You are on page 1of 11

PENGERTIAN KEDISIPLINAN DAN BENTUK DISIPLIN KERJA

Pengertian Kedisiplinan

Disiplin berasal dari kata “disciple” yang artinya pengikut atau penganut. Pada kenyataan
banyak peraturan organisasi yang harus ditaati apabila seorang karyawan selalu datang dan
pulang tepat pada waktunya, berarti salah satu kedisiplinan yang tinggi tidak bisa dilihat hanya
dari salah satu faktor saja. Kedisiplinan dapat ditegakkan apabila sebagian dari peraturan-
peraturan ditaati oleh sebagian besar karyawan.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong semangat kerja dan terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Pengertian disiplin menurut para ahli sebagai berikut:

Berikut ini disiplin menurut Prof. Dr. Sondang p. Siagian, MPA mengemukakan bahwa :“Disiplin
adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,
sikap dan perilaku karyawan, sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha
bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi”[1]

Disiplin menurut Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia “Disiplin
adalah sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperoleh pedoman-pedoman organisasi”[2]

Sedangkan disiplin menurut Malayu S.P Hasibuan menyatakan bahwa: “Disiplin adalah
kesadarandan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
soaial yang berlaku”[3]

Kedisiplinan adalah fungsi MSDM yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk
mengukur/mengetahui apakah fungsi-fungsi MSDM lainnya secara keseluruhan telah
dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kedisiplinan karyawan yang baik, mencerminkan bahwa
fungsi-fungsi MSDM lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Sebaliknya jika
kedisiplinan karyawan kurang baik, berarti penerapan fungsi-fungsi MSDM pada perusahaan
kurang baik.[4]

Disiplin pegawai dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan tidak ada
manusia yang sempurna, luout dari kekhilafan dan kesalahan. Oleh karena itu setiap organisasi
perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya, standar yang harus
dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan manjemen untuk mendorong anggota organisasi
memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai
adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,

1
sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja
secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.

Bentuk-Bentuk Disiplin kerja

Ada dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan yang bersifat korektif.

 Pendisiplinan Preventif

Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan
untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan
perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan
sampai para karyawan berperilaku negatif.

Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak pada disiplin peribadi para anggota
organisasi. Akan tetapi agar disiplin pribadi tersebut semakin kokoh, paling sedikit, tigal hal
perlu mendapat perhatian manajemen. Pertama: Para anggota organisasi perlu didorong
agar mempunyai rasa memiliki organisasi, karena secara logika seseorang tidak akan
merusak sesuatu yang merupakan miliknya. Berarti perlu ditanamkan perasaan kuat bahwa
keberadaan mereka adalah “anggota keluarga besar” organisasi yang bersangkutan. Kedua:
Para karyawan perlu diberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan
standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksud seyogianya disertai oleh informasi
lengkap mengenai latar belakang berbagai ketentuan yang bersifat normatif tersebut.
Ketiga: Para karyawan didorong menentukan sendiri cara-cara pendisiplinan diri dalam
kerangka ketentuan-ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.

 Pendisiplinan Korektif

Jika ada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atau ketentuan-
ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya
dikenakan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada
bobot pelanggaran yang telah terjadi. Pengenaan sanksi biasa mengikuti prosedur yang
sifatnya hierarki. Artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung karyawan yang
bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir
pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang memang berwenang untuk
itu. Prosedur tersebut ditempuh dengan dua maksud, yaitu bahwa pengenaan sanksi
dilakukan secara obyektif dan bahwa sifat sanksi sesuai dengan bobot pelanggaran yang
telah dilakukan. Di samping faktor objektivitas dan kesesuaian bobot hukuman dengan
pelanggaran, pengenaan sanksi harus pula bersifat mendidik dalam arti agar terjadi
perubahan sikap dan perilaku di masa depan dan masa lalu. Pengenaan sanksi pun harus

2
mempunyai nilai pelajaran dalam arti mencegah orang lain melakukan pelanggaran serupa.
Tidak kurang pentingnya untuk memperhatikan bahwa manajemen harus mampu
menerapkan berbagai ketentuan yang berlaku secara efektif dan tidak hanya sekedar
merupakan pertanyaan di atas kertas.

Agar berbagai tujuan pendisiplinan seperti yang telah disinggung di atas tercapai,
pendisiplinan harus diterapkan secara bertahap. Yang dimaksud secara bertahap adalah
dengan mengambil berbagai langkah yang bersifat pendisiplinan, mulai dari yang paling
ringan hingga kepada yang terberat. Misalnya dengan:

 Peringatan lisan oleh penyelia


 Pernyataan tertulis ketidakpuasan oleh atasan langsung
 Penundaan kenaikan gaji berkala
 Penundaan kenaikan pangkat
 Pembebasan dari jabatab
 Pemberhentian sementara
 Pemberhentian atas permintaan sendiri
 Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, dan
 Pemberhentian dengan tidak hormat

Pengenaan Sanksi korektif diterapkan dengan memperhatikan paling sedikit tiga hal. Pertama,
karyawa yang dikenakan sanksi harus diberitahu pelanggaran atau kesalahan apa yang telah
diperbuatnya. Kedua, kepada yang bersangkutan diberi kesempatan membelah diri. Ketiga,
dalam hal pengenaan sanksi terberat, yaitu pemberhentian, perlu dilakukan “wawancara
keluar”pada waktu mana dijelaskan, antara lain, mengapa manajemen terpaksa mengambil
tindakan sekeras itu. Dengan wawancara seperti itu, karyawan diharapkan memahami,
meskipun barangkali tetap tidak dapat menerima, tindakan manajemen terhadapnya. Di
samping itu karyawan tersebut meninggalkan organisasi dengan perasaan antipati sekecil
mungkin terhadap organisasi.[5]

Tujuan, Manfaat dan Pendektan Disiplin Kerja

Tujuan Disiplin Kerja

 Disiplin kerja pada pengawas sangat dibutuhkan karena apa yang menjadi tujuan
perusahaan akan sukar dicapai apabila tidak ada disiplin kerja. Menurut Dr. Wirawan,
tujuan disiplin kerja, yaitu:
 Memotivasi karyawan untuk memenuhi standar kinerja perusahaan pegawai
mendapatkan pendisiplinan dan organisasi setelah gagal memenuhi kewajibannya

3
 Mempertahankan hubungan saling menghormati antara bawahan dengan atasannya
atau sebaliknya. Pegawai sering melaksanakan tugasnya dengan buruk dan melanggar
peraturan dengan sengaja, misalnya pegawai tidak mau mematuhi apa yang disarankan
atasan, mengkritik dan mengeluh, sikap perilaku itu harus dikoreksi agar tidak terjadi
konflik interpersonal
 Meningkatkan kinerja karyawan. Pendisiplinan wajib dilakukan bagi pegawai berkinerja
rendah yang bukan disebabkan oleh faktor non muslim. Jika rendahnya kinerja
disebabkan oleh faktor manusia pendisiplinan dilakukan secara berencana untuk
memperbaiki perilaku kerja dan sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan
akan meningkatkan hasil kerjanya.
 Meningkatkan moril, semangat kerja, etos kerja secara efektivitas dan efesiensi kerja.
Program pendisiplinan yang dirancang khusus akan meningkatkan perilaku kinerja
pegawai tersebut.
 Meningkatkan kedamaian industrial dan kekeluargaan organisasi. Pegawai hanya dapat
bekerja dengan baik jika bekerja dalam iklim kerjasama, dan saling menghormati.[6]

Manfaat Disiplin Kerja

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap
peraturan dan ketetapan instansi. Menurut Siagian yang dikutip oleh Dr. H. Edy Sutrisno,M.Si
dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, manfaat disiplin kerja, yaitu:

 Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan


 Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan
pekerjaan
 Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya
 Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan
 Meningkatkan efesiensi dan prduktivitas kerja para karyawan[7]

Pendekatan Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara ada tiga pendekatan disiplin kerja, yaitu:

1) Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan


baru di luar hukum. Pendekatan berasumsi:

 Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik
 Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang berlaku

4
 Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan prasangka harus diperbaruhi
dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya
 Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin
2) Pendekatan Disiplin dengan Tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan
hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

 Disiplin dilakukan oleh atas kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali
bila telah diputuskan
 Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan
tingkat pelanggarannya
 Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar maupun kepada
pegawai lainnya
 Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras
 Pemberian hukuman terhadap pegawai yag melanggar kedua kalinya harus diberi
hukuman yang lebih berat

Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:

 Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai
 Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku
 Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yag lebih baik[8]

3) Pentingnya dan Indikator Kedisiplinan

a. Pentingnya Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah fungsi operatif ke enam dari Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik
disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin
karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-
tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat . Oleh karena itu, setiap
manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang
manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika bawahannya berdisiplin baik.

5
untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena
banyak faktor yang mempengaruhinya.

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan


perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan
sadar akan tugas dan tanggung jawabnnya. Jadi, jika ia mematuhi/ mengerjakan semua
tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan.

Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan
peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak.

Jadi, seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta melaksanakan tugas-
tugasnya baik secara sukarela maupun karena terpaksa. kedisiplinan diartikan jika
karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua
pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku.

Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi


karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik diperusahaan. Dengan tata tertib
yang baik, semangat kerja, moral kerja, efesiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan
meningkat. Hal ini karena akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan,
dan masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuannya, jika karyawan tidak
mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut kedisiplinan suatu perusahaan
dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan menaati peraturan-peraturan yang ada.

Hukuman diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik karyawan supaya


menaati peraturan perusahaan. Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap
semua karyawan. Dengan keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan
tercapai. Peraturan tanpa dibarengi pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya
bukan menjadi alat pendidik bagi karyawan. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu
organisas perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit perusahaan
untuk mewujudkan tujuannya.

b. Indikator-Indikator Kedisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu
organisasi, diantarnya:

 Tujuan dan kemampuan

6
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan
yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang
bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang
dibebankan pada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan
bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

Akan tetapi, jika pekerjaan itu di luar kemampuannya atau jauh di bawah
kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah. Misalnya
pekerjaan untuk sarjana ditugaskan bagi karyawan yang berpendidikan SMU. Jelas
karyawan bersangkutan kurang berdisiplin dalam melaksanakan pekerjaan itu. Di
sinilah letak pentingnya atas the right man in teh place and the right man in the right
job.

 Teladan pimpinan

Teladan Pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena


pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh bawahannya. Pimpinan harus
memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan
perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahanpun akan baik.
Jika teladan pimpinan kurang baik, (kurang berdisiplin), para bawahanpun akan
kurang disiplin.

Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik jika dia sendiri kurang
disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani
bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan pimpinan mempunyai kedisiplinan yang
baik agar bawahanpun mempunyai disiplin yang baik pula.

Pepata lama mengatakan kalau guru kencing berdiri, murid kencing berlari, atau
pepatah batak singkam batang na singkam tunas na atau harimau tidak mungkin
beranak domba.

 Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena
balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap
perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap
pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik, perusahaan harus memberikan


balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas

7
jasa mereka terima kurang memuaskan memenuhi kebutuhan hidupnya beserta
keluarganya.

Jadi, Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan. Artinya
semakin besar balas jasa maka semakin baik kedisiplinan karyawan. . Sebaliknya
apabila balas jasa kecil kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk
berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan
baik.

 Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat
manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan
manusia lainnya.

Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (penguatan)
atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.
Manajer cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua
bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik
pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya
kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

 Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus
aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja
bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir di tempat kerja agar dapat
mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Wasket efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa
mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari
atasannya.

Dengan waskat, atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan


kedisiplinan setiap individu bawahannya. sehingga konduite setiap bawahan dinilai
objektif. Waskat bukan hanya mengawasi moral kerja dan kedisiplinan karyawan saja,
tetap juga harus berusaha mencari sistem kerja yang lebih efektif untuk mewujudkan
tujuan organisasi, karyawan, dan masyarakat. Dengan sistem yang baik akan tercipta

8
internal kontrol yang dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dan mendukung
kedisiplinan serta moral kerja karyawan.

Jadi,waskat menuntut adanya kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan


dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Waskat adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/mengatahui kesalahan,


membetulkan kesalahan, memelihara, kedisiplinan,meningkatkan prestasi kerja,
mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling
efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

 Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan


sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar
peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan
berkurang.

Berat/ringannya sanksi hukuman yang akan ditetapkan ikut memepengaruhi


baik/buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan
pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada semua
karyawan. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya
hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi
hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat
mendidik, dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam
perusahaan.

 Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan


karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk
menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang
telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menetapkan hukuman bagi
karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh
bawahan. Dengan demikian, pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan
perusahaan. Sebaliknya apabila soorang pimpinan kurang tegas atau tidak
menghukum karyawan yang indisipliner, sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan
bawahannya, bahkan sikap indisipliner karyawan semakin banyak karena mereka
beranggapan bahwa peraturan dan sanksi hukumannya tidak berlaku lagi. Pimpinan

9
yang tidak tegas menindak atau menghukum karyawan yang melanggar peraturan,
sebaiknya tidak usah membuat peraturan atau tata tertib pada perusahaan tersebut.

 Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan


kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat
vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship. direct group
relationship, dan Cross relationship hendaknya harmonis.

Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kamnusiaan yang serasi


serta mengikat, vertikal maupul horizontal diantara semua karyawannya. Terciptanya
human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang
nyaman. Hal ini karena motivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,
kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi
tersebut baik.

4) Langkah-Langkah untuk Peningkatan Disiplin Kerja

Penegakan disiplin kerja tidak bisa diserahkan kepada karyawan semata-mata. Untuk itulah
perusahaan mempunyai langkah-langkah dalam meningkatkan kerja para karyawannya.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Menciptakan peraturan-peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh para karyawan

 Menciptakan dan memberi sanksi-sanksi bagi pelanggar disiplin


 Melakukan pembinaan disiplin melalui pelatihan-pelatihan kedisiplinan yang terus
menerus

Di dalam suatu perusahaan bentuk disiplin kerja yang tidak baik akan tergambar pada suasana:

 Tinggingya angka kemangkiran (absensi) karyawan


 Sering terlambatnya karyawan masuk kantor atau pulang lebih cepat dari jam yang
sudah ditentukan
 Menurunya semangat dan gairah kerja
 Berkembangnya rasa tidak puas, saling curiga, dan saling melempar tanggung jawab
 Penyelesaian pekerjaan yang lebih lambat, karena karyawan lebih senang mengobrol
dari pada bekerja.

10
Kesimpulan

Kedisiplinan adalah fungsi MSDM yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk
mengukur/mengetahui apakah fungsi-fungsi MSDM yang lainnya secara keseluruhan telah
dilaksanakan secara baik atau tidak.

Didalam membentuk kedisiplinan kerja, pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi
kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya:

 Tujuan Dan Kemampuan


 Teladan Pimpinan
 Balas Jasa
 Keadilan
 Waskat
 Sanksi Hukuman
 Ketegasan
 Hubungan Kemanusiaan

Kedisiplinan karyawan yang baik mencerminkan bahwa fungsi-fungsi MSDM lainnya telah
dilaksanakan sesuai rencana. Begitu pula sebaliknya, apabila kedisiplinan karyawan kurang baik,
berarti penerapan fungsi-fungsi MSDM lainnya pada perusahaan kurang baik. Jadi, dapat
dikatakan “kedisiplinan” menjadi kunci sukses terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Dengan disiplin berarti karyawan sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya
dengan baik.

CONTOH KASUS

Di SMP 3 Songgon Satu Atap Kab. Banyuwangi, para pegawai negeri sipil khususnya guru bidang
studi diberikan tugas tambahan sebagai Kepala Urusan Substansi manajemen di sekolah oleh
kepala sekolah. Namun masih banyak guru yang belum maksimal dalam pengerjaan tugas
tambahan tersebut. Adapun guru yang melakukan tindakan indisipliner dengan tidak
menyelesaikan tugas tambahan sesuai jadwal/deadline yang diberikan, namun solusi atau
penyelesaian yang diberikan Kepala Sekolah hanya dengan peneguran secara lisan jika berlanjut
maka sekolah memberi Surat Peringatan kepada guru yang bersangkutan. Keseluruhan proses
kedisiplinan tersebut hanya bersifat lisan, belum ada secara tertulis.

11

You might also like