Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Klien masuk RSUD Pasar Rebo, tanggal 16 februari 2019 melalui IGD klien berjenis
kelamin perempuan datang dengan alasan kelopak mata turun, dan mengalami
kelemahan dari leher sampai ke punggung. Lalu dilakukan perawatan di rawat inap
selama ... hari, pada tanggal .... klien mengalami apneu dan dilakukan pemasangan
intubasi, dan direncanakan operasi cito tindakan trakeostomi, kemudian alih rawat ke
ruang ICU. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1 April 2019 klien terlihat tenang,
kesadaran compos mentis dan orientasi baik. Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada
sistem pernafasan pada jalan nafas klien mengalami sumbatan berupa sputum berwarna
putih kental, dengan RR 13x/menit, terpasang trakheostomi dengan ventilator mode
SIMV, TV: 500 RR: 13, I:E: 1:2, FiO2 30%, suara nafas ronchi. Pada sistem
kardiovaskuler, tekana darah kien 141/73mmHg, nadi 86x/menit kuat teratur, akral
dingin, warna kulit pucat. Pada sistem saraf, kesadaran klien composmentis dengan
GCS 15, E: 4 V: 5 M: 6, kekuatan otot ektremitas atas 4444│4444, ektetremitas bawah
3333│3333. Pada sistem gastrointestinal tidak terdapat distensi, peristaltik 5x/menit
defekasi 1 hari sekali. Pada sisitem urinaria, klien tertasang kateter no 16 warna urin
kuning jernih sebanyak 200cc. Klien tidak dalam keadaan hamil, tidak ada perdarahan,
turgor kulit elasitis, klien terpasang NGT dan IV line no 22 dengan cairan Ringer
Asering/8jam. Status psikologis klen meneria akan penyakitnya hubungan dengan
keluarga baik, orang terdekat adalah anak. kegiatan spiritual yang dilakukan adalah
sholat, klien berrsedia untuk dikunjungi terutama keluarga. Status fungsional klien
ketergantungan total. Tindakan yang diberikan selama perawatan: IVFD Asering
500/8jam, suction, terapi obat yang diberikan omeprazole 2 x 40mg tab, cefixime 2x
200mg tab, N-Ace (Acetylcysteine) 3x 200mg kap, smecta 2x1 dan diet cair memalui
NGT. Dan pemeriksaan diganostik yang menunjang: Hb 11 g/dl; Ht 32%; eritrosit 3,6
jt/ul; leukosit; 9,4 103/ul; trombosit: 287 ribu/ul. Test postigmin: (1,5mg + SA 0,1 mg)
hasil: tidak ada respon, myestenia gravis (+).
1.1 Data Penunjang
Jenis Pemeriksaan
Hasil Rujukan
Dignostik Lab Radiologi
Hemoglobin 11 g/dL 13,2 – 17,3 g/dL
Hematokrit 32% 40 - 52 %
Eritrosit 3,6 jt/uL 4,4 – 5,9 jt/uL
Leukosit 9,4 10³/uL 3,8 – 10,6 10³/uL
Trombosit 287 rb/uL 150 – 440 rb/uL
Ureum darah 20 mg/dl 20-40 mg/dl
Kreatinin darah 0,73 mg/dl 0,35-0,93 mg/dl
Natrium 138 mmol/L 135-147 mmol/L
Kalium 2,9 mmol/L 3,5-5,0 mmol/L
Klorida 86 mmol/L 98-108 mmol/L
Test prostigmin (1,5 mg + SA 0,1 mg): tidak ada respon, myestenia gravis (+)
Total skor 3
ANALISA DATA
No Data Masalah
1. Ds : Pola nafas tidak efektif
Do:
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 141/73 mmHg, N : 86
x/menit RR : 13x/menit, S: 36
- Klien terpasang trakeostomi
- Klien bernafas dibantu ventilator
dengan mode SIMV-VC, TV: 500,
RR 13x/menit, Fio2: 30%
- Bunyi nafas ronchi
- SpO2 : 86-98%
- Warna kulit: pucat
Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan yang telah dilakukan, maka dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan sesuai prioritas yaitu sebagai berikut Pola nafas tidak
efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (kelemahan otot pernafasan),
Bersihan jalan nafas tidak efektif behubungan dengan adanya sumbatan jalan nafas dan
jalan nafas buatan, defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan, gangguan penyapihan ventilator berhubungan dengan hambata upaya nafas
(kelemahan otot pernafasan)
RENCANA KEPERAWATAN
Tgl No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional
(PES) Hasil
01-04- I. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan 1. Kaji pola nafas, 1. Perubahan pola dan
2019 berhubungan dengan hambatan tindakan keperawatan irama, dan irama pernafasan
upaya pernafasan (kelemahan diharapkan pola nafas frekunsi nafas per memungkinkan
oto pernafasan) yang ditandai klien eektif dengan jam adanya tanda krisis
dengan: kriteria hasil: 2. Kaji penggunaan 2. Penggunaan otot
Ds : - Pola nafas otot tambahan dan bantu pernafasan
Do: normal/mendekati bunyi nafas indikasi kelemahan
- Kesadaran : composmentis normal 3. Kaji vital capacity otot dan bunyi nafas
- TTV : TD : 141/73 mmHg, - Bunyi nafas normal dan tidal volume yang abnormal
N : 86 x/menit RR : 4. Lakukan suction indikasi
13x/menit, S: 36 bila perlu ketidakefektifnya
- Klien terpasang trakeostomi 5. Berikan O2 nasal ventilasi
- Klien bernafas dibantu kanul 3lpm 3. Mengetahui adanya
ventilator dengan mode gagal nafas
SIMV-VC, TV: 500, RR 4. Mempertahankan
13x/menit, Fio2: 30% jalan nafas
- Bunyi nafas ronchi 5. Mempertahankan
- SpO2 : 86-98% oksigenasi dan
- Warna kulit: pucat perfusi jaringan
II Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan 1. Kaji kepatenan 1. Mengetahui
berhubungan dengan sumbatan tindakan keperawatan jalan nafas dan adanya
jalan nafas, adanya jalan nafas diharapkan jalan nafas keadaan sekret kelemahan otot
buatan, dutandai dengan: klien efekif dengan per 2 jam pernafasan
Ds: kriteria hasil: 2. Lakukan oral 2. Menjaga
Do: - Pola nafas normal hygiene dan kepatenan jalan
- Klien kehilangan - Jalan nafas paten suction nafas
kemampuan untuk batuk - Bunyi nafas 3. Kolaborasi 3. Agen mukolitik
dan menelan normal pemberian N.Ace yang berfungsi
- Terdapat sputum - Sputum berkurang 3x1 IV mengencerkan
berawna putih kental - Tidak terjadi sputum
- Bunyi nafas ronchi dianosis
- Terpasang trakeostomi
- Klien bernafas dibantu
ventilator dengan mode
SIMV-VC, TV: 500, RR
13x/menit, Fio2: 30%
- SpO2 : 86-98%
- TTV : TD : 141/73
mmHg, N : 86 x/menit
RR : 13x/menit, S: 36