Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ilmu adalah hal penting yang yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Tanpa
adanya ilmu maka kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan baik. Di era
globalisasi saat ini menuntut setiap individu untuk mampu bersaing dalam
mempertahankan eksistensi dalam hal karir. Tidak hanya ilmu dalam bentuk teori
yang dibutuhkan namun ilmu dalam hal penerapan dilapangan juga diperlukan.
Pembekalan bagi seorang calon sarjana teknik sipil tidak cukup dengan
pembekalan teori di bangku kuliah saja. Ada berbagai pengetahuan penting lain
yang hanya bisa didapat dari pengamatan visual di lapangan secara langsung,
seperti pemahaman yang lebih mendalam mengenai proses dan tahapan dalam
kegiatan konstruksi, keterampilan berkomunikasi, dan bekerja sama.
Kerja praktek adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa memiliki
kesempatan untuk mengamati kegiatan konstruksi secara langsung serta
mengasah kemampuan interpersonal. Diharapkan, mahasiswa dapat lebih siap
untuk menjadi calon sarjana teknik sipil yang tidak hanya memiliki kemampuan
teoritis, namun juga pemahaman dan kemampuan praktis sebagai bekal memasuki
dunia kerja kelak.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara mewajibkan peserta didik untuk mengikuti mata kuliah Praktik
Kerja, guna untuk menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia lapangan.
Praktik Kerja dilaksanakan pada proyek konstruksi seperti gedung, waduk, jalan
raya, jembatan, dan bangunan sipil lainnya selama 60 hari kalender. Dimana
praktik kerja tersebut diharapkan mampu memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
para mahasiswa. Sehingga mahasiswa mampu memiliki ilmu dalam bidang teori
dan pengalaman sebagai daya saing dalam hal karir nantinya.
1
1.2.Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja adalah :
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari dilaksanakannya kerja praktek ini, yaitu;
1) Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam proses
belajar.
2) Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek.
3) Dapat mempelajari teori-teori baru yang berbeda dari teori yang dijelaskan
pada kampus, sertamempelajari masalah-masalah yang dalam
penerapannya.
1.4.Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan terbatasnya waktu pelaksanaan Praktik Kerja yang
hanya 60 hari maka laporan ini diberikan beberapa batasan yaitu sebatas pada
bagian-bagian pekerjaan yang dipelajari selama proses Praktik Kerja, antara lain :
1. Tinjauan Umum
Mengenai gambaran umum Proyek Pembangunan Lanjutan Gedung Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Kota Ternate.
2. Tinjauan Khusus
Dalam hal ini membahas pekerjaan yang dapat diamati selama proses Praktik
Kerja berlangsung yaitu tentang Pekerjaan Pondasi dan Sloof
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
3
Faktor inilah yang menarik pengembang untuk membangun
pembangunan kantor kesehatan pelabuhan di kota ternate. Dimana letak
kantor ini berada dekat dengan Bandar Udara Sultan Babullah kota ternate.
Yang merupakan tempat paling strategis, karena merupakan gerbang utama
orang-orang keluar dan datang ke kota ternate.
LOKASI PROYEK
4
2.2.2. Data-data Proyek
Apapun data-data proyek pekerjaan pembangunan lanjutan kantor kesehatan
pelabuhan kelas III ternate adalah sebagai berikut :
1. Nama proyek : Pembangunan Lanjutan Gedung Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate
2. Lokasi Proyek : Kota Ternate
3. Kontraktor : CV. CENTURY PERMAI
4. Konsultan : CV. MEGA BINTANG ENGINEERING
5. Nilai kontrak : Rp. 1.742.081.200,00- (satu milyar tujuh ratus empat
puluh dua juta delapan puluh satu ribu dua ratus rupiah)
6. No/Tgl Kontrak : KN.01.03/1/1215/2018
7. Tahun Anggaran : 2018
5
2.3. Persiapan pelaksanaan Proyek
1. Pekerjaan persiapan
a. Pekerjaan Uitzet dan bowplank
b. Pembuatan kantor proyek (direksi keet)
c. Pekerjaan administrasi
d. Pekerjaan tanah
e. Pekerjaan P3K, Keselamatan Kerja dan Air Kerja
2. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah
b. Urugan Tanah
c. Urugan Pasir
3. Pekerjaan Pondasi
a. Galian Tanah Pondasi
b. Pasangan Pondasi batu gunung
c. Pengecoran
d. Urugan tanah Pondasi
e. Lantai Kerja
4. Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan Balok dan Plat Beton
b. Pekerjaan Kolom
c. Pekerjaan Sloof
d. Pekerjaan Bongkar Bekisting
5. Pekerjaan Atap
a. Pekerjaan kuda-kuda baja
b. Pekerjaan penutup atap
6. Pekerjaan Finishing
a. Pekerjaan Plesteran
b. Pasang Kaca rayband
c. Kusen pintu dan jendela
d. Pekerjaan plafond dan langit-langit
e. Pekerjaan dinding bata
6
f. Pasang daun pintu dan jendela
g. Pekerjaan cat dan keramik
h. Pekerjaan mekanikal & elektronikal
i. Pekerjaan sanitasi
j. Pekerjaan drainase
k. Pekerjaan plumbing
l. Jalan paving block
m. Tamanisasi (Landscaping)
7
3) Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan
proyek tersebut.
4) Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.
5) Membuat surat perintah kerja (SPK)
6) Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen
pembayaran kepada kontraktor.
7) Menerima hasil hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau
kontraktor.
8
Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai perencanaan adalah CV.
Mega Bintang Engineering.
Pada proyek ini pihak yang bertinfak sebagai kontraktor adalah CV.
Century Permai.
9
2.4.5. Hubungan Kerja
Hubungan antara pihak dalam penyelenggara pembangunan dapat
diskemakan dalam bagan alir sebagai berikut:
Keterangan :
Garis Perintah
Garis Koordinasi
10
Gambar 2.3. Bagan Struktur Organisasi Proyek
11
mempunyai fungsi dengan spectrum yang amat luas yaitu merencanakan dan
mengendalikan sumber daya seperti: material, tenagakerja, pelayanan,
maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masing
organisasi peserta proyek mempunyai penekanannya yang berbeda-beda atau
fungsi estimasi antara lain sebagai berikut :
Bagi Owner: adalah angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya
yang akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu
investasi. Secara praktis di lapangan disebut dengan Ouwner Estimation
(OE).
Bagi Konsultan: adalah angka yang diajukan kepada pemilik proyek
(Owner) sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan
sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat ketelitian tertentu,
kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka
yang diusulkan. Harga estimasi yang diajukan oleh konsultan disebut
dengan Bill of Quantity (BQ).
Bagi Kontraktor: adalah angka finansial yang diajukan dalam proses
lelang guna memperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntungan,
dimana angka tersebut tergantung kepada seberapa kecakapannya
dalam membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang diajukan didalam
proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang
bersangkutan akan mengalami kekalahan dalam lelang. Sebaliknya, bila
memenangkan lelang dengan harga yang terlalu rendah akan mengalami
kesulitan di belakang hari. Harga yang diajukan oleh kontraktor ini
disebut dengan Estimate Engineering (EE).
12
- Kebutuhan tenaga kerja
- Kebutuhan material atau bahan
- Kebutuhan waktu
- Dan transportasi atau pengangkutan
Dari tim schedule/rencana kerja, kita akan mendapatkan
gambaran lama pekerjaan yang dapat diselesaikan, serta bagian-
bagian pekerjaan yang saling terkait antara satu dan lainnya.
Sebelum menyusun rencana kerja, harus diperhatikan
bagian-bagian pekerjaan yang terkait satu sama lain tersebut, serta
pekerjaan yang dapat dimulai tanpa menunggu pekerjaan yang lain
selesai.
Data yang diperlukan untuk menyusun time schedule adalah
sebagai berikut:
1) Gambar konstruksi dan arsitekturnya.
2) Peraturan dan syarat sesuai bestek.
3) Waktu yang tersedia.
4) Jenis pekerjaan.
5) Material dan alat yang tersedia serta jumlah tenaga kerja dan
ahlinya.
13
5) Biaya yang tersedia
6) Manpower schedule.
14
Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah
menguraikan secara rinci besar volume suatu pekerjaan. Menguraikan,
berarti menghitung besar volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan
gambar bestek dan gambar detail.
Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan
berdasarkan urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume
pekerjaan disusun sedemikian rupa secara sistematis dengan lajur-lajur
tabela, dengan sistem pengelompokan mulai dari pekerjaan pondasi
sempai dengan pekerjaan perlengkapan luar.
15
BAB III
16
Pekerjaan Pondasi dilakukan secara bertahap, mulai dari pekerjaan
pondasi pagar, pekerjaan pondasi pos jaga, pekerjaan pondasi workshop, dan
pekerjaan pondasi ruang genset.
17
Gambar 3.2. Pondasi Batu Kali
18
4) Pondasi Telapak
Pondasi telapak merupakan pondasi yang sering digunakan untuk bangunan-
bangunan yang bertingkat. Jenis pondasi telapak ini yang digunakan pada jenis-
jenis bangunan yang sederhana misalnya jenis bangunan yang satu lantai.
5) Pondasi sumuran
Pondasi sumuruan ini merupakan salah satu dari jenis pondasi yang seriing
digunakan untuk jenis bangunan yang bertingkat. Jenis ini memliki kedalaman
dibawah tanah lebih dari 2 meter.
19
Gambar 3.5. Pondasi Sumuran
20
Gambar 3.6. Site Plan
Dari semua permasalahan yang terjadi diatas, dibutuhkan pengertian dan kerja
sama yang baik antara pihak perencanaan dan pihak pengawasan untuk bisa
mengatasi permasalahan yang sering terjadi di lokasi proyek, sehingga kedepan bisa
lebih baik lagi.
21
3.4. Perhitungan Volume Pekerjaan Pondasi dan Sloof
- Pos Jaga
Perhitungan Volume Pekerjan Pondasi sepanjang 17 m
22
- Untuk mengitung luas pondasi batu gunung
23
Total kebutuhan panjang besi untuk begel 113 buah x 0.49 m =
55.37 meter/12 = 4.6141 staf ~ 5 staf
- Perhitungan Bekisiting
Jumlah papan yang diperlukan = (Panjang total sloof /panjang papan) x 2 sisi
= ( 17 / 3 ) x 2
= 11 lembar
- Workshop
Perhitungan volume pekerjaan pondasi sepanjang 101.75 m
24
Gambar 3.11. detail pondasi workshop
25
Perhitungan volume pekerjaan sloof sepanjang 101,75 m.
- Perhitungan Bekisiting
Jumlah papan yang diperlukan = (Panjang total sloof /panjang papan) x 2 sisi
= ( 101.75 / 3 ) x 2
= 68 lembar
26
- Ruang Genset
Perhitungan volume pekerjaan pondasi sepanjang 14,8 m
27
- Perhitungan Pasangan Batu Kosong
Volume = Lebar x Tinggi X Panjang
= 0.9 x 0.1 x 14.8
= 1.332 m3
28
- Perhitungan Bekisiting
Jumlah papan yang diperlukan = (Panjang total sloof /panjang papan) x 2 sisi
= ( 14.8 / 3 ) x 2
= 10 lembar
- Pagar
Perhitungan volume pekerjaan pondasi sepanjang 166.25 m.
29
Gambar 3.17. detail pondasi pagar
- Untuk mengitung luas pondasi batu gunung
Penyelesaian :
Volume = (Lebar atas + Lebar bawah)/2 x Tinggi x Panjang
= (0.3 + 0.8)/2 x 0.7 x 166.25
= 64.01 m3
- Perhitungan Pasangan Batu Kosong
Volume = Lebar x Tinggi X Panjang
= 0.9 x 0.1 x 166.25
= 14.96 m3
30
a) Tulangan Pokok 4 Ø 10 dan panjang total sloof 166.25 meter,
Maka besi beton yang diperlukan:
4 x 166.25 = 665 meter dibagi 12 meter (panjang 1 batang besi beton
standar 12 meter) = 55.41 staf ~ 56 staf
b) Tulangan begel Ø 6 – 15 dan panjang total sloof 166.25 meter
Maka jumlah begel yang diperlukan :
166.25/0.15 = 1108.3 ~ 1108 buah.
Selimut Beton = 2 cm dan pembengkokan ujungnya = 5 cm
Jumlah 1 buah begel :
15 – 4 = 11 cm *(4 adalah jumlah selimut beton kanan dan kiri)
(11 + 11 + 11 + 11) + 5 = 49 cm
Total kebutuhan panjang besi untuk begel 1108 buah x 0.49 m =
542.92 meter/12 = 45.243 staf ~ 46 staf
- Perhitungan Bekisiting
Jumlah papan yang diperlukan = (Panjang total sloof /panjang papan) x 2 sisi
= ( 166.25 / 3 ) x 2
= 68 lembar
31
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN
4.1. Bahan
Dari bahan yang akan dipakai di proyek melalui persetujuan pengawas
sehingga sesuai dengan di isyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dan dapat menjamin mutu pekerjaan di lapangan, Bahan yang akan dipakai
hendaknya menggunakan bahan yang masih baru dan terjaga mutunya.
a. Semen Tonasa
1. PersyaratanUmum.
a). Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
peraturan Portland Cement Indonesia.
b). Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang memenuhi
persyaratan .Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk
seluruh pekerjaan.
c). Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca
sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghindari
dari kelembaban.
2. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan.Kontraktor harus bersedia untuk memberi
bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengambilan contohcontoh
32
tersebut.Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas
dapat memerintahkan membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai
semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.Kontraktor harus menyediakan
semua semen-semen
b. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir yang memenuhi syarat menurut PBI 1971
(NI-2) pasal 3.3, 3.4 dan 3.5 atau SNI atau Peraturan Beton Indonesia tahun 1989.
Agregat harus memenuhi syarat.
1. Tidak mengandung bahan yang merusak beton dan ketahanan tulang terhadap
karat. Pasir laut tidak boleh digunakan.
2. Bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan semen, jika agregat
yang datang ternyata kotor, maka sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu.
33
3. Pasir yang digunakan harus berbutir kasar, sedangkan yang ukuran kerikil
mengikuti persyaratan dalam PBI (Peraturan Beton Indonesia)
c. Air
Air merupakan zat cair yang mana dapat berfungsi sebagai penetralisir agregat
yang sudah di campurkan atau sudah di kombinasikan dalam satu kesatuan yang di
sebut campuran, dan manfaat air sebagai berikut:
1. Air berasal dari Perusahan Daerah Air Minum( PDAM).
2. Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah air tersebut diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
34
d. Baja/Besi Tulangan
Baja atau besi tulangan yang dipakai pada Proyek Pembangunan Lanjutan
Gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Kota Ternate
menggunakan baja tulangan Ø 10 mm.
e. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan
berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar
lebih kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat
dengan kuat maka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik
dan tidak mudah putus.
35
f. Kayu
Kayu yang dimaksud disini adalah yang digunakan sebagai bahan bangunan.
Kayu digunakan sebagai bahan penunjang dalam pekerjaan beton bertulang yang
berfungsi sebagai perancah ataupun bekisting.
Batu gunung atau disebut juga dengan nama lain sebagai batu belah tentunya
batu berasal dari gunung. Batu gunung itu sendiri biasanya untuk membangun
bangunan gedung, jalan raya, waduk, talud dan bangunan sipil lainya.
Sebenarnya bayak fungsi dari batu gunung itu sendiri.
36
4.2. Peralatan
a. Tinjauan umum
Alat kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam menciptakan
hasil kerja yang memuaskan. Kontraktor harus menggandakan semua peralatan atau
perlengkapan kerja yang lengkap untuk melaksanakan pekerjaan. Pemilihan dari
jumlah kebutuhan ditetapkan berdasarkan macam pekerjaan, rencana kerja, keadaan
lapangan, dan volume pekerjaan yang akan dikerjakan. Alat kerja tersebut harus
cukup memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, agar dalam pelaksanaan
pekerjaan tidak terjadi saling pinjam akibat kurangnya alat serta harus memperbaiki
alat terlebih dahulu karena alat tersebut rusak.
Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, baik itu alat berat
maupun ringan bertujuan menunjang kelancaran pekerjaan proyek, beberapa secara
umum :
a. Mempercepat penyelesaian pekerjaan.
b. Meningkatlan kualitas dan kuantitas pekerjaan.
c. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerjaan.
d. Menghemat biaya.
Dalam pemilihan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek harus
disesuaikan dengan besar volume pekerjaan yang ada, dengan kata lain harus ada
keseimbangan antara jumlah pekerjaan yang ada dengan alat yang akan dioperasikan
dengan hasil yang optimal.
37
Gambar 4.8. Pengaduk campuran (Sekop Dan Cangkul)
c. Ember
Ember adalah suatu alat yang terbuat dari bahan plastik yang fungsinya untuk
memindahkan material yang sudah menjadi campuran dari tempat pengadukan
campuran ke tempat item pekerjaan yang di kerjakan
d. Cetok (Tropol)
Cetok digunakan untuk pekerjaan pasangan batu, batu bata, cor beton,
plesteran, acian dan sejenisnya.
38
4.3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Ada beberapa tenaga kerja yang berperan penting dalam penyelesaian proyek ini
yaitu:
a. Konsultan Perencanaan
Konsultan perencanaan adalah sekelompok orang yang bertugas membuat
perencanaan secara keseluruhan meliputi : arsitektur, struktur serta mekanikal dan
elektrikal.Konsultan perencana menerima pendelegasian pekerjaan dari
pemilik/owner dengan dua tahap, yaitu :
a) Konsepsi arsitektur.
b) Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi.
c) Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
d) Studi komperatif ekonomi.
e) Tahap konsepsi dan kelayakan.
2. Rekayasa dan desain detail/perincian
Kegiatan-kegiatan konsultan perencanaan dalam pelaksanaan dalam tahap
rancang bangun meliputi :
a) Perencanaan anggaran dan biaya.
b) Konsep dan kriteria perencanaan.
c) Analisis perekayasaan.
d) Metode dan rancangan pelaksanaan.
e) Finalisasi perijinan.
f) Gambar detail dan gambar kerja.
g) Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan.
Supaya mendapatkan hasil perencanaan seperti yang diharapkan, maka
perencanaan harus mempunyai tenaga ahli dari berbgai disiplin ilmu dengan
kemampuan dan pengalaman yang cukup memadai dalam bidangnya masing-masing.
39
b. Konsultan Manajemen Kontruksi
c. Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan merupakan unsur yang sangat penting didalam sebuah
proyek.Apabila suatu proyek tersebut berskala besar maka keberadaan kontraktor
pelaksanalah yang dibutuhkan, untuk jenis proyek ini berskala besar dan pelaksanaan
proyeknya dengan keterlibatan langsung dari pemberi tugas dan tanpa adanya sistem
pelelangan terlebih dahulu tugas dan kewajiban pelaksana adalah sebagai berikut :
40
1. Bertanggung jawab penuh terhadap owner atas pelaksanaan proyek sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan syarat-syarat serta waktu
yang ditetapkan.
2. Mengadakan konsultasi dengan pengawas mengenai pelaksanaan
pekerjaan.
3. Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan bersifat khusus dalam bentuk
time schedule.
4. Memberi laporan atau daftar mengenai jumlah buruh, bahan-bahan
bangunan ditempat pekerjaanmaupun yang belum dipergunakan dan
laporan mengenai volume pekerjaan.
41
proyek, sedangkan status tidak tetap artinya tenaga kerja hanya mengerjakan sebagian
dari status suatu pekerjaan.
g. Keselamatan Kerja.
Usaha yang dilakukan tim swakelola pelaksana untuk menjaga keselamatan
baik pekerja pada proyek ini adalah sebagai berikut :
42
b. Tertusuk atau terpotong benda tajam
c. Terjatuh dari tempat tinggi
d. Terbakar atau terkena aliran listrik
e. Terkena zat kimia berbahaya pada kulit atau melalui pernafasan.
f. Pendengaran menjadi rusak karena suara kebisingan
g. Penglihatan menjadi rusak diakibatkan intensitas cahaya yangtinggi
h. Terkena radiasi dan gangguan lainnya.
4. Macam-Macam APD
a. Masker
Masker digunakan untuk pada tempat-tempat kerja tertentu dan
seringkali udaranya kotor yang diakibatkan oleh bermacam-macam hal
antara lain :
1) Debu-debu kasar dari penggerinderaan atau pekerjaan sejenis
2) Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap
3) Uap sejenis beracun atau gas beracun dari pabrik kimia
4) Gas beracun seperti CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen
diudara.
b. Kacamata
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu
kayu, batu, atau serpihan besi yang beterbangan di tiup angin.
Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil dan halus yang
terkadang tidak terlihat oleh kasat mata.
43
c. Sepatu Pengaman
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap
kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa
kaki, paku-paku atau benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam
pijar, larutan asam dan sebagainya. Biasanya sepatu kulit yang buatannya
kuat dan baik cukup memberikan perlindungan, tetapi terhadap
kemungkinan tertimpa benda-benda berat masih perlu sepatu dengan
ujung bertutup baja dan lapisan baja didalam solnya. Lapisan baja dalam
sol sepatu perlu untuk melindungi pekerja dari tusukan benda runcing
khususnya pada pekerjaan bangunan.
d. Sarung Tangan
Sarung tangan harus disediakan dan diberikan kepada tenaga kerja
dengan pertimbangan akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang
diperlukan. Antara lain syaratnya adalah bebannya bergerak jari dan
tangan. Macamnya tergantung pada jenis kecelakaan yang akan dicegah
yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas, terkena bahan kimia,
terkena aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya.
44
e. Topi Pengaman
Topi pengaman (helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang
mungkin tertimpa pada kepala oleh benda jatuh atau melayang atau
benda-benda lain yang bergerak. Topi pengaman harus cukup keras dan
kokoh, tetapi ringan.Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti sangat
cocok untuk keperluan ini
45
1. Tahap pengumpulan data
Tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur,
jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah pengumpulan data dengan cara meneliti permasalahan
yang ada dilapangan, studi lapangan terdiri dari observasi.
2. Tahap pembangunan
Tahapan-tahapan pembangunan yang dilakukan dalam metode penelitian ini
yaitu menggunakan pendekatan model waterfal
46
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
47
- Jumlah begel = 1108 buah
- Kebutuhan panjang besi untuk begel = 46 staf
5.2. Saran
48