Professional Documents
Culture Documents
Christinia S Parinussa
102013090
Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Abstrak
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang
disebut neuroglia. Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST).
SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf
diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi
dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap
mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari
lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh
dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang.
Otak adalah pusat sistem saraf pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya. Otak manusia
adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta
sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan
fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan
suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran
manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf
didalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia.
Saraf kranial adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari otak, berbeda dari saraf
spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial merupakan bagian dari sistem
saraf sadar.
Kata kunci : sistem persarafan
Abstract
Nervous system consists of nerve cells called neurons and supporting tissue called neuroglia.
Arranged to form the central nervous system (CNS) and peripheral nervous system (SST). CNS
consists of the brain and spinal cord, while the peripheral nervous system is the nervous system
outside the CNS that carry messages to and from the central nervous system. Nervous system
function in maintaining the viability through a variety of mechanisms that keep the body achieve
balance. Stimulation received by the body both from internal and external environment led to
various changes and demands of the body can be adapted so that the body remains balanced.
Brain is a central nervous system in vertebrates and many other invertebrates. The human brain
is the central structure of the arrangement which has a volume of approximately 1.350cc and
consists of 100 million nerve cells or neurons. Brain organize and coordinated largely,
movement, behavior and homeostatic body functions such as heart rate, blood pressure, body
fluid balance and body temperature. The human brain is responsible for setting the whole body
and the human mind. Therefore there is a strong link between the brain and thinking. Brain and
nerve cells in it is believed to affect human cognition.
Cranial nerve are 12 pairs of nerves in humans are sticking out of the brain, spinal differs from
sticking out from the spinal cord. Cranial nerves are part of the nervous system unconscious.
Keyword : nervous system
Pendahuluan
Tengkorak merupakan jaringan tulang yang berfungsi sebagai pelindung jaringan otak
mempunyai daya elastisitas untuk mengatasi trauma bila dipukul atau terbentur benda tumpul.
Namun pada benturan, beberapa mil idetik akan terjadi depresi maksimal dan diikuti
osilasi. Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan
otak atau kulit seperti contusio atau memar otak. Trauma kepala yaitu adanya deformitas berupa
penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan
perlambatan (accelerasi–descelarasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi
oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan percepatan,serta
rotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat
perputaran pada tindakan pencegahan. Slide effect dari contusio akibat trauma kepala
tergantung dari bagianmana yang mengalami trauma dan sejauh mana luas contusio dan
perdarahan yang meluas atau tidak.
Pembahasan
Contusio cerebri
Pada contusio cerebri (memar otak) terjadi perdarahan-perdarahan didalam jaringan otak
tanpa adanya robekan jaringan yang kasat mata, meskipun neuron-neuron mengalami
kerusakan atau terputus. Contosio sendiri biasanya menimbulkan defisit neurologis jika
mengenai daerah motorik atau sensorik otak., secara klinis didapatkan penderita pernah atau
sedang tidak sadar selama lebih dari 15 menit atau didapatkan adanya kelainan neurologis akibat
kerusakan jaringan otak. Contusio cerebri sangat sering terjadi difrontal dan labus temporal,
walaupun dapat terjadi juga pada setiap bagian otak, termasuk batang otak dan serebelum. Batas
perbedaan antara Contusio dan perdarahan intra serebral traumatika memang tidak jelas.
Contusio cerebri dapat saja dalam waktu beberapa jam atau hari mengalami evolusi membentuk
pedarahan intra serebral.1
Struktur organ terkait2
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)
Sebelah dalam dari dura interna terdapat selapis sel batas, modifikasi fibroblas gepeng dengan
cabang-cabang panjang dan berkelok yang bercampur-baur dengan yang berasal dari sel-sel
berdekatan (lihat gambar 4). Sel-sel ini memiliki organel pada umumnya. Cabang-cabangnya
melekat pada desmosom dan taut rekah yang tidak terdapat pada sel dari dura meningeal. Ruang
intersel tidak diisi serat kolagen namun oleh materi keruh, kemungkinan mukopolisakarida
alami. Fibroblas gelap bercabang banyak, materi intersel amorf, dan tiadanya serat jaringan ikat
merupakan ciri tersendiri bagi lapisan ini. Pada zona peralihan pada lapis sel batas dan dura
meningeal, terdapat materi intersel keruh, bersama serat kolagen halus.
Kemudian pada lapisan araknoid terdapat unsur araknoid dari leptomenings yang terdiri atas
sel-sel yang tersusun longgar, lapis sawar araknoid, dan daerah dalam sel-sel tersusun sangat
longgar, yang sebagian besar tegak lurus terhadap lapis itu dan melintasi ruang subaraknoid
diantaranya dengan piamater (lihat gambar 6 dan gambar 7). Sel-sel trabekel araknoid ini adalah
modifikasi fibroblas. Dengan cabang-cabang panjang saling berhubungan sesamanya dan dengan
sel-sel lapis sawar oleh desmosome dan taut rekah. Sedikit serat kolagen terdapat bersama-sama
sel trabekel itu. Sel-sel lapis sawar dipisahkan oleh sedikit atau tanpa ruang ekstrasel dan saling
melekat melalui banyak desmosome dan taut kedap. Terdapat lamina basal tipis pada aspek
intern lapis ini.
Dan lapisan paling bawah adalah piamater. Lapis ini, melekat erat pada otak dan medula
spinal, terdiri atas modifikasi fibroblas gepeng yang mengikuti garis bentuk jaringan saraf
dibawahnya. Mereka mungkin terdapat berupa satu lapis tipis atau pada daerah lain tertentu
saling meliputi. Mereka sangat mirip sel-sel dari trabekel araknoid. Pada lapis ini terdapat
banyak pembuluh darah, namun karena tipisnya, mereka sering hanya sebagian diliputi oleh sel
trabekel. Piamater dan araknoid berhubungan begitu erat, sehingga sering diperlakukan sebagai
suatu lapis, pia araknoid. Serat kolagen dan elastin halus terselip di antara sel-sel pia dan
jaringan di bawahnya. Makrofag juga ditemukan di antara sel-sel pia dan membran basal glia
sekitar pembuluh darah pia. Pada manusia, mereka sering banyak mengandung semacam pigmen
kuning yang bereaksi positif untuk besi. Sepanjang pembuluh pia terdapat kelompok-kelompok
kecil limfosit dan sebaran sel mast. Pada keadaan patologis tertentu, jumlahnya sangat
bertambah. Dalam pia pembungkus permukaan ventral medula oblongata ditemukan melanosit
dalam jumlah bervariasi.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom).
Saraf perifer ( saraf sadar ) di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Saraf cranial :
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan medulla spinalis.
Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari
medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis
sensori (saraf I, II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang
jenis gabungan (saraf V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan
dari depan hingga belakang, Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di
kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I dan II
mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.
Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu :
a. SK I (olfactorius) Adalah saraf sensorik
Fungsi : penciuman , Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai sensasi bau II
Mekanisme : Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan
olfaktorius Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari
membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk
bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus
frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.
b. SK II (Opticus) Adalah saraf sensorik
Fungsi : Penglihatan, input refleks fokusing dan konstriksi pupil di limbic, Sensori
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai
persepsi visual III
Mekanisme : Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina.
Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan
bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma
optikum, Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina)
menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang.
Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di
kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius.
Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di
dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang
berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di
korteks visual lobus oksipital. Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan
diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan
untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut
tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri
berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
c. SK III (Okulomotorius) Adalah saraf motorik
Fungsi : Pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil dan memfokuskan lensa,
Saraf ini mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan mempertahankan
terbukanya kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan
mata.)
d. SK IV (Trochlearis) Adalah saraf motoric
Fungsi: Pergerakan bola mata ke bawah.
e. SK V (Trigeminus) Adalah saraf motorik dan saraf sensorik
Fungsi : 1). oV1(Syaraf optalmik) adalah saraf sensorik
fungsi : input dari kornea, rongga hidung bagian atas, kulit kepala bagian
frontal, dahi, bagian atas alis, konjungtiva kelenjar air mata
2). oV2 (Syaraf maksilari) adalah saraf sensorik
fungsi : input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa rongga hidung, palatum,
faring
3). oV3 (Syaraf Mandibular)adalah saraf motorik dan sensorik
fungsi :
o sensorik : input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawa
dagu
o motorik : mengunyah
f. SK VI (Abdusen) Adalah saraf motoric
Fungsi : Pergerakan mata ke lateral
g. SK VII (Fasialis) Adalah saraf motorik dan sensorik
Fungsi : 1). Sensorik : Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di
otak sebagai sensasi rasa.
2). Motorik : Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
Mekanisme : Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik
berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum
pontin bawah dekat medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik
yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke
lateral ke dalam kanalis akustikus interna.Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi
otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital,
otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot
platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
h. SK VIII(Vestibulocochlearis): Adalah saraf sensorik
Fungsi : Vestibular untuk keseimbangan, cochlearis untuk pendengaran
Mekanisme : Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut
aferen yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut
aferen yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari
organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral
ke korpus genikulatum medial dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis.
Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan
bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini
kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan
serebelum.
i. SK IX(Glossofaringeus) Adalah saraf motorik dan sensorik,
Fungsi : 1). Motoris : membantu menelan
2). Sensoris : Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di
otak sebagai sensasi rasa
Mekanisme : Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius
pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus
mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis
inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena
jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf
berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior
lidah.
j. SK X (vagus) Adalah saraf motorik dan sensorik
Fungsi : 1). Sensorik: Menerima rangsang dari organ dalam
2). Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam XI
Mekanisme : Nervus vagus meninggalkan anterolateral bagian atas medula oblongata
sebagai rangkaian dalam jalur oliva dan pedunculus serebelaris inferior. Serabut saraf
meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus vagus memiliki dua ganglia
sensorik, yaitu ganglia superior dan ganglio inferior. Nervus vagus kanan dan kiri akan
masuk rongaa toraks dan berjalan di posterior radix paru kanan untuk ikut membentuk
plexus pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus berjalan ke permukaan posterior esofagus
dan ikut membentuk plexus esogafus. Nervus fagus kanan kemudian akan didistrubusikan
ke permukaan posterior gaster melalui cabang celiaca yang besar ke duodenum, hepar,
ginjal, dan usus halus serta usus besar sampai sepertiga kolon transversum.
k. SK XI(Aksesorius) Adalah saraf motorik
Fungsi : Motorik: Mengendalikan pergerakan kepal
Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot
sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius, otot
sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius
memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.
Mekanisme : Nervus asesoris merupakan saraf motorik yang dibentuk oleh
gabungan radix cranialis dan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari C1-C5
dan masuk ke dalam tengkorak melalui foramen magnum, bersatu dengan saraf
kranial membentuk nervus asesoris. Nervus asesoris ini kemudian keluar dari
tengkorak melalui foramen jugulare dan kembali terpisah, saraf spinalnya akan
menuju otot sternocleidomastoid dan trapezius di leher yang berfungsi untuk
menggerakkan leher dan kepala, sedangkan saraf kranialnya akan bersatu dengan
vagus melakukan fungsi motorik brakial di faring, laring, dan palate.
l. SK XII(Hipoglosus) Adalah saraf motoric
Fungsi : Pergerakan lidah saat bicara, mengunyah.
Saraf spinal : Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga
sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang yang berjumlah 31
dibedakan menjadi:
a). 8 pasang saraf leher (saraf cervical)
Meliputi : C menunjukkan sekmen T,L,S,Co
(1). Pleksus servikal berasal dari ramus anterior saraf spinal C1 – C4
(2). Leksus brakial C5 – T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang
mempersarafi anggota bawah L2 – S3.
b). 12 pasang saraf punggung (saraf thorax)
c). 5 pasang saraf pinggang (saraf lumbar)
d). 5 pasang saraf pinggul (saraf sacral)
e). 1 pasang saraf ekor (saraf coccyigeal).
Otot – otot representative dan segmen – segmen spinal yang bersangkutan serta
persarafannya: 1. Otot bisep lengan C5 – C6
2. Otot trisep C6 – C8
3. Ototbrakial C6 – C7
4. Otot intrinsic tangan C8 – T1
5. Susunan otot dada T1 – T8
6. Otot abdomen T6 – T12
7. Otot quadrisep paha L2 – L4
8. Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2
Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau
gabungan(pleksus)membentuk jaringan urat saraf.Pleksusterbagi menjadi 3
macam,yaitu:
1) Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )
2) Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)
3) Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang)
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar, yaitu akar
depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh
beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur
membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat
tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan sumsum tulang belakang.
Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk membentuk satu akar depan.
Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum
tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap
akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf
spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang
meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang
dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan
cabang penghubung.
Cabang-cabang belakang sraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati dan sebagian
kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua otot kerangka batang
badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali kulit punggung. Cabang-
cabang depan untuk persarafan lengan membentuk suatu anyaman (plexus), yaitu
anyaman lengan (plexus brachialis). Dari anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang
pendek ke arah bahu dan ketiak, dan beberapa cabang panjang untuk lengan dan tangan.
Demikian pula dibentuk oleh cabang-cabang depan untuk anggota-anggota gerak bawah
dan untuk panggul sebuah anyaman yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga
mengirimkan beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta beberapa
cabang panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf tulang
duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha.
Vasikularisasi otak5.6
Anatomi vaskular otak dapat dibagi menjadi 2 bagian : anterior (carotid system) dan posterior
(Vertebrobasiler). Darah arteri yang ke otak berasal dari arkus aorta. Di sisi kiri, arteri karotis
komunis dan arteri subklavia berasal langsung dari arkus aorta. Di kanan, arteri trunkus
brakiosefalika (inominata) berasal dari arkus aorta dan bercabang menjadi arteri subklavia dextra
dan arteri karotis komunis dextra. Di kedua sisi, sirkulasi darah arteri ke otak di sebelah anterior
dipasok oleh dua arteri karotis interna dan di posterior oleh oleh dua arteri vertebralis.
Arteri karotisinterna bercabang menjadi arteri serebri anterior dan arteri serebri media setelah
masuk ke kranium melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosus.kedua arteri
tersebut memperdarahi lobus frontalis, parietal, dan sebagian temporal. Arteri vertebralis
berukuran lebih kecil dan berjalan melalui foramen transversus vertebra servikalis kemudian
masuk ke dalam 6 kranium melalui foramen magnum, arteri tersebut menyatu untuk
membentuk arteri basilaris (sistem vertebrobasiler) taut pons dan medulla
di batang otak. Arteri basilarisbercabang menjadi arteri serebellum superior
kemudian arteri basilaris berjalan ke otak tengah dan bercabang menjadi sepasang arteri serebri
posterior Sirkulasi anterior bertemu dengan sirkulasi posterior membentuk suatu arteri yang
disebut sirkulus willisi. Sirkulus ini dibentuk oleh arteri serebri anterior, arteri komunikantes
anterior, arteri karotis interna, arteri komunikantes posterior, dan arteri serebri posterior. Untuk
menjamin pemberian darah ke otak, setidaknya ada 3 sistem kolateral antara sistem karotis dan
sistem vertebrobasiler, yaitu:
1). Sirkulus Wllisi yamg merupakan anyaman arteri di dasar otak.
2). Anastomosis arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna di daerah orbital melalui
arteri oftalmika.
Berat otak sekitar 2,5% dari berat badan secara keseluruhan. Namun, otak merupakan organ
tubuh yang paling banyak menerima darah dari jantung, yakni seperlima dari seluruh darah yang
mengalir ke seluruh jaringan tubuh.
Diperkirakan, metabolisme otak menggunakan sekitar 18% dari total konsumsi oksigen tubuh.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika masa hidup jaringan otak yang menghadapi
kekurangan oksigen cukup singkat. Ini berarti, jaringan otak akan mudah mati jika pasokan
aliran darah berhenti atau tersumbat. Pasokan aliran darah ke otak dilakukan oleh dua pembuluh
arteri utama, yaitu sepasang arteri karotis interna yang memasok sekitar 70% dari keseluruhan
jumlah darah otak, dan sepasang arteri vertebralis yang mencukupi 30% sisanya. Pengaliran
darah ke otak dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama yaitu sepasang arteri karotis interna
yang mengalir sekitar 70% dari keseluruhan jumlah darah otak dan sepasang arteri vertebralis
yang memberikan 30% sisanya. Arteri karotis bercabang menjadi arteri cerebri anterior dan arteri
cerebri media yang mengalirkan darah dari daerah depan hemisfer cerebri, bagian belakang otak
dan bagian otak dibalik lobus temporalis. Kedua bagian otak terakhir ini memperoleh darah dari
arteri cerebri posterior yang berasal dari arteri vertebralis.
Arteri karotis interna
memberikan vaskularisasi pada regio sentral dan lateralhemisfer.
Arteri serebri anterior
memberikan vaskularisasi pada korteks frontalis, parietalis bagian tengah, korpus
kalosum dan nukleus kaudatus.
Arteri serebri media
memberikan vaskularisasi pada korteks lobus frontalis, parientalis dan temporalis.
Arteri vertebralis memberikan
vaskularisasi pada batang otak dan medulla spinalisatas.
Arteri basilaris
memberikan vaskularisasi pada pons.
Arteri serebri posterior memberikan
vaskularisasi pada lobus temporalis, oksipitalis, sebagian kapsul interna, talamasu,
hipokampus, korpus genikulatum dan mamilaria, pleksus koroid dan batang otak
sebagian.
Cairan LCS4
Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus choroideus di dalam
ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi, sedangkan 30% dibentuk pada
tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga subarachnoid.
Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume
otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml)
dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra
sel maupun intra sel.
Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500
ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam
sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi
dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu,
maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari.
Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi, Cairan otak
tidak boleh dipandang sama dengan cairan yang terjadi oleh proses ultrafiltrasi saja dari plasma
darah. Di samping filtrasi, faktor sekresi dari plexus choriodeus turut berpengaruh. Karena itu
cairan otak bukanlah transudat belaka. Akan tetapi seperti transudat, susunan cairan otak juga
selalu dipengaruhi oleh konsentrasi beberapa macam zat dalam plasma darah.
Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk melakukan
tindakan terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk kearah suatu
penyakit susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun yang menahun dan berguna pula
setelah terjadi trauma.
• Otak sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia, oleh sebab itu otak
dilindungi oleh beberapa lapisan seperti kulit kepala, tulang dan meninges. Jika terjadi
kerusakan otak maka dapat menganggu struktur otak, sistem saraf kranial, vaskularisasi
crebris, CCS, dan mengganggu RAS.
Daftar Pustaka
1. http://bungamasamba.blogspot.com/2011/08/contusio-cerebri.html
2. http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm
3. Prof DR Dr Satyanegara,SpBS. Ilmu Bedah Saraf edivsi V. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama; 2010. Hal.15-25
4. http://yazhid28bashar.blogspot.com/2014/11/cairan-otak.html
5. Dr Genis Ginanjar Wahyu. Stroke Hanya Menyerang Orang Tua. Yogyakarta: PT
Bentang Pustaka Anggota IKAPI; Hal.5-10