You are on page 1of 18

NASKAH UJIAN

SKIZOFRENIA PARANOID BERKELANJUTAN

Disusun Oleh :
Fathya Auliannisa
1710221066

Penguji :
Dr. Mardi Susanto Sp. KJ (K)

Pembimbing :
Dr. Tribowo Tuahta Ginting Sugihen Sp.KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
PERIODE 4 MARET 2019 S/D 6 APRIL 2019
SURAT PERNYATAAN

Laporan kasus ini diajukan oleh :


Nama : Fathya Auliannisa
NIM : 1710221066
Program Studi : S1 Fakultas Kedokteran
Tahun Akademik : 4 Maret 2019 – 6 April 2019

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiarism dalam
penulisan naskah ujian berjudul :

SKIZOFRENIA PARANOID BERKELANJUTAN

Apabila suatu saat terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima sanksi
yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan benar-
benarnya.

Jakarta, 30 Maret 2019

Fathya Auliannisa
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. S
Usia : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Pendidikan : S1 akuntansi
Status : belum nikah
Pekerjaan : Akuntan

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Pada hari Jumat tanggal 29 Maret 2019. Pasien datang sendiri ke
Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta kemudian dilakukan
autoanamnesis

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik jiwa RSUP Persahabatan Jakarta, untuk
control rutin 2 bulan sekali, obat habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan pukul 10.00
pasien datang dengan penampilan rapi, sopan, sesuai usia. Pasien
berpostur gemuk, tidak ditemukan gerakan involunter, tidak ada resiko
jatuh.
Pasien merupakan pasien kontrol yang berobat rutin tiap 2 bulan ke
Poliklinik Jiwa sejak 10 tahun yang lalu. Saat diperiksa di Poliklinik Jiwa
RSUP Persahabatan pasien terdapat keluhan mendengar suara-suara.
Suara tersebut berasal dari hatinya, yang sampai pada telinganya. Suara
tersebut terdengar untuk menyuruhnya membalas orang-orang yang sudah
berbuat jahat kepadanya. Pasien juga mengeluh sering melihat bayangan
hitam. Bayangan tersebut tinggi besar, berwarna hitam, namun tidak jelas
muka dan fisiknya. Bayangan tersebut tidak dapat dilihat oleh orang lain,
hanya dirinya sendiri yang dapat melihat bayangan tersebut. Pasien
terkadang juga mengeluhkan mengecap rasa asin dan pahit walau tidak
sedang mengecap makanan atau minuman. Pasien tidak mengeluhkan
merasa ada yang meraba tubuhnya, dan juga tidak mengeluhkan mencium
bau-bauan seperti bau melati atau bau busuk tanpa ada sumber
stimulusnya.
Pasien yakin bahwa dirinya tidak disukai teman-teman kantornya,
teman kantornya membicarakan dirinya bahwa dirinya menderita
gangguan jiwa. Pasien juga meyakini bahwa teman kantornya membuat
atasannya tidak suka terhadap dirinya dan membuat pasien dikeluarkan
dari kantornya. Pasien tidak merasa ada yang mengontrol dirinya, tidak
merasa orang-orang dapat membaca isi pikirannya, pasien juga tidak
merasa pikirannya seperti ada yang menghisap sehingga menjadi kosong.
Pasien tidak merasa asing terhadap dirinya, terutama jika sedang berkaca.
Pasien juga tidak merasa lingkungannya ada yang berubah, atau berbeda.
Pasien tidak merasakan adanya keluhan gangguan tidur. Pasien dapat
tidur cepat, nyenyak tidak terbangun di tengah tidur, dan saat terbangun
pasien merasa segar. Pasien merasa, selama pengobatan penyakitnya ini,
membuat nafsu makannya meningkat, dan berat badannya bertambah.
Berat badan pasien bertambah 40 kg sejak pengobatan 10 tahun ini.
Pasien merasa keluhan-keluhannya ini sangat mengganggu dan
menyita pikirannya. Pasien merasa sangat tidak nyaman berada di
lingkungan kantornya, dan pasien takut diberlakukan pemutusan
hubungan kerja oleh atasannya. Untuk mengurangi beban pikirannya
pasien biasanya dapat bercerita kepada ibunya yang diyakini dapat
dipercayainya untuk berbagi keluh kesah Keluarga pasien mensuport
penuh terhadap masalah pasien dan kesembuhan pasien.
Pasien memiliki riwayat penyakit obesitas grade 2 yang telah
didiagosis oleh dokter penyakit dalam.
Pasien saat ini tinggal dirumah bersama dengan ibu, ayah, dan adiknya
dirumah milik keluarga. Pasien bekerja sebagai akuntan di perusahaan
swasta di Cengkareng. Kebutuhan ekonomi dan kehidupan sehari-hari
pasien dan keluarganya dirumah dari pekerjaannya sebagai akuntan dan
dari adiknya yang bekerja di bidang IT. Pasien merupakan pasien swasta.
Pasien mulai diberikan pertanyaan untuk mencari apakah terdapat
gangguan mental organik, yang dinilai dari fungsi kognitif, memori serta
orientasi. Pasien diberikan soal hitungan sederhana, 100 – 7 pasien
menjawab 93, kemudian 93 – 7 pasien menjawab 86, kemudian 86 – 7
pasien menjawab 79. Pasien menjawab dengan benar, menandakan fungsi
kognitif masih baik. Kemudian pasien diberi pertanyaan siapa presiden
Indonesia pertama, pasien menjawab Soekarno. Pasien diberikan
pertanyaan lagi apa ibukota Indonesia dan pasien menjawab Jakarta. Hal
ini menandakan pengetahuan umum pasien baik.
Pasien diberi pertanyaan untuk dinilai daya ingatnya. Untuk mengetes
daya ingat jangka panjang. Pertanyaan pertama dimanakah pasien sekolah,
pasien menjawab sekolah SD, SMP, SMA di Tangerang, dan kuliah di S1
Akuntansi Gunadarma. Untuk mengetahui daya ingat jangka menengah
pasien diberi pertanyaan kegiatan apa yang di lakukan saat Natal kemarin
pasien menjawab di rumah saja. Untuk mengetahui daya ingat jangka
pendek pasien diberi pertanyaan dengan dengan siapakah pasien berangkat
ke RSUP Persahabatan, dan pasien menjawab dengan ayahnya,
menggunakan mobil. Untuk mengetahui daya ingat segera pasien diberi 3
kata benda yaitu meja, jam, kursi, pasien dapat mengingat dan
mengulangnya dengan baik. Lalu pasien diberi pertanyaan sekarang
sedang berada dimana, waktunya pagi, siang atau sore hari, sedang
bersama siapa, dan sedang melakukan apa. Pasien menjawab sedang di
RSUP Persahabatan Poliklinik Jiwa, siang hari, sedang bersama dokter
dan koas, sedang berkonsultasi. Hal ini menandakan fungsi kognitif,
pengetahuan umum, daya ingat, orientasi waktu, orang, tempat, dan situasi
pasien masih bagus.
Pasien diberi pertanyaan lagi apakah pasien menggunakan NAPZA
atau zat psikoaktif lain selama 12 bulan terakhir, pasien menjawab pasien
tidak pernah mengonsumsi zat Psikoaktif apapun.
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya gangguan dalam penilaian
realita. Pasien terdapat keluhan mendengar suara-suara. Suara tersebut
berasal dari hatinya, yang sampai pada telinganya. Suara tersebut
terdengar untuk menyuruhnya membalas orang-orang yang sudah berbuat
jahat kepadanya. Pasien juga mengeluh sering melihat bayangan hitam.
Bayangan tersebut tinggi besar, berwarna hitam, namun tidak jelas wajah
dan fisiknya. Bayangan tersebut tidak dapat dilihat oleh orang lain, hanya
dirinya sendiri yang dapat melihat bayangan tersebut. Pasien terkadang
juga mengeluhkan mengecap rasa asin dan pahit walau tidak sedang
mengecap makanan atau minuman. Pasien tidak mengeluhkan merasa ada
yang meraba tubuhnya, dan juga tidak mengeluhkan mencium bau-bauan
seperti bau melati atau bau busuk tanpa ada sumber stimulusnya.
Pasien yakin bahwa dirinya tidak disukai teman-teman kantornya,
teman kantornya membicarakan dirinya bahwa dirinya menderita
gangguan jiwa. Pasien juga meyakini bahwa teman kantornya membuat
atasannya tidak suka terhadap dirinya dan membuat pasien dikeluarkan
dari kantornya. Pasien tidak merasa ada yang mengontrol dirinya, tidak
merasa orang-orang dapat membaca isi pikirannya, pasien juga tidak
merasa pikirannya seperti ada yang menghisap sehingga menjadi kosong.
Pasien tidak merasa asing terhadap dirinya, terutama jika sedang berkaca.
Pasien juga tidak merasa lingkungannya ada yang berubah, atau berbeda.
Pasien ditanya apakah pasien merasa sedih berlebihan seperti perasaan
murung, frustasi yang disertai perasaan kehilangan minat dan mudah lelah
selama 2 minggu ini. Pasien mengaku tidak mengalami rasa sedih yang
berlebihan selama 2 minggu terakhir. Pasien juga tidah pernah mengalami
kegembiraan yang berlebih. Pasien saat senang atau gembira hanya
sewajarnya saja, tidak ada aktifitas mental maupun psikomotor berlebihan.
Pasien kemudian ditanya mengenai adanya keluhan cemas. Pasien pernah
mengalami cemas namun tidak berlebihan. Keluhannya ini disertai dengan
meningkatnya nafsu makan, dan bertambahnya berat badan 40 kg dalam
10 tahun terakhir.
Menurut ibu pasien, pasien lahir normal. Semenjak kanak-kanak awal
dan akhir pasien hanya mempunyai banyak teman. Menurut ibunya,
tumbuh kembang pasien sama dengan anak seusianya. Status pendidikan
pasien, pasien merupakan tamatan S1. Ketika masa sekolah, Pasien tidak
pernah tinggal kelas, memiliki teman dan dapat mengikuti permainan
teman-teman sekolahnya. Pasien dapat bersosialisasi dan bekerja sama
dalam pekerjaan. Pasien belum menikah.
Pasien ditanyakan arti dari kiasan besar kepala. Arti kiasan tersebut
mampu diartikan dengan benar oleh pasien, sehingga dapat disimpulkan
daya abstraksi pasien baik. Pasien juga di beri pertanyaan jika melihat
seorang anak kecil sedang menyebrang apa yang akan dilakukan.
Kemudian pasien mengatakan akan membantunya. ini menandakan daya
nilai pasien masih baik.
Saat ditanyakan 3 harapan yang diinginkan pasien:
1. Diberi kesehatan
2. Diterima lingkungan pekerjaannya, masyarakat
3. Pasien ingin bahagia

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri


Pasien tidak ada riwayat gangguan psikiatri lain
2. Riwayat Gangguan Medik
Obesitas grade 2
3. Riwayat Penggunaan NAPZA
Tidak ada
4. Riwayat Gangguan Neuorologi
Pasien tidak ada riwayat cedera pada kepala.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal :
Normal
2. Riwayat masa kanak-kanak awal :
Pasien dapat bersosialisasi, tumbuh dan berkembang sama dengan anak
seusianya
3. Riwayat masa kanak-kanak akhir :
Pasien dapat bersosialisasi, tumbuh dan berkembang sama dengan anak
seusianya
4. Riwayat masa remaja :
Pasien memiliki beberapa teman dan dapat bersosialisasi dengan baik
5. Riwayat pendidikan :
Pendidikan terakhir pasien S1
6. Riwayat pekerjaan :
Pekerjaan sebagai akuntan
7. Riwayat pernikahan :
Belum menikah
8. Riwayat Beragama:
Pasien beragama Katolik
9. Hubungan dengan keluarga
Baik, keluarga mensuport kesembuhan dan pengobatan pasien.
10.Riwayat Keluarga:
Ibu dan sepupu pasien mengalami riwayat Psikosis
11. Situasi sosial sekarang:
Pasien perempuan, 34 tahun. Pasien tinggal dirumah keluarga sendiri bersama
adik dan ayah ibunya. Untuk ekonomi dan kebutuhan hidup sehari-hari pasien
dari pekerjaannya sebagai Akuntan. Pasien merupakan pasien swasta.
12. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya:
Keinginan pasien saat ini:
1. Diberi kesehatan
2. Diterima lingkungan pekerjaannya, masyarakat
3. Pasien ingin bahagia

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan usia 34 tahun, datang bersama ayahnya, ke RS Persahabatan.
Berpakaian rapih, sesuai usia, tenang dan sopan. Pasien perawakan gemuk.
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Kontak Psikis : Kontak psikis dan komunikasi baik
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Cara berpakaian : Baik, rapih
b. Cara berjalan : Pasien dapat berjalan tanpa bantuan
c. Aktivitas psikomotor: pasien kooperatif, menjawab pertanyaan dengan baik.
3. Pembicaraan
a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter, dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan jelas
b. Kualitas : Bicara spontan, volume rendah, artikulasi jelas, pembicaraan
terarah dan isi pembicaraan dapat dimengerti.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : disforik
2. Afek : terbatas
3. Keserasian : Mood dan afek sesuai
4. Empati : Pemeriksa tidak dapat merabarasakan apa yang dirasakan pasien
C. Fungsi Intelektual dan Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien adalah S1. Pengetahuan umum dan kemampuan
berhitung pasien baik.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik
dari awal sampai akhir. Pasien dapat menjawab hitungan aritmatika dengan
benar. Pasien juga dapat mengulang kembali 3 nama benda yang diucapkan
pemeriksa.
3. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat berobat yaitu siang
hari
b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di Rumah Sakit
Persahabatan
c. Personal : Baik, pasien mengetahui sedang berbicara dengan dokter
d. Situasi : Baik, pasien menyadari sedang berkonsultasi dengan dokter dan
tujuan datang adalah untuk berobat atas masalahnya
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih mengingat tentang kehidupannya dan jenjang
pendidikannya
b. Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien masih mengingat kegiatan saat natal kemarin.
c. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien masih ingat tadi pagi berangkat dengan ayahnya
d. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulang menyebutkan 3 kata yang disebutkan.
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengerti arti kiasan.
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien dapat mengerjakan sesuatu dan mengurus diri sendiri
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a. Halusinasi Auditorik : Ada
b. Halusinasi Visual : Ada
c. Halusinasi Taktil : Tidak Ada
d. Halusinasi Olfaktorik : Tidak Ada
e. Halusinasi Gustatorik : Ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
a. Depersonalisasi : Tidak ada
b. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan
b. Kontuinitas : Pasien menjawab semua pertanyaan dengan baik dan
kohern.
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan pikiran : terdapat waham berupa waham kejar, delusion of
reference
F. Pengendalian Impuls
Selama melakukan tanya jawab pasien tenang, kooperatif, tidak terdapat
gerakan involunter.
G. Daya Nilai
1. Nilai Sosial
Pasien dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang sekitar dengan
baik.
2. Uji Daya Nilai
Daya nilai pasien baik. Ketika pasien diberi pertanyaan jika ada anak kecil yang
ingin menyebrang, ia akan membantunya
3. Penilaian Realitas
Pasien memiliki gangguan menilai realitas berupa halusinasi auditori, visual,
dan gustatori.
H. Persepsi Pemeriksa terhadap Diri dan Kehidupan Pasien
Pasien menyadari bahwa ia merasa sakit dan membutuhkan pengobatan yang teratur.
I. Tilikan
Tilikan derajat 5. karena pasien menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan
dengan penyakitnya..

J. Taraf dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya karena pasien menjawab dengan konsisten terhadap pertanyaan yang
diberikan dari awal hingga akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
▪ Keadaan Umum/Kesadaran : Baik, compos mentis
▪ Tanda Vital
• TD : 130/90 mmHg
• Nadi : 86 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36 C
▪ Sistem Kardiovaskuler : Tidak ada kelainan
▪ Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada kelainan
▪ Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan
▪ Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
▪ Gangguan Khusus : Obesitas grade 2
B. Status Neurologis
▪ Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal
▪ Saraf Motorik : Kesan dalam batas normal
▪ Sensibilitas : Kesan dalam batas normal
▪ Susunan Saraf Vegetative : Tidak ada kelainan
▪ Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan
▪ Gangguan khusus : Tidak ada kelainan
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
a. Pasien usia 34 tahun datang untuk berobat.
b. Pasien mempunyai keluhan melihat bayangan hitam, mendengar suara, dan
mengecap rasa tanpa ada sumber stimulusnya
c. pasien juga meyakini bahwa dirinya tidak disukai teman-teman kantornya,
teman kantornya membicarakan dirinya. Pasien juga meyakini bahwa teman
kantornya membuat atasannya tidak suka terhadapnya dan membuat pasien
dikeluarkan dari kantornya
d. Pasien mengatakan keluhannya berkurang semenjak berobat ke Poliklinik Jiwa
RSUP Persahabatan
f. Mood pada pasien disforik dan afeknya terbatas, mood dan afek serasi
g. Kesadaran, orientasi, fungsi kognitif, pengetahuan umum, daya ingat jangka
panjang, pendek dan segera baik.
h. Pasien tidak konsumsi NAPZA, alkohol dan rokok selama 12 bulan terakhir.
i. Pasien memiliki gangguan dalam menilai realitas berupa halusinasi auditori,
visual, gustatory, dan gangguan isi pikir berupa waham kejar dan delusion of
reference
j. Pasien tidak mengalami sedih, frustasi, kehilangan minat, cepat lelah, dalam
dua minggu terakhir. Pasien juga tidak pernah mengalami kegembiraan yang
berlebihan serta aktivitas yang berlebihan
k. Saat remaja pasien tidak ada masalah dalam bersosialisasi. Pasien bisa bergaul
dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan serta tidak mempunyai musuh.
o. Pasien menempuh pendidikan sampai S1. Selama pendidikan pasein mampu
dalam menerima pelajaran sehingga tidak terdapat retardasi mental.
p. Pasien memiliki penyakit obesitas grade 2
q. Hubungan pasien dengan keluarga baik
r. Pasien tinggal di rumah pribadi bersama adik dan orangtuanya. Ekonomi
dan kebutuhan sehari-hari dari pekerjaannya sebagai akuntan. Pasien
merupakan ekonomi baik.
s. Pasien merupakan pasien swasta
t. Pada pasien ini gejala dan disabilitas ringan. Pasien dalam kondisi baik,
aktivitas sehari-hari pasien dapat dilakukan sendiri

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien
ini terdapat sekumpulan gejala atau perilaku yang menimbulkan penderitaan dan yang
berkaitan dengan dissabilitas, yaitu adanya gangguan cemas menyeluruh.
Berdasarkan hasil tersebut, pasien dikatakan menderita Gangguan Jiwa.
A. Diagnosis Aksis I
▪ Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak terdapat penyakit primer di
otak (intracerebral) atau sekunder di luar otak (ekstracerebral) yang
menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, fungsi
kognitif, daya ingat, konsentrasi serta orientasi yang masih baik, sehingga
pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0).
▪ Dari anamnesis didapatkan pasien tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA,
alkohol ataupun merokok selama 12 bulan terkahir . Maka dari itu pasien
bukan penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif
atau Alkohol (F.1).
 Dari hasil anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam
menilai realita berupa halusinasi auditorik, visual, gustatori dan waham kejar,
dan delusion of reference. Maka pasien merupakan penderita gangguan
psikotik (F2). Berdasarkan anamnesis pada pasien keluhan halusinasi dan
waham sudah dirasakan selama 10 tahun, (lebih dari satu bulan) maka pasien
ini merupakan penderita skizofrenia (F20). Pada pasien ini ditemukan adanya
halusinasi auditorik, visual, dan gustatori dan waham yang menonjol, maka
pasien merupakan penderita skizofrenia paranoid, saat ini pasien sedang
dalam masa pengobatan dan masih terdapat gejala halusinasi dan waham yang
menonjol, maka pasien menderita skizofrenia paranoid berkelanjutan
(F20.00)

B. Diagnosis Aksis II
▪ Pasien mampu berkomunikasi dengan baik, dapat bersosialisasi, memiliki
teman, pasien tidak memiliki kepribadian dan prilaku yang tidak fleksibel dan
maladaptif, sehingga pasien tidak menderita gangguan kepribadian.
Pendidikan terakhir pasien adalah S1. Selama pendidikan pasien mampu
menerima pelajaran dengan baik. Pasien tidak pernah tinggal kelas, dapat
mengikuti pelajaran seusianya, fungsi kognitif pasien baik, sehingga pada
pasien tidak terdapat gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat
gangguan kepribadian dan tidak terdapat gangguan retardasi mental, maka
diagnosis pada Aksis II adalah tidak ada diagnosis.

C. Diagnosis Aksis III


▪ Sebelumnya pasien telah didiagnosis dokter spesialis penyakit dalam menderita
obesitas grade 2. Maka diagnosis aksis III pada pasien adalah obesitas
grade 2.

D. Diagnosis Aksis IV
▪ Lingkungan kerja pasien membuat pasien tidak nyaman. Teman-teman pasien
tidak ramah kepada pasien, pasien merasa dibicarakan dan tidak disukai oleh
teman-temannya. Maka diagnosis aksis IV adalah lingkungan kerja pasien
yang tidak ramah.

E. Diagnosis Aksis V
▪ Pada pasien ini didapatkan gejala ringan, disabilitas sedangdalam fungsi yang
secaa umum masih baik. Maka pada aksis V didapatkan GAF scale 70-61.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
▪ Aksis I : Skizofrenia paranoid berkelanjutan
▪ Aksis II : Tidak ada diagnosis
▪ Aksis III : Obesitas grade 2
▪ Aksis IV : lingkungan kerja yang tidak ramah
▪ Aksis V : GAF Scale 70-61

VIII. DAFTAR PROBLEM


▪ Organobiologik : Obesitas grade 2
▪ Psikologis : Pasien mengalami skizofrenia paranoid berkelanjutan
▪ Sosio ekonomi : Ekonomi pasien cukup, kehidupan sehari-hari pasien dari
pekerjaannya sebagai akuntan, pasien merupakan pasien swasta.

IX. PROGNOSIS
A. Prognosis ke Arah Baik
• Pasien datang berobat atas keinginan sendiri
• Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh
• Pasien rutin minum obat
 Keluarga mensuport penuh terhadap kesehatan dan kesembuhan pasien

B. Prognosis ke Arah Buruk


• Gejala akan muncul jika pasien tidak meminum obat

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pada pasien ini adalah
▪ Ad Vitam : bonam
▪ Ad Functionam : dubia ad bonam
▪ Ad Sanationam : dubia ad bonam

X. TERAPI
A. Psikofarmaka :
Risperidon 2x3mg

B. Psikoterapi

•Edukasi mengenai penyakit pasien, mulai dari penyebab, gejala, dan upaya untuk
mengatasi permasalahan
 Edukasi pasien untuk meminum obat secara teratur, serta kontrol pada saat yang
sudah di jadwalkan, jika ada keluhan atau obat habis.
• Mendekatkan diri kepada Tuhan, rajin beribadah dan berdoa
• Ceritakan masalah-masalahnya kepada orang- orang yang menurut pasien
dapat dipercaya seperti ibunya atau keluarga yang lain
• Melakukan hal-hal yang disenangi seperti membuka internet, bernyanyi, tetap
aktif melakukan kegiatan, dan menjalankan perilaku hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013


2. Muslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. 2013
3. Muslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Jakarta. 2014

You might also like