You are on page 1of 13

A.

Pengenalan gaya dalam (gaya yang mempengaruhi gerakan alat berat)


1. Pengaruh Ketinggian
Yang dimaksut dengan pengaruh ketinggian disini adalah lokasi
atau tempat bekerja alat terhadap permukaan air laut. Apabila
kerapatan udara berkurang, maka jumlah oksigen persatuan volume
dalam udara yang berkurang, sehingga mempengaruhi proses
pembakaran. Berkurangnya tenaga mesin berbanding lurus dengan
bertambahnya ketinggian tempat kerja. Untuk mesin 4
(empat), Horse Power (HP) berkurang 3% pada ketinggian 1.000 ft
pertama. Untuk mesin 2 (dua) tak, Horse Power (HP) berkurang
1%.
2. Tamperatur
Apabila suhu udara naik maka udara mengembang atau kerapatan
(density) udara turun, yang akan menyebabkan berkurangnya
kandungan oksigen persatuan volume udara. Hal ini akan
mempengaruhi (efisiensi kerja alat berkurang). Oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi terhadap HP alat yang dilakukan udara yang berbeda
dari tekanan udara standar. Horse Power koreksi diberikan dengan
menggunakan rumus:Dimana:

BPHc = (Corrected Brake Horse Power) HP yang di koreksi


BHPo = (Observed Horse Power) HP yang di ukur
Po = Observe Barometric Pressure in inches of mercury(tekanan yang
di ukur)
Pc = Standart Barometric Pressure in inches of HG (29,92)
To = Observed absolute tamperatur = ˚F + 460˚ K
Ts = Standard absolute tamperatur = ˚F + 460˚ K
3. Koefisien Traksi
Adalah besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip dibagi
dengan berat kendaraan keseluruhan( untuk Crawler/roda rantai ) atau
besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip dibagi dengan berat
kendaraan yang terlimpah pada roda geraknya( untuk roda ban ).

4. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)


Adalah tahanan pada roda gerak kendaraan di atas permukaan
tanah. Besarnya tahanan ini bergantung pada permukaan tanah tempat
alat bekerja. Tahanan ini didefinisikan sebagai tenaga tarik (
kilogram/lbs), yang diperlukan untuk menggerakan tiap ton berat
kendaraan dengan muatanya di atas permukaan yang datar dengan
berbagai macam permukaan tertentu. Rumus yang digunakan adalah :

Dimana :
RR = Rolling Resistance
P = Tegangan tali
B = Berat total kendaraan
Tabel Rolling Resistance Untuk Berbagai Macam Kendaraan
dan Jenis Permukaan Tanah

5. Pengaruh Landai Permukaan (Grade)


Jika sebuah kendaraan melalui jalan yang menanjak, tenaga traksi
yang diperlukan oleh kendaraan akan naik pula, kira-kira akan
sebanding dengan tanjakan jalan yang dilalui. Demikian juga bila jalan
menurun, tenaga yang diperlukan berkurang dengan nilai yang sama
seperti jalan menanjak. Landai ( garde ) dinyatakan dalam % ( persen )
; yaitu perbandingan antara perubahan ketinggian per satuan jalan
misalnya : sebuah kendaraan dengan berat 1000 kg melewati jalan naik
dengan landai 5 % , maka tambahan tenaga traksi yang diperlukan =
5% X 1000 kg = 50 kg.
Secara mudah pengaruh landai (Grade) ini adalah sebesar 10 kg
atau 20 lbs / ton berat kendaraan setiap % grade. Dalam perhitungan
kebutuhan tenaga traksi kita bedakan antara tanjakan dan turunan
sebagai berikut:
 Grade Rasistance adalah tanjakan yang mengakibatkan
bertambahnya tenaga traksi yang diperlukan
 Grade Assistance adalah turunan yang mengakibatkan
berkurangnya tenaga traksi yang diperlukan.
Jadi total Resistance ( TR).
6. Tenaga Roda ( Rimpull )
Tenaga roda adalah tenaga gerak yang dapat disediakan mesin
kepada roda-roda gerak suatu kendaraan yang dinyatakan dalam
kilogram atau lbs.

7. Tenaga Tarik ( Drawbar Pull = DBP )


Tenaga yang tersedia pada traktor / kendaraan yang dapat di hitung
untuk menarik muatan disebut Tenaga Tarik Traktor, ialah tenaga yang
terdapat pada gantol (hook) dibelakang traktor tersebur, yang
dinyatakan dalam kilogram atau lbs. Bersnya DPB juga tergantung
pada kecepatan gerak kendaraan.
8. Kemampuan Mendaki Tanjakan ( Gradability )
Kemampuan mendaki tanjakan ini adalah landai maksimal yang
dapat di tambah oleh sebuah traktor atau kendaraan yang dinyatakan
dalam % landai. Kemampuan ini berbeda pada masing-masing keadaan
traktor/kendaraan yang kosong atau yang berisi muatan atau dalam
keadaan menarik muatan atau kecepatan pada gigi yang di pilih dan
sebagainya.
9. Pengaruh Lain
Disamping beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, beberapa
hal perlu juga dipertimbangakan dalam menghitung produksi alat dan
pemilihan alat yang akan digunakan, yaitu:
a. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
b. Material yang di kerjakan
c. Efisiensi kerja
d. Kemampuan operator
e. Kondisi medam kerja
f. Kondisi alat yang digunakan
B. Jenis-jenis tanah
Pekerjaan pemindahan tanah mekanis merupakan suatu pekerjaan dimana
sejumlah volume tanah tertentu dipindahkan dengan bantuan alat-alat mekanis.
Pekerjaan ini melibatkan banyak variable yang perlu dimengerti dan dipahami,
antara lain pengertian terhadap tanah.
Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang
relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas.
Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih
keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan
tersebut.

Oleh karena perbedaan jenis dari tanah yang akan digali sangat bervariasi,
maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan jenis tanah berdasarkan
mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM. Adapun salah satu cara
penggolongan tanah tersebut adalah :

a. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging),


tanah atas atau tanah pucuk (top soil).pasir (sand), lempung pasiran
(sandy clay). pasir lempungan (clayey sand).
b. Agak keras (medium hard digging)
tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket. batuan yang
sudah lapuk (weathered rocks).
c. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya : batu sabak
(slate). material yang kompak (compacted material). batuan
sedimen (sedimentary rocks). konglomerat (conglomerate). breksi
(breccia).
d. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau
batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan
peledakan sebelum dapat digali, misalnya : batuan beku segar
(fresh igneous rocks). batuan malihan segar (fresh metamorphic
rocks).
C. Sifat-sifat tanah

a. Keadaan Asli (Bank Condition).


Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami
gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). Dalam keadaan seperti ini
butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik.
Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank
measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan sebagai dasar
perhitungan jumlah pemindahan tanah.
b. Keadaan Gembur (Loose Condition).
Yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan pengerjaan
(disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di atas
truck, di dalam bucket dan sebagainya. Material yang tergali dari tempat
asalnya, akan mengalami perubahan volume (mengembang). Hal ini
disebabkan adanya penambahan rongga udara di antara butiranbutiran
tanah. Dengan demikian volumenya menjadi lebih besar. Ukuran volume
tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure =
Loose Cubic Meter (LCM) yang besarnya sama dengan BCM + % swell x
BCM dimana faktor "swell" ini tergantung dan jenis tanah. Dengan
demikian dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar
dan BCM.
c. Keadaan Padat (Compact).
Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali
dengan disertai usaha pemadatan. Keadaan ini akan dialami oleh material
yang mengalami proses pemadatan (pemampatan). Perubahan volume
terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-partikel
tanah tersebut. Dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan
beratnya tetap. Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih
besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam keadaan bank, hal
ini tergantung dari usaha pamadatan yang dilakukan. Ukuran volume tanah
dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact measure =
Compact Cubic Meter (CCM).
Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan sipil apabila
diperhitungkan masalah efisiensi waktu dan efektifitas kegiatan pada
proyek yang berskala besar, maka perlu dilakukan dengan cara mekanis
atau dengan menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan.
d. Peralatan berat biasanya digunakan untuk : Penggalian, pengupasan,
pembongkaran, dan penimbunan.,Perataan atau penyebaran. Pembuatan
profil permukaan. Pemindahan atau pengangkutan.
e. Pemadatan.
Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas pekerjaan perlu
dilakukan perencanaan secara cermat dan teliti yang dilakukan oleh orang
yang mempunyai keahlian, pengalaman yang baik dan memiliki
kemampuan manajerial. Sasaran utama proyek adalah bagaimana dapat
melakukan efisiensi terhadap biaya, mutu, dan waktu (BMW).

Keadaan tanah :

a. Tanah asli / bank (BCM)


Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik atau belum tekena
campur tangan manusia maupun yang lainnya). Ukurannya dinyatakan
dalam bank measure (BM) atau Bank cubic meter
b. Tanah lepas / loose (LCM)
Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya (telah
terkena campur tangan manusia baik dengan alat manual maupun alat
mekanis. Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) atau loose
cubic meter. Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena
mengembang (swell).
c. Tanah padat / pampat / compacted

Keadaan tanah setelah usaha pemadatan :

Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell
(dinyatakan dalam %)

dimana : Sw = swell (%)

B = berat tanah dalam kondisi bank

L = berat tanah dalam kondisi loose

Berkurangnya volume tanah dari bank menjadi compacted disebut dengan


shrinkage / susut (dinyatakan dalam %).

dimana : Sh = % shrinkage (susut)

C = berat tanah dalam kondisi compacted


Contoh : Misal berat tanah asli 100 lbs/cu.ft

 Berat tanah lepas 80 lbs/cu.ft


 Berat tanah setelah dipadatkan 120 lbs/cu.ft

Maka :

Keadaan tanah juga dapat dinyatakan dalam load factor dan shrinkage factor.

Contoh : Jika dibutuhkan 5.000 cu.yd pasir kering (compacted) dengan shrinkage
factor 0,95, load factor 0,9, akan diangkut dengan loader dengan kapasitas 25
cu.yd., berapa pasir kering kondisi bank yang diperlukan dan berapa kali
pengangkutan dengan loader tersebut ?
Kemampuan loader mengangkut pasir tersebut = 25 x 0,9 = 22,5 cu.yd (bank)

atau

Pasir asli sebanyak 5263,16 cu.yd jika menjadi tanah lepas maka volumenya
menjadi 5263,16/ 0,9 = 5847,95 cuyd sehingga loader harus mengangkut
5847,95/ 25 = 234 kali
PERUBAHAN KONDISI

KONDISI BERIKUTNYA
JENIS MATERIAL
AWAL KONDISI KONDISI KONDISI
ASLI GEMBUR PADAT

SAND TANAH (A) 1.00 1.11 0.99


BERPASIR
(B) 0.90 1.00 0.80

(C) 1.05 1.17 1.00

SAND CLAY/TANAH (A) 1.00 1.25 0.90


BIASA
(B) 0.80 1.00 0.72

(C) 1.11 1.39 1.00

CLAY/TANAH LIAT (A) 1.00 1.25 0.90

(B) 0.70 1.00 0.63

(C) 1.11 1.59 1.00

GRAVELLY (A) 1.00 1.18 1.08


SOIL/TANAH
(B) 0.85 1.00 0.91
BERKERIKIL
(C) 0.93 1.09 1.00

GRAVELLS/KERIKIL (A) 1.00 1.13 1.03

(B) 0.88 1.00 0.91

(C) 0.97 1.10 1.00

KERIKIL BESAR (A) 1.00 1.42 1.29


DAN PADAT
(B) 0.70 1.00 0.91

(C) 0.77 1.10 1.00


PEMECAHAN BATU (A) 1.00 1.65 1.22
KAPUR, BATU
(B) 0.61 1.00 0.74
PASIR, CADAD
LUNAS, SIRTU (C) 0.82 1.35 1.00

PECAHAN GRANIT, (A) 1.00 1.70 1.31


BASALT, CADAS
(B) 0.59 1.00 0.77
KERAS, DAN
LAINNYA (C) 0.76 1.30 1.00

PECAHAN CADAS, (A) 1.00 1.75 1.40


BROKEN ROCK
(B) 0.57 1.00 0.80

(C) 0.71 1.24 1.00

LEDAKAN BATU (A) 1.00 1.80 1.30


CADAS, KAPUR
(B) 0.56 1.00 0.72
KERAS
(C) 0.77 1.38 1.00

KETERANGAN : (A) = ASLI

(B) = GEMBUR / LOOSE

(C)=PADAT/COMPACT

Contoh : Bila 300 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa asli digemburkan,

maka berapa volumenya sekarang ?

Jawab : Dari tabel. faktor konversi, didapat data, bahwa tanah biasa, faktor

konversi dari asli ke gembur adalah = 1,25, maka :

vol. gembur = Vol asli x faktor

= 300 x 1.25

= 375 LCM (Loose Cubic Metre)

You might also like