Professional Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas Pasien
Nama : Ny.N
Umur : 76 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Hindu
Tanggal Masuk RS : 02 Mei 2019
Alasan Masuk : Pasien dikeluhkan tidak sadarkan diri
Diagnosa Medis : Syok hipovolemik + hiperkalemia berat + ACKD +
Uremic Encepalopati
Initial survey :
A (alertness) :-
V (verbal) :-
P (pain) :-
U (unserpons) : √
Warna triase : √ P1 P2 P3 P4 P5
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
2. Diagnosa Keperawatan
-
3. Intervensi / Implementasi
-
4. Evaluasi
-
BREATHING
1. Fungsi pernafasan
Jenis Pernafasan : Tachipnea
Frekwensi Pernafasan : RR : 30x/menit, SpO2 : 56%
Retraksi Otot bantu nafas : Tidak ada retraksi otot bantu nafas
Kelainan dinding thoraks : Simetris
Pergerakan dada simetris, tidak ada
perlukaan, tidak ada jejas trauma
Bunyi nafas : Vesikuler
Hembusan nafas : Ada
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas
3. Intervensi / Implementasi
a. Memberi posisi head up
b. Memonitor status SpO2 , SpO2 pasien : 56 %
c. Memberi terapi O2 menggunakan sungkup NRM 10 lpm batas max 15
lpm
d. Memonitor TTV pasien
4. Evaluasi
S:-
O : Selama terapi di 2 jam pertama pasien berada pada posisi head up 300,
terjadi peningkatan SpO2 pasien dari 56% menjadi 99 % setelah terapi
oksigen menggunakan sungkup NRM 15 lpm, TTV pasien TD : 50/
palpasi, ND: 110 x/menit (lemah sekali), RR : 36x/menit, S : 37,10C
A : Ketidakefektifan pola nafas
P : Lanjutkan intervensi dan terapi
a. Memonitor status SpO2 , SpO2 pasien : 56 %
b. Memonitor TTV pasien
CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran : Semi koma (GCS 4 : E1V1M2)
Perdarahan (internal/eksternal) :Tidak ada perdarahan internal/
ekternal
Kapilari Refill : CRT > 2 detik
Tekanan darah : TD : 70/palpasi, ND : 110 x/menit
(lemah sekali)
Nadi radial/carotis : Nadi radial tidak teraba, nadi karotis
teraba, nadi bracial teraba
Akral perifer : Akral pasien dingin
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan
b. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
c. Risiko penurunan curah jantung
3. Intervensi / Implementasi
a. Terapi pemasangan infus 2 line
1) Line I : loading RL sebanyak 4 fls
2) Line II : terpasang RL 7 tpm, loading D40% 2 fls
b. Injeksi ca glukonat 1 amp per IV set
c. Injeksi Novorapid 10 IU per IV set
d. Pemasangan monitor pada pasien
e. Pengecekan EKG pasien
f. Pemasangan dower kateter no.16
4. Evaluasi
S:-
O : Terapi pemasangan infus 2 line yaitu Line I : loading RL sebanyak 4 fls
terakhir masuk sudah sampai fls ke 3, Line II : terpasang RL 7 tpm,
loading D40% 2 fls, Injeksi ca glukonat 1 amp per IV set, Injeksi
Novorapid 10 IU per IV set, terpasang monitor pada pasien, telah
dilakukanpengecekan EKG pasien hasil terlampir, terpasang dower
kateter no.16 pengeluaran urine sedikit kurang dari 50ml, TTV pasien TD
: 50/ palpasi, ND: 110 x/menit (lemah sekali), RR : 36x/menit, S : 37,10C
A : Kekurangan volume cairan
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Risiko penurunan curah jantung
P : Lanjutkan intervensi dan terapi.
Rencana Terapi lanjutan :
a. Line I : loading RL fls ke 4 + drip dobutamin (mulai 5 mg- 4,5
cc/jam) BB : 75 kg
b. Line II : RL 7 tpm + vascon (dosis I mulai dari 0,2μg – 11,3 cc/jam)
BB : 75 kg
(Evaluasi TD setiap 15 menit, tingkatkan dosis sebanyak 0,1 μg
apabila tidak ada perubahan/ peningkatan TD) Batas max dosis
vascon: 2,0 μg
c. Injeksi ca glukonat 1 amp per IV set
d. Injeksi lanzoprazole 2 vial per IV set
e. Injeksi asam tranexamat 1 amp per IV set
f. Injeksi cefoverazone per IV set 1 vial
g. Injeksi Novorapid 10 IU per IV set
DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E1V1M2 :4
Reflex fisiologis : reflex pupil +/+
Reflex patologis : Tidak ada
Kekuatan otot : 222 222
222 222
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
3. Intervensi / Implementasi
a. Terapi pemasangan infus 2 line
3) Line I : loading RL sebanyak 4 fls
4) Line II : terpasang RL 7 tpm, loading D40% 2 fls
b. Injeksi ca glukonat 1 amp per IV set
c. Injeksi Novorapid 10 IU per IV set
d. Pemasangan monitor pada pasien
e. Pengecekan EKG pasien
f. Pemasangan dower kateter no.16
4. Evaluasi
S:-
O : Selama 2 jam pertama, terapi yang telah diberikan yaitu terapi
pemasangan infus 2 line yaitu Line I : loading RL sebanyak 4 fls terakhir
masuk sudah sampai fls ke 3, Line II : terpasang RL 7 tpm, loading
D40% 2 fls, Injeksi ca glukonat 1 amp per IV set, Injeksi Novorapid 10
IU per IV set, terpasang monitor pada pasien, telah dilakukan pengecekan
EKG pasien, terpasang dower kateter no.16 pengeluaran urine kurang
dari 50ml, TTV pasien TD : 50/ palpasi, ND: 110 x/menit (lemah sekali),
RR : 36x/menit, S : 37,10C
A : Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
P : Lanjutkan intervensi dan terapi.
Rencana Terapi lanjutan :
a. Line I : loading RL fls ke 4 + drip dobutamin (mulai 5 mg- 4,5
cc/jam) BB : 75 kg
b. Line II : RL 7 tpm + vascon (dosis I mulai dari 0,2μg – 11,3 cc/jam)
BB : 75 kg
(Evaluasi TD setiap 15 menit, tingkatkan dosis sebanyak 0,1 μg
apabila tidak ada perubahan/ peningkatan TD) Batas max dosis
vascon: 2,0 μg
c. Injeksi ca glukonat 1 amp per IV set
d. Injeksi lanzoprazole 2 vial per IV set
e. Injeksi asam tranexamat 1 amp per IV set
f. Injeksi cefoverazone per IV set 1 vial
g. Injeksi Novorapid 10 IU per IV set
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
(Dibuat bila pasien lebih dari 2 jam diobservasi di IGD)
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. RKD
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat fraktur os femur dan
dioperasi 3 minggu yang lalu, pasien dikatakan gelisah pasca operasi dan
dikonsulkan ke dokter psikiatri (Rtx : lorazepam 1 x ½ tab, haloperidol 2x1/2
tab terakhir obat yang diminum yaitu lorazepam ½ tab pada sabtu 27 April
2019. Pasien juga dikatakan memiliki riwayat sakit jantung dan hipertensi
(Rtx : termirsartan 1x1, concor 1x2,5 mg, amlodipine 1x5 mg).
b. RKS
Pasien datang dengan kondisi mengalami penurunan kesadaran, pasien MRS
tanggal 2 Mei 2019, pukul 08.30 WITA di UGD RSUD klungkung. Pasien
dikeluhkan terus mengantuk dan susah dibangunkan sejak hari Senin, 29 April
2019 dan mulai hari selasa 30 April 2019 sama sekali tidak makan tidak
minum karena pasien terus tertidur, pasien nampak pucat.
c. RKK
Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi
dan diabetes mellitus.
c. Dada/ thoraks
Paru-paru
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak tampak retraksi
dada
Palpasi : Tidak ada jejas, tidak teraba massa abnormal, tidak
ada lesi
Perkusi : Resonan (dug-dug-dug)
Auskultasi : Vesikuler
Jantung
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada jejas
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ictus cordis teraba
Perkusi : Bunyi pekak
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung S1/S2 tidak ada bunyi
jantung tambahan
d. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada asites
Palpasi : Tidak teraba massa abnormal
Perkusi : Terdengar suara timpani
Auskultasi : Terdengar bising usus
e. Pelvis
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas
Palpasi : Tidak ada benjolan
f. Perineum dan rektum : Tampak cukup bersih, tidak tampak adanya kelainan
h. Ekstremitas
Status sirkulasi : CRT >2 detik, akral px dingin
Keadaan injury : Tidak ada perlukaan
i. Neurologis
Fungsi sensorik : Tidak ada
Fungsi motorik : Tidak ada
4. HASIL LABORATORIUM
Terlampir
Penurunan curah
jantung
Perubahan perfusi
jaringan
Penurunan perfusi ke
paru –paru
Gang-guan proses
oksigenasi
hiperventilasi
ketidakefektifan pola
nafas
Intake air dan elektrolit
DS: Kekurangan
tidak adekuat
Keluarga pasien mengatakan volume cairan
px tidak makan/minum sejak
hari selasa Menurunnya volume
DO: intravaskuler
- Pasien nampak pucat
- Pasien mengalami Kekurangan volume
penurunan kesadaran cairan
- Tekanan nadi radialis
pasien tidak teraba,
bracialis dan carotis
teraba
N : 110x/menit
- Natrium : 152 mmol/L
- Kalium : 7,3 mmol/L
- Ureum : 265 mg/dL
- Creatinin : 7,9 mg/dL
- TD : 70/ palpasi
- RR : 30 x/menit
- T : 37,10C
Intake air dan elektrolit
DS : - Risiko
tidak adekuat
DO : ketidakefektifan
- Pasien mengalami perfusi jaringan
penurunan kesadaran Menurunnya volume perifer
- GCS : 4 intravaskuler
- Akral pasien dingin
- CRT >2 detik Menurunnya tekanan
- Pasien nampak pucat pengisian sirkulasi
- Nadi radialis tidak sistemik dan
teraba, bracialis dan menurunnya aliran balik
carotis teraba lemah vena ke jantung
- TD : 70/ palpasi
- N : 110 x/menit (lemah Penurunan curah
sekali) jantung
- RR : 30 x/menit
- T : 37,10C Perubahan perfusi
jarungan
Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Intake air dan elektrolit
DS :- Risiko penurunan
tidak adekuat
DO: curah jantung
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran Menurunnya volume
- GCS : 4 intravaskuler
- Akral pasien dingin
- CRT >2 detik Menurunnya tekanan
- Pasien nampak pucat pengisian sirkulasi
- Nadi radialis tidak sistemik dan
teraba, bracialis dan menurunnya aliran
carotis teraba lemah
- TD : 70/ palpasi Risiko Penurunan Curah
- N : 110 x/menit (lemah Jantung
sekali)
- RR : 30 x/menit
- T : 37,10C
Intake air dan elektrolit
DS : - Risiko
tidak adekuat
DO: Ketidakefektifan
- Pasien mengalami Perfusi Jaringan
penurunan kesadaran Menurunnya volume Cerebral
- Tingkat kesadaran intravaskuler
pasien semi koma
dengan GCS 4 (E1V1M2) Curah jantung
- Repleks pupil pasien ada
(+/+)
Suplai darah ke otak
- Kekuatan otot pasien
Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan cerebral
222 222
222 222
5. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
asupan natrium berlebihan ditandai dengan Pasien mengalami penurunan
kesadaran, GCS : 4,Akral pasien dingin, CRT >2 detik, Pasien nampak
pucat, Nadi radialis tidak teraba, bracialis dan carotis teraba lemah, TD :
70/ palpasi, N : 110 x/menit (lemah sekali), RR : 30 x/menit, T : 37,10C
E. PELAKSANAAN
No Tgl/ jam Implementasi Respon Paraf
1 Kamis, S:-
02 Mei O :
2019 - Pernafasan pasien tidak ada, pasien apnea
Pukul 18. - Nadi tidak teraba
15 - Tidak ada kontraksi dada
- Akral pasien dingin
- Reflex pupil tidak ada (-/-)
- Pupil berdilatasi
- EKG pasien flat
A:
- Ketidakefektifan pola nafas tidak teratasi
- Kekurangan volume cairan tidak teratasi
- Risiko penurunan curah jantung tidak teratasi
- Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral tidak teratasi
- Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
tidak teratasi
P : pasien (+)
RESUME DAN PERENCANAAN PASIEN PULANG
(............................................................)