Professional Documents
Culture Documents
oleh:
MUHAMAD IMAM SOBARI
1710631190099
4C
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah penelitian ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir
zaman, aamiin. Penulisan makalah penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah
satu nilai mata kuliah Teori Komunikasi yang diampu oleh ibu Wahyu Utamidewi,
S.I.Kom., M.I.Kom. Judul penelitian yang penulis ajukan adalah “Analisis Media
Terhadap Kredibilitas Metro TV Dalam Pemberitaan Pilpres Tahun 2019”.
Dalam penyusunan dan penulisan makalah penelitian ini, penulis sadar betul
bahwa dalam melakukan penelitian dan menyusun makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran untuk
memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan yang ada dalam penyusunan
makalah penelitian ini agar lebih baik lagi kedepannya. Semoga makalah ini dapat
menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat untuk orang banyak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
5
6
dan ada juga yang diberitakan dengan porsi kecil. Perbedaan perhatian yang
diberikan oleh media massa ini akan berpengaruh terhadap efek kognitif
(pengetahuan dan citra) khalayak yang membacanya. Begitu juga dengan
pengulangan berita yang diangkat oleh media massa akan menimbulkan
efek bahwa suatu berita itu dianggap penting dan ini merupakan
kemampuan media massa yang berfungsi sebagai penentu agenda. Fungsi
penentuan agenda media mengacu pada kemampuan media, dengan liputan
berita yang diulang-ulang, untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam
benak publik.
Dalam agenda setting terdapat tiga macam agenda, yaitu agenda
media, agenda publik, dan agenda kebijakan. Ketiga agenda tersebut
memiliki dimensi yang berkaitan seperti yang dikemukakan Mannheim
dalam Nurudin (2009) sebagai berikut:
a. Agenda media terdiri dari dimensi visibility (jumlah dan tingkat
menonjolnya berita), audience salience (relevansi isi berita dengan
kebutuhan khalayak), dan valensi (cara pemberitaan suatu peristiwa).
b. Agenda publik terdiri dari dimensi familiarity (keakraban), personal
saliance (penonjolan pribadi), dan favorability (kesenangan).
c. Agenda kebijakan terdiri dari dimensi support (dukungan), likelihood of
action (kemungkinan kegiatan), dan freedom of action (kebebasan
bertindak).
Agenda media merupakan hasil proses pemilahan tentang berita
mana yang akan dimuat serta ditonjolkan melalui halaman pertama suatu
surat kabar. Surat kabar yang memberikan suatu isu dalam jumlah besar,
dengan halaman panjang, dan ditempatkan pada tempat yang mencolok
mencerminkan agenda yang dibawa oleh media kepada publik.
2.2 Kredibilitas
Berbicara tentang kredibilitas dalam kajian ilmu komunikasi
sebenarnya bukanlah merupakan sesuatu hal yang baru, karena pada abad
keempat sebelum masehi pun, Aristoteles telah menggunakan istilah
7
Pendapat dari Aristoteles di atas, juga diyakini oleh Onong Uchjana Effendy
yang mengatakan bahwa:
Biasnya Media
Isu biasnya media dalam politik media juga beberapa kali
menjadi polemik, baik di Indonesia maupun negara-negara lain.
Anggapan keberpihakan media dalam politik berangkat dari
kepemilikan media-media di tangan tokoh atau kelompok yang
punya kepentingan politik, seperti tokoh dalam partai politik atau
yang beraliansi dengan identitas politik tertentu. Konteks ini pun
pada akhirnya sering berdampak pada bias pemberitaan jelang
kontestasi elektoral.
Ross Tapsell dari Australian National University pernah
menjelaskan mengenai penguasaan media oleh tokoh-tokoh politik
di Indonesia dalam tulisannya yang berjudul Indonesia’s Media
Oligarchy and the “Jokowi Phenomenon”.
Dalam tulisan tersebut, Tapsell menjelaskan bahwa
kekuasaan oligarki masih berlanjut dengan penguasaan media-media
di Indonesia, seperti Metro TV yang dimiliki oleh Surya Paloh dari
Partai Nasdem dan tvOne yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie dari
Partai Golkar.
Nyatanya, konteks kepemilikan media yang dekat dengan
tokoh dan partai politik ini tidak hanya terjadi di Indonesia.
Beberapa negara juga mengalami persoalan yang sama.
Malaysia, misalnya. Beberapa media di negara tetangga
Indonesia itu dalam sejarahnya juga dimiliki oleh tokoh-tokoh partai
politik, seperti Utusan Malaysia dan Kosmo yang memiliki
hubungan dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO),
serta Berita Harian dan Harian Metro, The New Straits Times, TV3,
8TV, dan TV9 yang memiliki hubungan dengan Barisan Nasional
(BN).
Selain Malaysia, isu biasnya media juga pernah mencuat di
India. Cobrapost – sebuah media non-prot investigatif –
membongkar perusahaan-perusahaan media lain yang memiliki
12
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Teori Agenda Setting adalah teori yang menyatakan bahwa media
massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan
media massa untuk mentransfer dua elemen, yaitu kesadaran dan informasi
ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta
perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Teori
Agenda Setting memiliki beberapa agenda di dalamnya, salah satunya
adalah konsep agenda media memiliki arti yaitu sebuah daftar hal-hal yang
disusun berdasarkan urutan kepentingannya, dengan yang paling penting
berada di tempat paling atas.
Agenda Media dibuat oleh media itu sendiri, agenda media juga
dapat membentuk sebuah opini publik dalam masyarakat yang nantinya
akan menggiring sikap masyarakat terhadap kredibilitas suatu media.
4.2 Saran
Adapun beberapa saran dari penulis untuk para pembaca mengenai
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Semoga media-media yang lainnya dapat menciptakan agenda media
yang baik, agar mendapat feedback yang baik dari publik.
2. Media harus netral? Tentu saja. Hal ini untuk menunjukan kualitas dan
mendapatkan kepercayaan atau kredibilitas dari publik.
3. Bersikap kritis dan selektif terhadap pemberitaan di televisi atau media
lainnya, terutama terkait pemberitaan politik. Hal ini juga agar kita tidak
termakan hoax.
19
DAFTAR PUSTAKA
20