Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
1. IPSAS
2. SAP
3. PSAK 45
4. SPKN
5. PP 24/2005
6. PP 71/2010
BAB I
PENDAHULUAN
Di era sekarang yang terus menuntut adanya transparansi, informasi berperan penting
bagi masyarakat. Informasi merupakan sarana komunikasi yang efektif antara masyarakat
dengan masyarakat yang lainnya atau antara suatu entitas tertentu. Pada kondisi tersebut,
penyajian informasi yang lengkap akan menciptakan transparansi dan pada akhirnya akan
menciptakan akuntabilitas publik. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa aktivitas
organisasi sektor publik memengaruhi hidup banyak orang. Oleh karena itu, untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan yang merugikan masyarakat, organisasi sektor publik perlu diatur
dengan peraturan – peraturan. Nantinya, regulasi ini akan bersifat lebih rinci dibandingkkan
dengan regulasi yang mengatur tentang sektor komersial mengingat sifatnya yang
memengaruhi kepentingan orang banyak. Selain itu, sebagai suatu organisasi atau entitas juga
seharusnya mampu memberikan pertanggungjawaban publik melalui laporan keuangannya.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan komersial, informasi berupa laporan keuangan
tersebut seharusnya merupakan hasil dari sebuah proses akuntansi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat paper ini untuk membahas
mengenai regulasi dan standar terkait dengan akuntansi sektor publik.
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar dapat menjelaskan macam – macam regulasi dan standar terkait akuntansi
sektor publik
BAB II
PEMBAHASAN
SAP terdiri atas sebuah kerangka konseptual dan sebelas pernyataan berikut
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran
PSAP 03 Laporan Aliran Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
2.3 PSAK 45
Dalam PSAK 45, dijelaskan bahwa pernyataan ini berlaku bagi laporan
keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba yang memenuhi karakteristik berikut:
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba. Kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri
atau pemiliki entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikian seperti lazimnya pada organisasi bisnis. Hal itu berarti
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan teserbut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.Beberapa hal
yang diatur dalam PSAK 45 adalah :
1. Tujuan utama Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan bagi organisasi nirlaba adalah menyediakan informasi
yang relavan yang memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi,
kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.
2. Jenis – Jenis Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Laporan keuangan nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode
tahunan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan,
dan catatan atas laporan keuangan.
2.4 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
1. Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai
kewajaran dari penyajian suatu laporan keuangan dalam segala hal yang material
2. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kinerja merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara objektif dan
sistematis terhadap bukti – bukti, untuk dapat memberikan penilaian secara
independen atas kinerja suatu entitas.
3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat bersifat pemeriksaan, penelaah, dan
prosedur yang disepakati untuk menghasilkan suatu tentang keandalan suatu asersi
entitas yang diperiksa
1. Persyaratan Kemampuan
2. Persyaratan Independensi
3. Penggunaan Kemahiran Profesional secara Cermat dan Seksama
4. Pengendalian Mutu
2.5 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 mengatur tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).”. Isi yang dimuat dalam peraturan pemerintah
tersebut adalah tentang basis akuntansi yang akan digunakan dalam akuntansi
keuangan pemeritahan atau sektor publik, jenis laporan keuangan minimal yang harus
dibuat, dan lain-lain yang berhubungan dengan akuntansi keuangan pemerintah.
Lampiran I
Lampiran II
1. Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Laba Rugi,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam akuntansi sektor publik, terdapat beberapa regulasi dan standar yang
dipakai dalam pelaporannya. Pertama yaitu International Public Sector Accounting
Standards (IPSAS). IPSAS bertugas menyusun sebuah standar akuntansi bagi organisasi
sektor publik yang berlaku secara interasional. Kedua yaitu Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). SAP merupakan standar akuntansi yang digunakan untuk
pemerintah daerah/ pemerintah pusat. Ketiga yaitu PSAK 45. PSAK 45 merupakan
standar akuntansi yang mengatur keuangan organisasi nirlaba. Keempat yaitu Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). SPKN bertugas mengatur mengenai hal – hal
yang belum diatur oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang merupakan
standar audit bagi perusahaan. Akuntansi sector public juga diatur didalam peraturan
pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah
No. 71 tahun 2010. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 mengatur standar akuntansi
pemerintahan atau SAP. Sedangkan Peraturan Pemerinah No. 71 Tahun 2010 merupakan
pengembangan dari PP No, 24 Tahun 2005.
DAFTAR PUSTAKA
Deddi Nordiawan. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat (diakses tanggal
30 Agustus)