Professional Documents
Culture Documents
Meskipun demikian dakwah tidak boleh berhenti di keluarga saja, karena masyarakat
secara umum juga membutuhkan pencerahan dan peringatan. Perintah dakwah yang
terdapat di ayat ini diungkapkan dengan istilah al-indzâr, yaitu ajakan yang mengandung
unsur peringatan dan ancaman akan datangnya adzab Allah, tetapi harus tetap disampaikan
dengan cara yang lembut dan mengedepankan kesopanan.
Keberhasilan dakwah tidak diukur dengan seberapa banyak pengikut kita. Kewajiban di dalam
dakwah adalah menyampaikan pesan-pesan al-Quran dan al-Sunnah, bukan mendapat
pengikut yang sebanyak-banyaknya. Maka proses dakwah tetap harus berjalan, meskipun
tidak ada satu pun yang mengikuti jejak kita.
Artinya: “Hai rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanah-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Q.S.
al-Maidah [5]: 67).
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rosulullah saw bersabda : barang siapa
yang mengajak kepada kebaikan maka dia akan memperoleh pahala atas perbuatan
baiknya itu serta pahala orang yang mengikuti dan melaksanakan kebaikan dengan
tanpa berkurang sedikit pun. Sebaliknya bagi siapa saja yang mengajak kesesatan
atau kemunkaran, maka dia mendapat dosa sebagai balasan atas perbuatannya
sendiri (ditambah) dosa sebanyak dosa orang yang mengikutinya tanpa berkurang
sedikit pun”. (HR Abu Dawud, Ahmad, Nasa`i, Tirmudzi dan Ibnu Majah)
Siapa yang menunjukan seseorang melakukan kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala
yang terima oleh orang yang melakukannya tanpa berkurang sedikitpun pahalanya. Hadits-hadits
dengan semangat seperti ini sangat banyak, yang secara tidak langsung memberikan dorongan
dan motivasi kepada kita untuk menggiatkan dakwah Islam kepada siapa saja, kapan pun dan
di manapun.
Kita harus menjadi pelopor kebaikan, dan mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan.
Rasulullah saw menjanjikan imbalan yang sangat besar bagi orang yang berkomitmen
memberikan dakwah pencerahan, dan sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits di atas,
bahwa pahala orang yang mengajak orang lain berbuat baik tidak pernah terputus. Ini merupakan
salah satu bentuk amal jariyah. Mengapa begitu besar pahalanya?, karena dakwah merupakan
tugas utama para nabi dan rasul, dan dengan mengembangkan dakwah berarti kita telah
mengemban misi kenabian.
Sebaliknya orang-orang yang menyebabkan orang lain berbuat kemaksiatan dan kerusakan di
muka bumi ini, akan mendapat limpahan dosa orang yang terpengaruh dengannya.
Mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan bukan tugas ulama saja. Tetapi tugas semua umat
Islam. Memang salah satu syarat di dalam berdakwah adalah memiliki ilmu, tetapi tidak
mutlak harus menguasai semua ilmu agama. Karena seseorang yang hanya mengetahui satu
permasalahan saja, maka dia adalah ulama di bidangnya, dan menjadi tanggung jawab dan
kewajibannya mengajak orang lain kepada kebaikan yang dia kuasai ilmunya tersebut. Inilah
pengertian yang benar terkait dengan perintah nabi sampaikanlah apa yang kamu terima dariku
meskipun hanya satu ayat. Artinya kalau kita hanya mengetahui satu ayat saja, maka sudah wajib
bagi kita untuk menyampaikan ayat itu dan mengajak orang lain melakukan pesan yang ada pada
ayat tersebut. Menjadi orang baik yang mengajak kepada kebaikan tidak harus menunggu
menguasai semua kandungan al-Quran.
Terkadang ada sebagian orang yang memberikan statemen yang melemahkan niat kita
untuk melakukan dakwah, dan berkata: “kebathilan sudah menyebar, dan dakwah kita
tidak banyak bermanfaat mengurangi kebathilan tersebut”. Ungkapan ini keliru dan
menyesatkan.
Perlu diketahui bahwa tugas seorang muslim hanya melakukan kewajibannya untuk terus
berdakwah, dan tidak dibebani dengan berapa banyak jumlah yang terpengaruh dengan
dakwahnya. Apakah ada yang mendengar dan mengikuti ajakan kita atau tidak, proses dakwah
tetap harus dilaksanakan. Para nabi dan rasul juga mengalami hal yang sama, oleh karena itu
banyak nabi dan rasul yang pengikutnya sedikit bahkan ada nabi yang tidak punya pengikut,
tetapi mereka tetap melakukan dakwah karena dakwah merupakan tanggung jawab yang
harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Perhatikanlah ayat berikut ini.
Artinya: Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: «Mengapa kamu
menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengadzab mereka
dengan adzab yang amat keras?» Mereka menjawab: «agar kami mempunyai alasan
(pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa» (Q.S. al-
A`râf [7]: 164)