Professional Documents
Culture Documents
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Penelitian ini mengembangkan model manajemen pelatihan dan pendidikan karakter berlokus
padepokan karakter guna menghasilkan tenaga akademik, profesi, dan vokasi (calon guru dan
guru) yang memiliki kompetensi unggul dalam menyebarluaskan karakter luhur bangsa. Dengan
menggunakan pendekatan Researh & Development, penelitian ini menggunakan lokus Padepokan
Karakter Jurusan PPKn FIS Unnes. Subjek penelitian adalah para mahasiswa Unnes yang baru
lulus, para guru muda di Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah. Model factual manajemen
pelatihan dan pengembangan pendidikan karakter yang berjalan selama ini mengandung
kelemahan pada berbagai aspek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi kegiatan.
Atas dasar analisis terhadap sejumlah kelemahan model factual tersebut kemudian dilakukan
rekonstruksi model konseptual berangkat dari penelaahan faktor-faktor etik dan faktor emik.
Model konseptual tersebut kemudian disempurnakan lagi dengan mengakomodasikan hasil focus
group discussion dengan para stake holders dan mendayagunakan potensi dan sumber daya yang
dimiliki oleh padepokan karakter Jurusan Pendidikan Politik dan Kewarganegaraan Unnes. Model
ini telah memadukan berbagai aspek pelatihan, mulai dari penyempurnaan dari kelamahan model
factual, pertimbangan faktor etik dan faktor emik, serta aspirasi dan kebutuhan para stake holders,
sehingga layak untuk dilakukan uji coba dalam ranah yang lebih luas.
17
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
calon guru dan para guru diasumsikan dapat seorang pendidik harus kreatif dalam
memberi kontribusi preventif menyemai nilai- mengembangkan pembelajaran, terutama yang
nilai karakter dalam kerangka mengurangi berbasis dan bersifat kontekstual. Sebab, dengan
perilaku menyimpang para mahasiswa/siswa di mengkaitkan dengan masalah-masalah
persekolahan dan perguruan tinggi khususnya. kontekstual akan mampu meningkatkan
Padepokan karakter FIS Unnes adalah sebuah keterlibatan peserta. Selanjutnya, jika pemikiran
wadah yang dapat digunakan sebagai tempat dan hati telah menyatu dalam mengikuti
memberi tambahan strategi penguatan karakter pelatihan dan pengembangan, maka pemahaman
dan penguasaan kompetensi nilai-nilai karakter komprehensif telah terjadi. Kedua hal tersebut,
bagi para calon guru dan para guru. pelatihan pendidikan global dan pendidikan
Kajian ini memiliki makna strategis. komprehensif akan dapat diperoleh dan
Secara teoretis-strategis, kajian penelitian ini ditemukenali pada wadah yang disebut
akan menambah khasanah ilmu pengetahuan, pedepokan karakter, seperi dirancang dalam
terutama mengembangkan teori yang terkait penelitian ini.
dengan model pelatihan dan pengembangan Sedangkan secara praktis-operasional,
pendidikan karakter. Di samping itu, pelatihan penelitian ini meneguhkan konsekuensi dan
pendidikan berwawasan karakter bersifat komitmen semua pihak dalam melaksanakan
sistemik organik, dengan ciri-ciri fleksibel- pendidikan karakter, khususnya Unnes mulai dari
adaptif dan kreatif-demokratis. Bersifat sistemik- hilir sampai ke hulu, mulai dari para calon guru
organik berarti lokus pelatihan dan dan para guru di sekolah. Caranya antara lain
pengembangan pendidikan karakter merupakan ialah dengan memberi kondisi kearah
tempat, proses yang bersifat interaktif dari terciptanya peningkatan kompetensi profesional,
keseluruhan interaksi yang ada. Fleksibel- personal, sosial, dan pedagogi para calon guru
Adaptif, berarti pelatihan dan pengembangan dan para guru. Sehubungan dengan hal tersebut,
pendidikan karakter lebih ditekankan sebagai untuk merealisasikan pendidikan karakter perlu
suatu proses pembelajaran dari pada mengajar. dilakukan secara utuh melalui berbagai program,
Peserta pelatihan (calon guru dan guru) metode, dan pendekatan. Selain itu, kurikulum di
dirangsang memiliki motivasi untuk mempelajari perguruan tinggi dan sekolah harus
sesuatu yang harus diperbaharui dan diterapkan dikembangkan secara progresif dalam rangka
dalam pembelajaran yang berkelanjutan. Materi membantu generasi muda untuk dapat mencapai
pelatihan dan pengembangan bersifat terpadu, kehidupan yang secara pribadi lebih memuaskan
kontekstual, dan berkelanjutan.Kreatif- dan secara sosial lebih konstruktif (Zuchdi,
demokratis, berarti pelatihan senantiasa 2001). Oleh karena itu, tersedianya para guru
menekankan pada suatu sikap mental untuk muda yang baru lulus dan para guru yang terlatih
senantiasa menghadirkan sesuatu yang baru dan berbasis pelatihan dan pengembangan karakter
orisinil. Secara pedagogis dan andragogis, pada Padepokan Karakter FIS Unnes akan
kreativitas dan demokrasi merupakan dua sisi mengimbas kepada keterampilan mengelola
dari mata uang. Tanpa demokrasi tidak akan ada kelas dengan mengintegrasikan karakter secara
proses kreatif, sebaliknya tanpa proses kreatif utuh, komperhensif, dan berkesinambungan.
demokrasi tidak akan memiliki makna.
Selain itu, menambah model pelatihan METODOLOGI
dan pengembangan komprehensif dan Penelitian ini menggunakan pendekatan
berkelanjutan terkait dengan pendidikan penelitian dan pengembangan (Researh &
karakter. Berbagai macam metode pelatihan yang Development) yang dimodifikasi dari Borg and
dilakukan para instruktur, pada dasarnya Gall (1983), yang kemudian disederhanakan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan menjadi tiga langkah inti dari sepuluh langkah.
kompetensi keterampilan peserta yang Ketiga langkah tersebut yaitu studi pendahuluan,
diharapkan mengimbas pada pembelajaran pengembangan model, dan validasi model
dosen/guru-siswa/mahasiswa di kelas. pelatihan dan pengembangan pendidikan
Keterlibatan para peserta secara non fisik atau karakter. Mengacu kepada kelemahan pelatihan
dalam pemikiran dan hati, hal inilah yang harus pendidikan karakter saat ini, pelatihan dan
menjadi perhatian para peserta. Sebab, banyak pengembangan pendidikan karakter dapat
para peserta yang tidak memperhatikan hal ini dioptimalkan dengan menggunakan lokus
dan menyalahkan siswa/mahasiswa di kelas, padepokan karakter pada Padepokan Karakter
ketika mereka tidak kreatif dalam merespon FIS Unnes.
materi yang diberikan. Untuk mencegah adanya Lokus atau lokasi penelitian ini dilakukan
pemikiran yang menyalahkan siswa/mahasiswa, di Padepokan Karakter FIS Unnes dengan subjek
peserta pelatihan dan pengembangan sebagai penelitian para calon guru mahasiswa lulusan
18
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
Unnes yang akan diwisuda (Tahun ke-1), para narkoba, sampai pembunuhan, dan sebagainya.
guru muda Kota Semarang (Tahun ke-2), dan Melihat realita demikian, menunjukan perlunya
para guru Provnsi Jawa Tengah (tahun ke-3). penyempurnaan model pelatihan dan
Untuk memperoleh produk model dan pengembangan pendidikan karakter.
perangkat yang efektif akan dilakukan uji Studi terhadap pelaksanaan pelatihan dan
validasi dan uji coba kepada: (1) para ahli dan pengembangan pendidikan karakterselama ini
praktisi, (2) uji coba kelompok, dan (3) uji coba ditunjukkan masih adanya kekurangan di sana
lapangan terbatas. sini, yang memerlukan penyempurnaan secara
Alat penjaring data: wawancara, komprehensif. Hal ini sangat terasakan sejak
dokumentasi, observasi, dan angket. Instrumen analisis kebutuhan dan kegunaan pelatihan yang
pengumpul data: pedoman wawancara, catatan dirasakan kurangnya perencanaan secara
lapangan, lembar observasi, dan anket terbuka. komprehensif. Demikian juga dalam hal materi,
Dalam melakukan analisis data, dilakukan peserta, dan instruktur secara berjenjang dan
langkah-langkah berikut. Pertama, menganalisis berkelanjutan juga masih dirasakan lemah.Selain
kebutuhan, tujuan, materi, persiapan hal tersebut di atas perencanaan dalam hal tata
pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan dan kelola juga belum terorganisasikan dengan baik.
pengembangan pendidikan karakter dilakukan Belum ada keterpaduan berbagai komponen,
melalui analisis interaktif dengan langkah sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri.
pengumpulan data, reduksi data, display data, Evaluasi kegiatan pendidikan karakter
dan simpulan. Kedua, menganalisis keefektifan belum dilakukan secara komprehensif.Sesuai
model pelatihan dan pengembangan dilakukan dengan hakekat pendidikan karakter, pengukuran
dengan menggunakan “one-group pretest keberhasilan pembelajarannya tidak hanya
posttest design”. berkenaan dengan aspek kognitif saja, melainkan
keterpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN psikhomotorik. Oleh karena itu evaluasi kegiatan
Pelatihan dan pengembangan pendidikan haruslah merupakan kegiatan yang evaluasi yang
karakter merupakan upaya yang harus dilakukan komprehensif.
secara kontinyu dan sistematis, agar diperoleh Dalam hal pengelolaan waktu pendidikan
hasil yang maksimal. Hal ini dikandung maksud pelatihan dan pengembangan pendidikan
agar proses pendidikan karakter dapat karakter, juga belum terjadi pengelolaan yang
dilaksanakan dengan efektif, baik di lingkungan efektif. Artinya waktu yang ada dapat
kampus maupun di sekolah. Upaya pemerintah dimanfaatkan secra maksimal untuk
saat ini dalam melatih dan mengembangkan penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan
pendidikan karakter sudah berjalan dengan baik, pendidikan karakter dengan target out come yang
mulai dari tataran regulasi, kebijakan, maupun maksimal. Salah satu penyebab belum efektifnya
praksisnya di lapangan. Beberapa aksi yang pengelolaan pelatihan dan pengembangan
dilakukan oleh kemeenterian diantaranya adalah pendidikan karakter adalah faktor sumber
menyusun desain induk pendidikan karakter, pengayaan dalam proses pembelajaran yang
hibah penulisan buku best practices pendidikan masih sangat terbatas.
karakter, rintisan pusat pengembangan Dalam hal pelaksanaannya selama ini,
pendidikan karakter, hibah program pendidikan dirasakan bahwa materi yang disajikan belum
karakter, pelatihan dosen Mata Kuliah terfokus pada esensi pendidikan karakter serta
Pembinaan Kepribadian (MPK) dan Mata Kuliah penyajiannya pun dirasakan belum
Berkehidupan Berbangsa (MBB), pengiriman komprehensif. Materi masih disajikan secara
dosen PKn Perguruan Tinggi ke luar negeri parsial dan lebih banyak menyajikan aspek
dalam rangka penyegaran Civic Education, kognisinya, atau pengetahuan tentang pendidikan
deklarasi anti nyontek dan anti plagiat, deklarasi karakter. Hal ini menjadikan proses pendidikan
Penguatan Pilar-pilar Kebangsaan, Semiloka karakter yang ada selama ini belum mencapai
Penguatan Wawasan Kebangsaan bagi Dosen sasaran substansialnya. Selain itu,
dan Mahasiswa, dan sebagainya. kontekstualisasi materi juga belum terjadi.
Terlepas dari berbagai hasil yang capai, Artinya materi yang disajikan dalam pelatihan
sampai saat ini di kalangan pelajar dan belum dikaitkan dengan fakta atau pengalaman
mahasiswa masih kerapkali terjadi tindakan- nyata sehari-hari.Agar lebih mudah dicerna oleh
tindakan kekerasan. Beberapa fenomena yang para peserta, mestinya sajian materi dikaitkan
sering dijumpai adalah perbuatan nyontek, tidak dengan kehidupan sehari-hari para peserta.
mengerjakan pekerjaan rumah, tawuran, Terkait dengan materi sajian yang kurang
perkelahian, korban sodomi, penganiayaan, komprehensif, yang hanya berkenaan dengan
pengeroyokan, kekerasan seksual, ketagihan aspek kognitif, demikian juga dengan
19
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
(Gambar 4.1 model factual Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Karakter)
20
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
Melatih dan
mengembang Pengelolaan
kan Pend. SDM yang Penguatan Karakter
berdaya guna Strategi pelatihan
Karakter yang
tepat
Penilaian kinerja
instruktur
Pelatihan berbasis Padepokan
Karakter
Analisis kebutuhan
Program
pelatihan dan
pengem-
bangan Penetapan
penddikan tujuan Penilaian kinerja guru
Karakter Nilai-nilai Karakter
Pelaporan kegiatan
Penetapan materi,
instruktur, strategi Penilaian dampak
pelatihan
Umpan Balik
(Gambar 4.2 Model Hipotetik Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Karakter Berlokus
Padepokan Karakter
21
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
Pada model hipotetik seperti terlihat pada memperoleh masukan penyempurnaan kembali,
gambar 4.2 di atas tampak adanya upaya untuk melalui focus group discussion.
melakukan rekonstruksi pemodelan pelatihan dan Hasil focus group discussion terhadap
pengembangan pendidikan karakter, yang model hipotetik tersebut menunjukkan
kontekstual dengan berloku spada padepokan keberterimaan dari para peserta terhadap model
karakter. Padepokan karakter di Jurusan model pelatihan dan pengembangan pendidikan
Pendidikan Politik dan Kewaganegaraan sangat karakter berlokus padepokan karakter.Semua
potensial untuk pengembangan model pelatihan peserta FGD memberikan apresiasinya yang
pendidikan karakter, oleh karena keberadaanya sangat positif dengan harapan untuk dapat
dikandung maksud sebagai pusat informasi, secepatnya diterapkan di lapangan.
pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal Beberapa catatan penting dari hasil FGD
yang menyangkut tujuan padepokan, pusat guna penyempurnaan model hipoteti. Pertama,
berbagai kegiatan yang berhubungan dengan materi yang dilatihkan terkadang kurang jelas
upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran sehingga pelatihan kerapkali dirasakan hanya
dan peningkatan citra dan nilai-nilai yang yang untuk mengejar keterlaksanaannya saja, tanpa
dikembangkan pada padepokan terkait. Selain itu bisa mengetahui hasil pelatihannya. Kedua,
padepokan ini juga dimaksudkan sebagai sarana aspek spiritual seperti yang selama ini menjadi
untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan tuntutan di dalam Kurikulum 2013, kurang
masyarakat sesuai tujuan padepokan terkait, memperoleh porsi yang maksimal. Hal ini
sarana mempererat persahabatan di antara menjadikan pelatihan pendidikan karakter yang
masyarakat padepokan sesuai visi dam misi selama ini diikuti para guru kurang bisa
padepokan, serta sarana memasyarakatkan kode memberikan jawaban terhadap guru di lapangan.
etik dan ikrar padepokan terkait. Ketiga, kontekstualisasi materi pelatihan juga
Kelemahan-kelamahan substansial yang dirasakan sangat kurang, karena pada umumnya
ada pada model factual disempurnakan materi yang disajikan sangat normative dan
sedemikan rupa, sejak perencanaan, pelaksanaan, kurang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.
sampai pada evaluasi kegiatan. Dengan demikian Keempat, masih dirasakan kurangnya buku-buku
pada model hipotetik ini, sudah dilakukan dan referensi untuk mengembangkan pendidikan
perpaduan antara penyempurnaan model karakter, termasuk juga pada saat pelatihan
pengembangan berangkat dari kelemahan- pendidikan karakter.
kelamahan model factual dengan pemberdayaan Hasil FGD dengan para guru tersebut
segala potens yang ada pada padepokan karakter, kemudian dielaborasi ke dalam model hipotetik
sehingga model yang tercipta adalah manajemen yang ada, sehingga terbangunlah model akhir
pelatihan dan pengembangan pendidikan manajemen pelatihan dan pengembangan
karakter yang terencana secara sistematis, pendidikan karakter berlokus padepokan
kontekstual, dengan memberdayakan potensi karakter, seperti terpolakan pada gambar 4.3
yang ada pada padepokan karakter. berikut ini.
Model hipotetik yang tercipta ini
kemudian dimajukan kepada para guru serta
lulusan jurusan PPKn tahun 2016 untuk
22
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
Tuntutan Mengembangkan
implementasi Kebutuhan jejaring kerjasama
Pend. Karakter Model Pelatihan
Pelatihan
dan Pengebangan
para calon
Pend Karakter. A
Panduan-panduan guru dan
guru K
pelatihan Pend. P T
Karakter O U
T A
Melatih dan E L
mengembang Pengelolaan N I
SDM yang Strategi pelatihan S Penguatan S
kan Pend.
Karakter yang berdaya guna I Karakter A
tepat S
I
Pelatihan berbasis Penilaian kinerja
B
Padepokan Karakter instruktur
E
R
Analisis kebutuhan K
E K
M A
Program B R
pelatihan dan A A
pengem- N K
bangan Penetapan G Penilaian kinerja T
penddikan tujuan guru E
Karakter Nilai-nilai Karakter R
Pelaporan kegiatan
Penetapan materi,
instruktur, strategi
pelatihan Penilaian dampak
Umpan Balik
Gambar 4.3 Model Akhir Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Karakter Berlokus
Padepokan Karakter.
23
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
Model akhir seperti yang disajikan pada berbagai sumber belajar di era digital ini mudah
gambar 4.3 tersebut merupakan manajemen diperoleh melalui internet, akan tetapi dalam
pelatihan dan pengembangan pendidikan konteks pendidikan karakter peran guru tidak
karakter berlokus padepokan karakter, yang telah dapat tergantikan oleh sumber daya apa pun.
memadukan model factual, yang setelah Oleh karena itu guru profesional yang memiliki
dianalisis akan kelemahan-kelamahannya kompetensi unggul dalam menyebarluaskan
kemudian dilakukan rekonstruksi, dengan hasil karakter luhur bangsa sangat penting
focus group discussion, dengan para guru SD keberadaannya di tengah-tengah peserta didik. Di
SMP SMA di kota Semarang. tangan guru professional inilah akan terjadi
Sejak perencanaan kegiatan, model proses pembelajaran dan pembinaan karakter
manajemen ini telah memulainya dengan analisis melalui upaya kreatif dan inovatif dalam
kebutuhan, dilanjutkan dengan penetapan tujuan mengembangkan model-model pembelajaran
akan manajemen pelatihan dan pengembangan agar dapat terjadi internalisasi nilai-nilai karakter
pendidikan karakter, penetapan instruktur, lebih efektif.
materi, dan strategi pelatihan. Semua aspek
terkait dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan PENUTUP
telah dirancang secara sistematis. Selanjutnya Pengembangan pendidikan karakter di
dalam tahap palaksanaan kegiatan pelatihan telah lembaga pendidikan harus terus diupayakan
disiapkan buku panduan pelatihan, buku materi untuk lebih berkualitas. Pelatihan dan
pelatihan, dan media pelatihan yang tepat pengembangan pendidikan karakter kepada para
sehingga memudahkan peserta pelatihan untuk guru menjadi sangat penting artinya, sebagai
menyerap materi kegiatan pelatihan. Dalam hal upaya secara sistematis bagi pembinaan karakter
penyusunan buku panduan kegiatan pelaksanaan, oleh para guru di sekolah masing-masing.
buku materi pelatihan, serta media pelatihan, Padepokan karakter di Jurusan Pendidikan
didasarkan atas potensi dan sumber daya yang Politik dan Kewaganegaraan sangat potensial
dimiliki oleh padepokan karakter Jurusan PPKn untuk pengembangan model pelatihan
FIS Unnes. pendidikan karakter, oleh karena keberadaanya
Selanjutnya untuk keperluan evaluasi, dikandung maksud sebagai pusat informasi,
model ini pun menawarkan seperangkat pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal
instrument penilaian, mulai dari perangkat yang menyangkut tujuan padepokan, pusat
penilaian instruktur, instrument kinerja guru, berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
instrument pelaporan, sampai pada instrumen upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran
penilaian dampak kegiatan. Perangkat instrumen dan peningkatan citra dan nilai-nilai yang yang
ini mengacu kepada substansi pendidikan dikembangkan pada padepokan terkait. Selain itu
karakter secara komprehensif, baik kognitif, padepokan ini juga dimaksudkan sebagai sarana
afektif, maupun psikhomotor. untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
Model akhir manajemen pelatihan dan masyarakat sesuai tujuan padepokan terkait,
pengembangan pendidikan karakter berlokus sarana mempererat persahabatan di antara
padepokan karakter ini memiliki kebaruan masyarakat padepokan sesuai visi dam misi
berupa akomodasi berbagai anasir dalam padepokan, serta sarana memasyarakatkan kode
pendekatan pendidikan karakter, yang disusun etik dan ikrar padepokan terkait.
secara sistematis sejak perencanaan, pelaksanaan Keunggulan dari model akhir manajemen
sampai evaluasi kegiatan pelatihan. Lima pelatihan dan pengembangan pendidikan
pendekatan pendidikan karakter/nilai karakter berlokus padepokan karakter ini adalah
terakomodir dalam model tersebut, adalah adanya dimilikinya kebaruan berupa
pendekatan penanaman nilai (inculcation diintegrasikannya berbagai anasir dalam
approach), pendekatan perkembangan moral pendekatan pendidikan karakter, yang disusun
kognitif (cognitive moral development secara sistematis secjak perencanaan,
approach), pendekatan analisis nilai (values pelaksanaan sampai evaluasi kegiatan pelatihan.
analysis approach), pendekatan klarifikasi nilai
(values clarification approach), dan pendekatan DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran berbuat (action learning approach)
(Superka, et. al. 1976, Zakaria, 2000; Rachman, Aditya, Kreshna. 2015. Kekerasan Anak Pelajar.
2001, 2002). Tersedia pada www.bincangedukasi.com
Dari lima pendekatan pendidikan nilai
tersebut, peran guru menjadi sangat strategis oleh Asmawi, J.M. 2011. Buku Panduan Internalisasi
karena berhubungan langsung dengan proses Pendidikan Karakter di Sekolah.
pembelajaran di dalam kelas. Kendatipun Jogyakarta: DIVA Press.
24
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
Craig. 1976. Training and Development Rachman, Maman. 2001. Reposisi, Reevaluasi
Handbook: A Guid Resource dan Redefinisi Pendidikan Nilai bagi
Development. New York: Longman Inc. Generasi Muda Bangsa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan 7 (028),
Hadisaputro, P. 2004. Studi Tentang Makna hlm: 1-11.
Penyimpangan Perilaku Di Kalangan
Remaja. Jurnal Kriminologi Indonesia 3 Rachman, Maman. 2002. Implementasi
(3), hlm: 9-18. Pendidikan Budi Pekerti dalam
Keterpaduan Pembelajaran. Jurnal
Hasan, S. Hamid. 2012. Pendidikan Sejarah Pendidikan dan Kebudayaan 8 (036),
untuk Memperkuat Pendidikan Karakter. hlm: 376-387..
Paramita Jurnal Sejarah dan
Pembelajaran Sejarah. Raths, L.E., Harmin, M. & Simon, S.B. 1978.
Values and Teaching: Working with
Kusdiyah, Rachmawati. 2008. Manajemen Values in the Classroom. Second Edition.
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Columbus: Charles E. Merrill Publishing
Andi. Company.
Kusuma, Doni A. 2007. Pendidikan Karakter, Rest, J.R. 1992 Komponen-komponen Utama
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Moralitas. Dlm. Kurtines, W.M.&
Jakarta: Grasindi. Gerwitz, J.L. (pnyt.). Moralitas, perilaku
moral, dan perkembangan moral: 37-60.
Latif , Yudi. 2009. Menyemai Karakter Bangsa, Terj. Soelaeman, M.I. & Dahlan, M.D.
Budaya Kebangkitan Berbasis Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia.
Kesastraan. Jakarta: Penerbit Kompas.
Superka, D.P. 1973. A typology of valuing
LP2M Unnes. 2016. Rencana Strategis 2015- theories and values education approaches.
2019. Semarang: LP2M Unnes. Doctor of Education Dissertation.
University of California, Berkeley.
LPPKB. 2007. Membangun karakter bangsa
dengan jalan Memperkokoh Jati diri Superka, D.P., Ahrens, C., Hedstrom, J.E., Ford,
Bangsa. Jakarta: LPPKB. L.J. & Johnson, P.L.
1976. Values education sourcebook.
25
Rachman, M., Masrukhi., Munandar, A., Suhardiyanto, A./ Jurnal Refleksi Edukatika 8 (1) (2017)
26