Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Early mobilization is an effort to maintain independence as early as possible by guiding
the patient with a way to maintain body functions. This study uses Quasy Experiment
With Design With Posttest Only Control Group aims to identify the effect of early
mobilization effect on bladder function recovery post-surgical spinal anesthesia. The
study population was all patients after surgery with spinal anesthesia in the Operating
Theatre Balung General Hospital with a sample size of 36 respondents were divided into
18 treatment groups of at least 6 hours of part-time and 18 part-time controls at least 8
hours. Quota Sampling technique using sampling. Intervention process using a protocol
of early mobilization intervention 6 hours of part- time and part-time 8 hours. The results
of the study by Chi - Square test ( α = 0.05 ) showed a significant effect between the
demographic characteristics of the recovery of bladder function both treatment and
control groups. The results of the study on bladder function recovery in the treatment
group at least 6 hours part time 14 people said fast recovery, while the control group of
part- time 8 hours 4 people said fast recovery. Effect of early mobilization of the
recovery of bladder function by Chi - Square P value of 0.03 is obtained. The conclusion
of this study that there are significant differences between treatment groups half-time of 6
hours and a control group that is part-time 8 hour recovery of bladder function.
Recommendation of this study that early mobilization actions performed 6 hours post-
surgery , can be optimally applied to health services, especially post- surgery
medical-surgical nursing .
Keywords : early mobilization , recovery of bladder function , post- surgical spinal
anesthesia.
Refferences : 43 (2000-2013)
PENDAHULUAN
Pembedahan berarti bahwa penderita pembedahan, dengan laporan kejadiannya
dihilangkan kesadarannya, dilukai, dan antara 50% -70%. Kemudian Olsfaruger
dibuka. Proses pembedahan diperlukan (1999) mengatakan bahwa anestesi spinal
upaya untuk menghilangkan nyeri, lebih signifikan menyebabkan retensi urin
keadaan itu disebut anestesi. Obat dan dibandingkan dengan anestesi umum, 44
teknik anestesi pada umumnya dapat % dari pasien pasca pembedahan dengan
mengganggu fungsi nafas, peredaran darah anestesi spinal memiliki volume kandung
dan sistem saraf. Analgesik narkotik dan kemih lebih 500 ml (retensi urin) dan 54%
anestesi dapat memperlambat laju filtrasi tidak memiliki gejala distensi kandung
glomerolus dan mengurangi haluaran urin. kemih (Lamonerie, 2004).
Obat farmakologi ini juga merusak impuls
sensorik dan motorik yang berjalan Retensi urin adalah akumulasi urin yang
diantara kandung kemih, medulla spinalis, nyata dalam kandung kemih akibat
dan otak (Syamsuhidayat, 2005). ketidakmampuan pengosongan kandung
kemih, sehingga timbul perasaan tegang,
Klien yang pulih dari anestesi dan tidak nyaman, nyeri tekan pada simpisis,
analgetik yang dalam sering kali tidak gelisah, dan terjadi diaphoresis
mampu merasakan bahwa kandung (berkeringat). Tanda-tanda utama retensi
kemihnya penuh dan tidak mampu urin akut adalah tidak adanya haluaran
memulai atau menghambat berkemih. urin selama beberapa jam dan terdapat
Anestesi spinalis terutama menimbulkan distensi kandung kemih. Klien yang berada
risiko retensi urin, akibat anestesi ini klien di bawah pengaruh anestesi atau analgetik
tidak mampu merasakan adanya kebutuhan mungkin hanya merasakan adanya
untuk berkemih dan kemungkinan otot tekanan, tetapi klien yang sadar akan
kandung kemih dan otot spingter juga merasakan nyeri hebat karena distensi
tidak mampu merespon terhadap keinginan kandung kemih melampaui kapasitas
berkemih. Normalnya dalam waktu 6 – 8 normalnya. Pada retensi urin, kandung
jam setelah anestesi spinal, pasien akan kemih dapat menahan 2000 – 3000 ml
mendapatkan kontrol fungsi berkemih urin. Retensi urin dapat terjadi akibat
secara volunter, tergantung pada jenis obstruksi uretra, trauma bedah, perubahan
pembedahan (Perry & Potter, 2006). stimulasi saraf sensorik dan motorik
kandung kemih, efek samping obat dan
Hasil penelitian Warner (2009) ansietas (Perry & Potter, 2006).
mengatakan bahwa retensi urin umum
terjadi setelah anestesi spinal dan
Akibat lanjut retensi urin, buli-buli akan sepertiga dari seluruh infeksi yang didapat
mengembang melebihi kapasitas maksimal dari rumah sakit adalah infeksi saluran
sehingga tekanan di dalam lumennya dan kemih, sebagian besar infeksi ini
tegangan dari dindingnya akan meningkat. disebabkan oleh beberapa prosedur infasif
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut, pada saluran kemih berupa kateterisasi.
tekanan yang meningkat di dalam lumen
akan menghambat aliran urin dari ginjal Beberapa tindakan pencegahan retensi urin
dan ureter sehingga terjadi hidroureter dan pasca anestesi spinal adalah membatasi
hidronefrosis dan lambat laun terjadi gagal asupan cairan, mobilisasi dini, kompres
ginjal. Retensi urin juga menjadi penyebab hangat di supra pubik, dan penggunaan
terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) dan obat anestesi spinal “short-acting”.
bila ini terjadi dapat menimbulkan gawat (Ganulu, Dulger, Zafer, 1999). Mobilisasi
yang serius seperti pielonefritis dan merupakan tindakan mandiri bagi seorang
urosepsis (Gardjito, 2009). Menurut perawat dalam melakukan asuhan
penelitian Levinsky dan Alexander dalam keperawatan pada pasien pasca bedah.
Tamboyang (2000), menunjukkan 43% Banyak keuntungan yang dapat diraih dari
dari 2200 kasus gagal ginjal akut latihan dini pasca bedah, diantaranya
berhubungan dengan trauma tindakan peningkatan kecepatan kedalaman
bedah, 26% dengan berbagai kondisi pernafasan, peningkatan sirkulasi,
medik, 13% pada kehamilan, dan 9% peningkatan berkemih dan metabolisme
disebabkan nefrotoxin. (Taylor, 1997).