Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH
N.18.036
CI LAHAN CI INSTITUSI
Nim : 18.036
1. Identitas pasien
Inisial : Ny “N”
Umur : 45 tahun
Alamat : Mammi
2. Diagnose Medis
Hipertensi + Diare akut
4. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
5. Data
Ny “N” datang ke Puskesmas dengan keluhan BAB encer tak terhitung, nyeri
dada seblah kanan, nyeri ulu hati tembus kebelakan, perasaan lemas dan sakit
perut dan dibawa keruang perawatan dengan diagnosa medis hipertensi + diare
akut, tanda-tanda vital 170/90, nadi : 76x/m, RR : 24x/m, suhu : 36 c.
Pasien :
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan, jika keadaan
memungkinkan.
2. Pakaian pasien pada daerah yang akan dipasang infus harus dibuka.
Perawat :
1. Amati tanda – tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian
2. Perhatikan kecocokan darah yang akan di masukkan
7. Analisa Tindakan
1. Cek kebutuhan pasien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan prosedur.
3. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
4. Alat-alat didekatkan ke pasien.
5. Botol cairan digantung pada standar infus.
6. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan penusukkan dan dekat bengkok
disisi penusukkan.
7. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
8. Tutup botol cairan di desinfeksi.
9. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol infus.
10. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan cairannya
11. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung pengatur tetesan dan selang
terisi cairan, perhatikan jarum jangan sampai alat penetes terendam.
12. Selang di klem.
13. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga vena akan jelas terlihat (± 10
cm diatas lokasi yang akan diinfus).
14. Daerah yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol.
15. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah yang dihisap sedikit
untuk memastikan apakah jarum infus telah masuk kedalam vena dengan cepat.
16. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk kedalam vena, daerah
ujung jarum ditekan dan pangkal jarum dihubungkan dengan ujung selang.
17. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan atau tidak. Apabila tidak
terjadi jarum dipertahankan letaknya dengan kasa betadin dan plester.
18. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
19. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
20. Rapihkan a
21. lat-alat, lepas sarung tangan.
22. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
23. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jam pemasangan, jenis cairan,
jumlah tetesan/ menit, nama dan paraf perawat yang memasang.
8. Evidence Based
Menurut Triastuti, Ari & Heni (2009) dalam penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui perbedaan teknik mendesinfeksi alkohol 70% antara cara spray
dengan site infus di rumah sakit santoso yusuf bandung
9. Referensi
Aprilin, H. (2011). Hubungan Perawatan Infus dengan Terjadinya Flebitis
pada pasien yang terpasang infus di Puskesmas Krian Sidoardjo. Jurnal
Keperawatan.
Triastuti, L., Ari, E., & Heni, S (2009). Perbedaan Teknik Mendesinfeksi
Alkohol 70% Antara Cara Spray Dengan Oles Saat Pemasangan Infus Dalm
Menurunkan Jumlah Bakteri Pada Site Infuse Di Rumah Sakit Santo Yusup
Bandung, 78.