Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Abdul Fatah Rohadi G99181001
Anantyo Satria A G99181099
Irsyad Hapsoro R G99172093
Latief Jaya Subrata G991903029
Pembimbing :
Deyna Primavita Pahlevi, dr., Sp.OG
Abstrak
Impending eklampsia adalah preeclampsia yang disertai keluhan seperti;
nyeri epigastrium, nyeri kepala frontal, mual, muntah, scotoma, dan pandangan
kabur (gangguan susunan syaraf pusat), gangguan fungsi hepar dengan
meningkatnya alanine atau aspartate amino transferase, tanda-tanda hemolisis dan
micro angiopatik, trombositopenia < 100.000/ mm3, munculnya komplikasi
sindroma HELLP.
Didapatkan sebuah kasus impending eklampsia pada sekundigravida hamil
preterm belum dalam persalinan. Pasien adalah seorang G2P0A1, usia 30 tahun, usia
kehamilan 35+4 minggu. Pasien merasa hamil 8 bulan. Kenceng-kenceng teratur
belum dirasakan, air kawah belum dirasakan keluar. Gerakan janin masih dirasakan.
Lendir darah (-). Keluhan pusing (+), pandangan kabur (+), mual (-), muntah (-),
nyeri ulu hati (+), nyeri depan kepala (+), BAB dan BAK dalam batas normal. Dari
pemeriksaan didapatkan janin tunggal, intrauterin, memanjang, presentasi kepala,
punggung kanan, kepala belum masuk panggul, DJJ (+) reguler. Pada pasien ini
dilakukan protap PEB dan terminasi kehamilan dengan SCTP emergensi.
Eklampsia
Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada seorang wanita dengan
preklamsi
Preeklamsi pada hipertensi kronik
Proteinuria awitan baru > 300 mg/24 jam pada wanita pengidap
hipertensi tetapi tanpa proteinuria sebelum gestasi 20 minggu
Terjadi peningkatan proteinuria atau tekanan darah atau hitung trombosit
< 100.000 /mm3 secara mendadak pada wanita dengan hipertensi dan
proteinuria sebelum gestasi 20 minggu
Hipertensi kronik
TD > 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum gestasi
20 minggu
Hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah gestasi 20 minggu dan
menetap setelah 12 minggu postpartum.
Diagnosis dari preeklamsia berat dapat ditentukan secara klinis maupun
laboratorium.
Klinis :
- Nyeri epigastrik
- Gangguan penglihatan
- Sakit kepala yang tidak respon terhadap terapi konvensional
- Terdapat IUGR
- Sianosis, edema pulmo
- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau ≥ 110 mmHg untuk tekanan
darah diastolik (minimal diperiksa dua kali dengan selang waktu 6 jam)
- Oliguria (< 400 ml selama 24 jam)
Laboratorium :
- Proteinuria (2,0 gram/24 jam atau > +2 pada dipstik)
- Trombositopenia (<100.000/mm3)
- Creatinin serum >1,2 mg/dl kecuali apabila diketahui telah meningkat
sebelumnya
- Hemolisis mikroangiopatik (LDH meningkat)
- Peningkatan LFT (SGOT,SGPT)
2. Differential Diagnosis
a. Hipertensi gestasional
b. Hipertensi kronik
3. Penanganan
Prinsip penatalaksanaan preeklamsia berat adalah mencegah timbulnya
kejang, mengendalikan hipertensi guna mencegah perdarahan intrakranial serta
kerusakan dari organ-organ vital dan melahirkan bayi dengan selamat.
Pada preeklamsia berat, penundaan merupakan tindakan yang salah.
Karena preeklamsia sendiri bisa membunuh janin.
PEB dirawat segera bersama dengan bagian Interna dan Neurologi, dan
kemudian ditentukan jenis perawatan/tindakannya. Perawatannya dapat
meliputi :
a. Perawatan aktif, yang berarti kehamilan segera diakhiri.
Indikasi :
Bila didapatkan satu atau lebih dari keadaan berikut ini
1). Ibu :
a). Kehamilan lebih dari 37 minggu
b). Adanya tanda-tanda terjadinya impending eklampsia
c). Kegagalan terapi pada perawatan konservatif.
2). Janin :
a). Adanya tanda-tanda gawat janin
b). Adanya tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat.
3). Laboratorium :
Adanya sindroma HELLP .
Pengobatan Medikamentosa
1). Infus D5% yang tiap liternya diselingi dengan larutan RL 500 cc (60-
125 cc/jam)
2). Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
3). Pemberian obat : MgSO4.
I. Identitas Pasien
Nama : Ny.NP
Tanggal Lahir : 8 Juni 1988
Alamat : Karangsambung, Kebumen
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 3712xx
Tanggal Masuk : 24 Maret 2019
II. Anamnesis
A. Keluhan Utama
Nyeri kepala bagian depan
F. Riwayat Obstetri
I : Abortus, UK 8 minggu (2017), kuretase, RSUD Kebumen.
II : Hamil ini
H. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Lama menstruasi : 7 hari
Siklus menstruasi : 28 hari, teratur
I. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, selama 2 tahun
V. Simpulan
Seorang G2P0A1 30 tahun UK 35+4 minggu rujukan dari Puskesmas
Karangsambung dengan keterangan PEB (TD di puskesmas 180/120
mmHg). Keluhan nyeri kepala depan (+), pandangan kabur (+), dan nyeri
ulu hati (+), mual muntah (-), sesak (-), kejang (-). Dari pemeriksaan fisik
vital sign tekanan darah adalah 138/98 mmHg, dan pada pemeriksaan
abdomen teraba janin tunggal intrauterin memanjang, puka, preskep, kepala
belum masuk panggul, HIS (-), TFU 30cm, TBJ: 1853 gram. Pemeriksaan
genital terlihat portio livid, OUE tertutup.
VI. Diagnosis
Impending eklampsia PEB partial HELLP syndrome pada sekundigravida
hamil preterm BDP.
VII. Tatalaksana
1. Protap eklampsia :
- O2 3 lpm
- Infus RL 12 tpm
- Inj. MgSO4 20% 0.5 g/jam (maintenance dose) selama 24 jam
- Nifedipin 10 mg/8 jam
- Awasi KU/VS/DJJ dan tanda-tanda impending eklampsia
2. Pro SCTP em
BAB IV
FOLLOW UP PASIEN
A. Minggu, 24/03/2019
G2P0A1, 29 tahun, UK 30+4 minggu
S : Pasien mengeluh nyeri kepala, pandangan kabur dan nyeri ulu hati, keluhan
mual (-) muntah (-),
O : KU : CM, sedang
VS TD : 138/98 mmHg HR : 104x/menit RR : 20x/menit T : 360C
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : cor : BJ I - BJ II reguler
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-)
Abdomen : supel, NT (-), teraba janin tunggal intrauterin memanjang, puka,
preskep, kepala belum masuk panggul, DJJ (+) 140x/menit
Genital : VT : v/u tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio tertutup
P : Pro SCTP-emergency
Inform consent
Konsul anestesi
Edukasi keluarga
Terapi protap PEB:
- O2 3lpm
- Inf RL 12 tpm
- Inj. MgSO4 1gr/jam maintenance
- Nifedipin 1x30mg
- Awasi KU/VS/BC/Eklampsia
B. Senin, 25/03/2019
G2P0A1, 29 tahun, UK 30+4 minggu
S : Pasien mengeluh nyeri kepala, pandangan kabur dan nyeri ulu hati, keluhan
mual (-) muntah (-),
O : KU : sedang, CM
VS TD : 156/110 mmHg HR : 83x/menit RR : 17x/menit T : 36,30C
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : cor : BJ I - BJ II reguler
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-)
Abdomen : supel, NT (-), teraba janin tunggal intrauterin memanjang, puka,
preskep, TFU 30cm, kepala belum masuk panggul, DJJ (+) 140x/menit
Genital : VT : v/u tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio tertutup
P : SCTP-emergency
Instruksi post op:
1. Awasi KU/VS/ tanda perdarahan sampai dengan 24 jam post operasi
2. Puasa sampai peristaltik usus (+)
3. Terapi protap PEB:
- O2 3lpm
- Inf RL 12 tpm
- Inj. MgSO4 1gr/jam maintenance
- Nifedipin 1x30mg
- Awasi KU/VS/BC/Eklampsia
Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Asam Tranexamat 500mg/8jam
Inj. Dexamethasone 1 amp/12jam
Vibumin 3 x 2 caps
Inj Furosemide 1 amp/24jam
Misoprostol 4 tab per rectal
C. Selasa, 26/03/2019
P1A1, 29 tahun
S : Pasien mengeluh nyeri kepala. Keuhan pandangan kabur, nyeri ulu hati,
mual, muntah disangkal.
O : KU : CM, sedang
VS TD : 135/99 mmHg HR : 89 x/menit RR : 20x/menit T : 36,30C SpO2: 98%
dengan nasal kanul 3 lpm
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : cor : BJ I - BJ II reguler
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-)
Abdomen : supel, NT (-), luka post op (+) tertutup perban, kontraksi baik, TFU
2 jari dibawah pusar
Genital : Darah (-) lokia rubra (+).
P:
Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Metronidazole 500mg/8 jam
Inj. Asam Tranexamat 500mg/8jam
Inj. Dexamethasone 1 amp/12jam
Vibumin 3 x 2 caps
Etabion 2x1
D. Rabu, 27/03/2019
P1A1, 29 tahun
S : Keuhan nyeri kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati, mual, muntah
disangkal.
O : KU : CM, sedang
VS TD : 148/92 mmHg HR : 67 x/menit RR : 16x/menit T : 36,50C SpO2:
100% dengan nasal kanul 3 lpm
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : cor : BJ I - BJ II reguler
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-)
Abdomen : supel, NT (-), luka post op (+) tertutup perban, kontraksi baik, TFU
3 jari dibawah pusar, peristaltik (+)
Genital : Darah (-) lokia rubra (+)
P:
Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Metronidazole 500mg/8 jam
Inj. Asam Tranexamat 500mg/8 jam
Inj. Dexamethasone 1 amp/12 jam
Vibumin 3 x 2 caps
Etabion 2x1
BAB V
SARAN
Rustam Mochtar. 1998. Seksios. Sinopsis Obstetri Jilid II Editor: Delfi Lutan, EGC,
Jakarta. Pp: 117-21
Sarwono Prawirohardjo dan Wiknjosastro. 2002. Ilmu kandungan. FK UI, Jakarta.