini berkaitan
dengan akronim SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Artinya
mensejajarkan persoalan agama dengan suku, ras, dan golongan politik
tertentu, atau hal-hal yang rawan, peka, dan tabu untuk dibicarakan.
6
M. Munandar Soelaeman : “Ilmu Sosial Dasar -Teori dan Konsep Ilmu Sosial”, PT Refika
Aditama: Bandung, 2009, hlm. 288
7
Elizabeth K. Nottingham. Agama dan Masyarakat-Suatu Pengantar Sosiologi Agama, PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta.1996, hlm. 42
8
M. Munandar Soelaeman, Op. Cit., hlm. 289-290.
Akulturasi dalam lapangan agama dapat memepengaruhi isi iman dan budi
yang tinggi. Akulturasi dala lapangan agama tersebut dinamai “syncrotisme”
(perpaduan antara 2 kepercayaan), misalnya agama jawa terdiri dari Islam
bercampur dengan Budha.
Selain itu kita dapat sepakat dengan pendapat Yong ini sebab ternyata
pengaruh islam tidak hanya pada kepercayaan dan adat istiadat sehari-hari ,
bahkan sampai pada bidang hukum dan upacara-upacaranya seperti: ahri besar
Islam, upacara kematian, selamatan-selamatan, mengubur mayat, do’a, waqaf,
warisan, letak mesjid dan sebagainya. Semua ini hasil walisanga, kecuali
Syeikh Siti Jenar (yang membuat asimilasi atau integrasi sehingga
menghilangkan prinsip-prinsip Islam). Dan kami sependapat dengan istilah
adaptasi, sehingga Islm adalah satu-satunya agama yang lengkap dan sebagai
sumber kebudayaan.9
9
Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, PT Rineka Cipta: Jakarta.2011, hlm. 49-50
10
J. Dwi Narko dan Bagong Suyanto, Sosiologi-Teks Pengantar dan Terapan, Kencana: Jakarta
cetakan ke-3. 2007, hlm. 255-256
Jika agama dikaji sebagai fenomena budaya, paling tidak, ada lima bentuk
gejala agama yang perlu diperhatikan.
11
Ramdani wahyu, Ilmu Budaya Dasar, CV Pustaka Setia: Bandung.2008, hlm 69-72
Sebagai warga negara kita dituntut dan diwajibkan untuk dapat memahami
serta menghayati Pancasila agar kita dapat menjadi warganegara Indonesia
yang baik, yang benar-benar mengerti akan hak dan kewajiban kita.
12
Okta Diputhera, Cornelis Wowor dan Puriati, Kuliah Agama Budha untuk Perguruan Tinggi,
Yayasan Sanata Dharma Indonesia: Jakarta. 1996, hlm. 1-2
Dalam hal ini banyak sekali para ahli Ilmu Jiwa Agama memberikan
batasan tentang kebutuhan agama bagi manusia, tetapi di sini kita dapat
mengambil suatu kesimpulan bahwa agama yang diberikan para ahli, namun
bagi kita yang terpenting adalah agama yang dirasakan dengan hati, pikiran,
dan dilaksanakan dalam tindakan serta memantul dalam sikap dan cara
menghadapi hidup pada umumnya (Dzakiah Daradjiat, 1970:30)
13
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta,2014, hlm.
104-106
Islam mengandung dua aspek yakni segi agama dan segi kebudayaan.
Dengan demikian ada yang dinamakan sebagai agama Islam dan Juga ada
kebudayaan Islam. Dengan pandangan ilmiah antara keduanya memang dapat
dibedakan, tetapi dengan pandangan Islam sendiri tidak dapat di pisahkan.
Tiap gerak dalam kehidupan agama selalu berawal dari keyakinan akan
Tuhan Yang Maha Esa (Tauhid), melalui ibadat, berujung pada mu’amalat.
Jadi arus gerak itu berpangkal pada Iman, melalui aktivitas agama, berujung
pada kebudayaan.
Maka integrasi antara Iman, agama, dan kebudayaan itu dapat dirajahkan
sebagai berikut:
keyakinan
(Iman/Tauhid)
agama
Kebudayaan
Contoh kasus nya adalah pernikahan. Iman kepada Allah akan membawa
seseorang taat kepada perintah dan laranganNya. Maka dilakukanlah
perkawinan sesuai dengan hukum dan ridha Allah. Ini adalah tindakan agama.
Perkawinan itu membentuk keluarga, yang merupakan unit terkecil
masyarakat. Kehidupan keluarga sebagai muara perkawinan adalah
kebudayaan.14
14
Sidi Gazalba, Masyarakat Islam-Pengantar Sosiologi dan Sosiograi, Bulan Bintang:
Jakarta.1976, hlm. 110-112
10 | A g a m a d a n K e b u d a y a a n
K. Perwujudan Agama di Kepulauan Indonesia
15
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006, hlm. 93-96
11 | A g a m a d a n K e b u d a y a a n
L. Daftar Pustaka
Okta Diputhera, Cornelis Wowor dan Puriati, Kuliah Agama Budha untuk
Perguruan Tinggi, Jakarta: Yayasan Sanata Dharma Indonesia. 1996.
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2014
12 | A g a m a d a n K e b u d a y a a n
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006
13 | A g a m a d a n K e b u d a y a a n